Anda di halaman 1dari 7

KOMUNIKASI INTERPERSONAL/KONSELING (KIP/K)

A. Pengertian Komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/Konseling)


Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke
orang, bersifat 2 arah baik secara verbal maupun non verbal, dengan saling
berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar
individu dalam kelompok kecil (Purwoastuti, 2015).
Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap
dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonl, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu
seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang dihadapi, dan
menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut (Saifuddin,
Abdul Bari, 2001:39).
Menurut Rochman Natawidjaja, 1987 : 32, konseling adalah sebagai
hubungan timbal balik antara dua individu, dimana seseorang (konselor)
berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang
dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada
waktu yang akan datang.
Konseling kebidananan adalah pertolongan dalam bentuk wawancara
yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam,dan usaha
bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai
tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan
Tujuan konseling
1. Meningkatkan penerimaan informasi
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan,
berbicara, dan komunikasi non-verbal meningkatkan penerimaan
informasi oleh klien
2. Menjamin pilihan yang cocok
Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan
keadaan kesehatan dan kondisi klien.
3. Menjamin penggunaan yang efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana informasi
yang benar dan mengatasiinformasi yang keliru tentang cara tersebut.
Proses Komunikasi Interpersonal
Proses komunikasi interpersonal merupakan suatu proses dua arah,
lingkungan interaktif di mana pihak-pihak yang berkomunikasi saling
bertukar pesan secara verbal dan nonverbal. Dalam prosesnya, penerima
pesan menafsirkan pesan dari pengirim pesan sebelumnya dan
memberikan tanggapan dengan pesan yang baru.
Model komunikasi interpersonal memfokuskan kepada diri
individu masing-masing dan pesan saling dipertukarkan. Tidak ada
satupun dari unsur yang berdiri sendiri.
Langkah dalam Konseling
Pendahuluan
Langkah pendahuluan atau langkah pembuka merupakan kegiatan
menciptakan kontak, melengkapi data konseli untuk menentukan
penyebab masalah dan menemukan jalan keluar.
Bagian Inti/pokok
Bagian inti dalam konseling mencakup kegiatan mencari jalan keluar,
memilih salah satu jalan keluar yang tepat bagi konseli dan
melaksanakan jalan keluar.
Bagian Akhir
Bagian akhir kegiatan konseling merupakan kegiatan penyimpulan dari
seluruh aspek kegiatan dan pengambilan jalan keluar. Langkah ini
merupakan langkah penutupan dari pertemuan dan juga penetapan
untuk pertemuan berikutnyya.
B. Pendekatan KIP/K
Tiga pendekatan utama tentang pemikiran KIP berdasarkan :
1. Kompoonen-komponen utama
Bittner menerangkan KIP berlangsung bila pengirim menyampaikan
informasi berupa kata-kata kepada penerima dengan menggunakan
medium suara manusia (human voice)
Menurut Barnlund ciri-ciri mengenali KIP sebagai berikut:
a. Bersifat spontan
b. Tidak berstruktur
c. Kebetulan
d. Tidak mengejar tujuan yang direncakan.
e. Identitas keanggotaan tidak jelas.
f. Terjadi sambil lalu
2. Hubungan diadik
Hubungan diartikan KIP sebagaikomunikasi yang berlangsung antara dua
orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas. Untuk memahami
perilaku seseorang harus mengikuts ertakan paling tidak dua orang
peserta dalam situsi bersama.
Trenholm dan Jensen mendefinisikan KIP sebagai komunikasi antara dua
orang yang berlangsung secra tatap muka (komunikasi diadik) sifat
komunikasi ini adalah:
a. Spontan dan informal
b. Saling menerima feedback secara maksimal
c. Partisipan bersifat fleksibel
3. Efektifitas KIP
Menurut Kumar, lima ciri efektifitas KIP sebagai berikut:
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Dukungan
d. Rasa positif
e. Kesetaraan
C. Faktor Penghambat KIP/K
Menurut Saraswati, T.L., 2002 dalam bukunya yang berjudul komunikasi
efektif ibu selamat, bayi sehat, keluarga bahagia, faktor-faktor penghambat
KIP/K anatara lain:
1. Faktor individual
Orientasi kultural (keterikatan budaya) merupakan individual yang
dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi inimerupakan
gabungan dari:
a. Faktor fisik – kepekaan panca indra (kemampuan untuk melihat,
mendengar) usia dan gender.
b. Sudut pandang, nilai-nilai.
c. Faktor sosial, sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran
dalam masyarakat, status sosial, peran sosial.
d. Bahasa
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan interaksi
a. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi
b. Sikap terhadap interaksi
c. Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain
d. Sejarah hubungan
3. Fakto situsional
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi percakapan
kesehatan antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapn
antara polisi dengan pelanggar lalu lintas.
4. Kompetensi dalam melakukan percakapan
Agar efektif, suati interaksi harus menunjukkan perilaku kompeten dari
kedua pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komuniksi
adalah:
a. Kegagalan menyampaikan informasi penting
b. Perpindahan topik bicara yang tidak lancar
c. Salah pengertian.
Hal-hal penting (key point) dalam hubungan interpersonal

