Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PEMBAHASAN

A. Definisi Refrigeran

Refrigeran adalah bahan pendingin berupa fluida yang digunakan untuk


menyerap kalor melalui perubahan phasa cair ke gas (menguap) dan membuang
kalor melalui perubahan phasa gas ke cair (mengembun). Refrigeran yang baik
harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau dalam semua keadaan.


2. Tidak dapat terbakar atau meledak sendiri, juga bila bercampur
dengan udara, minyak pelumas dan sebagainya.
3. Tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada sistem
refrigerasi dan air conditioning.
4. Dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor, tetapi tidak
mempengaruhi atau merusak minyak pelumas tersebut.
5. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak boleh terurai
setiap kali di mampatkan, diembunkan dan diuapkan.
6. Mempunyai titik didih yang rendah. Harus lebih rendah daripada suhu
evaporator yang direncanakan.
7. Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah. Tekanan kondensasi
yang tinggi memerlukan kompresor yang besar dan kuat, juga pipanya
harus kuat dan kemungkinan bocor besar.
8. Mempunyai tekanan penguapan yang sedikit lebih tinggi dari 1
atmosfir. Apabila terjadi kebocoran, udara luar tidak dapat masuk ke
dalam sistem.
9. Mempunyai kalor laten uap yang besar, agar jumlah kalor yang
diambil oleh evaporator dari ruangan jadi besar.
10. Apabila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat-alat yang
sederhana.
11. Harganya murah.
Refrigeran yang digunakan pertama kali adalah ether, dipakai oleh Perkins
untuk mesin kompresi uap tangan. Kemudian dipakai ethil chlorida (C2H5Cl)
yang kemudian pula diganti dengan ammonia pada tahun 1875. Hampir pada
waktu yang bersamaan dipakai belerang oksida (SO2) pada tahun 1874, methil
khlorida (CH3Cl) pada tahun 1878, dan karbon dioksida (CO2) pada 1881 juga
ditemukan pernah dipakai sebagai refrigeran. Semenjak 1910-1930 -an, banyak
refrigeran seperti N2O2, CH4, C2H6, C2H4, C3H8, dipakai sebagai refrigeran.
Hidrokarbon yang tidak mudah terbakar seperti dikloromethana (CH2Cl2),
didikholoroethilene (C2H2Cl2) dan monobromoethana (CH3Br) juga
digunakan untuk mesin refrigerasi dengan pompa sentrifugal, dengan komposisi
atom fluor, chlor, dan terkadang bromida, akan membentuk refrigeran
dengan range titik didih yang lebar pada tekanan sekitar 1 atm (disebut sebagai
normal boiling point = titik didih normal atau temperatur jenuh pada tekanan satu
atmosfir), sehingga memenuhi berbagai kebutuhan temperatur kerja yang berbeda
untuk berbagai mesin refrigerasi. Jumlah fluor menunjukkan ketidak beracunan
dari refrigeran.

Refrigeran dibuat oleh beberapa negara dari beberapa perusahaan dengan


memakai nama dagang (merk) mereka masing-masing. Beberapa diantaranya
yang telah beredar di Indonesia ditunjukkan oleh Tabel 1. Refrigeran disimpan
dalam tabung atau silender dan drum. Untuk mengetahui isinya, tabung-
tabung tersebut diberi berbagai warna, keterangan pada tabung dan label. Warna
tabung bahan pendingin dari Du Pont ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 1. Beberapa Merk dagang refrigeran

Nama Pabrik Negara


Freon E.I.du Pont de Nemours & Company U.S.A
Genetron Allied Chemical Corporation U.S.A
Frigen Hoechst AG Jerman
Arcton Imperial Chemical Industries Ltd. Inggris
Asahi Fron Asahi Glass Co., Ltd. Jepang
Forane Pacific Chemical Industries Pty. Australia
Daiflon Osaka Kinzoku Kogyo Co., Ltd. Jepang
Ucon Union Carbide Chemicals Corporation U.S.A
Isotron Pennsylvania Salt Manufacturing Co. U.S.A

Tabel 2. Warna tabung refrigerant


Refrigeran Warna tabung

Freon 11 Jingga (Orange)


Freon 12 Putih
Freon 22 Hijau
Freon 113 Ungu tua (Purple)
Freon 114 Biru tua
Freon 134a Biru muda (Biru langit)
Freon 500 Kuning
Freon 502 Ungu muda (Orchid)

B. Jenis-jenis Refrigeran

1. Refrigerant R-11, CC13F, Trichloro Monofluora Methane

Kompresor:

Sentrifugal yang besar sampai 100 ton lebih.

