Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA I

” JENIS GANGGUAN JIWA ANAK-ANAK DAN REMAJA”


Dosen Pembimbing : Muhammad Anwari, Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

Bagus Indra Pratama 1614201110011


Dessy Rahmawati 1614201110014
Elta Nur Afifah 1614201110016
Ferdy Pratama 1614201110018
Nortisari 1614201110040
Ririn Khairina 1614201110046
Tina Lestari 1614201110059

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH BANJARMASIN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2017/2018


JENIS GANGGUAN JIWA ANAK-ANAK DAN REMAJA

1. Gangguan perkembangan pervasif. Ditandai dengan masalah awal pada tiga area
perkembangan utama : perilaku, interaksi sosial, dan komunikasi.
a. Retardasi mental
Muncul sebelum usia 18 tahun dan dicirikan dengan keterbatasan substandar dalam
berfungsi, yang dimanifestasikan dengan fungsi intelektual secara signifikan
berada dibawah rata-rata (mis. IQ di bawah 70) dan keterbatasan terkait dalam dua
bidang ketrampilan adaptasi atau lebih (mis. komunikasi, perawatan diri, aktivitas
hidup sehari-hari, ketrampilan sosial, fungsi dalam masyarakat, pengarahan diri,
kesehatan dan keselamatan, fungsi akademis, dan bekerja.
b. Autisme
Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial dan komunikasi,
serta aktivitas dan minat yang terbatas (Johnson, 1997). Gejala-gejalanya meliputi
kurangnya responsivitas terhadap orang lain, menarik diri dan berhubungan sosial,
kerusakan yang menonjol dalam komunikasi, dan respon yang aneh terhadap
lingkungan (mis., tergantung pada benda mati dan gerakan tubuh yang berulang-
ulang seperti mengepakkan tangan, bergoyang-goyang, dan memukul-mukul
kepala).
c. Gangguan perkembangan spesifik
Dicirikan dengan keterlambatan perkembangan yang mengarah pada kerusakan
fungsional pada bidang-bidang, seperti membaca, aritmatika, bahasa, dan artikulasi
verbal.

2. Defisit perhatian dan gangguan perilaku disrutif :


a. Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD)
Dicirikan dengan tingkat gangguan perhatian, impulsivitas, dan hiperaktivitas yang
tidak sesuai dengan tahap perkembangan. Menurut DSM IV, ADHD pasti terjadi di
sekitanya dua tempat (mis., di sekolah dan di rumah) dan terjadi sebelum usia 7
tahun (DSM IV, 1994).
b. Gangguan perilaku
Dicirikan dengan perilaku berulang, disuptif, dan kesengajaan untuk tidak patuh,
termasuk melanggar norma dan peraturan sosial. Sebagian besar anak-anak dengan
gangguan ini mengalami penyalahgunaan zat atau gangguan kepribadian antisosial
setelah berusia 18 tahun. Contoh perilaku pada anak-anak dengan gangguan ini
meliputi: mencuri, berbohong, menggertak, melarikan diri, membolos,
menyalahgunakan zat, melakukan pembakaan, bentuk vandalisme yang lain, jahat
terhadap binatang, dan serangan fisik terhadap orang lain.
c. Gangguan penyimpangan oposisi
Gangguan ini merupakan bentuk gangguan perilaku yang lebih ringan, meliputi
perilaku yang kurang ekstrem. Perilaku dalam gangguan ini tidak melanggar hak-
hak orang lain sampai tingkat yang terlihat dalam gangguan perilaku. Perilaku
dalam gangguan ini menujukkan sikap menentang, seperti berargumentasi, kasar,
marah, toleransi yang rendah erhadap frustasi, dan menggunakan minuman keras,
zat terlarang, atau keduanya.

3. Gangguan ansietas sering terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut ke
masa dewasa :
a. Gangguan obsesif kompulsif, gangguan ansietas umum, dan fobia banyak terjadi
pada anak-anak dan remaja, dengan gejala yang sama dengan yang terlihat pada
orang dewasa.
b. Gangguan ansietas akibat perpisahan adalah gangguan masa kanak-kanak yang
ditandai dengan rasa takut berpisah dari orang yang paling dekat dengannya.
Gejala-gejalanya meliputi menolak pergi ke sekolah, keluhan somatic, ansietas
berat terhadap perpisahan dan khawatir tentang adanya bahaya pada orang-orang
yang mengasuhnya.

4. Skizofrenia
a. Skizofrenia anak-anak jarang terjadi dan sulit didiagnosis. Gejala-gejalanya dapat
meneyerupai gangguan pervasive, seperti autisme. walaupun penelitian tentang
skizofrenia anak-anak sangat sedikit, namun telah dijumpai perilaku yang khas
(Antai-Otong, 1995b), seperti beberapa gangguan kognitif dan perilaku, menarik
diri secara sosial, komunikasi.
b. Skizofrenia pada remaja merupakan hal yang umum dan insidensinya selama masa
remaja akhir sangat tinggi. Gejala-gejalanya mirip dengan skizofrenia dewasa.
Gejala awalnya meliputi perubahan ekstrim dalam perilaku sehari-hari, isolasi
sosial, sikap yang aneh, penurunan nilai-nilai akademik, dan mengekspresikan
perilaku yang tidak disadarinya.

5. Gangguan mood
a. Gangguan ini jarang terjadi pada masa anak-anak dan remaja dibanding pada orang
dewasa (Kelter, 1999). Prevalensi pada anak-anak dan remaja berkisar antara 1%
sampai 5% untuk gangguan depresi. Eksistensi gangguan bipolar (jenis manik)
pada anak-anak masih kontroversial. Prevalensi penyakit bipolar pada remaja
diperkirakan 1%.
b. Bunuh diri. Adanya gangguan mood merupakan faktor yang serius untuk bunuh
diri. Bunuh diri adalah penyebab kematian utama ketiga pada individu berusia 15
sampai 24 tahun. Tanda-tanda bahaya bunuh diri pada remaja meliputi menarik diri
secara tiba-tiba, berperilaku keras atau sangat memberontak, menyalahgunakan
obat atau alkohol, secara tidak biasanya mengabaikan penampilan diri, kualitas
tugas-tugas sekolah menurun, membolos, keletihan berlebihan dan keluhan
somatic, respon yang buruk terhadap pujian, ancaman bunuh diri yang terang-
terangan secara verbal, dan membuang benda-benda yang didapat sebagai hadiah (
Newman, 1999)

6. Gangguan penyalahgunaan zat


a. Gangguan ini banyak terjadi ; diperkirakan 32% remaja menderita gangguan
penyalahgunaan zat (Johnson, 1997). Angka penggunaan alkohol atau zat terlarang
lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding perempuan. Risiko terbesar mengalami
gangguan ini terjadi pada mereka yang berusia antara 15 sampai 24 tahun. Pada
remaja, perubahan penggunaan zat dapat berkembang menjadi ketergantungan zat
dalam waktu 2 tahun sedangkan pada orang dewasa membutuhkan waktu antara 15
sampai 20 tahun.
b. Tanda bahaya penyalahgunaan zat pada remaja, di antaranya adalah penurunan
fungsi sosial dan akademik, perubahan dari fungsi sebelumnya, seperti perilaku
menjadi agresif atau menarik diri dari interaksi keluarga, perubahan kepribadian
dan toleransi yang rendah terhadap frustasi, berhubungan dengan remaja lain yang
juga menggunakan zat, menyembunyikan atau berbohong tentang penggunaan zat.

Anda mungkin juga menyukai