M. Yakub
IAIN Sumatera Utara
Yakub.m70@yahoo.co.id
Abstrak
Selama ini masih ada perdebatan di antara para ahli tentang historiografi
Islam di Indonsia. Ada asumsi bahwa nilai historiografi yang standar
hanya dimiliki oleh sejarawan akademis, sementara sejarawan informal
tidak memiliki tempat dalam khazanah historiografi yang ada. Padahal
dari aspek produktifitas para sejarawan informal itu cenderung lebih
produktif dalam melahirkan karya-karya sejarah sepanjang zaman.
Artikel ini difokuskan pada kajian tentang sejarah dan perkembangan
Islam di Indonesia. Pada titik kajian ini terdapat tiga corak pendekatan,
yaitu pertama, pendekatan sejarah Islam Indonesia sebagai bagian dari
sejarah umat Islam; kedua, pendekatan sejarah Islam Indonesia sebagai
bagian dari sejarah nasional Indonesia; dan ketiga, pendekatan Global
yang secara implisit mengemukakan bahwa perkembangan historis di
suatu wilayah tertentu tidaklah terjadi dan berlangsung dalam situasi
vakum dan isolatif. Akan tetapi, ia terkait dengan peristiwa-peristiwa pada
kawasan lain. Sehingga Islam Indonesia harus dilihat dan ditempatkan
dalam kerangka sejarah dunia pada umumnya; bukan sejarah yang
berdiri sendiri.
Abstract
Islam in Indonesia. In this study, there are three approaches that can be
applied: first, the approach of the history of Islam in Indonesia as part of
the history of the Muslims; The second approach is the history of Islam in
Indonesia as part of Indonesian national history; and the third, the global
approach which suggests that the historical development in a particular
area does not occur and take place in a vacuum situation and isolated.
On the contrary, it is always associated with events in other regions. The
Indonesian Islam, therefore, should be placed within the framework of the
history of the world, not as a stand-alone history.
A. Pendahuluan
Historiografi (Islam) Indonesia, setidaknya dalam beberapa
dasawarsa terakhir, ditandai dengan adanya beberapa perkem-
bangan penting baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut
Azyumardi Azra, Secara kuantitatif munculnya karya-karya sejarah,
baik yang ditulis sejarawan Indonesia sendiri maupun sejarawan
asing, karya-karya itu dapat dikategorikan sejarah lokal maupun
nusantara, dan global. Karya-karya sejarah ini telah memberikan
sumbangan yang signifikan dalam upaya pemahaman yang lebih
akurat terhadap sejarah Indonesia secara keseluruhan.1 Sementara
secara kualitatif, menurut Kuntowijoyo, terlihat dari penggunaan
metodologi yang semakin kompleks, yang melibatkan cukup
banyak ilmu bantu, khususnya ilmu-ilmu humaniora lainnya.2
Penggunaan ilmu-ilmu bantu dalam penulisan sejarah
Indonesia secara umum dan sejarah Islam Indonesia khususnya,
menurut Azra, tidak dapat dipungkiri telah memperkuat dan
mengembangkan corak baru dari apa yang disebut kalangan
sejarawan Indonesia sebagai ”sejarah baru” (new history), sebagai
kontra dari ”sejarah lama” (old history), yang umumnya bersifat
naratif dan deskriptif, atau yang biasa disebut ”sejarah ensi-
1
Azyumardi Azra, Historiografi Islam Kontemporer: Wacana Aktualitas dan Aktor
Sejarah. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 3.
2
Ilmu-ilmu humaniora semacam antropologi dan ilmu-ulmu sosial seperti
sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi, dan lain-lain. Untuk melihat perkembangan
sejarah sosial lihat Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
2003), h. 39-58.
3
Azyumardi Azra, “Historiografi Islam Indonesia: Antara Sejarah Sosial, Sejarah
Total, dan Sejarah Pinggir”, Menjadi Indonesia: 13 Abad Eksistensi Islam di Bumi Nusantara,
(Jakarta: Mizan, 2006), h. 4.