Pemakaian:

Refirgeran R-11 ini dijual di pasaran dengan tabung berwarna


jingga seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Refrigeran R-11 dengan tabung berwarna jingga

(0C s/d 20C) termasuk pada air conditioning yang besar dari
200-2000 TR, untuk kantor, hotel, pabrik dan lain-lain. Juga sebagai
pembersih dan aerosol. Titik didih 23,8C pada 1 atmosfir, titik didih
ini tinggi, maka tidak dapat dipakai untuk mendinginkan ruangan di
bawah 23,8C. Tekanan penguapan 24 inHg vakum pada 5F dan
tekanan kondensasi hanya 3,5 psig pada 86F. Tekanan kondensasi ini
rendah sekali. Maka R-11 hanya dapat dipakai untuk kompresor
sentrifugal, kalor laten uap 78,3 Btu/lb pada titik didih. R-11 juga
disebut golongan fluorocarbon yang lain, sangat stabil, tidak beracun,
tidak korosif, tidak dapat terbakar atau meledak.

R-11 dapat melarutkan karet alam, tetapi tidak bereaksi dengan


karet sintetis yang dipakai sebagai gasket. R-11 juga dipakai sebagai
bahan peniup (blowing agent) dalam pembuatan polystyrene,
polyurethane yang keras maupun lunak. R-11 adalah bahan isolator
yang baik dan sifat isolator ini masih ada busa dari polyurethane
tersebut.

R-11 mempunyai kekuatan dielektronika yang besar. R-11 juga


sering dipakai sebagai bahan pembersih (cleaning solvents) atau
flushing agent. Untuk membersihkan bagian dalam dari sistem yang
banyak airnya dan lain-lain. R-11 untuk aerosol sering dicampur
dengan R-12, untuk menaikan tekanan R-11 tersebut. Kebocoran
dapat dicari dengan halide leak detector atau electronic leak detector.

2. Refrigerant R-12, CL2F2 Dichloro Difluoro Methane

Kompresor :

torak, rotari dan sentrifugal.

Pemakaian :

Refirgeran R-11 ini dijual di pasaran dengan tabung berwarna


jingga seperti terlihat pada gambar 2.
Gambar 2. Refrigeran R-12 dengan tabung dengan warna putih

Sangat luas pada suhu -40C s/d +10C, mulai dari lemari es,
freezer, ice cream cabinet, water cooler sampai pada refrigerasi dan
air conditioning yang besar. R-12 juga merupakan bahan pendingin
yang utama untuk air conditioning mobil dan aerosol. Titik didih -
21,66F (-29,8C) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 11,8 psig
pada 5F (15C) dan tekanan kondensasi 93,3 psig pada 86F
(30C). Kalor laten uap 71,74 Btu/lb pada titik didih. R-12 adalah
bahan pendingin yang paling banyak dipakai untuk lemari es, baik
dengan kompresor torak maupun rotari, telah diselidiki dan
dikembangkan di USA sejak tahun 1931, pada tahun 1940 telah
hampir dipakai pada semua lemari es.

Bahan pendingin R-12 sangat aman, tidak korosif, tidak


beracun, tidak dapat terbakar atau meledak dalam bentuk gas maupun
cair, juga bila bercampur dengan udara. R-12 tidak berwarna, bahkan
transparan (tembus cahaya), tidak berbau dan tidak ada rasanya pada
kosentrasi dibawah 20% dari volume. R-12 tidak berbahaya bagi
hewan atau tumbuh-tumbuhan dan tidak mempengaruhi bau, rasa atau
warna dari air atau makanan yang disimpan di dalam lemari es.

