Ini Karya Ilmiahnya
Ini Karya Ilmiahnya
Disusun oleh:
Arga Christian Roymansa (4)
Arvianty Nazila Nira Prawesty (5)
Gizha Adhira Salsabilla (11)
Kem Achmad Ichsani Rahadian (15)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun karya tulis ilmiah
yang berjudul “Pengaruh pH Air Terhadap Petumbuhan dan Perkembangan Tanaman Selada”
dengan lancar.
Karya tulis ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas biologi kelas XII semester 1.
Rasa terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat Ibu Dra. Neneng Heni Mardaleni
selaku pembimbing materi dalam penyusunan karya tulis ini, serta semua pihak yang telah
mendukung penyusunan karya tulis ini yang namanya tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Harapan kami semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh pH air pertumbuhan dan
perkembangan tanaman selada. Juga, diharapkan karya tulis ini dapat menjadi acuan atau
referensi untuk penulisan karya tulis selanjutnya.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik atau saran pembaca
demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa terdiri dari makhluk
hidup dan benda mati. Semua makhluk hidup maupun benda mati memiliki fungsi dan
manfaat yang berbeda-beda. Tuhan menciptakannya berbeda-beda karena Ia mengetahui
bahwa perbedaan itulah yang membuat dunia ini menjadi lebih indah. Keindahan alam
semesta beserta isinya patut disyukuri oleh kita. Dengan mensyukurinya maka hidup ini
akan mudah untuk dijalani.
Alam semesta merupakan suatu kesatuan hidup antara kondisi fisik sumber daya
alam seperti air, matahari, udara, mineral dengan makhluk hidup yang terkandung di
dalamnya. Dalam sebuah kehidupan terdapat interaksi antara lingkungan dengan
makhluk hidup. Bentuk interaksi yang terjadi adalah proses timbal balik yang kompleks.
Dan sudah menjadi hukum alam bahwa semua makhluk hidup harus saling berinteraksi
karena mereka tidak dapat hidup sendiri serta memiliki ketergantungan satu sama lain.
Pada hakikatnya alam tak pernah bisa dipisahkan dari manusia, sebagaimana
yang dapat kita amati di dalam kehidupan sehari-hari. Manusia memanfaatkan alam
disekitarnya seperti tumbuh-tumbuhan untuk dapat bertahan hidup. Tumbuh-tumbuhan
memiliki fungsi diantaranya yaitu sebagai pemberi oksigen, pencegah banjir, pencegah
longsor, juga sebagai bahan pangan, bahan bangunan, bahan untuk membuat pakaian dan
sebagai tanaman penyejuk. Manfaat tersebut menciptakan proses kehidupan yang lancar
serta menunjang kehidupan manusia dari generasi ke generasi selanjutnya.
1
Proses pertumbuhan dan perkembangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor tersebut terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan serta tidak pernah jauh dari kehidupan sehari-hari kita
yaitu air. Air adalah sumber energi makhluk hidup yang dapat menyokong segala
kehidupan di alam dan salah satu unsur vital yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Air
terdiri dari berbagai macam seperti air tanah, air hujan, air comberan, air laut dan masih
banyak lagi. Air sangat diperlukan selama siklus kehidupan tanaman mulai dari proses
pertumbuhan dan perkembangan sampai tanaman mati. Tanaman dapat tumbuh dengan
baik jika air yang diperlukan memiliki pH tertentu yang sesuai dengan kriteria
penanaman.
Oleh karena itu, kelompok kami melaksanakan penelitian ini untuk mengetahui
apakah tingkat keasaman atau pH suatu air dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan
dalam melakukan penanaman agar tumbuhan dapat hidup dengan baik. Serta untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran biologi yang dibimbing oleh Ibu Heni
Mardaleni.
2
1.4 Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya; variabel
bebas yaitu pH air, dan variabel terikat yaitu tanaman selada serta variabel terkontrol
yaitu cahaya matahari, media tanam dan metode tanam hidroponik.
1. Mengetahui salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman selada.
2. Mengetahui pH manakah yang dapat membuat tanaman selada tumbuh dan
berkembang dengan baik.
