Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat.
Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah
tentang “Perencanaan”. Guna memenuhi tugas mata kuliah SISTEM INFORMASI AKUNTANSI.
Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan maklah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karen itu, Penulis
mengharapkan saran dan kritik membangun yang dtunjukan demi kesempurnan makalah ini.

Gorontalo, Oktober 2013

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
2.1. Metodologi pengembangan sistem akuntansi..................................... 2
2.2. Bagan alir............................................................................................ 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9
3.1.Kesimpulan .......................................................................................... 9
3.2.Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Perkembangan sistem informasi yang sedemikian pesatnya telah membawa dunia
memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Lalu
perkembangan sistem informasi ini mempengaruhi hampir semua kegiatan manusia, mulai dari
kegiatan manusia sehari – hari sampai dengan kegiatan bisnis. Tak terkecuali, bidang perbankan
juga memanfaatkan perkembangan dari sistem informasi yang sudah berkembang sedemikian
pesatnya ini. Lebih jauh lagi sistem informasi yang baik dapat mendukung perusahaan dalam
mengatasi permasalahan yang ada.
Dalam metodologi pengembangngan sistem akuntansi terdapat beberapa langkah-langkah
yang dilalui analisis sistem dalam mengembangkan sistem informasi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud metodologi pengembangan sistem akuntansi?
2. Bagaimana bentuk bagan alir?
1.2 Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui metodologi pengembangan sistem akuntansi
2. Mengetahui Bentuk bagan alir
BAB II
Pembahasan

2.1 Metodologi Pengembangan Sistem Akuntansi


Metodologi pengembangan sistem adalah langkah-langkah yang dilalui analisis sistem
dalam mengembangkan sistem informasi. pengembangan sistem akuntansi dilaksanakan melalui
tiga tahap utama berikut ini:
1. Analis Sistem
Analis sistem adalah seorang yang ahli yang mampu menyajikan berbagai alternatif desain sistem
informasi yang memungkinkan pemakai informasi memilih antara berbagai desain yang
ditawarkan oleh analis sistem.
Analisis sistem dapat dibagi menjadi empat tahap:
1) Analisis pendahuluan (preliminary analysis).
Dalam analisis pendahuluan sistem ini, analisis sistem mengumpulkan informasi untuk
memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai perusahaan kliennya. Untuk ini analis sistem
membuat work sheet atau check sheet untuk mengumpulkan informasi yang dikumpulkan dalam
analisis pendahuluan tersebut.
2) Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem
Pelaksanaan analisis sistem direncanakan oleh analis sistem dalam suatu dokumen tertulis yang
disebut “Usulan pelaksanaan analisis sistem.”. Digunakan untuk mempertemukan pikiran pemakai
informasi dengan analis sistem mengenai pekerjaan pengembangan sistem akuntansi yang akan
dilaksanakan oleh analis sistem untuk memenuhi kebutuhan pemakai informasi.

3) Pelaksanaan analisis sistem


Pelaksanaan analisis sistem didasarkan pada rencana kerja yang dituangkan dalam “Usulan
pelaksanaan Analisa Sistem”.
Berikut contoh langkah-langkah nya:
 Analisis laporan yang dihasilkan sistem sekarang.
 Menganalisis transaksi.
 Mempelajari catatan pertama.
 Mempelajari catatn akhir
4) Penyusunan laporan hasil analisis sistem
Hasil akhir proses analis sistem disajikan oleh analis sistem dalam suatu laporan ayng disebut
“Laporan hasil analisis sistem”. Laporan ini merupakan dokumen tertulis yang dibuat oleh analis
sistem untuk diserahkan kepada pemakai informasi.

2. Desain Sistem
Dalam tahap desain, analis sistem memberikan tiga macam dokumen tertulis yang diserahkan
kepada pemakai informasi:
a) usulan desain sistem secara garis besar
b) laporan final desain sistem secara garis besar
c) laporan final desain sistem secara rinci.
Berbagai dokumen tertulis terebut digunakan oleh analis sistem untuk menyajikan dan
menawarkan desain sistem bagi pemakai informasi.
Tahapan desain sistem dibagi menjadi 6 tahap:
1). Desain sistem secara garis besar
2). Penyusunan usulan desain sistem secara garis besar
3). Evaluasi sistem
4). Penyusunan laporan final desain sistem secara garis besar.
5). Desain sistem secara rinci
6). Penyusunan Laporan final desain sistem secara rinci

