Principle Saying :
We Come from Good Family to Create an Excellence Culture
For Perfect Finish Need Perfect Partner
Start & Improve Your School
I. Rasional
Persaingan Global Vicu RI kebut Revitalisasi Pendidikan Vokasi, maka lahir Inpres Nomor 9 Tahun 2016
tentang Revitalisasi Vocational utk peningkatan daya saing SDM RI sebagai turunan dari nawacita
nomor 8, sebagai aplikasinya lahir MOU bersama 5 (lima) Kementerian RI ;
KEMENTERIAN PERINDUSTERIAN No. 668/M-IND/11/2016, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN No.125/XI/NK/2016, KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI, No.
5/NK/MCN/XI/2016, KEMENTERIAN TENAGA KERJA No. MOU-04/MBU/11/2016 tentang Pengembangan
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi berbasis kompetensi yang link and match dengan Industri.
Revitalisasi sudah menjadi kesadaran kolektif dan menunjukkan nilai-nilai yang berkembang di negara
maju dalam Pendidikan Vokasi yang telah berpengaruh pada karakter masyarakatnya dalam berpikir
logis, kreatif dan produktif. Nilai-nilai vital pada pendidikan berbasis ketrampilan yang harus berkembang
di SMK terletak pada “pengembangan program keahliannya” dengan program revitalisasi merupakan hal
pokok. Selanjutnya adalah bagaimana membangkitkan kembali vitalitas SMK, seperti tercantum dalam
pilar kedua tiga pilar utama pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi, dalam rangka
revitalisasi pendidikan vokasi.
Pada kondisi saat ini masih terdapat beberapa mis/kekeliruan dalam operasional pembelajaran yang
dilakukan di sekolah menengah kejuruan yang juga dipengaruhi oleh mudahnya pendirian SMK baik
negeri maupun swasta tanpa dipenuhinya persyaratan-persyaratan utama dan penting sebelum
diberlakukannya UU no.23 tahun 2014, secara umum kondisi tersebut diantaranya :
(1) Sarana praktek siswa dan pengelolaan workshop/lab tidak memadai
(2) pembelajaran praktek dasar kejuruan tidak diajarkan secara mendasar;
(3) guru yang kurang berpengalaman diberikan tugas mengajar di kelas satu dengan anggapan bahwa
pada tingkat ini kurang membutuhkan mutu;
(4) Membiarkan siswa melakukan praktik tanpa bimbingan, sehingga tidak mengikuti prosedur praktek
yang benar;
(5) Pekerjaan praktik siswa kurang memenuhi standar mutu, hal ini menjadi suatu kebiasaan yang susah
untuk berubah;
(6) Belum menerapkan prinsip belajar tuntas (mastery learning);
(7) Persyaratan keselamatan kerja tidak menjadi utama, baik keselamatan diri, keselamatan peralatan
dan keselamatan lingkungan;
(8) Belum tersedia bahan ajar (Modul; information sheet, job sheet dsb), yang memadai;
(9) Siswa melakukan praktek dari hasil guru menjelaskan secara lisan, hal ini akan semakin buruk karena
ternyata guru sering meninggalkan siswa bekerja sendiri.
Era Disruption,
Saat ini masyarakat dunia mengalami suatu babak baru yang serba “mengejutkan”
dimana segala sesuatu terjadi secara random, baik hal positif maupun negative menjadi
viral (tersebar secara luas) hanya dalam hitungan detik. Kondisi tersebut dikenal masa kini
dengan sebutan Disruption era. Meskipun terdengar buruk, disruption era, sebenarnya
merupakan sebuah inovasi. Pada disruption era ini menuntut kualitas sumber daya manusia
yang mumpuni dari sisi kemampuan membangun kerangka berfikir supaya dapat cepat
merespon, cepat beradaptasi serta terbuka terhadap dinamika perubahan yang begitu
cepat dan terkadang tidak menentu.
SDM di setiap institusi tidak lagi dituntut hanya memiliki kompetensi teknis dan
substansial sesuai dengan peran dan tugasnya saja, namun saat ini levelnya harus
dtingkatkan dengan kemampuan membangun kerangka berfikir agar setiap individu
mampu menggali kreatifitas yang ada dalam dirinya masing - masing. Ketika kreatifitas itu
dapat “digali” oleh dirinya masing – masing , maka akan mendorong lahirnya inovasi yang
kemudian memberikan dampak terhadap kinerja yang baik. Ketika kreatifitas dan
inovasi terlahir, maka individu tersebut akan terdorong memiliki integritas untuk
menumbuhkembangkan institusi atau lembaga tempat dimana mereka berperan
Pertnyaanya’ bagaimana membangun Kerangka Berfikir Dalam Menghadapi Tantangan
Disruption Era untuk Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berdaya Saing
? Disruption Era’ Telah mempengaruhi perubahan paradigma pendidikan abad ini, yang
sarat dengan area persaingan, area kualitas, penuh inovasi dan terobasan terobosan
maka di temukan 3 hal solusi untuk menyelesaikan era disruption area ‘ the
changes, great and demograf.