3. Menambah pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Memberikan pengetahuan bagi semua orang yang tertarik dalam bidang pertanian
untuk menggunakan pH yang tepat ketika menanam tumbuhan.
5. Sebagai bahan ajar dan referensi dalam bidang pendidikan.
6. Dapat menerapkan hasil penelitian dalam kehidupan sehari-hari.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang sangat dasar yang terjadi pada
tumbuhan. Pertumbuhan primer terjadi karena sel-sel pada jaringan meristem
melakukan pembelahan secara terus-menerus. Jaringan meristem terdapat pada ujung
akar dan ujung batang. Karena itu, pertumbuhan primer mempengaruhi ukuran akar
dan batang pada tumbuhan. Pertumbuhan primer diantaranya adalah pembentukan
lapisan epidermis, korteks, xilem primer, floem primer juga empelur.
Ujung akar : Sel-sel yang berkembang pada ujung akar membentuk jaringan-jaringan
penyusun akar seperti: epidermis, endodermis, korteks dan silinder pusat.
4
2. Pertumbuhan Sekunder
Pada xilem dan floem terdapat sel-sel kambium yang membelah aktif. Sel
kambium yang membelah ke dalam akan membentuk xilem sekunder sedangkan yang
membelah ke luar membentuk floem sekunder. Pertumbuhan sekunder ini biasanya
dipengaruhi oleh musim. Aktivitas kambium akan meningkat pada musim penghujan
dan menurun pada musim kemarau.
Pertumbuhan primer dan sekunder ini akan terus berlangsung selama tumbuhan
tersebut masih hidup.
Pertumbuhan pada tumbuhan pun tidak luput dari beberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan dibagi menjadi 2, yaitu
1. Faktor Internal
Auksin: dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar pada tumbuhan dan berperan dalam
proses pemanjangan sel dan merangsang kambium untuk membentuk xilem dan floem.
Selain itu, Auksin pun berfungsi untuk pertumbuhan buah dan diferesiasi sel.
5
Giberelin: berfungsi dalam merangsang pembentukan serbuk sari dan membuat tumbuhan
menjadi besar. Sangat berpengaruh dalam pertumbuhan akar, daun, bunga serta buah.
Gas Etilen: berfungsi untuk mempercepat pemasakan buah mentah juga membantu dalam
penembalan batang.
Kalin: terbagi menjadi 4 bagian yaitu Rizokalin yang berfungsi untuk merangsang
pembentukan akar, Kaukalin yang bersungsi untuk pertumbuhan batang, Filokalin yang
berfungsi untuk pembentukan daun dan Antokalin yang berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan bunga.
Asam Traumalin: berfungsi untuk memperbaiki jaringa yang luka pada akar atau batang.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah materi lain selain tumbuhan itu sendiri yang berdampak
pada tumbuhan tersebut. Beberapa di antaranya adalah:
a) Nutrisi
b) Cahaya Matahari
6
Makanan yang dihasikan dalam proses fotosintesis inilah yang membantu
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Respon tumbuhan pada cahaya
matahari mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan tersebutyang dikontrol oleh pigmen
bernama fitokrom.
c) Suhu
Suhu di mana tumbuhan itu berada dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Cara
tumbuhan bertahan hidup akan suhu yang tidak tetap adalah dengan mengatur proses
penguapan yang terjadi pada daun. Jika suhu tinggi, tumbuhan akan meningkatkan
proses penguapan dan menurunkannya ketika suhu rendah.