1. Ada berbagai sisi dalam suatu interaksi individu, verbal atau non
verbal. Bidan hendaknya menaruh perhatian betul tidak saja terhadap
tanda-tanda verbal, tetapi juga juga terhadap perilaku non verbal.
2. Tanda-tanda verbal dan non verbal yang bidan tunjukkan kepada klien
dapat mempunyai efek panjang terhadp apa yang ingin kita capai.
3. Jika kita mengharapkan klien untuk melakukan pemeriksan,
melahirkan dan mendapat asuhan kesehatan lainnya, kita pertama-
tama harus mendapat keprcayaan klien dan menunjukkan perhatian
terhadap klien.
4. Bidan harus introspeksi terhadap peilaku sendiri maupun perilaku
klien.

Indikator hubungan interpersonal yang positif


1. Menyambut klien dengan cara yang dapat diterima mereka
2. Ramah dan terbuka
3. Menyediakan waktu untuk mendengarkan mereka
4. Menjawab semua pertanyaan dengan benar/memuaskan
5. Tetap sabar meskipun klien menanyakan hal yang sama berulang-ulang
6. Sikap lain-lain yang memungkinkan untuk lebih berpartisipasiii dalam
asuhannya: percaya, memperhatikan, pengertian, saling menghormati, dan
kesediaan untuk membantu.
D. Pengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/K
1. Memahami diri sendiri
Pemahaman diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenal siapakah diri
kita, apakah persepsi anda dengan orang lain sama. Misalnya, mungkin
anda sudah merasa ramah, namun menurut orang lain belum,anda masih
galak dan lain-lain. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa
aku, apa kelemahanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku, dan
sebagainya. Pemahaman diri penting karena pekerjaan Bidan berhadapan
dengan berbagai pengalaman, dan kondisi biolgis, psikologis, sosiologi
dari kliennya.
2. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki konselor
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun
konselor dipengaruhi oleh 3 hal yaitu: aspek kognitif, psikomotorik, dan
afektif.
Pengetahuan yang harus dimiliki bidan tidak hanya pengetahuan
kebidanan saja tapi dalam semua bidang ilmu. Antara lain pengetahuan
tentang psikologis, kesehatan reproduksi, kebidanan dan kandungan,
keluarga berencana, kesehatan neonatus, bayi dan balita, ilmu sosial
budaya, pengetahuan tentang hubungan antar manusia, komunikasi
interpersonal, pengetahuan tentang konseling dan sebagainya.
Keterampilan yang dimiliki Bidan tentunya semua keterampilan
yang sesuai dengan kompetensi Bidan. Dalam komunikasi dan konseling
keterampilan yang harus dapat dikuasai Bidan adalah keterampilan dalam
melakukan komunikasi antara lain: terampil dalam membantu
memecahkan masalah yang dihadapi klien, terampil dalam melakukan
komunikasi interpersonal, terampil dalam menggunakan alat bantu visual
untuk pemberian informasi, terampil dalam mengatasi masalah genting
yang dihadapi klien, terampil membantu klien mengambil keputusan dan
sebagainya.
Adapun sikap yang sebaiknya dimiliki bidan adalah mempunyai
motivasi tinggi untuk membantu orang lain, bersikap ramah, sopan
santun, menerima klien apa adanya, empati terhadap klien membantu
dengan ikhlas, terbuka terhadap pendapat orang lain.
3. Pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K
Pentngna pemahaman diri adalah karena Bidan bekrja dengan melibatkan
banyak aspek,orang dan kondisi. Bidan perlu memahami baha setiap
orang mempunai bio-psiko-sosial-spiritual yang berbeda. Sehingga perlu
pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan berbagai karakteristik.
Bidan harus mampu memahami bagaimana menghadapi kecemasan,
kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan klien.bidan harus tahu
bagaimana dirinya sendiri bersikap sehingga ia tahu keterbatasan diri
sewaktu melayani klien. Bidan ang tidak memahami dirinya sendiri
kemungkinan akan mengalami kesulitan memahami apa yang dialami
klien. Misalnya tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut bidan, bidan
tidak akan dapat beromunikasi dengan baik, karena kurang dapat
menerima klien apa adanya.

Anda mungkin juga menyukai