3. Implementasi Sistem
Dalam tahap implementasi sistem, analis sistem membuat dokumen tertulis yang disebut
“Laporan Final Implementasi Sistem.” Laporan ini berisi dua bagian: rencana implementasi sistem
dan hasil implementasi sistem. Pendekatan konversi yang dapat digunakan analis sistem dalam
mengkoversi sistem lama dengan sistem baru adalah: a). langsung, b). paralel, c). modular atau
pilot project dan phase-in.
a. Persiapan implementasi sistem
b. Pendidikan dan pelatihan karyawan
c. Konversis sistem
Perubahan sistem lama ke sistem baru memerlukan pendekatan konversi tertentu. Terdapat
empat pilihan utama pendekatan yang digunakan untuk mengubah sistem lama ke sistem baru,
yaitu konversi: langsung, paralel, pendekatan modular dan phase-in
 Konversi langsung
Adalah implementasi sistem abru secara langsung dan mengehentikan segera pemakaian sistem
lama.
 Konversi paralel
Adalah implementasi sistem baru secara bersamaan dengan pemakaian sistem lama selama jangka
waktu tertentu.
 Konversi Modular
Sering disebut pendekatan pilot project, adalah implementasi sistem baru ke dalam organisasi
secara sebagian-sebagian.
 Konversi Phase-In
Adalah mirip dengan konversi modular. Beda yang ada diantara keduanya adalah terletak pada
konversi modular membagi organisasi untuk implementasi sistem baru, sedangkan pada konversi
phase –in yang dibagi adalah sistemnya sendiri.

2.2 Bagan Alir


Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukan alir (fow) di dalam program
atau prosedur sistem secar logika. Digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk
dokumentasi. Pedoman untuk menggambarkannya yaitu:
1. Sebaiknya digambar dari tas ke bawah dan mulai dari bagian kiri suatu halaman.
2. Kegiatan harus ditunjukkan dengan jelas.
3. Ditunjukkan dengan jelas dimulai dari berakhirnya suatu kegiatan.
4. Masing-masing kegiatan sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan.
5. Kegiatannya sudah dalam urutan yang benar.
6. Kegiatan yang terpotong akan disambung ditunjukkan dengan jelas oleh simbol penghubung.
7. Digunakan simbol-simbol yang standar.
Ada Lima macam Bagan Alir :
1. Bagan alir sistem (sytem flowchart) merupakan:
o Bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.
o Menjelaskan urutan-urutan dari prosedur yang ada didalam sistem.
o Menunjukkan apa yang dikerjakan disistem
o Simbo-simbol:
Conoh Bagan Alir sistem untuk proses direct procesing

Bagan alir sistem untuk prorses direct processing file


file master master piutang langganan Membuat laporan piutang Laporan piutang

2. Bagan Alir Dokumen


Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart)
atau paperwork flowchart merupakan :
 Bagan alir yg menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya
 Menggunakan simbol-simbol yg sama dengan bagan alir sistem
3. Bagan Alir Skematik (schematic flowchart)
Merupakan bagan alir yg mirip dengan bagan alir sistem, yaitu menggambarkan prosedur di dalam
sistem. Perbedaannya adalah : Bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir
sistem juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yg digunakan. Fungsi
penggunaan gambar tsb adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yg kurang mengerti
dgn simbol-simbol bagan alir.
4. Bagan Alir Program (Porgram flowchart)
 Merupakan bagan yg menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program
 Dibuat dari derivikasi bagan alir sistem

 Terdiri dari 2 bentuk :


1. Bagan Alir logika;
digunakan untuk menggambarkan setiap langkah didalam program komputer secara logika -->
disiapkan oleh analis sistem
2. Bagan alir komputer terinci

Mengguna
kan simbol-simbol sbb :

5. Bagan Alir Proses


Merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri.berguna bagi analisis sistem untuk
menggambarkan proses dalam suatu prosedur. Juga dapat menunjukkan jarak kegiatan yang satu
dengan yang lainnya serta waktu yang perlukan oleh suatu kegiatan.
Simbol-simbol:

BAB III
Penutup

3.1. Kesimpulan
1. Analis sistem adalah seorang yang ahli yang mampu menyajikan berbagai alternatif desain sistem
informasi yang memungkinkan pemakai informasi memilih antara berbagai desain yang
ditawarkan oleh analis sistem.
2. Dalam tahap desain, analis sistem memberikan tiga macam dokumen tertulis yang diserahkan
kepada pemakai informasi yakni usulan desain sistem secara garis besar,laporan final desain sistem
secara garis besar,laporan final desain sistem secara rinci.
3. Dalam tahap implementasi sistem, analis sistem membuat dokumen tertulis yang disebut “Laporan
Final Implementasi Sistem.” Laporan ini berisi dua bagian: rencana implementasi sistem dan hasil
implementasi sistem.
4. Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukan alir (fow) di dalam program atau
prosedur sistem secar logika. Digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk
dokumentasi.
3.2. Saran
Di akhir pembahasan makalah ini dan sebelum kami tutup, ada baiknya dan mungkin itu
memang sangat baik dan dibutuhkan, kami membuka kritik, saran, cercaan, hinaan, dan sejenisnya
yang tentunya tetap memprioritaskan asas “kontruktif” atau membangun sebagai orientasi
fundamental dari lahirnya kritikan dan sebagainya itu.

