Anda di halaman 1dari 18

JIEP-Vol.

17, No 1 Maret 2017


ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

VISUAL MERCHANDISE DAN ATMOSFER TOKO:


PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
IMPULS

Erminati Pancaningrum1
1
STIE PGRI Dewantara Jombang
Email: ermi.sardjito72@gmail.com

Abstract

This study aims to determine the influence of visual merchandising and store atmosphere
against impulse buying on the visitors of Matahari Department Store at City of Tomorrow,
Surabaya. The method used is explanatory research; the data are collected through
questionnaires and documentation. Those are analyzed using multiple linear regression
statistical methods.
The results of data analysis showed that the better visual merchandising and store
atmosphere, the more it will increase impulse purchasing on consumers. Test hypothesis
states that the visual merchandising and store atmosphere significantly influence consumers
impulse buying in Matahari Department Store City of Tomorrow Surabaya. Visual
merchandising is realized by a variety of stimuli, such as the arrangement of the product, the
selection of beautiful colors for the outlets, lighting inside the store will make consumers
comfortable shopping, which can result in unplanned purchases. Atmospheric stores
increases the likelihood of impulsive behavior. Atmosphere fun and interesting stores can
stimulate the purchase of the response of a sudden, so consumers tend to buy things without
planned because of the atmosphere of interesting shops.

Keywords: visual merchandising, store atmosphere, impulse buying


JEL Classification: D24, D47

1. PENDAHULUAN lakukan pembelian tanpa berpikir pan-


jang.
Kecenderungan pola belanja Toko retail merupakan tempat
konsumen yang terjadi saat ini adalah konsumen untuk melakukan pembe-
berkaitan dengan motivasi konsumen lian, baik itu terencana maupun tidak
dalam melakukan kegiatan belanja. terencana. Pembelian terencana adalah
Kegiatan belanja pada awalnya dila- perilaku pembelian di mana keputusan
kukan oleh konsumen yang dimotivasi pembelian sudah dipertimbangkan se-
oleh motif yang bersifat rasional yakni belum masuk ke dalam gerai, se-
berkaitan dengan manfaat yang dibe- dangkan pembelian tak terencana ada-
rikan produk tersebut (nilai utilita- lah perilaku pembelian tanpa ada
rian). Kegiatan belanja saat ini sudah pertimbangan sebelumnya. Yu dan
berkembang dan bergeser pada nilai Bastin (2010) meneliti efek dalam
lain, diantaranya dimotivasi oleh motif toko dari poster Point of Purchase
emosional. Salah satu contoh adalah (POP) di supermarket dan menemu-
kegiatan belanja yang dipengaruhi kan bahwa POP untuk menginduksi
oleh visual merchandise (penyajian perilaku pembelian impuls dan hemat
barang/produk) dan suasana toko. biaya. Di dalam toko rangsangan tek-
Pengunjung akan mudah tertarik pada nik promosi digunakan untuk me-
penyajian barang yang menarik dan ningkatkan dorongan membeli produk.
bagus dan lingkungan toko yang nya- Beberapa contoh teknik promosi me-
man sehingga pengunjung akan me- liputi pengaturan di dalam toko, posisi
23
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

rak, harga promosi, sampling (me- beberapa hal, salah satunya adalah
ngambil contoh produk), menam- visual marchandise dan store at-
pilkan POP, kupon, dan demonstrasi mosfer. Hubungan ini dapat diasum-
di dalam toko. sikan apabila pelanggan merasa se-
Pembelian impuls adalah pe- nang dan merasa nyaman saat ber-
rilaku berbelanja yang terjadi secara belanja di suatu gerai maka kemung-
tidak terencana, tertarik secara emo- kinan untuk melakukan impulsive
sional, di mana proses pembuatan ke- buying juga akan semakin meningkat.
putusan dilakukan dengan cepat tanpa Bayley and Nancarrow (1998)
berpikir secara bijak dan pertimba- menyebutkan bahwa impulsive buying
ngan terhadap keseluruhan informasi biasanya lebih sering terjadi di gerai-
dan alternatif yang ada (Rook, 1987). gerai besar dibandingkan dengan
Di Indonesia menurut Irawan (ww- gerai-gerai kecil. Visual marchandise
w.marketing.co.id, 21 Januari 2012), dan store atmosfer dapat diwujudkan
konsumen Indonesia memiliki sepuluh melalui hiburan dalam lingkungan
karakter unik.Pada salah satu karakter berbelanja. Gerai ritel berskala besar
unik konsumen Indonesia adalah kon- memiliki kemampuan dan sumber
sumen Indonesia cenderung pembeli- daya untuk membuat konsumen ter-
annya impulsif atau tidak terencana. hibur dalam berbelanja (Combs, Zang,
Pernyataan ini didukung oleh studi & Chaipoopirutana, 2011). Jumlah
yang dilakukan The Nielsen Company kunjungan dan jumlah uang yang
tentang tren pebelanja di kota-kota dihabiskan seseorang untuk berbelanja
besar di Indonesia semakin impulsif akan bergantung pada pendapatan
(www.tempo.co, 21 Juni 2011). Me- yang diperoleh (Tirmizi, Kashif-Ur-
nurut Ramaun (www.tempo.co, 21 Rehman, & Saif, 2009). Hal ini berarti
Juni 2011), berdasarkan studi yang bahwa konsumen dari kalangan me-
dilakukan di Jakarta, Bandung, Sura- nengah ke atas akan lebih cenderung
baya, Makasar, dan Medan, sebanyak melakukan pembelian impuls.
21% pembelanja pada tahun 2011 Berdasarkan hal tersebut di
tidak pernah membuat rencana be- atas dan untuk memperjelas arah pe-
lanja, dibandingkan pada tahun 2003 nelitian, maka dapat dirumuskan po-
hanya 11%. Dari 39% pembelanja kok permasalahan yang akan dibahas
yang merencanakan pembeliannya, te- yaitu: 1) apakah visual merchandise
tapi selalu ada pembelian lagi di luar berpengaruh signifikan terhadap pem-
rencana. belian impuls pada pengunjung Ma-
Sebagian besar konsumen di tahari Department Store City of To-
Indonesia lebih berorientasi rekreasi morrow Surabaya? 2) Apakah at-
yang mementingkan aspek kesena- mosfer toko berpengaruh signifikan
ngan, kenikmatan, dan hiburan saat terhadap pembelian impuls pada pe-
berbelanja (Ma’ruf, 2006), sehingga ngunjung Matahari Department Store
jika konsumen memasuki gerai dan City of Tomorrow Surabaya? Adapun
dapat menikmati visual marchandise tujuan penelitian ini adalah untuk me-
dan atmosfer toko, maka kemungkinan nguji dan menganalisa visual mer-
akan terjadi pembelian impulsif. Pe- chandise dan atmosfer toko dan pe-
rilaku impulsive buying maupun mo- ngaruhnya terhadap pembelian impuls
tivasi yang bersifat emosional memi- pada pengunjung Matahari Depart-
liki keterkaitan yang kuat satu dengan ment Store City of Tomorrow Su-
yang lain. Rook and Fisher (1995) rabaya. Imlikasi manajerial yang di-
menyebutkan bahwa perilaku impul- harapkan dari penelitian ini adalah se-
sive buying sering dipengaruhi oleh bagai satu referensi atau bahan per-

