Erminati Pancaningrum1
1
STIE PGRI Dewantara Jombang
Email: ermi.sardjito72@gmail.com
Abstract
This study aims to determine the influence of visual merchandising and store atmosphere
against impulse buying on the visitors of Matahari Department Store at City of Tomorrow,
Surabaya. The method used is explanatory research; the data are collected through
questionnaires and documentation. Those are analyzed using multiple linear regression
statistical methods.
The results of data analysis showed that the better visual merchandising and store
atmosphere, the more it will increase impulse purchasing on consumers. Test hypothesis
states that the visual merchandising and store atmosphere significantly influence consumers
impulse buying in Matahari Department Store City of Tomorrow Surabaya. Visual
merchandising is realized by a variety of stimuli, such as the arrangement of the product, the
selection of beautiful colors for the outlets, lighting inside the store will make consumers
comfortable shopping, which can result in unplanned purchases. Atmospheric stores
increases the likelihood of impulsive behavior. Atmosphere fun and interesting stores can
stimulate the purchase of the response of a sudden, so consumers tend to buy things without
planned because of the atmosphere of interesting shops.
rak, harga promosi, sampling (me- beberapa hal, salah satunya adalah
ngambil contoh produk), menam- visual marchandise dan store at-
pilkan POP, kupon, dan demonstrasi mosfer. Hubungan ini dapat diasum-
di dalam toko. sikan apabila pelanggan merasa se-
Pembelian impuls adalah pe- nang dan merasa nyaman saat ber-
rilaku berbelanja yang terjadi secara belanja di suatu gerai maka kemung-
tidak terencana, tertarik secara emo- kinan untuk melakukan impulsive
sional, di mana proses pembuatan ke- buying juga akan semakin meningkat.
putusan dilakukan dengan cepat tanpa Bayley and Nancarrow (1998)
berpikir secara bijak dan pertimba- menyebutkan bahwa impulsive buying
ngan terhadap keseluruhan informasi biasanya lebih sering terjadi di gerai-
dan alternatif yang ada (Rook, 1987). gerai besar dibandingkan dengan
Di Indonesia menurut Irawan (ww- gerai-gerai kecil. Visual marchandise
w.marketing.co.id, 21 Januari 2012), dan store atmosfer dapat diwujudkan
konsumen Indonesia memiliki sepuluh melalui hiburan dalam lingkungan
karakter unik.Pada salah satu karakter berbelanja. Gerai ritel berskala besar
unik konsumen Indonesia adalah kon- memiliki kemampuan dan sumber
sumen Indonesia cenderung pembeli- daya untuk membuat konsumen ter-
annya impulsif atau tidak terencana. hibur dalam berbelanja (Combs, Zang,
Pernyataan ini didukung oleh studi & Chaipoopirutana, 2011). Jumlah
yang dilakukan The Nielsen Company kunjungan dan jumlah uang yang
tentang tren pebelanja di kota-kota dihabiskan seseorang untuk berbelanja
besar di Indonesia semakin impulsif akan bergantung pada pendapatan
(www.tempo.co, 21 Juni 2011). Me- yang diperoleh (Tirmizi, Kashif-Ur-
nurut Ramaun (www.tempo.co, 21 Rehman, & Saif, 2009). Hal ini berarti
Juni 2011), berdasarkan studi yang bahwa konsumen dari kalangan me-
dilakukan di Jakarta, Bandung, Sura- nengah ke atas akan lebih cenderung
baya, Makasar, dan Medan, sebanyak melakukan pembelian impuls.