Daftar Pustaka

Sutabri, Tata. 2004. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 1. Yogyakarta : Andi

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM


Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan rangkaian dari langkah-
langkah yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjawab tantangan perkembangan
teknologi yang semakin pesat. Sistem informasi dianggap efektif jika bisa memenuhi
kebutuhan yang menjadi tujuan pengembangan sistem itu sendiri. Berdasarkan syarat
informasi yang baik maka tujuan pengembangan sistem (Tata Sutabri; 2004:163) yaitu :

1. Sistem yang dihasilkan harus menghasilkan informasi yang cermat dan tepat waktu
2. Pengembangan sistem harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang layak
3. Sistem harus memenuhi kebutuhan informasi organisasi
4. Sistem harus dapat memberikan kepuasan pada penggunanya.

Alasan umum pengembangan sistem Informasi akuntansi :


1. Kebutuhan perusahaan
Perkembangan perusahaan yang semakin kompleks menuntut perusahaan untuk mampu
mengembangkan sistem informasi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sehingga
dapat membantu perusahaan dalam memecahkan masalah.
2. Perkembangan Teknology
Perkembangan teknologi berdampak pada konsisi perusahaan yang dituntut untuk
memperbaharui teknologi yang digunakan dan meningkatkan technology yang sudah using.
3. Meningkatkan Proses Bisnis
Dengan pengembangan sistem yang baru diharapkan mempu meningkatkan proses bisnis
antar departemen sehingga pengelolaan data dapat diintegrasikan.
4. Keunggulan bagi perusahaan
Teknologi mampu memberikan nilai lebih bagi perusahaan sehingga menjadi ciri khas yang
dimiliki perusahaan tersebut.
5. Peningkatan Produktivitas
Perubahan dari manual ke sistem otomatisasi berdampak dengan kinerja produksi yang
lebih baik sehingga memberikan implikasi yang lebih baik.
6. Sistem Terintegrasi
Perkembangan Sistem Informasi yang semula dibuat berdiri sendiri untuk setiap aplikasi,
saat ini mulai dituntut agar perusahaan mampu menyediakan aplikasi yang terintegrasi
sehingga data dapat disajikan dengan cepat, akurat dan efisien.
7. Umur Sistem
Kebutuhan untuk pergantian menggunakan sistem baru yang disebabkan karna sistem yang
lama sudah tidak bisa di-upgrade untuk itu diperlukan pengembangan sistem yang baru dan
memberikan umur ekonomi jangka panjang bagi perusahaan.

Untuk menjaga sistem yang dihasilkan benar-benar teruji, pada umumnya perancang sistem
akan mengevaluasi dan mengkaji ulang sistem rancanganya secara periodic dalam rentang
waktu tertentu. Dengan tujuan untuk menentukan apakah sistem tersebut benar-benar
dapat diandalkan oleh penggunanya dan apakah pengguna benar-benar puas atas informasi
yang dihasilkan.

O’brien (2005) membagi factor-faktor terdiri dari kelayakan organisasional, kelayakan


ekonomi, kelayakan teknis dan kelayakan operasional yang diuraikan sebagai berikut.
Kelayakan Organisasional Kelayakan Ekonomi
Seberapa baik sistem yang diusulkana. Penghematan Biaya
dalam mendukung prioritas bisnis b. Peningkatan Pendapatan
perusahaan c. Pengurangan Investasi yang
dibutuhkan
d. Peningkatan Profit
Kelayakan Teknis Kelayakan Operasional
Kemampuan, keandalan,
a. Penerimaan karyawan, pelanggan
ketersediaan hardware, software dan dan pemasok
Jaringan b. Dukungan Manajemen
c. Persyaratan pemerintah dan
lainnya
DAUR HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Apabila terjadi perubahan dalam organisasi perusahaan, para manajer di semua lini akan
menghadapi bentuk-bentuk persoalan baru dan pola baru dalam pengambilan keputusan
sesuai dengan perubahan tadi. Sistem akuntansi organisasi juga harus mengikuti perubahan-
perubahan tersebut. Pola perkembangan sistem akuntansi pada umumnya memiliki suatu
pola yang lazim disebut Daur Hidup Pengembangan Sistem (Sistem Development Life
Cycle/SDLC).

Menurut Raymond McLeod dan George Schell (2004:133) bahwa :


“Daur hidup pengembangan sistem adalah daur dari suatu perkembangan sistem informasi
mulai dari tahap perencanaan, tahap analisis, tahap rancangan dan tahap penerapan serta
tahap penggunanya.”

Upaya peningkatan kemampuan sistem dapat dilakukan oleh tim atau pihak manajemen
manapun dalam perusahaan. Namun apabila sumberdaya internal tidak memungkinkan,
perusahaan dapat menunjuk akuntan public untuk menangani pengembangan sistem
tersebut. Tim tersebut dapat menyusun sistem baru memperbaiki ataupun memperluas
sistem lama. Hasil pekerjaan ini akan diimplementasikan ke dalam perusahaan dan akan
berlaku untuk beberapa tahun mendatang. Dan apabila terjadi perubahan lagi maka daur
yang sama akan terulang.