R-12 dapat dipakai pada suhu tinggi, sedang dan rendah, juga
dapat dipakai untuk ketiga macam kompresor : kompresor torak dari
1/12 – 800 DK. Kompresor rotari yang kecil dan kompresor
sentrifugal untuk air conditioning yang besar. R-12 akan tetap stabil
pada suhu kerja rendah, maupun pada suhu kerja tinggi, tidak bereaksi
dan tidak korosif terhadap banyak logam yang dipakai pada lemari es,
seperti : besi tuang, baja. Aluminium, tembaga, kuningan, seng, timah
solder. Jika bercampur dengan air pada suhu tinggi dapat menjadi
korosif karena ada asam halogen yang terbentuk. Apabila kita
memakai sistem dengan R-12, jangan sampai ada air yang tertinggal
di dalam sistem.

R-12 sampai saat ini adalah bahan pendingin yang terbanyak


dipakai, walupun dalam beberapa hal keunggulan R-12 telah
dikalahkan oleh R-22. Kenggulan R-12 terhadap R-22 :

a. Tekanan kerja dan suhu kerja lebih rendah

b. Bercampur dengan minyak pelumas lebih baik dalam semua


keadaan

c. Harganya lebih murah

R-12 tidak dapat melarutkan air, tetapi dapat melarutkan


hydrocarbon, alkohol, ether, aster dan ketone, maka R-12 dapat
dipakai sebagai bahan pembersih untuk zat tersebut. R-12 mempunyai
kemampuan melarutkan yang sangat besar, maka kita harus hati-hati
jika memakai bahan-bahan untuk paking, gasket, vernis dan beberapa
macam bahan isolasi di dalam kompresor hermetik. R-12 terhadap
logam-logam yang mengandung magnesium atau aluminium yang
mengandung lebih dari 2 % magnesium harus dihindarkan. R-12
merusak karet alam, tetapi tidak bereaksi terhadap karet sintetis. Jika
memakai bahan dari karet, pakailah karet sintetis seperti: karet
neoprene dan chloroprene. R-12 yang terbanyak dipakai sebagai
penyemprot (propellant) yang bukan untuk makanan. Karena tekanan
R-12 sangat tinggi, maka umumnya dicampur dengan R-11 untuk
menurunkan tekanannya. Salah satu sifat khusus dari R-12 yaitu pada
suhu 20F - 80F, mempunyai suhu dalam fahrenheit dan tekanan
dalam psig yang hampir sama besarnya. Dapat dilihat pada daftar
suhu dan tekanan bahan pendingin R-12. Misalnya R-12 pada
70F mempunyai tekanan 70,1 psig. R-12 mempunyai kekuatan
dielektrik yang besar, hampir sama dengan R-113, maka dapat dipakai
untuk kompresor hermetik tanpa menimbulkan bahaya atau kesukaran.
Kebaikan R-12 yang dapat bercampur dengan minyak pelumas dalam
semua keadaan tidak saja mempermudah mengalirkan minyak
pelumas kembali ke kompresor, tetapi juga dapat menaikan efisiensi
dan kapasitas dari sistem. Evaporator dan kondensor akan bebas dari
minyak pelumas yang dapat mengurangi kemampuan perpindahan
kalor dari kedua alat tersebut. R-12 masih dapat bercampur dengan
minyak pelumas sampai suhu -90F (-68C). Di bawah suhu tersebut
minyak pelumas akan mulai memisah. Minyak pelumas lebih ringan
daripada bahan pendingin, maka minyak akan mengumpul pada
bagian atas dari bahan pendingin cair tersebut. R-12 apabila
bercampur dengan api yang sedang terbakar atau pemanas listrik yang
bekerja, dapat membentuk suatu gas yang sangat beracun. Kobocoran
dapat dicari dengan hilide leak detector, electronic leak detector, air
sabun dan lain-lain.

3. Refrigerant R-22, CHCLF2 Chloro Difluoro Methane

Kompresor:

torak, ratari dan sentrifugal.