21% pembelanja pada tahun 2011 Berdasarkan hal tersebut di
tidak pernah membuat rencana be- atas dan untuk memperjelas arah pe-
lanja, dibandingkan pada tahun 2003 nelitian, maka dapat dirumuskan po-
hanya 11%. Dari 39% pembelanja kok permasalahan yang akan dibahas
yang merencanakan pembeliannya, te- yaitu: 1) apakah visual merchandise
tapi selalu ada pembelian lagi di luar berpengaruh signifikan terhadap pem-
rencana. belian impuls pada pengunjung Ma-
Sebagian besar konsumen di tahari Department Store City of To-
Indonesia lebih berorientasi rekreasi morrow Surabaya? 2) Apakah at-
yang mementingkan aspek kesena- mosfer toko berpengaruh signifikan
ngan, kenikmatan, dan hiburan saat terhadap pembelian impuls pada pe-
berbelanja (Ma’ruf, 2006), sehingga ngunjung Matahari Department Store
jika konsumen memasuki gerai dan City of Tomorrow Surabaya? Adapun
dapat menikmati visual marchandise tujuan penelitian ini adalah untuk me-
dan atmosfer toko, maka kemungkinan nguji dan menganalisa visual mer-
akan terjadi pembelian impulsif. Pe- chandise dan atmosfer toko dan pe-
rilaku impulsive buying maupun mo- ngaruhnya terhadap pembelian impuls
tivasi yang bersifat emosional memi- pada pengunjung Matahari Depart-
liki keterkaitan yang kuat satu dengan ment Store City of Tomorrow Su-
yang lain. Rook and Fisher (1995) rabaya. Imlikasi manajerial yang di-
menyebutkan bahwa perilaku impul- harapkan dari penelitian ini adalah se-
sive buying sering dipengaruhi oleh bagai satu referensi atau bahan per-
24
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
timbangan dan evaluasi bagi mana- memiliki suasana hati (mood) akan le-
jemen perusahaan dalam menentukan bih kondusif untuk berperilaku im-
arah kebijakan dan pengembangan pe- pulse buying daripada konsumen yang
rusahaan di masa yang akan datang tidak memiliki suasana hati. Beatty
retail. dan Ferrell (1998) juga menemukan
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN bahwa suasana hati yang positif dapat
HIPOTESIS dikaitkan dengan dorongan untuk
Pembelian Impulsif (Impulse Bu- membeli secara impulsif. Selain itu,
ying) Thomson, Locander, and Pollio (1990)
Pembelian impulsif terjadi se- mengemukakan bahwa tidak ada
tiap kali pelanggan mengalami insentif proses kognisi ketika terjadi pem-
tak terduga untuk membeli sesuatu belian impulsif di mana proses ini
tanpa penundaan, tanpa evaluasi tam- memberikan pengalaman emosional
bahan dan bertindak berdasarkan pada daripada pengalaman rasional. Dengan
dorongan (Cheng et al, 2013). Impulse dasar ini maka pembelian impulsif le-
buying membuat subjek profitabilitas bih dipandang sebagai keputusan ra-
yang besar bagi pemasar (Park & sional dibanding irasional (Kacen &
Choi, 2013). Hal ini membuktikan Lee, 2002) dan (Semuel, 2006).
bahwa perilaku konsumen dipengaruhi Menurut Hawkins and Mother-
oleh rangsangan internal dan eksternal sbaugh (2013), unplanned buying atau
(Kim, 2003). Faktor internal merujuk impulse buying didefinisikan sebagai
pada situasi internal dan karakteristik suatu tindakan pembelian yang di-
individu termasuk keadaan emosional lakukan di outlet ritel yang berbeda
seseorang, mood dan perasaan-diri dengan apa yang telah direncanakan
(Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Is- konsumen sebelum memasuki outlet
yarat eksternal atau lingkungan adalah ritel. Perilaku impulse buying banyak
termasuk isyarat atmosfer dalam ling- dikaitkan dengan gaya hidup sese-
kungan belanja dan stimulus bauran orang. Gaya hidup merupakan suatu
pemasaran (Kim, 2003). Menurut Mu- reaksi dari aktivitas, minat, dan opini
ruganantham dan Bhakat (2013) me- seseorang, oleh karena itu dapat di-
nyatakan bahwa impulse buying katakan jika seseorang menghabiskan
adalah suatu tindakan yang dilakukan banyak waktu dan uang untuk hal-hal
tanpa sebelumnya mengenal secara sa- yang tidak berguna, berlebihan atau
dar atau niat membeli yang terbentuk tidak sesuai dengan kebutuhan, maka
sebelum memasuki toko. Fenomena gaya hidup seperti ini dapat di-
ini didefinisikan sebagai menstimu- kategorikan sebagai perilaku impulse
lasi, kurang direncanakan, dan lebih buying (Astuti & Fillippa, 2008).
dari perilaku pembelian yang tak ter- Menurut Rook (1987:191)
hindarkan dibandingkan dengan peri- impulse buying adalah pembelian yang
laku pembelian yang dikehendaki (Fo- terjadi ketika konsumen mengalami
roughi et al, 2013). desakan tiba-tiba, yang biasanya sa-
Menurut Rook dan Gardner ngat kuat dan menetap untuk membeli
(1993), impulse buying didefinisikan sesuatu dengan segera. Dorongan
sebagai pembelian yang tidak diren- membeli adalah sifat foya-foya dan
canakan, yang ditandai dengan peng- dapat merangsang konflik emosional,
ambilan keputusan yang relatif cepat. sehingga impulse buying mudah
Penelitian menunjukkan efek dari im- terjadi karena adanya keinginan kon-
pulse buying adalah suasana hati dan sumen yang berubah-ubah.
