Anda di halaman 1dari 2

Evaluasi Kuantitas Air Tanah Sebagai Aspek Penting Penentuan Potensi Air Tanah

Pemahaman tentang potensi sumber daya air tanah sangat penting dalam perencanaan
pembangunan yang berkaitan dengan budidaya sumber air tanah, sehingga pemanfaatan
sumber daya air tanah dilakukan secara optimal dan berkesinambungan untuk generasi
sekarang maupun generasi yang akan datang. Salah satu cara penentuan tingkat potensi air
tanah adalah evaluasi kuantitas air tanah.

Evaluasi kuantitas air tanah dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara perubahan air
tanah yang masuk dan keluar dari suatu wadah di dalam cekungan maupun antar cekungan
dalam batasan waktu tertentu. Menentukan kuantitas air tanah dilakukan dengan berbagai
cara dengan mengetahui terlebih dahulu berbagai parameter kuantitasnya yaitu persentase
curah hujan, neraca klorida, hidrograf sumur, aliran air tanah, dan penentuan debit optimum.

Persentase curah hujan dipakai untuk melakukan taksiran awal tentang jumlah imbuhan air
tanah, dengan asumsi bahwa air hujan dalam persentase tertentu meresap dan mengimbuh
ke dalam akuifer. Akurasi dari penerapan metode ini tergantung dari angka persentase
imbuhan yang dipilih. Persentase imbuhan ditentukan secara analisa macam, sifat-sifat fisik
dan penyusun utama batuan serta membandingkannya dengan koefisien kelulusan yang
terdapat dalam berbagai sumber.

Neraca klorida merupakan cara yang cepat untuk menaksir jumlah imbuhan air tanah,
dengan asumsi bahwa semua kandungan klorida di dalam air hujan dapat masuk ke dalam
air tanah setelah melalui proses infiltrasi dan evapotranspirasi. Daerah dengan curah hujan
cukup tinggi dapat menghasilkan hasil yang cukup baik. Metode ini akan memberikan hasil
yang cukup baik apabila kandungan unsur klorida merupakan rata-rata dari hasil
pengukuran berbagai tahun, dengan catatan bahwa makin panjang waktu pengukuran dari
berbagai tahun akan semakin baik hasil perhitungannya.

Hidrograf sumur menggunakan kenaikan muka air tanah sebagai hasil peresapan air hujan
selama musim penghujan untuk menaksir imbuhan air tanah. Kenaikan muka air tanah
diketahui dari rekaman muka air tanah pada semua sumur pantau yang ada alat ukur muka
air tanahnya (hidrograf muka air tanah), yang menggambarkan pola perubahan kedudukan
muka air tanah terhadap waktu. Ada 2 tipe perhitungan hidrograf sumur yaitu dihitung dari
awal proses terjadinya pengisian simpanan air tanah sampai awal penurunan simpanan air
tanah untuk memperoleh besaran imbuhan nyata dan ekstrapolasi grafik penurunan muka
air tanah untuk memperoleh imbuhan potensial.

Aliran air tanah menggunakan debit air yang masuk ke dalam suatu cekungan air tanah atau
suatu wilayah dan yang ke luar dari cekungan atau wilayah tersebut. Aliran air tanah
dihitung dengan penghitungan debit aliran air tanah pada setiap segmen dengan luasan
akuifer tertentu. Jumlah debit aliran dari segmen-segmen tersebut merupakan total debit
aliran air tanah yang masuk dan keluar dari suatu cekungan atau wilayah yang dikaji.

Debit optimum adalah volume air yang dapat dikeluarkan dalam setiap satuan waktu
tertentu tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti. Debit optimum dapat ditentukan
dengan uji sumur atau estimasi secara kuantitatif berdasarkan ketebalan lapisan akuifer.
Jenis akuifer yang ada mempengaruhi cara perhitungan debit optimum.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan evaluasi


ketersediaan air tanah terdapat beberapa parameter yang harus diketahui sebelum akhirnya
menghasilkan suatu evaluasi ketersediaan air tanah. Apabila seluruh parameter tersebut
dapat dipenuhi maka evaluasi ketersediaan air tanah yang dihasilkan akan jauh lebih baik
untuk penentuan potensi air tanah.

Anda mungkin juga menyukai