Anda di halaman 1dari 5

REVIEW NOVEL FILSAFAT

“DUNIA SOPHIE”
Dosen Pembimbing: Dr. Ars. Avi Marlina, S.T. M.T.

Oktarina Nathania Putri


I0217070

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
2019
IDENTITAS BUKU
Judul buku : Dunia Sophie
Jenis Buku: Novel
Genre: Fiksi
Penulis : Jostein Gaarder
Penerbit : Mizan Pustaka: Kronik Indonesia Baru

SINOPSIS
Dunia Sophie adalah sebuah novel karya Jostein Gaarder, seorang penulis asal Norwegia.
Novel ini memiliki alur yang sedikit membingungkan dengan tokoh utama adalah seorang gadis
berumur 14 tahun bernama Sophie Amundsend. Di awal cerita Sophie tiba dirumahnya dan
membuka kotak surat, di dalamnya terdapat surat yang ditujukan kepada Sophie. Amplop putih
yang ditujukan kepada Sophie tanpa tertulis pengirimnya dan tidak berperangko itu berisi secarik
kertas bertuliskan suatu pertanyaan yang membuat Sophie bingung. Pertanyaan surat misterius itu
“Siapakah kamu?”mengisi pikiran Sophie. Ditengah kebingungannya, Sophie sesekali bertanya
kepada orang-orang yang ia temui dengan pertanyaan “Siapakah kamu?”.

Sophie mulai masuk dalam perjalanan dan imajinasi aneh dalam filsafat. Ia kembali
mendapat surat misterius dengan pertanyaan “Dari mana dunia berasal?”. Lalu melalui surat
berikutnya, Sophie akhirnya mengetahui bahwa Alberto Knag adalah nama orang yang
mengiriminya surat dan merupakan filsuf yang mengajarnya. Alberto pertama-tama memberi tahu
Sophie bahwa filsafat sangat relevan dengan kehidupan dan bahwa jika kita tidak mempertanyakan
dan merenungkan keberadaan kita, kita tidak benar-benar hidup.