24
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

timbangan dan evaluasi bagi mana- memiliki suasana hati (mood) akan le-
jemen perusahaan dalam menentukan bih kondusif untuk berperilaku im-
arah kebijakan dan pengembangan pe- pulse buying daripada konsumen yang
rusahaan di masa yang akan datang tidak memiliki suasana hati. Beatty
retail. dan Ferrell (1998) juga menemukan
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN bahwa suasana hati yang positif dapat
HIPOTESIS dikaitkan dengan dorongan untuk
Pembelian Impulsif (Impulse Bu- membeli secara impulsif. Selain itu,
ying) Thomson, Locander, and Pollio (1990)
Pembelian impulsif terjadi se- mengemukakan bahwa tidak ada
tiap kali pelanggan mengalami insentif proses kognisi ketika terjadi pem-
tak terduga untuk membeli sesuatu belian impulsif di mana proses ini
tanpa penundaan, tanpa evaluasi tam- memberikan pengalaman emosional
bahan dan bertindak berdasarkan pada daripada pengalaman rasional. Dengan
dorongan (Cheng et al, 2013). Impulse dasar ini maka pembelian impulsif le-
buying membuat subjek profitabilitas bih dipandang sebagai keputusan ra-
yang besar bagi pemasar (Park & sional dibanding irasional (Kacen &
Choi, 2013). Hal ini membuktikan Lee, 2002) dan (Semuel, 2006).
bahwa perilaku konsumen dipengaruhi Menurut Hawkins and Mother-
oleh rangsangan internal dan eksternal sbaugh (2013), unplanned buying atau
(Kim, 2003). Faktor internal merujuk impulse buying didefinisikan sebagai
pada situasi internal dan karakteristik suatu tindakan pembelian yang di-
individu termasuk keadaan emosional lakukan di outlet ritel yang berbeda
seseorang, mood dan perasaan-diri dengan apa yang telah direncanakan
(Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Is- konsumen sebelum memasuki outlet
yarat eksternal atau lingkungan adalah ritel. Perilaku impulse buying banyak
termasuk isyarat atmosfer dalam ling- dikaitkan dengan gaya hidup sese-
kungan belanja dan stimulus bauran orang. Gaya hidup merupakan suatu
pemasaran (Kim, 2003). Menurut Mu- reaksi dari aktivitas, minat, dan opini
ruganantham dan Bhakat (2013) me- seseorang, oleh karena itu dapat di-
nyatakan bahwa impulse buying katakan jika seseorang menghabiskan
adalah suatu tindakan yang dilakukan banyak waktu dan uang untuk hal-hal
tanpa sebelumnya mengenal secara sa- yang tidak berguna, berlebihan atau
dar atau niat membeli yang terbentuk tidak sesuai dengan kebutuhan, maka
sebelum memasuki toko. Fenomena gaya hidup seperti ini dapat di-
ini didefinisikan sebagai menstimu- kategorikan sebagai perilaku impulse
lasi, kurang direncanakan, dan lebih buying (Astuti & Fillippa, 2008).
dari perilaku pembelian yang tak ter- Menurut Rook (1987:191)
hindarkan dibandingkan dengan peri- impulse buying adalah pembelian yang
laku pembelian yang dikehendaki (Fo- terjadi ketika konsumen mengalami
roughi et al, 2013). desakan tiba-tiba, yang biasanya sa-
Menurut Rook dan Gardner ngat kuat dan menetap untuk membeli
(1993), impulse buying didefinisikan sesuatu dengan segera. Dorongan
sebagai pembelian yang tidak diren- membeli adalah sifat foya-foya dan
canakan, yang ditandai dengan peng- dapat merangsang konflik emosional,
ambilan keputusan yang relatif cepat. sehingga impulse buying mudah
Penelitian menunjukkan efek dari im- terjadi karena adanya keinginan kon-
pulse buying adalah suasana hati dan sumen yang berubah-ubah.
keadaan yang afektif, selain itu juga
menemukan bahwa konsumen yang

25
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Elemen Impulse Buying Menurut Loudon & Bitta


Verplanken dan Sato (2011) dan (Widawati, 2011), faktor-faktor mem-
Herabadi (2003) mengemukakan bah- pengaruhi perilaku pembelian impuls
wa terdapat dua elemen penting dalam adalah karakteristik konsumen. Karak-
impulse buying, yaitu: teristik konsumen meliputi penga-
1) Kognitif laman belajar, kepribadian dan konsep
Elemen ini berfokus pada konflik diri atau citra diri. Sedangkan aspek-
yang terjadi pada kognitif individu aspek perilaku pembelian impuls, Lina
yang meliputi: (1) tidak mem- dan Rasyid (1997) menyebutkan ada
pertimbangkan harga dan kegunaan tiga aspek dalam perilaku impulse
suatu produk; (2) tidak melakukan buying, yaitu aspek pembelian secara
evaluasi terhadap suatu pembelian impulsif, aspek pembelian tidak ra-
produk; dan (3) tidak melakukan sional, dan aspek pembelian boros a-
perbandingan produk yang akan tau berlebihan.
dibeli dengan produk yang mung- Berdasarkan penelitian Rook dan
kin lebih berguna. Fisher (2003), pembelian bardasarkan
2) Emosional impuls terjadi ketika konsumen me-
Elemen ini berfokus pada kondisi ngalami desakan tiba-tiba, yang bia-
emosional konsumen yang meli- sanya sangat kuat dan menetap untuk
puti: (1) timbulnya dorongan pe- membeli sesuatu dengan segera. Ter-
rasaan untuk segera melakukan dapat beberapa macam karakteristik
pembelian; (2) timbul perasaan se- dari pembelian impulsif, diantaranya
nang dan puas setelah melakukan adalah :
pembelian; dan (3) tipe-tipe pem- 1) Adanya perasaan desakan yang
belian impulsif. luar biasa dari suatu produk pe-
Karakteristik Perilaku Pembelian rasaan yang kuat untuk bisa me-
Impuls mbeli produk sesegera mungkin.
Menurut Rook dan Fisher 2) Tidak menghiraukan akibat ne-
(Kharis, 2011), pembelian impuls (im- gatif dari kegiatan pembelian, pe-
pulse buying) memiliki beberapa rasaan terkesan bahkan euphor-
karakteristik, yaitu pertama, spon- bia.
tanitas, yaitu pembelian yang tidak 3) Adanya konflik antara kontrol diri
diharapkan dan memotivasi konsumen dan kesenangan (Rook dalam
untuk membeli sekarang, sering se- Bayley dan Nancarrow, 1998).
bagai respon terhadap stimulasi visual Visual Marchandise
yang langsung di tempat penjualan. Visual Merchandising adalah
Kedua, kekuatan, kompulsif, dan in- penyajian suatu toko atau merek dan
tensitas, di mana kemungkinan ada barang dagangan kepada pelanggan
motivasi untuk mengesampingkan se- melalui tim kerja dari iklan toko,
mua yang lain dan bertindak seketika. display, event tertentu, koordinasi
Ketiga, kegairahan dan stimulasi, yak- fashion, dan merchandising depart-
ni desakan mendadak untuk membeli, ement untuk menjual barang dan jasa
sering disertai emosi yang dicirikan yang ditawarkan oleh gerai toko
sebagai “menggairahkan”, “meng- (Maymand dan Ahmadinejad, 2011).
getarkan”, atau “liar”. Keempat, ke- Visual merchandise meliputi tampilan,
tidakpedulian akan akibat, yakni lantai / dinding merchandise dan
desakan untuk membeli yang begitu beberapa promosi papan merek (Kim,
sulit ditolak, sehingga akibat yang 2003). Juga dianjurkan lintas mer-
mungkin negatif diabaikan. chandise agar dapat meningkatkan
penjualan pada pengecer pakaian (Da-