Pemakaian:

Refirgeran R-22 ini dijual di pasaran dengan tabung berwarna


jingga seperti terlihat pada gambar 3.
Gambar 3. Refrigeran R-22 dengan tabung berwarna hijau telor
asin

(-50 0C s/d +10 0C) terutama untuk air conditioning yang


sedang dan kecil, juga dipakai untuk freezer, cold storage, display
cases dan banyak lagi pemakaian pada suhu sedang dan suhu rendah.
Titik didih -41,4 0F (-40,8 0C) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan
28,3 psig pada 5 0F dan tekanan kondensasi 158,2 psig pada 86 0F.
Kalor laten uap 100,6 Btu/lb pada titik didih.

Mula-mula diperkenalkan pada tahun 1936 dikembangkan


untuk pemakaian pada suhu rendah, lalu kemudian banyak dipakai
pada packaged air conditioner. R-22 mempunyai tekanan dan suhu
kerja yang lebih tinggi daripada R-12, maka jika memakai
kondensor dengan pendingin udara ukurannya harus disesuaikan
jangan terlalu kecil. Untuk kapasitas yang sama R-22 dibandingkan R-
12 memerlukan pergerakan torak (piston displacement) yang lebih
kecil, maka bentuk kompresor juga kecil sehingga dapat ditempatkan
dalam ruang yang terbatas. Ini adalah keuntungan dari R-22, maka
sangat sesuai untuk dipakai pada packaged room air conditioner.
Keuntungan R-22 terhadap R-12 :

a. Untuk pergerakan torak yang sama, kapasitasnya 60% lebih


besar

b. Untuk kapasitas yang sama, entuk kompresor lebih kecil.


Pipa-pipa yang dipakai juga lebih kecil ukurannya.
c. Pada suhu di evaporator antara -30C s/d -40C, tekanan R-
22 lebih dari 1 atmosfir, sedangkan tekanan R-12 kurang
dari 1 atmosfir.

R-22 tidak korosif terhadap banyak logam yang dipakai pada


sistem refrgerasi dan air onditioning seperti : besi, tembaga,
aluminium, kuningan, baja tak berkarat, las perak, timah solder, babit
dan lain-lain. Minyak pelumas dengan R-22 pada bagian tekanan
tinggi dapat bercampur dengan baik, tetapi pada bagian tekanan
rendah, terutama di evaporator minyak lalu memisah. Suhu dimana
minyak pelumas memisah tergantung dari macam minyak pelumas
yang dipakai dan jumlah minyak pelumas yang bercampur dengan R-
22. minyak pelumas mulai memisah pada suhu 16 F (-8,9C).

Pada pemakaian suhu rendah, harus ditambahkan pemisah


minyak (oil separator) untuk mengembalikan minyak pelumas ke
kompresor. Pada evaporator yang direncanakan dengan baik, tidak
akan terjadi kesukaran untuk mengembalikan minyak pelumas dari
evaporator ke kompresor. R-22 mempunyai kemampuan menyerap air
tiga kali lebih besar daripada R-12. Jarang sekali terjadi pembekuan
air di evaporator pada sistem yang memakai R-22. sebetulnya ini
bukan merupakan keuntungan, karena di dalam sistem harus bersih
dari uap air dan air. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak
detector, air sabun dan lain-lain.

4. Refrigerant R-113, C2Cl2F3, Trichloro Trifluoro Ethane

Kompresor:

Centrifugal.

Pemakaian:

(0C s/d 20C) untuk air conditioning yang sedang dan besar.
Suhu penguapan 117,6F (47,57C) pada 1 atm. Tekanan penguapan
237,9 InHg. Vakum pada 5F dan tekanan kondensasi 113,9 InHg.
Vakum pada 86F. Pergerakan torak (piston displacement) adalah
tinggi 100,76 ft3/min.ton, sedangkan HP/ton yang diperlukan hampir
sama dengan lain-lain bahan pendingin.