d) Kadar Air
Air memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan. Airlah yang mengatur laju pada proses fotosintesis dan mengedarkan
hasilnya pada seluruh bagian tubuh sel tumbuhan.[1]
Istilah “pH” pertama kali dijelaskan oleh ahli biokimia Denmark, SPL Sorensen pada
tahun 1909. pH adalah singkatan untuk “kekuatan hidrogen” di mana “p” adalah
singkatan kata Jerman untuk kekuasaan, potenz, dan H adalah simbol unsur untuk
hidrogen. H dikapitalisasi karena standar untuk memanfaatkan simbol unsur. Singkatan
ini juga diberlakukan di Perancis, dengan pouvoir hidrogen menerjemahkan sebagai
“kekuatan hidrogen”.[2]
7
kasus itu adalah pendekatan yang sangat baik, tapi itu benar hanya untuk 25oC. Jika
peningkatan suhu di atas 25oC, pH larutan netral akan menurun di bawah 7. Dan jika
penurunan suhu di bawah 25 derajat celcius, nilai pH akan meningkat di atas 7.[2]
Air asam memiliki pH kurang dari 7 dan air basa lebih dari 7. Setiap angka ini
menggambarkan perubahan derajat asam/basa sebesar 10-kali lipat. Jadi air dengan pH
lima sepuluh kali lipat lebih asam daripada air dengan pH enam.[3] Asam klorida atau
asam muriatic adalah larutan yang sangat kaustik yang duduk di ujung ekstrim dari skala
asam. Bahan kimia ini sering digunakan untuk menurunkan pH air yang sangat basa,
seperti dalam pengobatan kolam renang dan akuarium. Hanya sejumlah kecil asam
klorida yang diperlukan, relatif terhadap jumlah air yang dirawat.
Asam rendah pada skala antara 1,5-2,0 adalah asam lambung, atau asam lambung
yang membantu kita mencerna makanan. Cola termasuk dalam kisaran 2,5, bahkan lebih
asam dari cuka sekitar 3,0. Mungkin juga mengejutkan untuk mengetahui bir yang
sedikit lebih asam daripada hujan asam, dan kopi hanya sedikit kurang asam.
Air murni memiliki pH netral dan air liur manusia melayang dekat dengan netral,
sementara darah kita adalah sedikit basa. Air laut berada pada skala antara 7,7 dan 8,3,
dan produk-produk seperti sabun tangan, amonia dan pemutih skor tinggi pada skala basa
berjalan antara 9,0-12,5. Sangat basa adalah baking soda atau sodium bikarbonat sering
digunakan untuk meningkatkan basa air asam.
Para penggemar aquarium sangat bergantung pada pengukuran yang tepat terkait
untuk ikan menjaga tetap sehat. Tubuh besar air seperti danau dan lautan memiliki
fluktuasi pH yang sangat kecil, sehingga ikan tidak toleran terhadap fluktuasi asam basa.
Tanaman yang membusuk, sisa makanan ikan dan bahkan limbah ikan semua memiliki
kecenderungan untuk menciptakan keasaman dalam akuarium, sedangkan beberapa jenis
batu dan kerang dapat terus melepaskan sejumlah jejak kalsium, meningkatkan
alkalinitas.
Karena perlakuan kimia air dan faktor-faktor lainnya, air keran di banyak kota-kota
besar di seluruh Amerika Serikat cenderung basa dengan pH mendekati 8,0. Meskipun
minum air keran dengan alkalinitas tidak berbahaya, menurunnya kualitas air keran
8
selama bertahun-tahun telah menghasilkan banyak orang memilih untuk menyaring
keran atau filter untuk menghilangkan klorin, chloramin, pestisida dan zat lainnya. Filter
ini tidak mengubah pH air.[4] Kadar pH dalam air sangat dipengaruhi oleh kandungan
kimia di dalamnya. Oleh karenanya, pH sering digunakan sebagai indikator apakah air
tersebut mengalami perubahan kimiawi atau tidak. Kadar pH dapat diubah yaitu dengan
menggunakan garam asam dan garam basa. Larutan buffer adalah salah satu produk yang
banyak dijual di pasaran, karena sudah banyak dimanfaatkan untuk menaikkan atau
menurunkan kadar asam atau basa suatu larutan.[5]
2.pH meter
9
3.TDS Meter
TDS meter ini begitu tepat apabila digunakan untuk mesin pengolah air minum,
sehingga TDS air yang diolah senantiasa terjaga kualitasnya karena dapat dipantau
dengan mudah. Alat pengukur pH air ini bisa mengukur jumlah padatan yang terlarut
dalam air dengan satuan mg/L (ppm) yang ditampilkan berupa angka digital.[6]
Selada (Lactuca sativa) adalah tumbuhan sayur yang biasa ditanam di daerah beriklim
sedang maupun daerah tropika. Kegunaan utama adalah sebagai salad.
Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan untuk memperoleh tanaman yang tidak
berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak menyebar, tidak bergetah, dan tidak
pahit. Aspek lain meliputi tunas liar lebih sedikit, daun lebar dan besar, dan membentuk
kepala. Selada yang membentuk kepala adalah tanaman yang dibudidayakan agak lebih
kini, yang pertama kali dinamakan sebagai "selada kubis" pada tahun 1543.
10
Ada empat kelompok budidaya selada:
1.capitata, selada kepala renyah (crisphead, iceberg) dan kepala mentega (butterhead)
Sinar matahari atau cahaya matahari merupakan salah satu dari beberapa unsur
kehidupan. Tanpa adanya cahaya atau sinar matahari, kita tidak akan dapat hidup. Bisa
kita bayangkan sendiri Bumi tanpa cahaya matahari seperti apa. Selain akan selalu gelap,
bumi juga akan selalu dingin. Dinginnya bumi akan membuat makhluk hidup tidak dapat
tumbuh, misalnya tanaman. Jika tanaman tidak dapat hidup maka binatang dan manusia
juga tidak akan dapat hidup. Selain sebagai penunjang kehidupan sebagai penghangat
suhu Bumi, sinar matahari juga memiliki manfaat lainnya.
11
Manfaat sinar matahari antara lain sebagai berikut:
2.5 Hidroponik
2. Tidak perlu lahan yang luas sebab penggunaan hidroponik hanya menggunakan lahan
kecil meskipun jumlah tanaman berjumlah banyak
3. Proses perawatan lebih ramah lingkungan sebab tidak perlu menggunakan obat hama
atau pestisida
4. Hidroponik tidak merusak tanah sebab media penanam sama sekali tidak
menggunakan tanah.[9]
12
2.6 Rockwool
Rockwool merupakan salah satu media tanam yang banyak digunakan oleh para
petani hidroponik. Media tanam ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan media
lainnya terutama dalam hal perbandingan komposisi air dan udara yang dapat disimpan
oleh media tanam ini.
Rockwool pertama kali dibuat pada tahun 1840 di Wales oleh Edward Parry, namun
karena massa jenis yang ringan dan kondisi penyimpanan yang tidak baik, tiupan angin
yang sedikit dapat menerbangkan rockwool yang telah diproduksi dan membahayakan
lingkungan kerja. Sehingga produksi ketika itu harus dihentikan.
Rockwool terbuat dari bebatuan, umumnya kombinasi dari batuan basalt, batu kapur,
dan batu bara, yang dipanaskan mencapai suhu 1.600 derajat Celcius sehingga meleleh
menjadi seperti lava, dalam keadaan mencair ini, batuan tersebut disentrifugal
membentuk serat-serat. Setelah dingin, kumpulan serat ini dipotong dengan ukuran yang
sesuai dengan kebutuhan.
Rockwool digunakan sebagai media tanam hidroponik yang mampu menyerap banyak
pupuk cair sekaligus udara yang membantu pertumbuhan akar dalam penyerapan unsur
hara, mulai dari tahap persemaian sampai pada fase produksi. Keunggulan pemanfaatan
rockwool sebagai media tanam yaitu:
1) Ramah lingkungan
Namun karena terbuat dari bebatuan yang biasanya mengandung mineral alkali dan
alkali tanah dalam jumlah besar, pH dari rockwool cenderung tinggi bagi beberapa jenis
tanaman (antara 7.8 hingga 8.0) sehingga dibutuhkan perlakuan khusus sebelum
dijadikan media tanam atau dengan memanfaatkan pupuk yang bersifat asam.