26
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

wson & Kim, 2009). Lintas mer- produk bagi konsumen; colour me-
chandise didefisiniskan sebagai mer- rupakan pemilihan warna, kombinasi
chandise produk bersama-sama dari warna, dan tampilan warna toko yang
kategori yang berbeda. Hal ini dapat cerah, sehingga tampilan toko ritel
menawarkan kepada pelanggan yang memiliki ciri khas dan daya tarik bagi
mengabaikan item-item tersebut (Le- konsumen; pencahayaan yakni sorotan
icham, 2004). Sebuah toko ter- cahaya lampu yang merata pada
organisir dapat didefinisikan dari tiga sebuah produk, sehingga tampak jelas
kriteria, yaitu: (1) suasana yang kon- fisik produk yang ditawarkan dan da-
dusif untuk belanja; (2) menyediakan pat menimbulkan minat beli kon-
barang dan jasa yang menarik bagi sumen; dan assortment yang me-
konsumen; dan (3) format toko besar nunjukkan pada keanekaragaman ka-
yang dikelola secara profesional (Mi- tegori produk. Keanekaragaman pro-
remadi & Khoei, 2013). duk terdiri dari dua hal (Ma'ruf, 2006)
Visual merchandising, atau yaitu wide/lebar, yaitu banyaknya
presentasi visual, adalah sarana untuk variasi kategori produk yang dijual
mengkomunikasikan nilai fashion to- dan deep/dalam, yaitu banyaknya item
ko / perusahaan dan kualitas gambar pilihan dalam masing-masing kategori
kepada calon pelanggan. Tujuan dari produk. Assortment adalah banyaknya
visual merchandising adalah untuk merek dan pilihan produk yang di-
mengedukasi pelanggan dalam me- tawarkan pihak toko ritel kepada
ningkatkan citra toko/perusahaan dan pengunjung. Dengan demikian kon-
mendorong beberapa penjualan de- sumen akan semakin betah dan ber-
ngan menunjukkan pakaian bersama- lama-lama untuk menentukan pilihan
sama dengan aksesoris (Frings, 2014). berbelanja.
Dengan demikian, setiap toko men- Atmosfer Toko (Store Atmosfer)
coba untuk meningkatkan citra toko Atmosfer toko (store atmosfer)
dan untuk melakukannya dengan merupakan salah satu elemen bau-
komoditas yang menarik bagi pe- ran pemasaran ritel yang terkait da-
langgan dan membuat pelanggan setia lam hal penciptaan suasana belanja.
kepada merek tersebut, sehingga Atmosfer merupakan kunci dalam me-
mendorong perilaku pembelian. Visual narik dan membuat konsumen terke-
merchandise dapat dipenuhi dengan san dengan pengalaman berbelanja di
menghadirkan merek tertentu melalui dalam gerai (Coley dan Burgess,
iklan kelompok-kerja toko, menam- 2003). Pengusaha ritel harus mampu
pilkan yang dikoordinasikan dengan mengelola atmosfer (suasana) dalam
mode dan departemen komersial, se- gerai sedemikian rupa sehingga tuju-
hingga toko dapat menjual barang dan an meningkatkan kunjungan pelang-
jasa dari perusahaan kepada pelanggan gan, penjualan bertambah, dan me-
(Kim,2003). Frings (2014) menunjuk- rangsang citra positif pelanggan dapat
kan bahwa pelanggan biasanya me- tercapai.
nganalisis kasus di dalam dan di luar Utami (2010) menyatakan ter-
toko, di mana manekin, susunan ko- dapat dua macam motivasi berbelanja
moditas, dan merek komersial yang yang menjadi perhatian pengusaha
sangat penting diakses oleh pelanggan. ritel dalam menyediakan atmosfer da-
Indikator-indikator visual mer- lam gerai yang sesuai. Kelompok per-
chandise antara lain: display yaitu pe- tama adalah kelompok yang bero-
nataan produk atau barang dagangan rientasi pada motif utilitarian yang
sesuai tempatnya, sehingga dapat me- lebih mementingkan aspek fungsional.
mudahkan pencarian dan pengambilan Meskipun demikian kelompok ter-

27
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

sebut minimal akan memilih gerai jalan dan menemukan produk


yang tertata baik, bersih, dan ber- yang diinginkan dalam gerai.
pendingin udara. Daya tarik visual dan 3) Komunikasi visual, adalah komu-
fasilitas tambahan bukan hal yang nikasi perusahaan ritel dengan
terlalu penting bagi konsumen. Ke- konsumen melalui wujud fisik
lompok kedua adalah kelompok yang berupa identitas pengusaha ritel,
berorientasi rekreasi, faktor ambien- grafis, dan in-store communi-
ce, visual merchandising, dan fasili- cation. Identitas pengusaha ritel
tas-fasilitas yang lengkap menjadi fak- dapat berupa wajah gerai dan
tor penentu keputusan konsumen da- marquee. Kedua hal inilah yang
lam mengunjungi suatu gerai. Oleh pertama kali dilihat oleh calon
karena itu, pengusaha ritel harus men- pembeli ketika berniat berbelanja,
dandani tempat belanja dengan se- sedangkan grafis merupakan pen-
menarik mungkin. dukung dari komunikasi dalam
Ma’ruf (2006) memaparkan bah- gerai yang melibatkan tata suara,
wa atmosfer dan ambience dapat ter- tekstur, entertainment, promosi,
cipta dari gabungan unsur-unsur: dan personal. Komunikasi visual
1) Desain gerai, mencakup desain di merupakan hal penting yang harus
lingkungan gerai, yaitu desain diperhatikan pemilik ritel. Komu-
eksterior, layout, dan ambience. nikasi visual terdiri dari logo, ik-
Desain eksterior mencakup wajah lan, grafis dan tulisan-tulisan yang
gerai, marquee, pintu masuk, dan dapat dilihat dan dirasakan ber-
jalan masuk. Layout atau tata manfaat bagi konsumen.
letak berkaitan dengan alokasi 4) Penyajian merchandise, berkena-
ruang untuk penempatan produk an dengan keragaman produk, ko-
yang akan dijual. Ambience a- ordinasi kategori produk, display
dalah atmosfer dalam gerai yang contoh, pencahayaan, tata warna,
menciptakan perasaan tertentu da- dan window display. Penyajian
lam diri pelanggan yang ditim- merchandise sering kali dikaitkan
bulkan dari penggunaan unsur un- dengan teknik visual merchant-
sur interior, pengaturan cahaya, dising. Visual merchandising ada-
tata suara, sistem pengaturan u- lah gabungan unsur-unsur desain
dara, dan pelayanan. Desain gerai lingkungan gerai, penyajian mer-
yang tepat akan membantu ter- chantdise, dan komunikasi dalam
capainya sasaran komunikasi vi- gerai. Contohnya adalah display
sual. Desain gerai, merupakan st- harga khusus, yakni harga yang
rategi penting dalam menciptakan menciptakan citra ritel dan at-
atmosfer (suasana gerai) yang mosfer ritel di benak pelanggan.
nyaman, sehingga dapat membuat Penyajian merchandise dan visual
pelanggan merasa betah berada merchandising bertujuan memikat
dalam suatu gerai. pelanggan dari segi penampilan,
2) Perencanaan gerai, mencakup lay- suara, dan aroma, bahkan pada
out (tata letak) dan alokasi ruang. rupa barang yang disentuh kon-
Layout mencakup rencana jalan sumen. Gabungan unsur-unsur
atau gang dalam gerai dan sir- store atmosfer tersebut dapat me-
kulasi arus orang. Perencanaan nggambarkan momen of truth, ya-
gerai, merupakan tata letak (lay- itu situasi langsung yang dira-
out) yang baik yang akan me- sakan konsumen saat berbelanja.
mudahkan konsumen untuk ber- Menurut peneliti indikator, atmos-
fer toko memiliki pengertian yang