Membangun sistem terdapat beberapa langkah yang dilakukan. Pada SDLC terdapat 5
langkah yang perlu diperhatikan seperti yang disajikan dalam gambar di bawah ini :

Gambar 8.1 System Development Life Cycle (SDLC)

Tahapan-tahapan dalam Pengembangan Sistem Akuntansi

1. PENGEMBANGAN SISTEM
Idealnya, pengembangan sistem dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana induk sistem
yang telah mengkoordinasikan proyek-proyek pengembangan sistem ke dalam rencana
strategis perusahaan. Manajer dan staf perencanaan strategis harus dapat bekerja sama
dengan manajer dan staf akuntansi, dan menuangkan pokok-pokok pikiran mereka ke dalam
suatu rencana strategis bisnis yang didukung oleh rencana strategis sistem informasi
akuntansi yang andal. Sebelum proyek pengembangan dimulai, kedua belah pihak harus
yakin bahwa proyek tersebut telah sesuai dengan rencana strategis perusahaan. Adanya
perbedaan antara strategi perusahaan dan strategi sistem akan menimbulkan hambatan
bagi
manajemen dalam mewujudkan visi dan misinya.

2. ANALISIS SISTEM
Langkah pertama dalam pengembangan sistem adalah sistem analisis dimana terdapat
beberapa pilihan untuk mengembangkan sistem informasi seperti membeli sistem informasi
baru, mengembangkan sistem informasi baru ataupun memodifikasi sistem yang sudah ada.

Langkah-langkah yang diperlukan :


a. Mendefinisikan kebutuhan sistem dari perusahaan
Tujuan dari sebagian besar proyek-proyek sistem yaitu untuk efisiensi dana atau efektivitas
dari proses sistem informasi. Sehingga dalam tahapan ini ada beberapa yang harus dijawab
yaitu : apa harapan pengguna sistem ? apakah tujuan akan sistem dapat membantu
perusahaan untuk mencapainya ?

Sistem Lama Sistem Baru (yang diperlukan)


Entry jurnal Belum otomatis Jurnal otomatis melalui entry
transaksi
Approval Dilakukan secara manual Mekanisme internal control melalui
approval atasan melalui sistem
Realtime Belum terpenuhi informasi Kebutuhan data keuangan secara
keuangan yang realtime dan realtime dan integrated dapat
integrated terpenuhi
Monitoring realisasi Monitoring realisasi anggaran Dilakukan secara sistem yang lebih
menggunakan sistem yang akurat
terpisah dan menginput secara
manual
Akurasi Sistem masih memungkinkan Akurasi data keuangan akan
memasukkan salso negative dan memadai; sistem diharapkan mampu
double counting karna sistem mengeliminir double counting, saldo
yang terpisah negative dna lain-lain
Early warning Belum tersedia Sistem mampu menampilkan early
warning (pop-up)

b. Pengembangan Proses
Tujuan dari langkah ini untuk menjelaskan pengetahuan tentang proses yang terlibat dalam
sistem dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD).

c. Logical
Tujuan adalah untuk menghasilkan diskripsi yang terstruktur dan diagram yang menghitung
logika yang terkandung dalam setiap proses dengan dilambangkan tingkat yang paling rinci
dari DFD.

d. Pemodelan dan konseptual data


Tahap ini pemodelan data konseptual akan dikembangkan untuk menggambarkan :
 Entitas yang diinginkan menyimpan data tentang aktivitas bisnis
 Peraturan dan kebijakan yang mengatur hubungan timbal balik antara entitas data bisnis.
Perusahaan tentunya dalam pengembangan sistem mempertimbangkan biaya, manfaat dan
kelayakan dalam membuat keputusan untuk melaksanakan proyek sistem. Ada 3 alasan
proses analisa sistem ini harus dilakukan yaitu : memecahkan
suatu masalah dengan sistem yang ada, memenuhi persyaratan baru akan informasi dan
melaksanakan bentuk teknologi baru.