Karena tekanan kerja yang rendah dan pergerakan torak (piston


displacement) yang besar, maka R-113 harus dipakai dengan
kompresor centrifugal sampai 4 tingkat atau lebih, terutama pada
sistem air conditioning yang besar. R-113 adalah bahan pendingin
yang aman dan sering dipakai sebagai bahan pembersih (cleaning
solvent). Kebocoran dapat dicari dengan Halide leak detector.

5. Refrigerant R-114 C2Cl2F4, Dichloro Tetrafluoro Ethane

Kompresor:

rotary, centrifugal.

Pemakaian:

(-20 0C s/d +20 0C) mula-mula dipakai pada lemari es dengan


kompresor rotary, tetapi sekarang terutama dipakai pada industri
pendingin yang besar dan mesin refrigerasi. Suhu penguapannya
38,6F (3,6C) pada tekanan 1 atm. Tekanan penguapan 16,2 InHg.
Vakum pada 5F dan tekanan kondensasi 21,6 psig pada 86F.
Pergerakan toraknya rendah 19,56 ft3/min.ton, sedangkan HP/ton
yang diperlukan hampir sama dengan lain-lain bahan pendingin. R-
114 dipakai pada kompresor centrifugal untuk instalasi air
conditioning yang besar- besar. Juga dipakai pada kompresor rotari
untuk lemari es water cooler. Seperti halnya R-22, R-114 juga dapat
bercampur dengan minyak pelumas pada bagian sisi tekanan tinggi
tetapi terpisah dengan minyak di evaporator. Kebocoran dapat dicari
dengan Halide leak detetor.

6. Refrigerant R-500, CCL2F2/CH3-CHF2 Azeotrope

Kompresor:
Torak.

Pemakain:

Untuk memperbanyak model packaged dan room air conditioner


yang kecil dan sedang. Juga pada lemari es untuk daerah yag memakai
listri 50 Hertz. Titik didih -28,3F (-33,5C) pada 1 atmosfir. Tekanan
penguapan 16,4 psig pada 5F dan tekanan kondensasi 112,8 psig
pada 86F. Kalor laten uap 88,5 Btu/lb pada titik didih. R-500 adalah
campuran azeotrope dari R-12 (73,8% dari berat) dan R-152A
Difluoro Ethane (26,2 % dari berat). R-500 juga disebut carene-7,
pada umumnya hanya dipakai untuk mesin-mesin refrigerasi buatan
Carrier. Seperti bahan pendingin golongan fluorocarbon yang lain, R-
500 tidak dapat terbakar, tidak beracun dan stabil. R-500 mempunyai
daya campur dengan minyak pelumas yang baik. Pada suhu rendah
daya campur tersebut sama seperti R-12. Keuntungan R-500 terhadap
R-12 adalah:

a. Jika dipakai dengan mesin yang sama, dapat memberikan


kapasitas 18 % lebih besar.

b. Dapat dipakai dari daerah 60 Hz dengan R-12 ke daerah 50


Hz dengan R-500, pada mesin yang sama akan memberikan
kapasitas yang sama pula.

Pergerakan torak yang diperlukan lebih besar daripada R-22,


tetapi lebih kecil daripada R-12, jika dipakai dengan mesin yang sama
dan untuk tujuan yang sama, R-500 dapat memberikan kapasitas 18%
lebih besar daripada R-12. Suatu unit dengan R-12 yang kapasitasnya
hendak dinaikkan 18 %, kita dapat mengusahakan dengan hanya
menukar bahan pendinginnya saja dengan R-500. Jumlah putaran
motor listrik berbanding lurus dengan besarnya frekuensi. Motor
listrik 60 Hz yang bekerja di daerah 50 Hz, jumlah putarannya hanya
tinggal 5/6 bagian, dan pergerakan toraknya juga berkurang 18%.
Kompresor hermetik 60 Hz dengan R-12 akan memberikan kapasitas
yang sama jika dipakai untuk daerah 50 Hz dengan R-500. daya listrik
yang diperlukan juga hampir sama.

R-500 mempunyai kemampuan menyerap air yang sangat besar.