13
Selain sebagai media tanam, rockwool juga digunakan sebagai insulasi termal dan
penyerap suara yang baik. Tergantung dari asal bahannya, temperatur yang dapat
diterima oleh rockwool sebelum meleleh[10]
Catatan kaki :
1. https://dosenbiologi.com/tumbuhan/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan
2. https://tatangsma.com/2015/05/pengertian-ph-dan-rumus-ph.html
3. https://id.wikipedia.org/wiki/PH
4. https://usaha321.net/pengertian-ph.html
5. https://kabartani.com/apa-ph-itu-apakah-ph-air-penting-bagaimana-cara-merubah-
kadar-ph.html
6. https://www.semuaikan.com/pengertian-ph/
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Selada
8. https://ilmugeografi.com/astronomi/penyinaran-matahari
9. https://sentrabudidaya.com/panduan-cara-menanam-hidroponik/
10. https://id.wikipedia.org/wiki/Rockwool
14
2.7 Kerangka Pikiran
15
b) pH larutan nutrisi hidroponik diatas 7.0 (basa)
Berbanding terbalik dengan larutan nutrisi yang bersifat asam, pada larutan nutrisi
yang bersifat basa (pH diatas 7.0) jumlah ion OH- lebih tinggi daripada jumlah ion
H+. Pada larutan nutrisi hidroponik yang bersifat basa unsur hara mikro seperti
tembaga, mangan, seng dan besi akan terikat secara kimiawi sehingga tidak dapat
diserap oleh akar tanaman. Akibatnya tanaman mengalami defisiensi unsur hara,
pertumbuhannya kerdil dan cepat mati.
Pada larutan nutrisi yang bersifat netral ion H+ dan ion OH- memiliki jumlah yang
seimbang sehingga tidak ada pengikatan unsur hara makro maupun unsur hara mikro.
Pada kondisi seperti ini tanaman hidroponik dapat tumbuh dan berproduksi dengan
maksimal, usia tanaman juga lebih panjang atau maksimal sesuai dengan jenis
tanamannya. Pada larutan nutrisi yang bersifat netral unsur hara makro dan unsur hara
mikro dapat diserap oleh akar tanaman secara sempurna, sehingga kebutuhan
makanan dapat terpenuhi dengan baik.
Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkab perubahan pH larutan nutrisi
hidroponik diantaranya :
a) Proses Fotosintesis
Proses fotosintesis pada tanaman terjadi ketika ada cahaya atau sinar
matahari. Proses tersebut terjadi pada pagi hari hingga siang hari, pada saat itu
tanaman memproduksi dan menyimpan makanan (nutrisi) dalam bentuk gula
dan pati. Makanan atau nutrisi dibutuhkan oleh tanaman untuk membentuk
sel-sel dinding dan pertumbuhan. Tanaman juga menghasilkan oksigen dengan
menyerap air dari akar dan karbon (CO2) dari udara. Dampak dari proses
fotosintesis tersebut adalah perubahan (swing) pH kearah alkalis (basa) atau
pH naik. Naiknya pH terjadi karena proses fotosintesis ketika ada cahaya,
bukan karena suhu/temperatur larutan nutrisi yang naik pada siang hari. pH
naik adalah dampak dari proses fotosintesis dimana pada saat tersebut tanaman
membutuhkan banyak air,membutuhkan karbon, melepaskan oksigen,
memproduksi makanan dan menyimpan energi.
16
b) Respirasi
c) Media tanam
Yang terakhir adalah pengaruh media tanam. Setiap jenis media tanam
memiliki nilai pH yang berbeda-beda. Misalnya adalah rockwool, rockwool
baru yang belum pernah dipakai memiliki nilai pH yang cukup tinggi atau
bersifat basa. Sebelum digunakan rockwool harus dinetralisir atau diturunkan
pH nya terlebih dahulu. Caranya adalah dengan merendam rockwool baru
menggunakan air selama kurang lebih 24 jam. Air yang digunakan untuk
menetralisir rockwool adalah air yang memiliki pH stabil (5,5) air suling
misalnya air tetesan AC. Namun hal ini tidak berlaku untuk semua jenis
rockwool, rockwool yang memiliki kualitas tinggi memiliki pH yang stabil.