4
Azra, Historiografi Islam Kontemporer, h. 4.
5
A. Muin Umar, Historiografi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1988), h. 188.
6
HAMKA, Sejarah Umat Islam IV, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981). h. 29
7
Franz Rosenthal, A History of Muslim ( Leiden:E.J Brill, 1968), h. 8.
8
A. Muin Umar, Historiografi ..., h.188.
9
HAMKA, Sejarah..., h. 27
10
HAMKA, Sejarah..., h. 36-42. Lihat juga Alwi Sihab, Antara Tasawuf Suni &
Tasawuf Falsafi: Akar Tasawuf di Indonesia, (Jakarta: Pustaka IIMaN, 2009), h. 6-12.
11
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006), h. 191-193.
12
Taufik Abdullah (Ed), Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: Majelis Ulama
Indonesia, 1991), h. 34.
13
Sartono Kartodirjo, Sejarah Nasional Indonesia, vol. II, (Jakarta: Depdikbud,
1977), h. 73.
14
G. R. Tibbets, “Early Muslim Trade in South Asia” Vol. 30 (t.t.: MBRAS, 1957 ), h. 39.
15
Yaqut al-Hamari, Mu’Jam al-Buldān, vol. III, (Beirut: Da>r Shadir, 1971), h. 440.
16
Dr. J.C. van Leur, Indonesian Trade and Society, (Den Haag: W. Van Hoeve Ltd,
1995), h. 440.
17
Alnold, T. W. The Preaching of Islam, (London: tp, 1935), h. 331-332.
18
Grenvelt, W.P., Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From Chinese
Sources, (1960), h. 201.
19
Sihab, Antara Tasawuf..., h. 11.
20
Sartono Kartodirjo, Sejarah Nasional Indonesia, h. 73.
21
Umar, Historiografi..., h. 185.
22
Yahya Harun, Islam Nusantara Abad XVI & XVII, (Yogyakarta: Kurnia Kalam
Sejahtera 1995).
23
Togi Simanjuntak, Peneliti Sejarah Sosial dan Sejarah Kekerasan pada Institut
Riset Sosial dan Ekonomi (Inrise) Lihat http://www.duniaesai.com/ sejarah/sejarah2.html
(diakses pada 01 April 2009).
24
Uka Tjandrasasmita, Sejarah Nasional Indonesia III, (Jakarta: Balai Pustaka,
1977).
25
Taufik Abdullah (Ed), Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: Majelis Ulama
Indonesia, 1991).
26
TIbid, Sejarah ..., h. 17.
27
Sartono Kartodirdjo, dkk, Lembar Sejarah, Beberapa Fasal Dari Historiografi
Indonesia, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1968), h.17.
28
Tjandrasasmita, Sejarah ....., h. 123
29
Pada zaman ini yang menjadi penulis sejarah adalah para pujangga-
pujangga yang bertujuan untuk memuji dan mengkultuskan Raja sebagai pusat
kosmik, dan lebih kepada konsep Istana-sentris. Lihat Sartono Kartodirdjo, Pemikiran
dan ..., h. 25.
30
Azra, Historiografi Islam Kontemporer..., h. 8.
31
Ibid., h. 8.
32
Ibid., h. 4. dan 14.
33
Ibid., h.13.
34
Ibid., h. 7.
35
Ibid., h. 13.
36
Ibid., h. 7.
37
Kartodirdjo, Pemikiran.........., h. 19-22.
38
Azra, “Historiografi I..., h. 14.
39
Kartodirdjo, Pemikiran dan ..., h. 22-23.
40
Azra, “Historiografi..., h. 15.
45
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII dan XVIII, (Bandung: Mizan,1994).
46
Azra, Historiografi......, h. 120.
47
Azra, Jaringan......., h. 15.
48
Azyumardi Azra, Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal, (Bandung:
Mizan, 2002).
49
Azra, Historiografi......., h. 7.