28
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

hampir sama dengan pengertian al., 2011). Berdasarkan kajian


variabel visual marchandise. yang telah diuraikan tersebut, ma-
Hipotesis Penelitian ka dapat disusun hipotesis sebagai
1) Hubungan Visual Marchandise berikut:
dan pembelian impulsif H2: Atmosfer toko berpengaruh
Sebagian besar keputusan positif terhadap pembelian im-
konsumen dibuat saat berada di puls.
dalam gerai (McIntyre dalam Fam Kerangka Konseptual
et al., 2011). Pengusaha ritel da- Mengacu pada hubungan antar
pat memberikan stimulus-stimu- variabel penelitian yang sudah dije-
lus dalam lingkungan berbelanja laskan, maka maka dapat disusun su-
guna mendorong terjadinya pem- atu kerangka konseptual dalam pene-
belian. Stimulus dalam lingku- litian ini seperti yang disajikan dalam
ngan berbelanja dapat diwujudkan model gambar berikut ini:
dengan menggunakan visual mer-
chantdise, seperti penataan pro- Grafik 1. Kerangka Konseptual Penelitian
duk, pemilihan warna yang indah
untuk gerai, pencahayaan di da- Visual
lam toko yang akan memudahkan Merchandise
Pembelian
konsumen melihat produk dengan Impuls
jelas, serta keragaman produk a- Atmosfer
kan membuat konsumen nyaman Toko
berbelanja yang dapat menyebab-
kan terjadinya pembelian impulse 3. METODE PENELITIAN
(Semuel, 2005). Berdasarkan ka- Desain Penelitian
jian yang telah diuraikan tersebut Penelitian yang dilakukan ini
maka dapat disusun hipotesis se- merupakan penelitian eksplanasi (ex-
bagai berikut: planatory research), dengan obyek
H1: Visual Marchandise ber- penelitian adalah visual merchandise,
pengaruh positif terhadap atmosfer toko, dan pembelian impuls.
pembelian impuls. Penelitian ini dilakukan di Matahari
2) Hubungan atmosfer toko dan Department Store City of Tomorrow
pembelian impulsif Surabaya dengan waktu penelitian
Youn dan Faber (2000) yang dibutuhkan adalah 14 hari pada
menemukan bahwa atmosfer su- Bulan Januari 2015 untuk penyebaran
atu gerai memperbesar kemung- kuesioner. Jumlah sampel yang di-
kinan terjadinya perilaku impul- ambil adalah sebanyak 96 responden.
sif. Park dan Lennon (2006) me- Penentuan jumlah sampel ini ber-
nyatakan pembeli impulsif sangat dasarkan pendapat Purba (2006) da-
menyukai stimulus store atmosfer lam Kharis (2011) dengan rumus se-
untuk merangsang respon pem- bagai berikut:
belian secara tiba-tiba. Penelitian = =
,
=
,
= 96,04 
Soars (2009) menemukan adanya ( ) ( , ) ,

pengaruh positif atmosfer gerai 96


terhadap pembelian impulsif. Pe-
Teknik pengambilan sampel a-
ngusaha ritel sangat penting untuk
dalah non probability sampling, yaitu
mengetahui faktor-faktor yang da-
pemilihan sampel dengan metode se-
pat mempengaruhi pembelian im-
cara tidak acak, tidak mempunyai ke-
pulsif yang terjadi di dalam gerai,
sempatan yang sama untuk terpilih
misalnya store atmosfer (Fam et
menjadi sampel (Zikmund et al.,
29
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

2010). Metode pengambilan sampel dependen memberikan hampir semua


menggunakan convenience sampling informasi yang dibutuhkan untuk me-
(Zikmund et al., 2010). mprediksi variasi variabel dependen
Instrumen Dan Prosedur Pengum- (Ghozali, 2012). Pengujian hipotesis
pulan Data dilakukan dengan menggunakan uji
Instrumen penelitian ini meng- signifikansi variabel independen ter-
gunakan kuesioner. Kuesioner terdiri hadap variabel dependen, baik secara
dari daftar pernyataan atas variabel parsial dengan uji t maupun secara
visual merchandise dengan indikator bersama-sama dengan uji F.
display, pencahayaan, warna gerai, ke- 4. ANALISIS DATA DAN
ragaman produk dan variabel atmosfer PEMBAHASAN
toko dengan indikator desain toko, pe- Validitas Dan Reliabilitas Instru-
rencanaan toko, komunikasi visual, men Penelitian
serta variabel pembelian impuls de- Uji validitas pada penelitian ini
ngan indikator pembelian spontan, menggunakan product moment per-
pembelian tanpa berpikir, dan pem- son. Suatu variabel dikatakan valid
belian karena emosional. Semua item apabila nilai korelasi yang dihasilkan
tersebut menggunakan skala Likert 5 > dari nilai kritik ( r tabel ) atau p
poin dimana nilai 1 dikategorikan u- value < = 0,05 untuk mengetahui
kuran penilaian sangat tidak setuju valid tidaknya dapat dilakukan dengan
(STS), nilai 2 tidak setuju (TS), ni- membandingkan r hitung dengan r
lai 3 netral (N), nilai 4 setuju (S), tabel (0,444). Sedangkan metode yang
dan nilai 5 setuju (SS). digunakan dalam uji reliabilitas ini
Teknik Analisa Data adalah metode cronbach alpha (r al-
Untuk analisa data, penelitian pha) yang ditunjukkan oleh besarnya
ini menggunakan analisa regresi linear nilai alpha (α). Pengambilan kepu-
berganda. Analisis regresi linier ber- tusan reliabilitas suatu variabel diten-
ganda pada dasarnya adalah studi tukan dengan membandingkan nilai r
mengenai ketergantungan variabel de- alpha dengan nilai r tabel, apabila r
penden (terikat) dengan satu atau lebih alpha > 0,6 maka variabel yang diteliti
variabel independen (variabel pen- adalah reliabel. Hasil uji validitas dan
jelas/bebas), dengan tujuan mengesti- reliabilitas dapat dilihat pada tabel 1.
masi dan/atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel Tabel 1. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
Instrumen Penelitian
dependen berdasarkan nilai variabel Nilai
Koefisien
independen yang diketahui (Gujarati, Variabel Indikator
korelasi
alpha Ket
cronbach
2003 dalam Ghozali (2012)). Valid dan
0,671
Reliabel
Model persamaan yang digunakan Penataan Valid dan
0,738
produk Reliabel
adalah : Y = + b1X1 + b2X2 +e. Valid dan
0,758
Reliabel
Valid dan
Untuk mengukur seberapa jauh 0,809
Reliabel
kemampuan model dalam menerang- Visual
Pencaha-
0,785
Valid dan
yaan Reliabel
kan variasi variabel dependen, maka Mer- 0,923
Valid dan
chandise 0,793
menggunakan nilai koefisien deter- Reliabel
Valid dan
minasi (R2). Nilai R2 yang kecil ber- 0,683
Reliabel
arti kemampuan variabel independen Pewarna
0,808
Valid dan
-an gerai Reliabel
dalam menjelaskan variasi variabel Valid dan
0,759
dependen amat terbatas. Nilai yang Reliabel
Keraga- Valid dan
mendekati satu berarti variabel in- man
0,784
Reliabel

30
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Nilai keseluruhan butir-butir pernyataan da-