Rockwool kualitas tinggi dibuat dari batuan basaltik (diabas) yang memiliki
keseimbangan mineral yang lebih baik, tahan terhadap reaksi kimia dan non-
reaktif.[1]
Catatan kaki :
1. https://mitalom.com/pengaruh-ph-larutan-nutrisi-pada-tanaman-hidroponik/
17
2.8 Hipotesis
Hipotesis yang kami buat berdasarkan teori diatas adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh pH air terhadap pertumbuhan tanaman selada adalah semakin normal pH air
yang digunakan (mendekati 7) maka pertumbuhan tanaman akan semakin optimal.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
19
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah:
Alat:
1. Wadah
2. Pisau
3. Tusuk gigi
4. Penggaris
Bahan:
1. Rockwool
2. Benih tanaman Selada
3. Larutan Jeruk
4. Air kelapa
5. Air aqua
6. Air keran
7. Larutan sunlight
20
3.6 Tabel Data Penelitian
Pertumbuhan panjang tanaman dengan
Hari Larutan Air Air Air Larutan
jeruk kelapa aqua keran sunlight
Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5
Ke-6
Ke-7
Ke-8
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN
22
KELOMPOK A KELOMPOK B KELOMPOK C
(air jeruk) (air kelapa) (air aqua)
KELOMPOK D KELOMPOK E
(air keran) (air sunlight)
Hal-hal yang kami perhatikan saat penelitian berlangsung adalah tinggi tanaman,
kecepatan tumbuh, dan rockwool/media tanam. Selain itu, kami menyadari bahwa di
dalam air jeruk, air kelapa, dan air sunlight juga memiliki zat terlarut yang akan
memengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data
yang akurat kami mengambil foto benih-benih selada tersebut bersama rockwoolnya
setiap hari dan mengukur pertumbuhan tingginya menggunakan penggaris. Kami lakukan
hal ini sampai kami mendapatkan 8 data pertumbuhan dan perkembangan tanaman selada.
23
4.2 Hasil Penelitian
24
4.3 Analisis Data
Dari pengamatan tersebut dapat dianalisis bahwa benih selada tidak dapat tumbuh
dengan air jeruk yang ber-pH 4. Dapat dilihat juga rockwool mengalami oksidasi akibat
dari asam air jeruk sehingga oksigen yang masuk ke rockwool terhambat dan rockwool
mengeras serta mengkerut. Bau busuk yang dikeluarkan oleh rockwool tersebut juga
disebabkan oleh air jeruk yang dibiarkan di tempat terbuka.
25
Tanaman selada dengan air kelapa:
Dari pengamatan diatas dapat dianalisis bahwa benih selada tidak mengalami
perkecambahan karena air kelapa memiliki pH yang lebih rendah dari batas normal, yang
membuat tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan tetapi membuat rockwool menghitam
dan berbau.
26
Dari pengamatan diatas dapat dianalisis bahwa air Aqua efektif untuk pertumbuhan
tanaman selada. Air aqua memiliki pH sebesar 5,5 yang sesuai dengan pertumbuhan
normal tanaman selada.
Dari pengamatan diatas dapat dianalisis bahwa benih selada dapat tumbuh dengan
baik di air keran serta mengalami perpanjangan yang signifikan dibandingkan dengan
menggunakan air yang lain. pH air keran dapat mempercepat proses pertumbuhan
tanaman selada.
27
Tanaman selada dengan air sunlight:
Dari pengamatan tersebut dapat dianalisis bahwa pada awalnya benih selada
mengalami pertumbuhan yang sangat lambat. Kemudian benih selada terbelah menjadi
dua dan berhenti mengalami pertumbuhan. Dan dapat dilihat rockwool yang terkena air
sabun masih dalam kondisi yang baik.
28
4.4 Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas, hal-hal yang dibahas adalah mengapa dan bagaimana
pertumbuhan dan perkembangan tanaman selada dapat berlangsung dengan baik atau
tidak berlangsung baik maupun tidak berlangsung sama sekali.