Apabila sistem hendak diisi dengan R-500, sebelumnya sistem harus
dibuat vakum dengan pompa vakum yang khusus, agar semua air dan
uap air dapat dikeluarkan. Selain itu sistem harus memakai pengering
(drier) untuk menyerap sisa air yang masih tertinggal di dalam
sistem. Mengisi sistem lemari es dengan R-500 tidak banyak
perbedaannya dengan R-12, hanya kedua tekanannya pada sisi tekanan
tinggi dan sisi tekanan rendah sedikit lebih tinggi. Kebocoran dapat
dicari dengan halide leak detector, electronic leak detecto, air sabun
atau zat warna dan lain-lain.

7. Refrigerant R-502, ChCLF2/CClF2-CF3 Azeotrope

Kompresor:

Torak dengan 1 atau 2 tingkat.

Pemakaian:

(-60 0C s/d 20 0C) khusus dibuat untuk suhu evaporator yang


rendah, untuk menggantikan R-22, tetapi juga dipakai pada air
conditioning.R-502 adalah suatu campuran azeotrope dari R-22
(48,8% dari berat) dan R-115 (51,2% dari berat). Suhu penguapan -
50,1F (-45,6C) pada 1 atm. Tekanan penguapannya 35,9 psig. Pada
5F pada tekanan kondensasinya 176,6 psig, pada 86F. R-502 mula-
mula dipakai pada tahun 1962, bahan pendingin ini tidak dapat
terbakar, tidak beracun dan tidak korosif.

R-502 mempunyai sifat-sifat yang baik dari R-12 dan R-22,


yaitu kapasitasnya sama dengan R-22, sedangkan tekanan
kondensasinya hanya sama dengan R-12, jadi jauh lebih rendah dari
R-22. Keuntungan-keuntungan R-502 terhadap R-22, adalah sebagai
berikut :
a. Kompresor akan bekerja pada suhu yang lebih rendah,
hingga memperpanjang daya tahan katup-katup dan lain-
lain bagian dari kompresor.

b. Kepala silinder dari kompresor yang leih besar tidak perlu


didinginkan dengan air, dimana biasanya diperlukan pada
R-22.

c. Kapasitasnya lebih besar 15 a/d 25%.

d. Suhu motor dan minyak tetap rendah, hingga minyak


kompresor tetap dapat memberikan pelumasan dengan
baik karena kekentalannya tetap tidak berubah.

R-502 dapat menyerap air 15 kali lebih banyak daripada R-12


pada 0F (-17,8C), yaitu 12 ppm (part per million) dari berat. Jika
bercampur dengan uap air harus diperhatikan agar R-502 tidak
berhubungan dengan zink murni (Zn) atau magnesium (Mg).
Alumunium dapat dipakai asalkan tidak mengandung magnesium
lebih dari 2%. Timah putih (lead) jangan dipakai sebagai bahan
penyambung pipa (soldir timah), atau penahan kebocoran pada rotary
seal dari poros engkol. Bahan-bahan plastik yang dapat dipakai
dengan R-22, juga dapat dipakai dengan R-502, misalnya untuk
pengikat lilitan motor, dan sebagainya. R-502 dapat bercampur
minyak dengan baik pada suhu diatas 180F (82,2C). Tetapi di bawah
77F (25C) minyak akan memisah dan mengapung di atas cairan
bahan pendingin. Sifat ini menyebabkan minyak ikut ke kondensor,
lalu di evaporator minyak tersebut memisah dari bahan pendingin,
maka harus diberi alat khusus biasanya oil separator utuk
mengembalikan minyak ke kompresor. R-502 adalah bahan pendingin
yang aman , kebocoran dapat dicari dengan Halide leak detector, dan
sebagainya.
8. Amonia R-717. NH3

Kompresor:

Untuk refrigerant ini biasanya kompresor jenis torak,

Pemakaian:

Banyak dipakai untuk industri, terutama pabrik es yang besar


dan sistem absorpsi. Titik didih -33,3C pada 1 atmosfir. Tekanan
penguapan 19,6 psig pada 50F (-50C). Kalor laten uap 589,3 Btu/Ib
pada titik didihnya. Kalor laten tersebut sangat besar dan merupakan
yang terbesar dari pendingin yang lain. Amonia walaupun telah sajak
lama dipakai, masih merupakan satu-satunya bahan pendingin selain
fluorocarbon yang tetap dipakai hingga saat ini. Terdiri dari sebuah
nitrogen dan tiga unsur hidrogen. Harganya murah, efesiensinya
tinggi, mempunyai kalor laten uap yang terbesar daripada bahan
pendingin yang lain. Amonia dalam keadaan biasa berwujud gas
yang tidak berwarna, tetapi mudah terbakar, dapat meledak dan
sangat beracun . R-717 mudah terbakar, meledak jika bercampur
dengan udara dalam perbandingan tertentu antara 13% - 27%
dari volume dan akan lebih berbahaya lagi jika bercampur dengan
oksigen. Amonia sangat beracun dan mempunyai bau yang sangat
merangsang hidung dan tenggorokan. Amonia tidak dibenarkan
dipakai untuk air condotioning untuk hotel, bioskop atau tempat
umum yang banyak orangnya. Jika dalam hal ini kita harus memakai
amonia sebagai bahan pendingin, maka kita harus memakai amonia
secara tidak langsung dengan melalui air atau air garam yang lebih
dahulu didinginkan. Ruang untuk kompresor harus dibuat khusus dan
terpisah.

Amonia yang murni tidak korosif terhadap logam yang dipakai


pada sistem refrigerasi. Amonia yang bercampur dengan air akan
menjadi korosif terhadap logam non-ferro, terutama tembaga,
kuningan, seng dan timah. Janganlah memakai logam- logam tersebut
pada sistem dengan amonia. Amonia walaupun mengandung banyak
air, tetapi tidak bereaksi dengan besi dan baja. Amonia lebih
ringan daripada minyak pelumas kompresor. Juga tidak dapat larut
ke dalam minyak pelumas tersebut, maka tidak dapat menyerap
minyak dari tempat minyak kompresor. Karena sukar mengembalikan
minyak pelumas dari evaporator, kita harus menambahkan pemisah
minyak (oil separator) pada saluran tekan dari kompresor. Keluar
dielektrik dari amonia rendah, tidak dapat dipakai dengan kompresor
hermetik yang berhubungan langsung dengan alat-alat listrik. R-717
dapat mudah larut dalam air. Pada suhu 0C, 1 volume air dapat
menyeraf 1,148 V amonia . Tabung amonia dan sistem yang memakai
amonia harus dibuat dari tabung besi atau baja kuat. Kondensornya
harus didinginkan dengan air. Gas amonia lebih ringan dari udara. Jika
terjadi kebocoran amonia, kita lebih aman merebahkan diri dilantai
daripada berdiri. Kebocoran pada sistem dengan amonia dapat
diketahui dari baunya yang sangat merangsang hidung dan
tenggorokan. Kebocoran yang kecil dapat dicari dengan batang
belerang (sulfur stick). Jika ada gas amonia yang bocor, belerang
dapat mengeluarkan asap putih yang tebal. Kebocoran dapat juga
dicari dengan memakai air sabun yang kental. dioleskan pada
sekeliling sambungan pipa. Jika ada gas yang bocor akan terjadi
gelembung-gelembung dari air tersebut.

9. Carbon Dioxide, R-744, CO2

Kompresor:

Yang paling banyak digunakan adalah jenis torak.

Pemakaian:

Sistem ini biasa dipakai untuk refrigerasi dan air conditioning


yang besar, dimana faktor keamanan diutamakan. Pada 1 atmosfir titik
didih -79C dan titik beku -57C, pada suhu tersebut dan tekanan 1
atmosfir, CO2 sudah berwujud padat. Tekanan penguapan 317,5 psig
pada 5F dan tekanan kondensasi 1031 psig pada 86F. Tekanan ini
sangat tinggi, maka harus menggunakan kompresor yang kuat, begitu
juga pipa-pipa harus kuat pula. Kalor laten uap 116 Btu/Ib pada 5F.