Koefisien
Variabel Indikator alpha Ket
korelasi ri tiap variabel dapat digunakan dan
cronbach
produk
0,757
Valid dan dapat didistribusikan kepada seluruh
Reliabel
0,634 Valid dan responden.
Reliabel Data Karakteristik Responden
Desain 0,860 Valid dan
gerai Reliabel Responden dikelompokkan berdasar-
0,797 Valid dan kan jenis kelamin, umur, tingkat pen-
Reliabel
0,653 Valid dan didikan, penghasilan dan frekuensi
Atmos- Perenca-
Reliabel pembelian. Uraian mengenai deskripsi
0,881 Valid dan
fer naan 0,871
Reliabel
identitas responden adalah sebagai be-
Toko gerai
0,446 Valid dan rikut:
Reliabel
0,652 Valid dan
1) Jenis Kelamin
Komu-
Reliabel Berdasarkan jenis kelamin respon-
0,510 Valid dan den maka karakteristik responden
nikasi
Reliabel
visual dapat dilihat pada gambar 1 di ba-
0,797 Valid dan
Reliabel wah ini:
0,805 Valid dan
Reliabel
Pembe- Gambar 1. Karakteristik Responden
0,809 Valid dan
lian
spontan
Reliabel Berdasarkan Jenis Kelamin
0,822 Valid dan
Reliabel
Pembe- 0,748 Valid dan
lian Reliabel
Pembe-
tanpa 0,640 Valid dan Laki-laki
lian 0,916
memi- Reliabel ; 27
Impuls
kirkan 0,774 Valid dan
akibat Reliabel Perem-
puan, 69
0,805 Valid dan
Pembe- Reliabel
lian 0,778 Valid dan
emosi- Reliabel
onal 0,803 Valid dan
Reliabel
Sumber : data yang diolah dari program
SPSS versi 18 Berdasarkan gambar 1 dari
96 responden, sebanyak 27 respon-
Dari Tabel 1. Hasil Uji Vali-di den (28,1%) berjenis kelamin laki-
atas Dan Reliabilitas Instrumen Pene- laki dan sebanyak 69 responden
litian, tampak semua item variabel (71,9%) berjenis kelamin perem-
yang terdiri dari Visual Merchandise puan. Berdasarkan data tersebut
(VM), Atmosfer toko (AT) dan menunjukkan bahwa sebagian be-
Pembelian impuls (PI) memiliki r sar konsumen Matahari Depart-
hitung > r tabel (0, 444). Dengan ment Store City of Tomorrow Sura-
demikian dapat disimpulkan bahwa baya berjenis kelamin perempuan.
semua item variabel penelitian adalah Banyaknya konsumen perempuan
valid, sehingga dapat digunakan untuk dikarenakan konsummen perem-
pengambilan data penelitian dan pe- puan cenderung senang bahkan ho-
ngujian lebih lanjut. Berdasarkan hasil bi berbelanja untuk memenuhi ke-
uji reliabilitas didapatkan nilai koe- butuhan dan keinginannya.
fisien alpha cronbach yaitu r alpha > 2) Tingkat Usia Responden
0,6. Jadi keseluruhan butir-butir yang Berdasarkan tingkat usia maka
ada dalam masing-masing variabel karakteristik responden dapat
reliabel (handal), karena lebih besar dilihat pada gambar 2 di bawah ini:
dari r tabel. Dari hasil analisis uji
validitas dan reliabilitas diatas, maka Gambar 2. Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia

31
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

masyarakat pada golongan ini se-


> 56
47-56; 8 tahun; 3 bagian besar sadar akan pentingnya
17-26 pendidikan hingga ke jenjang pen-
37-46 tahun; 24
tahun; 14 didikan tinggi.
4) Penghasilan
27-36 Berdasarkan penghasilan, maka ka-
tahun ; rakteristik responden dapat dilihat
47
pada gambar 4 di bawah ini:

Gambar 4. Karakteristik Responden


Berdasarkan Penghasilan
<= Rp.
> Rp.
1.000.000
4.000.000
Berdasarkan gambar 2 di ;3
;9

atas dapat disimpulkan bahwa Rp.


konsumen yang berbelanja ke 1.000.000
- Rp.
Matahari Department Store City of 2.000.000
; 15
Tomorrow lebih banyak pada usia Rp.
27-36 tahun (49%). Banyaknya 2.500.000
- Rp.
konsumen pada usia tersebut 4.000.000
; 69
menunjukkan bahwa pada usia 27-
36 tahun merupakan usia produktif
Dari gambar 4 tersebut, da-
yang sudah berpenghasilan tetap.
pat dilihat bahwa sebagain besar
3) Tingkat Pendidikan Responden
responden yang berbelanja di Ma-
Berdasarkan tingkat pendidi-
tahari Department Store City of
kan,maka karakteristik responden
Tomorrow Surabaya rata-rata ber-
dapat dilihat pada gambar 3 di ba-
penghasilan antara Rp. 2.500.000 -
wah ini:
Rp. 4.000.000. Hal ini menunjuk-
Gambar 3. Karakteristik Responden kan bahwa responden dari go-
Berdasarkan Tingkat Pendidikan longan kelas sosial menengah ke a-
SMU/S tas, di mana hal ini berkenaan de-
MK; 9 ngan barang-barang yang ditawar-
Diploma kan tergolong barang dengan harga
; 17 menengah hingga harga tinggi.
Sarjana;
Distribusi Frekuensi
70 Hasil kuesioner responden yang
berkunjung di Matahari Department
Store City of Tomorrow Surabaya ber-
dasarkan hasil penelitian.

Tabel 2. Hasil Kuesioner Responden


Berdasarkan gambar 3 di Variabel Visual Merchandise (X1)
atas, dapat dilihat bahwa sebagian Indikator Jawaban Responden
Mean
besar para konsumen Matahari De- SS S N TS STS
29 44 19 4 0
partment Store City of Tomorrow Penataan
13 71 12 0 0 3,87
Surabaya berpendidikan sarjana. produk
8 45 37 6 0
Visual
Hal tersebut menunjukkan bahwa Merch Penca-
12 40 42 2 0
konsumen yang berbelanja di Mata- 0 56 30 10 0 3,82
andise hayaan
14 63 19 0 0
hari Department Store City of To- 5 46 43 2 0
morrow adalah dari kalangan ma- Pewar-
4 77 14 1 0 3,67
naan gerai
syarakat menengah ke atas, di mana 7 46 41 2 0
Keraga- 18 35 40 3 0 3,65

