Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MANAJEMEN BIAYA
DI SUSUN OLEH :
JAMBATAN BULAN
TIMIKA-PAPUA
2017
1
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Biaya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
materi Manajemen biaya yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaika
n pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................ 1
KATA PENGANTAR........................................................................... 2
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
berkembang. Dalam proses pembuatan beberapa produk tersebut
diperlukan penggolongan produk agar lebih memudahkan dalam
penggolongan biaya. Produk tersebut dapat di golongkan menjadi
beberapa macam seperti produk utama, produk bersama (Joint Produk),
Produk Sampingan (By Produk), dan Sisa Bahan (Scrap). Selain
penggolongan produk, harga pokok produksi menjadi hal yang sangat
penting bagi perusahaan untuk menghasilkan laba yang optimal pula,
karena melalui harga pokok produksi nantinya akan menjadi pedoman
bagi perusahaan dalam menentukan harga jual produk. Sehingga
perusahaan dapat memaksimalkan penjualan dan mendapatkan laba
sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk
menghasilkan beberapa produk.
Pengertian pertama biaya bersama tersebut diatas disebut
biaya bergabung (common cost), sedangkan pengertian kedua
disebut biaya bersama (joint cost). Biaya bergabung adala biaya-
biaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang terpisah
(tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama pada saat yang
bersamaan. Biaya bergabung dan biaya bersama mempunyai satu
perbedaan pokok yaitu bahwa biaya bergabung dapat diikuti jejak
alirannya ke berbagai produk yang terpisah tersebut atas dasar
sebab akibat, atau dengan cara menelusuri jejak penggunaan
fasilitas.
Biaya bergabung tidak meliputi biaya-biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dalam
perusahaan cor besi yang menghasilkan berbagai macam barang-
barang cor seperti kaki mesin jahit, suku cadang mesin-mesin
pabrik gula, timbangan, dan sebagainya, yang dicor pada saat
yang sama, bahan bakar (cokes) dan biaya-biaya overhead pabrik
yang lain merupakan biaya bergabung dalam pengolahan produk-
produk tersebut. Biaya bergabung merupakan biaya tak langsung
dalam hubungannya dengan produk-produk yang dihasilkan.
Biaya bergabung dan biaya bersama dapat dibedakan
ditinjau dari sudut alokasinya. Dasar yang dipakai untuk
mengalokasikan biaya bergabung harus menggambarkan aliran
biaya tersebut dalam proses produksi atau kepada produk. Atau
dengan kata lain dalam alokasi biaya bergabung dianggap biaya
tersebut dapat diikuti jejak alirannya, atau diidentifikasikan kepada
proses atau produk tertentu. Dalam alokasi biaya bersama, dasar
yang dipakai untuk alokasi tidak menggambarkan aliran biaya
bersama tersebut ke dalam produk.
7
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku
menjadi berbagai macam produk yang dapat berupa produk
bersama (joint products), produk sampingan (by-product) dan
produk sekutu (co-product). Produk bersama adalah dua produk
atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian
proses atau dengan proses gabungan. Produk sampingan adalah
satu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif lebih rendah, yang
diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya lebih
tinggi. Pada umumnya pembedaaan antara produk bersama dan
produk sampingan didasarkan pada nilai jual relatifnya. Jika nilai
jual produk-produk yang dihasilkan relatif sama atau setidaknya
material jumlahnya bila dibandingkan dengan seluruh pendapatan
(revenues) perusahaan, maka produk-produk tersebut merupakan
produk bersama. Sebaliknya jika nilai jual salah satu produk relatif
kecil bila dibandingkan dengan total pendapatan perusahaan,
maka produk tersebut merupakan produk sampingan.
Produk sekutu adalah dua produk atau lebih yang
diproduksi pada waktu yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan
pengolahan yang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang
sama. Dalam perusahaan penggergajian misalnya, pada saat yang
sama, dari proses penggergajian dapat dihasilkan papan mutu
nomor 1, nomor 2, dan sebagainya tetapi dari batang kayu yang
berbeda (sebagai bahan bakunya).Jenis Jenis Departemen :
Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah
departemen. Terdapat dua kategori departemen yaitu:
Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen
produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan
produk atau jasa yang dijual pada pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung
mengerjakan produksi yang diproduksi.Departemen pendukung
menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh
8
departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak
langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut.