Air jeruk mempunyai sifat asam dengan pH sebesar 4 dan mempunyai zat-zat terlarut
di dalamnya yang mendukung sifat asam tersebut. Karena sifat asam tersebut, maka pada
saat disiramkan ke rockwool, rockwool lama-kelamaan akan mengalami oksidasi, yaitu
terhambatnya oksigen yang masuk ke dalam rockwool. Sehingga rockwool tidak
mendapatkan oksigen untuk pertumbuhan tanaman selada.
Air kelapa, pertumbuhan tanaman selada dengan air kelapa pun juga berakhir sama
dengan pemberian air jeruk. Hanya saja, karena air kelapa tidak seasam air jeruk, yaitu
dengan pH sebesar 5, maka oksidasi pada rockwool air kelapa tidak secepat pada
rockwool air jeruk.
Air aqua, pertumbuhan tanaman selada dengan air aqua berlangsung dengan baik.
Dari tabel, pertambahan tinggi tanaman selada terus meningkat drastis hingga hari ke-6.
Pada hari ke-6, pertambahan tinggi selada menurun menjadi hanya 2 mm. Tetapi pada
hari tersebut, tanaman selada mulai memekarkan kedua helai daun pertamanya.
Air aqua memiliki sifat cukup asam dengan pH sebesar 5,5. Walaupun cukup asam,
air aqua tidak memiliki zat-zat terlarut didalamnya. Sehingga rockwool pun tidak
mengalami oksidasi. Dengan demikian, tanaman selada dapat tumbuh dengan baik hingga
memiliki dua helai daun kecil.
29
Air keran, pertumbuhan tanaman selada dengan air keran juga berlangsung dengan
baik seperti dengan air aqua. Tetapi, pertumbuhan tanaman selada dengan air keran lebih
cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan air aqua. Tanaman dengan air keran lebih
tinggi 5 mm daripada tanaman dengan air aqua pada hari ke-6. Dan berdasarkan
pengamatan, daun tanaman dengan air keran lebih lebar dibandingkan tanaman dengan air
aqua.
Air keran memiliki sifat cukup basa dengan pH sebesar 8. Sama seperti air aqua, air
keran juga tidak memilki zat-zat yang terkandung didalamnya. Dan rockwool pun juga
tidak mengalami oksidasi. Oleh karena itu, tanaman selada dengan air keran dapat
tumbuh dengan baik.
Dan yang terakhir, air sunlight. Pertumbuhan tanaman selada dengan air sunlight
berlangsung tidak baik. Pada hari ke-4, tanaman hanya dapat tumbuh 1 mm. Pada hari ke-
6, pertumbuhan tanaman selada mencapai 3 mm. Selanjutnya tanaman tersebut berhenti
tumbuh.
Air sunlight bersifat basa dengan pH sebesar 8 sama dengan air keran. Walaupun
memiliki pH yang sama, air sunlight tidak membuat tanaman selada tumbuh optimal. Hal
tersebut dikarenakan oleh zat-zat terlarut yang dimiliki air sunlight. Zat-zat tersebut
mempengaruhi pertumbuhan tanaman selada. Sehingga tanaman tersebut tidak dapat
tumbuh secara optimal.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa air jeruk dan air kelapa tidak
dapat mendukung proses pertumbuhan tanaman selada karena memiliki pH < 6 dan
bersifat asam dimana unsur hara terikat secara kimiawi serta tidak dapat diserap sehingga
tanaman selada tidak mengalami perkecambahan. Walaupun air keran dan air sunlight
memiliki pH yang sama yaitu 8, air sunlight justru memberhentikan proses pertumbuhan
karena dalam air sunlight terdapat partikel zat selain H2O yang bersifat racun serta
menghambat proses pertumbuhan bagi tanaman. Sedangkan air keran dan air aqua
memiliki pH yang baik serta unsur hara yang diperlukan bagi proses pertumbuhan
tanaman.
30
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pada suasana asam tanaman tidak dapat tumbuh karena rockwool mengalami
oksidasi yang menyebabkan rockwool tidak dapat menyerap O2. Pada suasana netral
rockwool dapat menerima air tersebut sekaligus udara untuk pertumbuhan tanaman.