keadaan yang afektif, selain itu juga
menemukan bahwa konsumen yang
25
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
26
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
wson & Kim, 2009). Lintas mer- produk bagi konsumen; colour me-
chandise didefisiniskan sebagai mer- rupakan pemilihan warna, kombinasi
chandise produk bersama-sama dari warna, dan tampilan warna toko yang
kategori yang berbeda. Hal ini dapat cerah, sehingga tampilan toko ritel
menawarkan kepada pelanggan yang memiliki ciri khas dan daya tarik bagi
mengabaikan item-item tersebut (Le- konsumen; pencahayaan yakni sorotan
icham, 2004). Sebuah toko ter- cahaya lampu yang merata pada
organisir dapat didefinisikan dari tiga sebuah produk, sehingga tampak jelas
kriteria, yaitu: (1) suasana yang kon- fisik produk yang ditawarkan dan da-
dusif untuk belanja; (2) menyediakan pat menimbulkan minat beli kon-
barang dan jasa yang menarik bagi sumen; dan assortment yang me-
konsumen; dan (3) format toko besar nunjukkan pada keanekaragaman ka-
yang dikelola secara profesional (Mi- tegori produk. Keanekaragaman pro-
remadi & Khoei, 2013). duk terdiri dari dua hal (Ma'ruf, 2006)
Visual merchandising, atau yaitu wide/lebar, yaitu banyaknya
presentasi visual, adalah sarana untuk variasi kategori produk yang dijual
mengkomunikasikan nilai fashion to- dan deep/dalam, yaitu banyaknya item
ko / perusahaan dan kualitas gambar pilihan dalam masing-masing kategori
kepada calon pelanggan. Tujuan dari produk. Assortment adalah banyaknya
visual merchandising adalah untuk merek dan pilihan produk yang di-
mengedukasi pelanggan dalam me- tawarkan pihak toko ritel kepada
ningkatkan citra toko/perusahaan dan pengunjung. Dengan demikian kon-
mendorong beberapa penjualan de- sumen akan semakin betah dan ber-
ngan menunjukkan pakaian bersama- lama-lama untuk menentukan pilihan
sama dengan aksesoris (Frings, 2014). berbelanja.
Dengan demikian, setiap toko men- Atmosfer Toko (Store Atmosfer)
coba untuk meningkatkan citra toko Atmosfer toko (store atmosfer)
dan untuk melakukannya dengan merupakan salah satu elemen bau-
komoditas yang menarik bagi pe- ran pemasaran ritel yang terkait da-
langgan dan membuat pelanggan setia lam hal penciptaan suasana belanja.
kepada merek tersebut, sehingga Atmosfer merupakan kunci dalam me-
mendorong perilaku pembelian. Visual narik dan membuat konsumen terke-
merchandise dapat dipenuhi dengan san dengan pengalaman berbelanja di
menghadirkan merek tertentu melalui dalam gerai (Coley dan Burgess,
iklan kelompok-kerja toko, menam- 2003). Pengusaha ritel harus mampu
pilkan yang dikoordinasikan dengan mengelola atmosfer (suasana) dalam
mode dan departemen komersial, se- gerai sedemikian rupa sehingga tuju-
hingga toko dapat menjual barang dan an meningkatkan kunjungan pelang-
jasa dari perusahaan kepada pelanggan gan, penjualan bertambah, dan me-
(Kim,2003). Frings (2014) menunjuk- rangsang citra positif pelanggan dapat
kan bahwa pelanggan biasanya me- tercapai.
nganalisis kasus di dalam dan di luar Utami (2010) menyatakan ter-
toko, di mana manekin, susunan ko- dapat dua macam motivasi berbelanja
moditas, dan merek komersial yang yang menjadi perhatian pengusaha
sangat penting diakses oleh pelanggan. ritel dalam menyediakan atmosfer da-
Indikator-indikator visual mer- lam gerai yang sesuai. Kelompok per-
chandise antara lain: display yaitu pe- tama adalah kelompok yang bero-
nataan produk atau barang dagangan rientasi pada motif utilitarian yang
sesuai tempatnya, sehingga dapat me- lebih mementingkan aspek fungsional.
mudahkan pencarian dan pengambilan Meskipun demikian kelompok ter-
27
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
28
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
30
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
31
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
32
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
33
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
34
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
35
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
36
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
37
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
38
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
39
JIEP-Vol. 17, No 1 Maret 2017
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
40