50
Azra, Jaringan Ulama ...,
51
Mona Abaza, Islamic Edication, Perception and Axchanges: Indonesia Students in
Cairo, (Paris: Caheir d’Archipel No.33, 1993). Lihat juga Azra, Historiografi..., h. 4.
52
Fred R. Von der Mehden, Two Worlds of Islam: Introduction Between Southeast
Asia and Middle East, (Gainsville: University Press of Florida, 1993).
53
Azra, Historiografi..., h. 4.
54
Umar, Historiografi Islam..., h. 188.
55
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah.., h. 83-85.
56
Azra, Historiografi......, h. 83.
57
Kuntowijoyo, Pengantar ..., , h. 84.
58
Ibid., h. 85-86.
59
Azra, Historiografi..., h. 83.
60
Ibid, h. 85.
61
Ibid, h. 83.
62
Ibid , h. 83.
63
Ibid, h. 85.
64
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Edisi Kedua, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2003), h. 86.
65
Azra, Historiografi ....., h. 83-84.
66
Ibid, h. 83-84.
67
Umar, Historiografi ..., h. 188.
68
HAMKA, Sejarah Umat Islam IV...
69
Franz Rosenthal, A History of Muslim, (Leiden:E.J Brill, 1968), h. 8.
70
Umar, Historiografi..., h. 188.
71
Ibid, ..., h. 188.
72
A. Hasjmi (ed), Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1981), h. 375.
73
HAMKA, Sejarah ..., h. 36-42.
74
Hamka, Sejarah Umat Islam..., h. 6.
75
A. Hasjmi (ed), Sejarah Masuk..., h. 375.
76
Sartono Kartodirjo, Sejarah Nasional Indonesia, vol. II, (Jakarta: Depdikbud,
1977), h. 73.
77
G. R. Tibbets, “Early Muslim Trade in South Asia” Vol. 30 (t.t.: MBRAS, 1957 ),
h. 39.
78
Yaqut Al-Hamari, Mu’jam Al-Buldan, vol. III (Beirut: Dar Shadir, 1971), h.
440.
79
Dr. J.C. van Leur, Indonesian Trade and Society, (Den Haag, W. Van Hoeve Ltd,
1995), h. 440.
80
Alnold, T. W. The Preaching of Islam, (London:t.p, 1935), h. 331-332.
81
Grenvelt, W.P., Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From Chinese
Sources, (1960), h. 201.
82
Sihab, Antara Tasawuf ..., h. 11.
83
Kartodirjo, Sejarah ..., h. 73.
84
Hamka, Sejarah Umat Islam..., h. 5.
85
Ibid..., h. 7.
86
A. Hasjmi (ed), Sejarah Masuk..., h. 372.
87
Sou>yb, Lihat Pelaut.., h. 47.
88
Azra, Historiografi ......, h. 69.
89
Pendekatan Sou>yb ini juga mempunyai kemiripan dengan apa yang telah
dilakukan oleh Hodgson dalam bukunya The venture of Islam: Conscience and History in
a World Civilization, (Chicago: The University of Chicago, 1974).
90
Azra, Jaringan Ulama..., h. 123.
E. Penutup
Menilai suatu hasil karya khususnya karya sejarah seharusnya
diletakkan dalam konstruk pemikiran yang benar dan adil. Jika
Daftar Pustaka
Mahasin, Aswab, et.al. (eds.), Ruh Islam Dalam Budaya Bangsa: Agama
dan Masalah Masa Kini Forum Festival Istiqlal II 1995. Jakarta:
Yayasan Festival Istiqlal, 1996.
__________, Kajian Naskah-naskah Klasik dan Penerapannya bagi
Kajian Sejarah Islam di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Lektur
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama,
2006.
__________, Modern Javanese Historical Tradition. London, 1978.
__________, The Arriival and Expantion of Islam in Indonesia Relating to
South East Asia, Masagung Foundation, 1985.
Majalah Dialog, No.14, Ministry of Religious Affairs RI, Jakarta, 1983.