id/4-strategi-pintar-dan-ampuh-untuk-komplain-pelayanan-bank-dan-
lembaga-keuangan-lainnya/
Ada strategi khusus untuk menghadapai masalah komplain pelayanan bank dan
lembaga keuangan lain gak digubris. Daripada ngomel-ngomel, mending kita
lakukan sejumlah langkah berikut ini:
1. Melapor ke OJK
OJK alias Otoritas Jasa Keuangan telah meluncurkan konsep Trackable dan Traceable
untuk menyelesaikan perselisihan antara nasabah dan bank atau lembaga keuangan
lain. OJK adalah lembaga negara yang berwenang mengawasi dan menindak
lembaga keuangan di Indonesia.
Dalam konsep ini, ada lima cara yang bisa ditempuh, yakni:
1.) Menulis surat kepada Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan
Konsumen. Alamatnya Menara Radius Prawiro Lantai 2, Kompleks Perkantoran Bank
Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2, Jakarta Pusat.
Kalau mau komplain ke OJK gak perlu datang langsung ke kantornya, apalagi bawa massa pasukan
nasi bungkus
2.) Menghubungi via telepon ke (021)500655. Line telepon ini dibuka pada Senin-
Jumat setiap pukul 08.00-17.00 WIB.
2. Mengadu ke YLKI
1.) Menelepon (021) 7981858. Tapi pengaduan lewat telepon hanya akan mendapat
nasihat atau saran dari YLKI. Kalau menginginkan tindak lanjut, kita harus mengirim
surat pengaduan resmi ke YLKI.
2.) Menulis surat pengaduan resmi yang memuat kronologi kejadian ke alamat Jl
Pancoran Barat VI No. 1 Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, 12780,. Di dalam surat
itu harus ada:
Identitas dan alamat lengkap konsumen
Barang bukti
Fotokopi dokumen pelengkap lain (misalnya surat perjanjian)
Dalam proses pengaduan lewat surat ini ada beberapa langkah yang harus dilalui:
a.) YLKI akan melihat surat yang masuk. Tiap surat pengaduan, YLKI memberi label
yang dipilih-pilih dalam tiga kategori, yaitu:
Untuk ditindaklanjuti
Bukan sengketa konsumen
Bukan skala prioritas
b.) Jika termasuk kategori untuk ditindaklanjuti, YLKI akan melakukan seleksi
administrasi.
c.) Setelah surat dinyatakan lolos seleksi administrasi, YLKI akan berkirim surat ke
pihak yang diadukan untuk meminta konfirmasi kebenaran kasus pengaduan. Dalam
proses ini kadang sudah tercapai solusi yang disepakati kedua pihak.
d.) Kalau dalam proses tersebut tak terjadi kesepakatan, YLKI akan mencari mediator
yang menguasai permasalahan yang diadukan.
e.) Kedua pihak yang bersengketa akan dipertemukan dan diminta menjelaskan versi
masing-masing. Mediator akan membantu menengahi hingga terjadi kesepakatan
damai.
Jika sudah mengadu ke OJK dan YLKI tapi tak kunjung mendapat penyelesaian, kita
bisa juga menulis surat pembaca di media massa. Pilih media yang berlevel nasional
agar terjangkau lebih banyak orang.
Tapi harus diingat bahwa surat itu harus berfokus pada bagaimana menyelesaikan
masalah yang dihadapi, dan tidak secara sengaja dibuat untuk menjatuhkan nama
lembaga keuangan yang sedang bermasalah dengan kita. Sebab risikonya kita bisa
dituntut karena mencemarkan nama baik lembaga itu.
Jika komplain kita memang memakan waktu cukup lama di bank, baru laporkan ke
lembaga-lembaga tadi. Kalau laporan di lembaga itu juga lama prosesnya,
setidaknya kita sudah berusaha. Daripada diam saja pasrah menerima pelanggaran
hak.
Mungkin saja pengaduan kita ada di urutan ke 100 dari 1.000 pengaduan. Sebab
bukan tak mungkin ada banyak pengaduan yang ditangani lembaga-lembaga
tersebut dalam satu waktu.
Toh, pengaduan ini bisa menjadi pelajaran bagi diri sendiri dan orang lain. Terutama
buat menyehatkan industri keuangan. Dengan adanya komplain pelayanan bank dan
lembaga keuangan lain, diharapkan kinerja lembaga-lembaga tersebut bisa
meningkat. Amin!