Langkah-langkah dalam pengalokasian biaya departemen
pendukung ke departemen produksi dan mengalokasikannya ke
biaya produk:
a) Membagi perusahaan ke dalam departemen-departemen.
b) Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen
pendukung atau departemen produksi.
c) Menelsuri semua biaya overhead perusahaan di departemen
pendukung atau departemen produksi.
d) Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen
produksi.
e) Menghitung tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu
untuk departemen produksi.
f) Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk melalui tarif
overhead yang ditentukan terlebih dahulu.
Jenis Jenis Dasar Alokasi Departemen produksi membutuhkan jasa
pendukung. oleh sebab itu, biaya departemen pendukung
ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor
penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen
produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung.
Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen
pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk
mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya).
Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk
yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui,
para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan
lebih baik.
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya
departemen pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke
produk tertentu:
9
a) Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang
menguntungkan
b) Untuk menghitung profibilitas lini produk
c) Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan
pengendalian
d) Untuk meniai persedian
e) Untuk memotivasi para manajer
10
kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan produk
lain(produk sampingan).
2. Produk Sampingan (By Product).
Produk Sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses
produksi secara bersama, tetapi produk tersebut nilai atau
kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk lain
(produk utama).
11
memproses produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan
atau biaya setelah titik pisah (severable Cost).
12
persediaan dari berbagai produk gabungan atau produk
sampingan. Alokasi biaya gabungan mungkin diharuskan guna
menjustifikasi harga jual di hadapanbadan pemerintah. Akan
tetapi, baik akuntan maupun ekonom saring kali mempertanyakan
validitas pemisahan biaya gabungan untuk menentukan harga yang wajar
dalam penetapan harga produkyang diatur oleh pemerintah.
Istilah biaya bersama dapat dikaitkan dengan dua
pengertian (Mulyadi,333:2005), diantaranya:
1. Biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang akan harus
dialokasikan ke berbagai dokumen, baik dalam perusahaan
yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang
kegiatannya dilakukan secara massa.
2. Biaya produksi bersama yang dikeluarkan dalam proses
produksi di mana akan menghasilkan berbagai macam produk.
Untuk pembahasan selanjutnya, definisi ini yang akan dipakai.
Pengertian pertama biaya bersama tersebut diatas disebut
biaya bergabung (common cost), sedangkan pengertian kedua
disebut biaya bersama (joint cost). Biaya bergabung adalah
biaya-biaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang
terpisah (tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama pada saat
yang bersamaan. Biaya bergabung dan biaya bersama
mempunyai satu perbedaan pokok yaitu bahwa biaya
bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai berbagai
produk yang terpisah tersebut atas dasar sebab akibat, atau
dengan cara menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya
bergabung tidak meliputi biaya-biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Di lain pihak biaya bersama tidak dapat
diikuti jejak alirannya ke berbagai macam produk yang
dihasilkan. Biaya bergabung merupakan biaya tak langsung
dalam hubungannya dengan produk-produk yang dihasilkan
(Mulyadi,342:2005).
13
2.2 AKUNTANSI PRODUK BERSAMA
14
satuan yang sama. Satuan dapat berupa volume, bobot, atau ukuran
karakteristik lainnya.
C. Metode Rata-Rata Perunit : Metode rata-rata per unit adalah suatu
metode dalam mengalokasikan biaya bersama, bahwa seluruh produk
yang dihasilkan dari proses produksi bersama harus dibebani suatu
nilai secara proposional dari seluruh biaya bersama atau dari besarnya
unit yang diproduksi.Metode ini mengabaikan bobot atau nilai jual dari
produk terkait, disamping itu semua produk diasumsikan bersifat
homogen, artinya masing-masing produk memerlukan biaya yang
relatif sama.
D. Metode Rata-Rata Tertimbang : Metode rata-rata tertimbang adalah
metode yang dalam mengalokasikan biaya bersama berdasarkan pada
unit produksi dan dikalikan dengan faktor penimbang, dan diperoleh
jumlah penimbang rata-rata setiap produk dibagi dengan jumlah
penimbang rata-rata seluruh produk. Angka penimbang dapat
ditentukan berdasarkan besarnya jumlah produk yang digunakan.
Angka penimbang ini digunakan akibat sulitnya pembuatan produk,
pembedaan jam tenaga kerja dipakai waktu yang digunakan untuk
menghasilkan tiap jenis produk.