Gambar 8.3 Fase Analisa Sistem

1. Studi Awal (Preliminary Survey)


Kegiatan ini merupakan bentuk dari evaluasi sistem yang ada. Oleh karena
itu, kegiatan evaluasi ini dilakukan oleh tim analis dari MIS dan departemen
pemakai. Adapun tujuan dari kegiatan studi awal adalah :
 Memperoleh suatu pemahaman tentang sistem yang ada,
 Mengembangkan hubungan yang bagus dengan para pemakai sistem,
 Mengumpulkan data yang mungkin berguna dalam perencanaan sistem,
 Mengidentifikasikan sifat dasar problem yang sedang diselidiki.
Komisi pengarah sistem informasi memulai survey pendahuluan untuk menanggapi usulan
studi sistem. Dalam melaksanakan survey, tim studi sistem menentukan informasi berikut
tentang sistem yang ada, yaitu :
 Aliran data : tim studi mengumpulkan fakta tentang aliran data dalam sistem dan melintasi
interface terhadap sistem yang lainnya. Aliran data dapat membentuk dokumen, komunikasi
lisan atau catatan computer. Tim studi sistem melakukan identifikasi dari masing-masing
item yang digunakan dalam sistem serta menentukan data apa yang terkandung pada
masing-masing item tersebut, siapa yang mengirim data dan siapa yang menerimanya.
 Keefektifan : tim studi sistem pertama-tama harus membatasi dengan jelas sasaran sistem
yang ada untuk mengukur keefektifan kemudian mengumpulkan data tentang sistem yang
dapat digunakan untuk mengukur keefektifan tadi. Data ini mungkin obyektif seperti
statistic deskriptif tentang operasi sistem atau subyektif seperti pendapat para pemakai
tentang manfaat sistem itu sendiri.
 Efisiensi : tim studi mencari cara untuk memperbaiki efisiensi sistem, meskipun efisiensi
mungkin sulit diukur, tim itu kadang-kadang dapat menghitung efisiensi sebagai
perbandingan output sistem dengan input sistem.
 Kontrol internal : merupakan ukuran yang ditetapkan oleh organisasi untuk
menyelamatkan asset, menjamin keakuratan data, meningkatkan efisiensi, dan mendorong
kepatuhan dengan kebijakan pimpinan.

2. Studi Kelayakan (Feastibility Studi)


Studi kelayakan adalah suatu studi yang digunakan untuk menentukan apakah
pengembangan studi proyek layak atau tidak untuk diteruskan. Studi kelayakan dilakukan
dengan melakukan penelitian pendahuluan. Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami
sistem sebelumnya, menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai sasaran sistem,
serta melakukan inventarisasi permasalahan yang menyebabkan sistem tersebut tidak
dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dari hasil penelitian pendahuluan tersebut
juga bisa dinilai kelayakan sebuah proyek sistem. Penilaian tersebut antara lain mencakup :
 Kelayakan Teknik : digunakan untuk menilai dan mejawab pertanyaan “apakah teknologi
dapat diterapkan pada sistem?”. Kelayakan ini mencakup dua hal pokok, yaitu : ketersediaan
teknologi di pasar dan ketersediaan ahli yang mengoperasikannya.
 Kelayakan Ekonomi : digunakan untuk menilai dan menjawab pertanyaan “apakah sistem
baru nanti dapat dibiayai dan akan menguntungkan?”. Ada dua hal pokok dalam kelayakan
ini yaitu biaya dan manfaat.

 Kelayakan Operasional : digunakan untuk menilai dan mejawab pertanyaan “apakah sistem
itu nantinya dapat dioperasikan dengan baik?”. Sedikitnya ada 4 permasalahan yang harus
dipertimbangkan untuk menentukan layak dan tidaknya sistem dioperasikan, diantaranya
yaitu : kemungkinan bahwa sistem tidak praktis dan terlalu rumit sehingga sulit untuk
dijalankan oleh operator, kemungkinan adanya keengganan pemakai meninggalkan sistem
lama yang telah ditekuni selama bertahun-tahun, kualitas informasi yang dihasilkan sistem
apakah sudah cukup memuaskan pemakainya?, dan kemungkinan terjadinya kesulitan pada
pihak manajemen untuk mengendalikan sistem.

 Kelayakan Waktu : digunakan untuk menilai dan mejawab pertanyaan “apakah sistem dapat
dikembangkan sesuai waktu yang ditetapkan?”. Pihak manajemen sebagai pemakai skistem
dan analisis sebagai pembuat sistem dapat menilai waktu yang disediakan untuk
mengembangkan sistem dapat diterima dan disepakati bersama.

 Kelayakan Hukum : peninjauan kembali hal-hal yang menyangkut penerapan sistem dan
dampak yang ditimbulkan. digunakan untuk menilai dan mejawab pertanyaan “apakah
sistem dapat dikembangkan dan tidak menyimpang hukum yang berlaku”.

3. DESAIN SISTEM
Desain sistem adalah proses penyusunan spesifikasi untuk sistem baru yang diusulkan dari
rekomendasi yang dibuat selama analisis sistem.
Fase desain sistem terdiri dua aktivitas yaitu :
a. Desain sistem secara umum yang menyediakan diskripsi konseptual tingkat tinggi
mengenai bagaimana seharusnya sistem bekerja.
b. Spesifikasi terinci dimana tim desain membuat deskripsi terinci mengenai sistem secara
tertulis. Ada tiga fungsi utama selama spesifikasi terinci yaitu : pemilihan peralatan,
penetuan software dan laporan manajemen.