R-744 merupakan bahan pendingin yang mula-mula dipakai


pada tahun 1884 dengan kompresor torak untuk refrigerasi CO2 tidak
berwarna, tidak berbau, tidak beracun, tidak dapat terbakar atau
meledak dan tidak korosif. Karena sifatnya yang aman ini, maka
dahulu R-744 banyak dipakai dikapal laut. Juga untuk air conditioning
di Hotel, rumah sakit, bioskop dan lain-lain. Pada saat ini CO2 tidak
dipakai lagi, hanya masih dapat ditemukan pada mesin yang tua.
Sekarang CO2 hanya untuk suhu yang sangat rendah, terutama untuk
pembuatan CO2 padat (dry ice). R-744 tidak dapat bercampur dengan
minyak pelumas kompresor, maka tidak dapat mengambil minyak
pelumas kompresor. R-744 juga seperti amonia lebih ringan dari
pada minyak kompresor. Kebocoran dapat dicari dengan air sabun.

10. Sulfur Dioxide, R-764, SO2

Kompresor:

Refrigeran ini banyak dipakai untuk kompresor torak dengan


satu atau dua tingkat.

Pemakaian:

Refrigerant ini dipakai khusus untuk evaporator dengan suhu


rendah, untuk menggantikan R-22 tetapi juga dapat dipakai pada suhu
sedang. Titik didih -10 0C pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 5,9
inch Hg vakum pada 5 0F dan tekanan kondensasi 51,8 psig pada 86
0F. Tekanan kondensasi ini sangat rendah, maka dapat dipakai dengan
kompresor torak yang direncanakan pada waktu itu. Kalor uap 172,3
Btu/Ib pada 5 0F. SO2 dibuat dari pembakaran belerang, dalam
wujud gas dan air tidak berwarna, tetapi sangat beracun. Tidak dapat
terbakar dan tidak dapat meledak. R-764 sebagai bahan pendingin
sekarang sudah tidak dipakai lagi, hanya masih dapat ditemukan pada
mesin - mesin yang sudah tua. R-764 mula-mula diganti oleh Methyl
Chloride yang lebih aman, kemudian diganti lagi oleh bahan
pendingin golongan fluorocarbon yang lebih baik sampai saat ini.
Seperti bahan pendingin yang lain R-764 dalam keadaan murni tidak
korosif terhadap logam-logam yang dipakai pada sistem refrigerasi.
Apabila bercampur dengan air, SO2 dapat membentuk H2SO3 dan
H2SO4. Kedua asam ini sangat korosif terhadap logam.

R-764 tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas. Saluran


isap harus dibuat miring ke kompresor. SO2 cair lebih berat
daripada minyak pelumas kompresor, sehingga minyak pelumas
akan mengapung di atas bahan pendingin tersebut. Sipat ini
memudahkan minyak pelumas dialirkan kembali ke kompresor. Ini
merupakan keuntungan dari SO2. Kebocoran SO2 selain dapat
diketahui dari baunya yang sangat pedas dan tajam, juga dapat dicari
dengan memakai kain lap yang dicelupkan cairan, jika ada kebocoran
akan mengeluarkan asap putih yang tebal.

11. Methylchloride, R-40, CH3CL

Kompresor:

Torak dan Rotari.

Pemakaian:

Dahulu banyak dipakai untuk lemari es. Titik didih -23,7C pada
1 atmosfir. Tekanan penguap 6,5 psig pada 5F dan tekanan kodensasi 80
psig pada 86 F Kalor laten uap 180,6 Btu/lb pada 5F. Walaupun
Methylchride termasuk tidak beracun, tetapi pada konsentrasi (kadar) yang
tinggi dapat memabukan orang. R-40 dapat terbakar dan meledak jika
bercampur dengan udara pada konsentrasi 8% - 17% dari volume. Sekarang
R-40 dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor. Kebocoran
dapat dicari dengan air sabun yang dioleskan atau dilumaskan pada
sambungan pipa. Jika memakai halida leak detector harus berhati-hati,
karena Methylchloride jika sedang terbakar berbahaya. Ruang dimana
kebocoran dapat dicari harus mempunyai cukup ventilasi udara.

Anda mungkin juga menyukai