32
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

man 7 55 22 12 0 4,22. Penilaian responden dapat di-


produk
Rata-rata 10,67 52,54 29 3,81 0 3,75
katakan sangat positif atau sangat ba-
Prosentase 11,07 54,73 30,20 3,97 0 ik, karena dapat terlihat bahwa ma-
% % % % yoritas jawaban responden terhadap
Sumber: Hasil Peneliti yang sudah diolah seluruh indikator atmosfer toko men-
jawab sangat setuju (SS) dan setuju
Berdasarkan tabel 2 terlihat (S). Dengan demikian jawaban res-
bahwa jawaban responden mayoritas ponden bersifat sangat positif atau sa-
menjawab Setuju (S) dengan jawaban ngat baik terhadap atmosfer toko yang
sebesar 54,73%. Jawaban paling po- ada di Matahari Departement Store
sitif pada indikator penataan produk City of Tomorrow Surabaya.
dengan nilai mean 3,87. Kemudian di-
ikuti oleh pencahayaan, pewarnaan ge- Tabel 4. Hasil Kuesioner Responden
rai, dan keragaman produk. Penilaian Variabel Impulse Buying (Y)
responden dapat dikatakan positif atau Jawaban Responden
No. Item Mean
SS S N TS STS
baik, karena dapat terlihat bahwa 35 46 8 5 2
mayoritas jawaban responden terhadap Pembelian
35 60 1 0 0 4,23
spontan
seluruh indikator visual merchandise Pem-
35 50 10 1 0
menjawab setuju (S). Dengan demi- Pembelian 40 45 11 0 0
belian
tanpa 29 53 10 4 0
kian jawaban responden bersifat po- impuls 4,24
memikir- 35 57 4 0 0
sitif atau baik terhadap visual mer- kan akibat
chandise yang ada di Matahari De- 34 56 4 0 0
Pembelian
34 55 7 0 0 4,26
partement Store City of Tomorrow emosional
39 46 11 0 0
Surabaya. Rata-rata 35,11 52 7,33 1,11 0,22 4,24
Prosentase 36,57 54,16 7,63 1,15 0,23
Tabel 3. Hasil Kuesioner Responden % % % % %
Variabel Store Atmosfer (X2)
Jawaban Sumber: Hasil Peneliti yang sudah diolah
Indikator Responden Mean
SS S N TS STS Berdasarkan tabel 4 terlihat
40 37 9 8 2
Desain
41 52 1 0 0 4,22
bahwa jawaban responden mayoritas
Atmos- gerai menjawab Setuju (S) dengan jawaban
42 37 16 1 0
fer
Toko Perencanaa
49 30 17 0 0 sebesar 54,16 %. Jawaban paling po-
32 39 17 8 0 4,22 sitif pada indikator pembelian emo-
n gerai
41 49 6 0 0
42 45 9 0 0
sional dengan nilai mean 4,26. Ke-
Komunikas mudian diikuti oleh pembelian tanpa
40 49 7 0 0 4,24
i visual
43 37 15 1 0 memikirkan akibat dan pembelian
Rata-rata 41,1 41,66 10,77 2 0,22 4,23 spontan dengan mean masing-masing
Prosentase 42,82 43,40 11,22 2,08 0,23
% % % % % 4,24 dan 4,23. Penilaian responden
Sumber: Hasil Peneliti yang sudah diolah dapat dikatakan sangat positif atau
sangat baik, karena dapat terlihat
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa mayoritas jawaban responden
bahwa jawaban responden mayoritas terhadap seluruh indikator pembelian
menjawab Sangat Setuju (SS) dengan impuls menjawab setuju (S). Dengan
jawaban sebesar 42,82 % dan Setuju demikian jawaban responden bersifat
(S) dengan jawaban sebesar 43,40 %. sangat positif atau sangat baik
Jawaban paling positif pada indikator terhadap pembelian impuls pada
komunikasi visual dengan nilai mean Matahari Departement Store City of
4,24. Kemudian diikuti oleh desain Tomorrow Surabaya.
gerai dan perencanaan gerai dengan Uji Asumsi Klasik
mean yang sama yaitu masing-masing 1) Normalitas

33
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

nilainya sebesar 1.181 pada se-


Tabel 5. Hasil Pengujian mua masing-masing variabel in-
Normalitas dependen lebih kecil dari 10 maka
Visual
Merchandise
Atmosfer Pembelian dapat diambil kesimpulan bahwa
Toko (AT) Impuls (PI) tidak terdapat gejala multikoli-
(VM)
Kolmogorov- 1.06 nearitas, sehingga regresi sah un-
1.324 .875
Smirnov Z 9 tuk digunakan.
Asymp. Sig.
.060 .203 .428
3) Heteroskedastisitas
(2-tailed) Pengujian heteroskedastisitas
Sumber: data yang diolah dari program digunakan untuk menguji ada
SPSS versi 18
tidaknya heteroskedastisitas da-
lam model yaitu suatu keadaan
Berdasarkan uji Kolmogorof-
dimana seluruh faktor gangguan
Smirnov pada tabel 5 Hasil Pe-
tidak memiliki varian yang sama
ngujian Normalitas, dapat dike-
atau variannya tidak konstan. Sa-
tahui masing-masing variabel
lah satu cara untuk mengetahui a-
yang terdiri dari Visual Mer-
danya heteroskedastisitas adalah
chandise (VM) nilai sig. sebesar
dengan melihat grafik scatterplot.
0,060, Atmosfer toko (AT) nilai
sig. sebesar 0,203 dan nilai sig. Gambar 5. Grafik Scatterplot
Pembelian Impuls (PI) sebesar
0,428. Karena pada semua ma-
sing-masing variabel nilai sig.
lebih besar dari 0,05, sehingga da-
ta berdistribusi normal.
2) Multikolinieritas
Pengujian multikolinearitas
untuk melihat apakah antar va-
riabel independen yang terdapat
dalam model memiliki hubungan
yang sempurna atau mendekati
sempurna. Diperoleh hasil analisis Berdasarkan gambar 5 Grafik
uji multikolinearitas seperti terli- Scatterplot, antara nilai prediksi
hat dalam tabel 6. variabel independen dengan resi-
dualnya diperoleh hasil tidak ada-
Tabel 6. Hasil Pengujian Multikolinearitas nya pola yang jelas, serta titik-ti-
Collinearity Statistics tik menyebar di atas dan dibawah
Model Tolerance VIF angka 0 pada sumbu Y. Dengan
1 (Constant) demikian dapat disimpulkan bah-
Visual Merchandise .847 1.181 wa tidak terjadi masalah heteros-
Store Atmosfer .847 1.181 kedastisitas pada model regresi.
Sumber: data yang diolah dari program 4) Autokorelasi
SPSS versi 18 Penguji autokorelasi diguna-
kan untuk menguji suatu model
Berdasarkan tabel 6 Hasil Pe-
apakah kesalahan pengganggu
ngujian Multikolinearitas, nilai
masing-masing variabel bebas sa-
Variance Inflation Factor (VIF)
ling berkorelasi. Data sebagaima-
dapat diketahui masing-masing
na disajikan dalam tabel 7.
variabel yang terdiri dari Visual
Merchandise (VM) nilainya se-
besar 1.181, Atmosfer Toko (AT)

34
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

peroleh sebesar 0.92*, artinya secara


Tabel 7. Hasil Pengujian Autokorelasi simultan variabel visual merchandise
Adjuste Std. Error Durbin
Mo R dR of the -
(VM) dan atmosfer toko (AT) mem-
del R Square Square Estimate Watson punyai hubungan yang cukup kuat de-
1.921a .848 .845 1.06217 1.724 ngan pembelian impuls (PI), se-
Sumber: data yang diolah dari program dangkan nilai koefisien determinasi
SPSS versi 18 ganda (R2) diperoleh sebesar 0,848
atau 84,8 % variasi dari pemelian
Berdasarkan tabel 7 Hasil Pe- impuls (PI) dapat dijelaskan oleh va-
ngujian Autokorelasi, didapat nilai riabel visual merchandise (VM) dan
DW yang dihasilkan dari model atmosfer toko (AT), sedangkan 15,5 %
regresi adalah 1.724. Sedangkan lainnya dijelaskan oleh variabel lain
dari tabel DW dengan signifikasi yang tidak digunakan dalam model
0,05 dan jumlah data (n=96 serta regresi.
k=2), ( k adalah jumlah variabel Uji hipotesis yang dilakukan
independen ) diperoleh nilai DW dengan melakukan uji secara parsial
tabel sebesar 1,29. Dan nilai DW dengan nilai signifikansi uji t Uji
hitung > DW tabel atau nilai 1. parsial menunjukkan bahwa visual
724 > 1,29, maka hipotesis nol merchandise (VM) mempunyai penga-
diterima, yang berarti tidak ada ruh positif yang signifikasn terhadap
autokolerasi. pembelian impuls (PI) dengan nilai p-
Hasil Analisa Data value = 0.000 (p < 0.05). Sedangkan
Analisa regresi berganda yang atmosfer toko (AT) mempunyai pe-
digunakan untuk menganalisa data ngaruh positif yang signifikan ter-
menghasilkan output seperti yang hadap pembelian impuls (PI) dengan
terlihat pada tabel 8. nilai p-value = 0.000 (p < 0.05). F
hitung sebesar 259,571 dengan nilai
Tabel 8. Analisis Model Regresi signifikansi 0.000* yang berarti bah-
Koefisien T P Signifi-
Variabel
Regresi hitung value kansi wa secara bersama-sama (secara si-
Visual 0,210 3,776 0,000 Signifi- multan) visual merchandise (VM) dan
merchandise kan atmosfer toko (AT) mempengaruhi
(VM)
Atmosfer 0,752 19,195 0,000 Signifi- pembelian impuls (PI).
toko (AT) kan Pembahasan
Konstanta : 0,788 F Hitung : 259,571 1) Pengaruh visual merchandise (VM)
R : 0,92* Sig : 0,000*
R Square : 0,848
terhapat pembelian impuls (PI)
Sumber: Output SPSS, data diolah Hasil dari penelitian, Visual
Berdasarkan tabel 8 Analisis Merchandise (VM) memiliki pe-
Model Regresi, maka dapat disusun ngaruh positif dan signifikan ter-
persamaan regresi linear berganda hadap impulse buying konsumen.
sebagai berikut: Berdasarkan persepsi konsumen,
stimulus-stimulus dalam ling-
PI = 0.788 + 0.210 VM +0.752 AT. kungan berbelanja dapat mendo-
rong terjadinya pembelian. Stimu-
Persamaan tersebut menunjuk- lus dalam lingkungan berbelanja
kan hubungan yang searah, yang be- dapat diwujudkan dengan menggu-
rarti bahwa semakin baik visual mer- nakan visual marchandise seperti
chandise (VM) dan atmosfer toko penataan produk, pemilihan warna
(AT), maka akan semakin meningkat- yang indah untuk gerai, penca-
kan pembelian impuls (PI) konsumen hayaan di dalam toko yang akan
nilai koefisien korelasi berganda di- memudahkan konsumen melihat