Gambar 8.3 Fase Desain Sistem

4. IMPLEMENTASI DAN PERUBAHAN


Fase implementasi adalah periode waktu selama sistem bekerja dan ditempatkan dalam
operasi. Lima aktivitas utama selama tahap pelaksanaan adalah instalasi peralatan,
pemrograman, pelatihan, pengujian (pengujian string dan pengujian sistem) dan perubahan.
Fase operasi adalah jangka waktu selama masa sistem berfungsi sebagai pemberi informasi
akuntansi. Ada 3 aktivitas selama operasi yaitu pemeriksaan pasca implementasi,
pemeliharaan sistem, akuntansi atas biaya operasi sistem termasuk biaya pengembangan
dan biaya operasional.

Gambar 8.4 Fase Implementasi dan Operasi


PENANGGUNG JAWAB PENGEMBANGAN SISTEM
Analis sistem adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penelitian, perencanaan,
pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat lunak dan sistem yang
paling sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis atau perusahaan. Analis sistem memegang
peranan yang sangat penting dalam proses pengembangan sistem. Seorang analis sistem
harus memiliki setidaknya empat keahlian: analisis, teknis, manajerial, dan interpersonal
(berkomunikasi dengan orang lain). Kemampuan analisis memungkinkan seorang analis
sistem untuk memahami perilaku organisasi beserta fungsi-fungsinya, pemahaman tersebut
akan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan terbaik serta menganalisis
penyelesaian permasalahan. Keahlian teknis akan membantu seorang analis sistem untuk
memahami potensi dan keterbatasan dari teknologi informasi. Seorang analis sistem harus
mampu untuk bekerja dengan berbagai jenis bahasa pemrograman, sistem operasi, serta
perangkat keras yang digunakan. Keahlian manajerial akan membantu seorang analis sistem
mengelola proyek, sumber daya, risiko, dan perubahan. Keahlian interpersonal akan
membantu analis sistem dalam berinteraksi dengan pengguna akhir sebagaimana halnya
dengan analis, programer, dan profesi sistem lainnya.
Analis sistem bisa pula menjadi perantara atau penghubung antara perusahaan penjual
perangkat lunak dengan organisasi tempat ia bekerja, dan bertanggung jawab atas analisis
biaya pengembangan, usulan desain dan pengembangan, serta menentukan rentang waktu
yang diperlukan. Analis sistem bertanggung jawab pula atas studi kelayakan atas sistem
komputer sebelum membuat satu usulan kepada pihak manajemen perusahaan.

Pada dasarnya seorang analis sistem melakukan hal-hal berikut:


 Berinteraksi dengan pelanggan untuk memahami kebutuhan mereka
 Berinteraksi dengan desainer untuk mengemukakan antarmuka yang diinginkan atas suatu
perangkat lunak
 Berinteraksi ataupun memandu programer dalam proses pengembangan sistem agar tetap
berada pada jalurnya
 Melakukan pengujian sistem baik dengan data sampel atau data sesungguhnya untuk
membantu para penguji
 Mengimplementasikan sistem baru
 Menyiapkan dokumentasi berkualitas

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SECARA CEPAT


Pengembangan sistem yang besar biasanya memerlukan waktu yang lama dan biaya yang
besar. Namun, apabila kebutuhan informasi berubah sangat cepat, maka sistem yang baru
tersebut cepat usang. Untuk menghindari hal itu, maka perusahaan melakukan pendekatan
baru agar pengembangan sistem dengan memodifikasi pada daur hidup pengembangan
sistem (sistem development life cycle/SDLC) sehingga waktu yang diperlukan untuk
menerapkan sistem dikurangi. Dari banyak modifikasi yang dicoba ada dua hal yang
mendapat perhatian. kedua hal tersebut adalah Prototyping dan metode Rapid Application
Development (RAD).
1. Prototyping
Prototyping adalah proses menghasilkan sebuah ide atau gagasan bagi pembuat
maupun pemakai potensial tentang cara system yang akan berfungsi dalam bentuk
lengkapnya.
Ada 2 jenis prototype yaitu :
a. Prototype jenis I : sesungguhnya akan menjadi system operasional
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
 Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai
 Mengembangkan prototype
 Menentukan apakah prototype dapat diterima
 Menggunakan prototype
Pendekatan ini hanya memungkinkan jika peralatan prototyping yang
memungkinkan prototype memuat semua elemen penting dari system baru.

b. Prototype jenis II : merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai
cetak baru bagi system operasional
Langkah-langkah yang terdapat pada Prototype jenis II, tiga langkah pertama sama seperti
untuk prototype untuk jenis I. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
 Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai
 Mengembangkan prototype
 Menentukan apakah prototype dapat diterima
 Mengkodekan system operasional
 Menguji system operasional
 Menentukan jika system operasional dapat diterima
 Menggunakan system operasional.

2. Metode Rapid Application Development (RAD)


Istilah RAD ini, dibuat oleh James Martin, seorang konsultan computer dan pengarang, untuk
suatu siklus hidup pengembangan yang dimaksudkan untuk menghasilkan system secara
cepat tanpa mengorbankan kualitas.
Raymond McLeod dan George Schell (2004:153), mengemukakan bahwa :

“Rapid Application Development (RAD) adalah seperangkat strategi, metodologi dan


peralatan yang terintegrasi yang ada dalam satu kerangka kerja menyeluruh yang disebut
juga information engineering”.