15
perminyakan, telah memungkinkan pengendalian yang lebih besar atas
jumlah residu dan produk sampingan lainnya. Misalnya, suatu
perusahaan yang menyewa truk untuk mengangkut bahan tertentu
menemukan bahwa bahan buangan tersebut dapat diguakan sebagai
pupuk. Produk sampingan ini sekarang menjadi sumber pendapatan lain
untuk seluruh industri. Produk sampingan adalah satu atau beberapa
produk yang bernilai total relatif kecil dan diproduksi secara berbarengan
dengan produk yang mempunyai nilai lebih besar. (Matz, Acdolph and
Usry,Milton,1995,132). Produk sampingan (By-product) adalah produk
yang diproduksi bersama-sama dengan produk lain tetapi mempunyai
harga jual yang relatif lebih rendah dari produk lainnya (Simangunsong,
1994, 107).Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam
proses produksi secara bersama, tetapi produk tersebut nilai atau
kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk lain. Produk
sampingan (by product) umumnya digunakan untuk mendefinisakan
suatu produk dengan nilai total yang relative lebih kecil dan dihasilkan
secara simultan atau bersamaan dengan produk lain yang nilai totalnya
lebih besar.Contohnya seperti penyilangan minyak bumi yang dapat
dihasilkan sisa dalam bentuk aspal. Minyak bumi merupakan produk
utama sedangkan aspal merupakan produk sampingan.Contoh :
16
4 Kadang-kadang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan
pembungkusan.
5 Produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk-produk
utama.
Produk sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat
tidaknya produk tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama.
1 Produksi sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk
utama, tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut.
2 Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut
setelah terpisah dari produk utama.
A. Produk sampingan dapat langsung dijual pada saat saat titik pisah
(split of point) atau pengakuan atas pendapatan kotor. Metode ini
memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan
penjualan kotor. Hal ini dilakukan karena biaya persediaan final dari
produk utama dianggap terlalu tinggi sehingga menanggung biaya
yang seharusnya dibebankan pada produk sampingan. Dalam
17
metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam
laporan laba rugi dapat dikategorikan sebagai berikut :
18
usaha, yaitu:
1) Apabila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan pokok
sampingan, maka timbul masalah penilaian persediaan untuk
tujuan pembuatan neraca perusahaan. Pada umumnya
persediaan akhir produk sampingan tidak diadakan penilaian
sehingga mengakibatkan harga pokok persediaan produk utama
lebih besar.
2) Dapat mengakibatkan perbandingan pendapatan dan biaya yang
kurang tepat karena perbedaan periode akuntansi. Pada saat
produk sampingan selesai diproduksi tidak ada pencatatan
jurnal, pencatatan dilakukan ketika produk dijual. Apabila
produksi dan penjualannya tidak dalam satu periode maka
perhitungan pendapatan dan biaya menjadi kurang tepat.
3) Tidak adanya pengawasan dari terhadap persediaaan produk
sampingan mengakibatkan rawan terjadi penggelapan.
4) Dapat mengaburkan gambaran menyeluruh tentang hasil usaha
perusahaan.
C. Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai tambahan
pendapatan penjualan produk utama. Metode ini merupakan variasi
dari metode pertama. Semua biaya produksi dikurangkan dari
pendapatan penjualan semua produk (baik utama maupun
sampingan) untuk mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak
ada alokasi biaya bersama seperti dalam metode pertama.
D. Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah dipisah dari
produk utama atau pengakuan atas pendapatan bersih.
Hasil penjualan bersih produk sampingan dapat dihitung, yaitu :
19
Penjualan/ Pendapatan Bersih Produk Sampingan Rp xxxxxx
20
sesungguhnya pada metode nilai pasar yang dikurangkan adalah
taksiran nilai pasar produk sampingan. Metode ini berusaha untuk
menaksir biaya produk sampingan berdasarkan nilai
pasarnya. Metode Reversal atau disebut metode pembatalan biaya
adalah produk sampingan mendapat alokasi biaya terlebih dahulu
sebelum dipisah dari produk utama.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=J-5iVofnHs-
jugTIxomYBQ#q=produk+bersama+dan+produk+sampingan
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=52055
Bustami , Bastian & Nurlela .2012. Akuntansi Biaya Edisi III . Jakarta:Mitra
Wacana Media
23