35
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

produk dengan jelas, serta ke- mempengaruhi pembelian impuls


ragaman produk akan membuat konsumen. Youn dan Faber (2000)
konsumen nyaman berbelanja yang menemukan bahwa atmosfer suatu
dapat menyebabkan terjadinya im- gerai memperbesar kemungkinan
pulse buying (Semuel, 2005). terjadinya perilaku impulsif. Park
Berkenaan dengan teknik pe- dan Lennon (2006) menyatakan
nyajian barang-barang dalam ge- pembeli impulsif sangat menyu-
rai untuk menciptakan situasi dan kai stimulus store atmosfer untuk
atmosfer tertentu. Teknik dan pe- merangsang respon pembelian se-
nyajian merchandise berkenaan de- cara tiba-tiba. Penelitian Soars
ngan keragaman produk, koordi- (2009) menemukan adanya penga-
nasi kategori produk, display con- ruh positif atmosfer gerai terhadap
toh, pencahayaan, tata warna, dan pembelian impulsif.
window display. Penyajian mercha- Utami (2010) menyatakan ter-
ntdise sering kali dikaitkan dengan dapat dua macam motivasi ber-
teknik visual merchandising. Visual belanja yang menjadi perhatian pe-
merchandising adalah gabungan ngusaha ritel dalam menyediakan
unsur-unsur desain lingkungan ge- atmosfer dalam gerai yang sesuai.
rai, penyajian merchandise, dan Kelompok pertama adalah kelom-
komunikasi dalam gerai, contoh- pok yang berorientasi pada motif
nya adalah display harga khu- utilitarian yang lebih mementing-
susnya harga yang menciptakan kan aspek fungsional. Meskipun
citra ritel dan atmosfer ritel di demikian, kelompok tersebut mi-
benak pelanggan. Penyajian mer- nimal akan memilih gerai yang
chandise dan visual merchantdi- tertata baik, bersih, dan ber-
sing bertujuan memikat pelanggan pendingin udara. Daya tarik visual
dari segi penampilan, suara, dan dan fasilitas tambahan bukan hal
aroma, bahkan pada rupa barang yang terlalu penting bagi kon-
yang disentuh konsumen. sumen. Kelompok kedua adalah ke-
Dengan demikian, keberadaan lompok yang berorientasi rekreasi,
visual merchandise (VM) berpe- faktor ambience, visual merchant-
ngaruh signifikan terhadap pem- dising, dan fasilitas-fasilitas yang
belian impuls (PI) konsumen. Hasil lengkap menjadi faktor penentu
ini sejalan dengan teori Semuel keputusan konsumen dalam me-
(2005) yang menyatakan bahwa ngunjungi suatu gerai. Oleh karena
variabel visual merchandise ber- itu, pengusaha ritel harus men-
pengaruh terhadap impulse buying. dandani tempat belanja dengan se-
Hal ini berarti konsumen yang menarik mungkin. Hasil ini sejalan
mempunyai kecenderungan mela- dengan teori Youn dan Faber
kukan pembelian tidak terencana (2000) yang menyatakan bahwa at-
disebabkan oleh keberadaan visual mosfer suatu gerai memperbesar
merchandise. kemungkinan terjadinya perilaku
2) Pengaruh atmosfer toko (AT) impulsif. Pembeli sangat menyukai
terhadap pembelian impuls (PI) stimulus store atmosfer untuk me-
Dari hasil statistik, atmosfer rangsang respon pembelian secara
toko memiliki pengaruh positif dan tiba-tiba. Seseorang cenderung a-
signifikan terhadap pembelian im- kan membeli barang secara tiba-ti-
puls konsumen. Dengan demikian, ba, karena adanya suasana gerai
pengaruh positif mengindikasi bah- yang menarik.
wa keberadaan atmosfer toko dapat

36
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

5. KESIMPULAN, IMPLIKASI, cohesiveness and susceptibility to


SARAN, DAN BATASAN interpersonal influence. Journal of
Dari hasil analisa data dan Applied Social Psychology, 43(1),
pembahasan yang telah dilakukan, ma- 227–236. ISSN: 1559-1816.
ka dapat disimpulkan bahwa visual
merchandise dan atmosfer toko berpe- Coley, A. and Burgess, B. (2003).
ngaruh secara signifikan terhadap pe- Gender differences in cognitive and
ningkatan pembelian impuls seseorang affective pembelian impuls. Journal of
di Matahari Departement Store City of Fashion Marketing andManagement
Tomorrow Surabaya bahwa semakin 7(3), 282-295. ISSN: 1361-2026.
baik visual merchandise dan atmosfer
toko, maka akan semakin mening- Combs, H. W., Zang, Y., &
katkan pembelian impuls seseorang. Chaipoopirutana, S. (2011). The
Atmosfer toko merupakan faktor do- Influence of the Mall Environment on
minan dalam mempengaruhi pening- Shoppers' Values and Consumer
katan pembelian impuls. Kedua faktor Behavior in China. American Society
tersebut dapat menjelaskan keputusan of Business and Behavioral Sciences
pembelian tak terencana yang dila- Conference.
kukan oleh seseorang. Penelitian se-
lanjutnya dapat meneliti variabel lain Dawson, S and Kim, M. (2009).
agar memperoleh hasil yang berva- External and internal trigger cues of
riatif yang dapat berpengaruh terha- impulse buying online. Direct
dap keputusan pembelian impuls. MarketingAn International Journal,
3(1), 20-34. ISSN: 1750-5933.

DAFTAR PUSTAKA Fam, K. S., Merrilees, B., Richard, J.