Menggunakan RAD, sistem dan dengan biaya rendah. Tim pendesain bekerja dengan
menggunakan perangkat Computer Aided Software Engineering (CASE). Paket program ini
dapat mengotomisasi berbagai proses yang diperlukan selama
pengembangan sistem. Setiap proses ini diselesaikan oleh perangkat CASE yang berbeda.
Perangkat-perangkat itu ada yang digunakan khusus untuk membuat data flow diagram,
untuk membantu manajemen proyek, untuk merancang dan mengelola file, input dan output
data, untuk membuat kode computer serta mengelola dokumentasi sistem.
Raymond McLeod dan George Schell (2004:154) mengemukakan dalam Proyek RAD terdiri
dari empat tahap, yaitu :
1. Tahap perencanaan kebutuhan sistem, tim akan melakukan suatu kajian terhadap fungsi
bisnis dan data yang sangat dipengaruhi oleh sistem yang diusulkan. Kajian ini akan
menghasilkan suatu kerangka fungsi sistem berikut uraian mengenai biaya dan manfaatnya.
2. Tahap desain pengguna, para pengguna akan merumuskan rincian fungsi bisnis dan data
yang terkaitdengan sistem yang baru. Mereka menentukan input dan output sistem serta
prosedur-prosedur yang dianggap perlu.
3. Tahap tahap kontruksi, tim akan melengkapi sistem, mendemonstrasikannya pada
pengguna dan jika perlu akan mengubah sistem sesuai kebutuhan.
4. Tahap penyerahan, tim menyerahkan sistem kepada pengguna dan memberikan pelatihan
pada mereka.

Tahapan yang tercakup dalam metode RAD sama dengan tahapan yang dilakukan dalam
pengembangan sistem, tetapi pada umumnya dilaksanakan dengan melibatkan pengguna
dengan lebih intensif dan memanfaatkan teknik prototype secara berulangulang sampai
kebutuhan pengguna terpenuhi.

http://runtuweneeta.blogspot.com/2017/05/metodologi-pengembangan-sistem.html

BAB II - METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI

METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI

Definisi metodologi pengembangan sistemakuntansi menurut Mulyadi bahwa “ Metodologi


pengembangan sistem adalah langkah-langkah yang dilalui oleh analisis sistem dalam mengembangkan
sistem informasi”.

Tujuan dari pengembangan system akuntansi

Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi menurut Mulyadi :

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.


2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai
mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern yaitu untuk
memperbaiki tingkat keandalan (Reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan
lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

Tahapan-tahapan dalam Pengembangan Sistem Akuntansi


Tahapan-tahapan dalam Pengembangan Sistem Akuntansi menurut Mulyadi :

Pengembangan Sistem Akuntansi dilaksanakan melalui tiga tahap sebagai berikut :

1. Analisis Sistem : Analisis sistem membantu pemakai informasi dalam mengidentifikasi


informasi yang diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan pekerjaannya terdiri dari :
1. Analisis Pendahuluan : Analisis sistem mengumpulkan informasi untuk
memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai perusahaan kliennya.
2. Penyusunan Usulan Pelaksanaan Analisis Sistem : Untuk mempertemukan pikiran
pemakai informasi dengan analis sistem mengenai pekerjaan pengembangan sistem
akuntansi yang akan dilaksanakan oleh analis sistem untuk memenuhi kebutuhan
pemakai informasi.
3. Pelaksanaan Analisis Sistem : Didasarkan pada rencana kerja yang dituangkan
dalam Usulan Pelaksanaan Analisis Sistem. Contoh langkah yang dilakukan oleh analis
sistem dalam melaksanakan analisis sistem adalah :
 Analisis Laporan yang Dihasilkan Sistem Sekarang

 Menganalisis Transaksi

 Mempelajari Catatan Pertama

 Mempelajari Catatan Terakhir

2. Penyusunan Laporan Hasil Analisis Sistem : Merupakan dokumen tertulis yang dibuat oleh analis sistem
untuk diserahkan kepada pemakai informasi yang berisi temuan-temuan yang diperoleh oleh analis sistem
dalam analisis sistem. Isi Laporan Hasil Analisis Sistem meliputi :

1. Pernyataan kembali alasan yang mendasari dan luas analisis sistem yang dilaksanakan oleh analis sistem.

2. Daftar masalah besar yang ditemukan analis sistem.

3. Surat pernyataan persyaratan informasi yang diperlukan oleh pemakai informasi.

4. Suatu pernyataan tentang asumsi penting yang dibuat oleh analis sistem selama melakukan analisis
sistem.

5. Suatu proyeksi sumber daya yang diperlukan beserta biaya yang dibutuhkan dalam perancangan sistem
akuntansi yang baru, atau pengubahan sistem yang sekarang digunakan oleh perusahaan. Proyeksi ini
mencakup kelaikan dilanjutkannya tahap-tahap berikutnya pengembangan sistem akuntansi.