Pada suasana basa benih selada berubah menjadi kehitaman dikarenakan sifat basa air
yang tidak dapat diterima oleh benih selada.
31
Daftar Pustaka
https://bintangdanlangit.wordpress.com/2014/08/29/laporan-penelitian-biologi-pengaruh-ph-
terhadap-pertumbuhan-kecambah-kacang-hijau/
https://dosenbiologi.com/tumbuhan/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan
https://tatangsma.com/2015/05/pengertian-ph-dan-rumus-ph.html
https://id.wikipedia.org/wiki/PH
https://usaha321.net/pengertian-ph.html
https://kabartani.com/apa-ph-itu-apakah-ph-air-penting-bagaimana-cara-merubah-kadar-
ph.html
https://www.semuaikan.com/pengertian-ph/
https://id.wikipedia.org/wiki/Selada
https://ilmugeografi.com/astronomi/penyinaran-matahari
https://sentrabudidaya.com/panduan-cara-menanam-hidroponik/
https://id.wikipedia.org/wiki/Rockwool
https://mitalom.com/pengaruh-ph-larutan-nutrisi-pada-tanaman-hidroponik/
32
Lampiran 1. Rancangan Percobaan
1. Rumusan Masalah
a. Apa pengaruh pH air terhadap pertuimbuhan dan perkembangan tanaman selada?
b. Mengapa pH air dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
selada?
2. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh pH air terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
selada.
b. Mengetahui alasan pH air dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman selada.
3. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas: pH air
b. Variabel terikat: tanaman selada
c. Variabel terkontrol: cahaya matahari, media tanam dan metode tanam hidroponik
4. Langkah Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Memotong rockwool menjadi 15 bagian kecil.
c. Melubangi setiap 1 bagian rockwool dan mengisi lubang tersebut dengan benih
selada.
d. Memisahkan 15 bagian rockwool tersebut menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 3
rockwool.
e. Menyiram tumbuhan selada dengan pH air yang berbeda pada setiap kelompok.
f. Menempatkan semua kelompok tanaman selada pada tempat yang teduh.
g. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman setiap hari
h. Mencatat hasil pengamatan
33
5. Metode Penelitian
Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara
deskriptif dengan cara mengukur tinggi dan kecepatan pertumbuhan serta
perkembangan tanaman.
34
HASIL EKSPERIMEN
No Gambar Keterangan
2
Hari Ke-2 (0 mm)
3
Hari Ke-3 (7 mm)
Biji selada sudah berkecambah. Tumbuh
akar sepanjang 7 mm, mengangkat biji
selada ke atas.
4
Hari Ke-4 (15 mm)
35
5
Hari Ke-5 (21 mm)
6
Hari Ke-6 (25 mm)
7 ‘
Hari Ke-7 (25 mm)
36
2. Tanaman selada dengan air aqua
No Gambar Keterangan
2
Hari Ke-2 (0 mm)
3
Hari Ke-3 (3 mm)
4
Hari Ke-4 (7 mm)
5
Hari Ke-5 (13 mm)
37
6
Hari Ke-6 (20 mm)
7
Hari Ke-7 (22 mm)
38
3. Tanaman selada dengan air sunlight
No Gambar Keterangan
2
Hari Ke-2 (0 mm)
3
Hari Ke-3 (0 mm)
4
Hari Ke-4 (1 mm)
5
Hari Ke-5 (2,5 mm)
39
6
Hari Ke-6 (3 mm)
7
Hari Ke-7 (3 mm)
40
4. Tanaman selada dengan air jeruk
No Gambar Keterangan
2
Hari Ke-2 (0 mm)
3
Hari Ke-3 (0 mm)
4
Hari Ke-4 (0 mm)
5
Hari Ke-5 (0 mm)
Rockwool mulai mengeras dan terlihat
tidak adanya tanda-tanda kehidupan pada
benih selada.
41
5. Tanaman selada dengan air kelapa
No Gambar Keterangan
2
Hari Ke-2 (0 mm)
3
Hari Ke-3 (0 mm)
4
Hari Ke-4 (0 mm)
5
Hari Ke-5 (0 mm)
42
Lampiran 3.
43