E., Jozca, L., Li, Y., and Krisjanous, J.
Astuti, R. D. dan Fillippa, M. (2008). (2011). In-store marketing: a strategic
Perbedaan pembelian secara impulsif perspective, Asia Pasific. Journal of
berdasarkan tingkat kecenderungan, Marketing and Logistics, 23(2), 165-
kategori produk dan pertimbangan 176. ISSN: 1355-5855.
pembelian. Jurnal Ichsan Gorontalo,
3(1), 1441-1456. ISSN: 1907-5324. Foroughi A, Buang N. A., Senik Z.C.,
Hajmisadeghi R.S. (2013). Impulse
Bayley, G. and Nancarrow, C. (1998). buying behavior and moderating role
Impulse purchasing: a qualitative of gender among Iranian shoppers.
exploration of the phenomenon, Journal of Basic and Applied
Qualitative Market Research: Scientific Research, 3(4), 760-769.
AnInternational. Qualitative Market ISSN: 2090-4304.
Research: An International Journal,
1(2), 99-114. ISSN: 1352-2752. Fring, G.S. (2014). Fashion: from
concept to customer 9th edition.
Beatty, S. E., and Ferrell, M. E. Edinburg Gate Harlow: Pearson
(1998). Impulse buying: modeling its Education Limited.
precusors. Journal of Retailing, 74(2),
169-191. ISSN: 0022-4359. Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi
Analisis Multivariate Dengan
Cheng YH, Chuang SC, Wang SM, Program IBM SPSS 20, Edisi 6.
Kuo SY. (2013). The effect of Semarang. BP UNDIP.
companion’s gender on impulsive
purchasing: the moderating factor of

37
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Hawkins and Mothersbaugh. (2013). http://www.outdoorfoundation.org/pdf


Consumer Behavior Building /Woman_Friendly.pdf
Marketing Strategy, Twelft Edition.
New York. McGraw-Hill Irwin. Lina & Rasyid, H.F. (1997). Perilaku
konsumtif berdasarkan locus of
Herabadi, A. G. (2003). Buying control pada remaja putra. Jurnal
Impulses: A Study on Impulsive Psikologika, 4, 24-28.
Consumption. (Doctoral Theses),
Catholic University of Nijmegen, Ma’ruf, H. (2006). Pemasaran Ritel.
Nedherland. Retrieved from Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama.
https://www.researchgate.net/publicati
on.254889442_Buying_Impulses_A_ Maymand, Mohammad M., dan
Study_on_Impulsive_Comsuption Ahmadinejad, M.(2011). Impuls
Buying: The Role of Store
Irawan D., Handi. (21 Jauari 2012). 10 Environmental Stimulation and
Karakter Unik Konsumen Indonesia. Situasional Factors (An Empirical
Diakses 14 Juli 2016 dari Investigation). African Journal of
http://www.marketing.co.id. Business Management 5, 13057-
13065. ISSN: 1993-8233.
Kacen, J.J., & Lee, J.A. (2002). The
influence of culture on consumer Miremadi, A and Khoei, R. (2013).
impulse buying behaviour. Journal of The art of visual merchandising on
Psychology, 12(2),163-176. ISSN: consumer buying behavior.
1057-7408. International Journal Contemporary
Business Studies, 4(6), 34-50. ISSN:
Karbasivar, A and Yarahmadi, H. 2156-7506.
(2011). Evaluating effective factors on
consumer impulse buying behavior. Muruganantham, G & Bhakat, R.S.
Asian Journal of Business (2013). A review of impulse buying
Management Studies, 2(4), 174-181. behavior. International Journal of
ISSN: 2222-1387. Marketing Studies, 5(3), 149-160.
ISSN: 1918-719X. E-ISSN: 1918-
Kharis, I. F. (2011). Studi mengenai 7203.
pembelian impuls dalam penjualan
online. Jurnal Ekonomi Universitas Park, JE and Choi, EJ. (2013).
Diponegoro, 6(1), 23-34. Consequences of impulse buying
cross-culturally: a qualitative study.
Kim, J. (2003). College Students' International Journal of Software
Apparel Impulse Buying Behaviors In Engineering and Its Applications,
Relation to Visual Merchandising. 7(1), 247-260.
University of Georgia in Partial, A
Thesis Submitted To The Graduate Park, J. and Lennon, S. J. (2006).
Faculty of the University of Georgia. Psychological and environmental
antecedents of pembelian impuls
Kotler, P. and Keller, K.L. (2016). tendency in the multichannel shopping
Marketing Management Global context.Journal of Consumer
Edition. 15th Edition. Edinburg Gate Marketing,23(2), 58-68. ISSN: 0736-
Harlow England. Pearson Education. 3761.

Liecham, S. (2004). The Woman - Ramaun, Febby. (21 Juni 2011).


Frendly Store. Pembelanja Indonesia Makin Impulsif.

38
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Diakses 14 Juli 2016 dari women. Journal of Consumer


https://m.tempo.co Research, 17(3), 346-361. ISSN:
00935301. EISSN: 15375277.
Rook, D. W. (1987). The Buying
Impulse. Journal of Consumer Tirmizi, Muhammad Ali, Kashif-Ur-
Research, 14(2), 189-199. ISSN: Rehman, dan M. Iqbal Saif. (2009).An
1537-5277. empirical study of consumer impulse
buying behavior in local
Rook, D.W. and Fisher, R.J. (1995). markets.European Journal of
Normative influences on impulsive Scientific Research, 28(4), 522-532.
buying behavior. Journal of Consumer ISSN: 1450-216X/1450-202X.
Research, 22, 305-313. ISSN: 1537-
5277. Utami, Christina Whidya. (2010).
Manajemen Ritel: Strategi dan
Rook, D.W. and Gardner, M.P. Implementasi Operasional Bisnis Ritel
(1993). In the mood: impulse buying’s Modern Di Indonesia. Jakarta.
affective antecedents. Research in Salemba Empat.
Consumer Behavior, 6(7), 1-28. ISSN:
0885-2111. Verplanken, B., & Sato, A. (2011).
The Psychology of Impulse Buying:
Samuel, H. (2005). Respons An Integrative Self-Regulation.
Lingkungan Berbelanja Sebagai Journal Consumer Policy, 34(2), 197-
Stimulus PembelianTidak Terencana 210. ISSN: 0168-7034 (Print) 1573-
pada Toko Serba Ada (Toserba), 0700 (Online)
Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, 7(2), 152-170. Widawati, L. (2011). Analisis Perilaku
“Pembelian impuls” dan “Locus of
Semuel,H. (2006). Dampak respon Control” pada Konsumen di Carrefour
emosi terhadap kecenderungan Bandung. Jurnal MIMBAR Psikologi,
perilaku pembelian impulsif XXVII(2), 125-132.
konsumen online dengan sumberdaya
yang dikeluarkan dan orientasi belanja Yu, C. and Bastin, M. (2010).
sebagai variabel mediasi. Jurnal Hedonic Shopping Value and Impulse
Manajemen dan Kewirausahaan, 8(2), Buying Behavior In Transitional
101-115. Economies: A Symbiosis In The
Mainland China Marketplace. Journal
Soars, B. (2009). Driving sales of Brand Management, 18(2), 105-
through shopper’s sense of sound, 114. ISSN 1350-231X (Print); ISSN:
sight, smell, and touch.International 1479-1803 (Online)
Journal of Retail and Distribution
Management,37(3), 286-298. ISSN: Yuwanisa, A. (2009). Persepsi
0959-0552. tentang Perilaku Konsumtif Chatting
Menurut Jenis Kelamin Mahasiswa.
Survey AC Nielsen. (2013). Skripsi. Universitas Gunadarma.
Jakarta. Diakses 5 Agustus 2012.
Thompson, C.J., Locander, W.B., and
Pollio, H.R. (1990). The lived Youn, S. and Faber, R. J. (2000).
meaning of free choice: an Pembelian impuls: its relation to
existentialist-phenomenological personality traits and cues. Journal
description of every day consumer Advances in Consumer Research,27,
experiences of contemporary married 179-185. ISSN: 0098-9258.

39
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Zickmund, Babin, Carr, & Griffin.


(2010). Business Research Methods,
Eight Edition. South-Western.
Cengage Learning.

40

Anda mungkin juga menyukai