6. Rekomendasi yang bersangkutan dengan sistem yang diusulkan atau persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi oleh sistem yang diusulkan tersebut.

Sumber Informasi dalam Analisis Sistem :

 Sistem Akuntansi yang sekarang digunakan

Manfaat utama dilakukannya analisis terhadap sistem akuntansi yang lama :

1. Efektifitas Sistem Akuntansi Yang Sekarang Digunakan.

2. Ide Rancangan.
3. Identifikasi Sumber Daya.

4. Pengetahuan Konversi.

5. Titik awal yang sama dalam menuju ke Perubahan Baru.

 Sumber Intern Yang lain

Terdiri dari :

1. Orang

2. Pekerjaan Tulis Menulis

3. Hubungan

 Sumber Luar

Teknik Pengumpulan Informasi dalam Analisis Sistem :

 Wawancara

 Kuesioner

 Metode Analisis Kelompok

 Pengamatan, dan

 Pengambilan sampel dan pengumpulan dokumen.

1. Desain Sistem : Proses penterjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif


rancangan sistem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk
dipertimbangkan. Terdiri dari :
1. Desain sistem secara garis besar
2. Penyusunan Usulan Desain Sistem Secara Garis Besar
3. Evaluasi Sistem
4. Penyusunan Laporan Final Desain Sistem Secara Garis Besar
5. Desain Sistem Secara Sistem
6. Penyusunan Laporan Final Desain Sistem Secara Rinci.
2. Implementasi Sistem : Pendidikan dan pelatihan pemakai informasi, pelatihan dan
koordinasi teknisi yang akan menjalankan sistem, pengujian sistem, dan pengubahan yang
dilakukan untuk membuat sistem informasi yang dirancang menjadi dapat dilaksanakan secara
operasional. Terdiri dari :
1. Persiapan Implementasi Sistem
2. Pendidikan dan Pelatihan Karyawan
3. Konversi Sistem, Terdapat 4 Pilihan :
1. Konversi Langsung : Implementasi sistem baru secara langsung dan
menghentikan pemakaian sistem yang lama.
2. Konversi Paralel : Implementasi sistem baru secara bersamaan dengan
pemakaian sistem yang lama selama jangka waktu tertentu.
3. Konversi Modular : Implementasi sistem baru per bagian sistem (Per
Modul).
4. Konversi Phase In : Implementasi sistem baru per unit organisasi (per
cabang).
Pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem

Analis sistem adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penelitian, perencanaan,
pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat lunak dan sistem yang paling sesuai
dengan kebutuhan organisasi bisnis atau perusahaan. Analis sistem memegang peranan yang sangat
penting dalam proses pengembangan sistem. Seorang analis sistem harus memiliki setidaknya empat
keahlian: analisis, teknis, manajerial, dan interpersonal (berkomunikasi dengan orang lain). Kemampuan
analisis memungkinkan seorang analis sistem untuk memahami perilaku organisasi beserta fungsi-
fungsinya, pemahaman tersebut akan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan terbaik serta
menganalisis penyelesaian permasalahan. Keahlian teknis akan membantu seorang analis sistem untuk
memahami potensi dan keterbatasan dari teknologi informasi. Seorang analis sistem harus mampu
untuk bekerja dengan berbagai jenis bahasa pemrograman, sistem operasi, serta perangkat keras yang
digunakan. Keahlian manajerial akan membantu seorang analis sistem mengelola proyek, sumber daya,
risiko, dan perubahan. Keahlian interpersonal akan membantu analis sistem dalam berinteraksi dengan
pengguna akhir sebagaimana halnya dengan analis, programer, dan profesi sistem lainnya.

Analis sistem bisa pula menjadi perantara atau penghubung antara perusahaan penjual perangkat lunak
dengan organisasi tempat ia bekerja, dan bertanggung jawab atas analisis biaya pengembangan, usulan
desain dan pengembangan, serta menentukan rentang waktu yang diperlukan. Analis sistem
bertanggung jawab pula atas studi kelayakan atas sistem komputer sebelum membuat satu usulan
kepada pihak manajemen perusahaan.

Pada dasarnya seorang analis sistem melakukan hal-hal berikut:

 Berinteraksi dengan pelanggan untuk memahami kebutuhan mereka


 Berinteraksi dengan desainer untuk mengemukakan antarmuka yang diinginkan atas suatu
perangkat lunak
 Berinteraksi ataupun memandu programer dalam proses pengembangan sistem agar tetap
berada pada jalurnya
 Melakukan pengujian sistem baik dengan data sampel atau data sesungguhnya untuk
membantu para penguji
 Mengimplementasikan sistem baru
 Menyiapkan dokumentasi berkualitas

Sumber:

http://mohamadprawignyo.blogspot.com/2007/11/metodologi-pengembangan-sistem.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Analis_sistem

Anda mungkin juga menyukai