Tujuan Umum
Start Improve Your School sebagai bentuk revitalisasi dipandang perlu untuk
meningkatkan kinerja sekolah memenuhi standar proses pembelajaran yang efektip dan efisien
untuk harapan kompetensi lulusan standar abad 21, baik itu SMK N - S. Tujuan dari Workshop
Start Improve Your School ini adalah bagaimana meningkatkan kapasitas Guru untuk mampu
membedah kurikulum, maping skill, penyusunan bahan ajar, pola mengajar efektif dan sistem
penialaian berbasis Competence Based Assessment (CBA) yang berada di suatu sekolah mungkin
memiliki cukup kompetensi teknis namun belum mampu mengungkit (scalling up) performa dari
institusi tersebut. Hal tersebut mungkin terjadi karena Guru “tidak berani” keluar dari “zona
nyaman” , tertutup terhadap hal – hal baru, tidak berani menjawab tantangan, masih
menerapkan “sistem lama”, dan resisten terhadap perubahan. Kondisi tersebut jika dibiarkan akan
menurunkan performa sekolah atau bahkan “membunuhnya secara perlahan”. Diharapkan
dengan mengikuti workshop Start Improve Your School ini para peserta mendapatkan impact
sebagai berikut:
1. Melatih Kerangka Berfikir untuk dapat menggali potensi “karakter Great Teacher/
Guru Hebat” masing-masing individu
2. M e m a h a m i p e n t i n g n y a k u a l i t a s u n t u k m e m i c u s i s i k r e a t i f i t a s u n t u k
m e m i c u s i s i kreatifitas diri agar dapat melahirkan inovasi
3. Memahami bahwa di disruption era segala sesuatu berubah cepat dan penuh kejutan
sehingga kolaborasi dengan team work merupakan salah satu cara ampuh dalam menghadapi
tantangan tersebut, karena setiap individu di dalam tim dapat saling mengisi di ruang
kelemahan serta saling mempekuat di ruang keunggulan dari setiap individu.
6. Dalam session “permainan” di dalam workshop dapat “mengungkap” sisi psikologis dan
karakter para peserta misalnya antara lain individu yang bersifat dominan, otoriter, egois,
open mind, kreatif, memiliki tanggungjawab terhadap pekerjaan bahkan karakter yang
dimungkinkan dapat memiliki “potensi/ indikasi” terhadap korupsi
II. Trainer
Trainer pada Start & Improve Your School adalah team work yang akan
mengisi materi secara dinamis yang terdiri dari:
Dedih Hermawan
Principles and Practice Of Competeny Based Training (CBT) IAPSD – AusAID
Training Of Work Place Asessment IAPSD IASPD - AusAID
Master Assesor IAPSD Melbourne Asutralia, Assurance Dinas Pendidikan Prov.Jabar
Komisaris PT. KSI Jakarta, Direktur CV.Hirasuci Konsultan HRD, Dewan Pertimbangan KADIN
Kota Tasikmalaya, Dewan Peningkatan Daya Saing (DPDS) Kota Tasikmalaya. Curriculum vitae
lengkap terdapat di lampiran
Abigain Pakpahan
VI. Materi
8. Penyelarasan Kurikulum dan Bedah SKL
9. Maping Skill (kompetensi) / Self Assessment.
10. Penyusunan Teaching & Learning Matrial Package
- Pre Test dan Post Test
- Information Sheet/Work Sheet
- Job Sheet
- Report Sheet
- Bahan Tayang
11. Metodologi Pengajaran Teknis (MPT);
- 5 Prinsif belajar Remaja Dewasa
- Effective presentation Skill
- Effective presentation Skill Non Verbal
- Effective use of visual training
12. Competence Based Assessment (CBA/WPA)
- Planning Assessment
- Implamentation Assessment
- Review Assessment
13. Penyusunan Dokumen Pengelolaan Program Keahlian
14. Workshop Management and Development
15. Teaching factory
16. Kontrak kerja tindak Lanjut – MONEV
VII. Alur kerja
Berikut tujuan dan hasil yang diharapkan dari training ini dalam flow chart adalah sbb :
Out come ;
X. Struktur
Pembukaan - Benchmarking
Pre - assessment
Catatan :