Kemudian ia mulai menelusuri sejarah filsafat Barat. Alberto mengajar Sophie tentang
mitos kuno yang dimiliki orang-orang pada hari-hari sebelum mereka mencoba memunculkan
penjelasan alami untuk proses di dunia. Kemudian dia belajar tentang para filsuf alam yang peduli
dengan perubahan. Selanjutnya Alberto menggambarkan Democritus dan teori atom-atom yang
tak terpisahkan yang mendasari semua alam serta konsep nasib.
Pada saat yang sama ketika ia mengambil kursus filsafat, Sophie menerima kartu pos aneh
yang ditujukan kepada Hilde Maller Knag. Kartu pos itu dari ayah Hilde dan mengucapkan selamat
ulang tahun kepada Hilde namun anehnya dikirimkan kepada Sophie. Ia bingung, dan lebih ketika
dia menemukan syal dengan nama Hilde di atasnya. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi tetapi
dia yakin bahwa Hilde dan mata kuliah filosofi entah bagaimana harus terhubung.
Ia juga menerima sebuah rekaman video yang dikirim oleh Alberto Knox (Tomas von
Bromssen). Dalam video tersebut ia melihat Alberto Knox memperlihatkan bagaimana sejarah
filsafat dimulai dari era Socrates. Mereka pun akhirnya bertemu dan Alberto Knox mulai
mengajarkan sejarah filsafat pad Sofie mulai dari Yunani kuno, kekaisaran Romawi, abad
pertengahan, zaman renaissance, revolusi Prancis hingga masa kini. Ketika pulang sekolah,
Sophie mendapat amplop tebal. Filsuf misterius memberikan pelajaran filsafat dari zaman Yunani
kuno hingga zaman modern. Para filsuf Yunani paling awal disebut filsuf alam sebab mereka
memperhatikan proses alam. Alam yang selalu berubah membuat para filosof memperhatikan
perubahan yang dapat diamati di dunia fisik. Para filsuf ingin memahami proses apa yang terjadi
dengan menelaah alam tanpa harus kembali pada mitos-mitos kuno. Langkah penalaran ilmiah
menjadi pendahulu munculnya Sains.
Kemudian, pelajaran filsafat Sophie berlanjut. Ia kembali mendapat surat dari Alberto dan
memberitahukan langkah langkah kepada Sophie agar mereka bisa bertemu. Sophie lalu mengikuti
seekor anjing, anjing yang sama yang mengiriminya paket video. Sophie lalu masuk ke dalam
sebuah rumah di dalam hutan. Ia menemukan fakta bahwa Hilde memiliki wajah yang mirip
dengannya. Ia juga menyadari bahwa kaca tempat ia bercermin merupakan portal penghubung
dunia yang satu dengan yang lainnya. Hubungan Sophie dengan ibunya menjadi agak tegang
ketika dia mencoba mempraktikkan pemikiran filosofisnya pada ibunya dan menceritakan cerita
yang tidak masuk akal di pikiran ibunya.
Sophie mendapat surat lagi dan memberitahukan lagi langkah-langkah kepada Sophie agar
mereka bisa bertemu. Lalu Alberto seakan akan membawa Sophie ke dunia yang berbeda dan Dia
belajar tentang Plato dan dunianya ide-ide dan kemudian tentang Aristoteles, yang mengkritik
Plato, mengklasifikasikan banyak dunia alam, dan membangun logika dan teori konsep kita.
Sophie kemudian mendapat pelajaran fillsafat tentang Yesus dan pertemuan budaya Indo-
Eropa dan Semit. Dia belajar tentang Santo Agustinus, Santo Aquinas, dan kristenisasi filsafat
Yunani yang terjadi pada Abad Pertengahan. Pada saat ini, Sophie telah bertemu Alberto dan dia
mulai mengisyaratkan bahwa filosofi akan menjadi sangat relevan dengan hal-hal aneh yang
terjadi padanya.
Sophie belajar tentang fokus pada kemanusiaan dalam Renaisans dan Baroque dan
kemudian Alberto berfokus pada beberapa filsuf kunci. Dia mengajarinya tentang Descartes, yang
ragu, dan dengan begitu setidaknya dia tahu bahwa dia bisa ragu. Mereka pindah ke Spinoza karena
menjadi jelas bahwa ayah Hilde memiliki kekuatan luar biasa atas mereka. Kemudian Sophie
belajar tentang kaum empiris. Locke percaya pada hak alamiah dan bahwa semua yang kita ketahui
diperoleh dari pengalaman. Hume, pengaruh penting pada Kant, menunjukkan bahwa tindakan
kita dibimbing oleh perasaan dan diperingatkan untuk tidak membuat undang-undang berdasarkan
pengalaman kita. Tetapi Berkeley paling penting bagi Sophie karena dia menyarankan bahwa
mungkin seluruh hidup kita ada di dalam pikiran Tuhan. Dan Alberto mengatakan bahwa hidup
mereka ada di dalam pikiran Albert Knag, ayah Hilde.
Singkat cerita, Alberto dan Sophie mulai menyadari bahwa mereka berdua hanyalah
karakter yang diciptakan oleh Albert Knag seorang Mayor Batalion PBB di Libanon. Orang yang
mengirimi ucapan ulang tahun anaknya kepada Sophie. Mereka menyadari bahwa hidup mereka
akan usai jika halaman terakhir dari cerita tersebut selesai dibuat. Mereka hanyalah dua tokoh dari
sebuah cerita untuk mengajarkan filsafat kepada anak sang Mayor yaitu Hilde Moller Knag yang
dia beri judul “Dunia Sophie”. Dia juga yang mengirimkan kartu-kartu pos kepada Sophie. Semua
jadi terasa semakin jelas bagi Sophie, ketika mengetahui bahwa dia dan Hilde sangat mirip baik
fisik maupun hari ulang tahun mereka.
Mereka lalu berencana untuk kabur dari cerita. Namun sebelum itu dilakukan, mereka
harus menyelesaikan pelajaran filsafat untuk Hilde. Hari ini adalah hari ulang tahun Hilde dan
Sophie yang ke 15. Setelah mengambil raport, Sophie bergegas menuju gubuk sang Mayor untuk
bertemu dengan Alberto dan melanjutkan pelajaran filsafatnya. Saat ini mereka telah masuk abad
ke 18. Ketika itu, di Prancis juga banyak tokoh-tokoh besar seperti Montesquieu, Voltaire, dan
Rosseau dimana pandangan filsafat mereka juga berasal dari Inggris. Sehingga dimulailah
Pencerahan di Prancis dimana iman kepada Tuhan dan norma-norma moral menjadi inti dari
pencerahan tersebut. Para filsuf Pencerahan menganggap bahwa mereka berkewajiban untuk
membangun landasan bagi ajara moral, agama, dan etika sesuai dengan akal manusia yang abadi.
Setelah berbicara panjang lebar tentang Revolusi besar di Prancis, Alberto kembali
menguliahi Sophie dengan tokoh yang sangat berpengaruh yaitu Imannuel Kant. Mengenai
keberadaan Tuhan dan asal-usul alam, Kant berpendapat bahwa tidak ada pengetahuan tertentu
yang dapat diperoleh untuk menjawab pertanyaan tersebut. Karena akal bekerja diluar batasan dari
apa yang dapat kita pahami sebagai manusia. Menurut Kant, ada dua unsur yang memberikan
sumbangan pada pengetahuan kita tentang dunia yaitu persepsi indra dan akal. Materi pengetahuan
kita datang dari indra, namun materi tersebut harus sesuai dengan sifat-sifat akal seperti kausalitas.
Pada titik ini cerita beralih ke sudut pandang Hilde. Pada 15 Juni, pada hari ia berusia lima
belas tahun, Hilde menerima hadiah ulang tahun dari ayahnya yang berjudul Sophie's World. Dia
mulai membaca dan terpesona. Disini plot cerita diubah mengikuti kisah Sophie lainnya dari sudut
pandang Hilde. Hilde menjadi yakin bahwa Sophie ada, bahwa dia bukan hanya karakter dalam
buku.
Ketika ayah Hilde pulang dan mereka berbicara tentang buku itu, Hilde yakin bahwa
Sophie dan Alberto ada di suatu tempat. Sophie akhirnya kembali ke dunianya, menyadari dan
menerima bahwa ia memiliki dunianya sendiri. Ia buah pikiran dari seorang Major Knag. Ilmu dan
pikiran, bentuk yang abadi.

REVIEW
Novel dengan latar belakang filsafat ini memberi pemikiran yang baru kepada pembacanya
tentang pembelajaran filsafat, karena selama ini filsafat yang dipandang sulit dan berat untuk
dipelajari ternyata bisa disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna. Sejarah
filsafatnya diungkap dengan bahasa yang mudah dimengerti bagi mereka yang berusaha
memahaminya, karena novel Dunia Sophie ini bukan memaparkan teori-teori filsafat saja, namun
dimasukkan ke dalam kehidupan para tokoh rekaannya dengan memikirkan kehidupan para
tokohnya dihubungakan dengan pengalaman dan pertanyaan filsafat itu sendiri.

Novel ini merefleksikan cara pandang manusia terhadap dunia. Seperti halnya saat kita
memindahkan sebuah penghapus papan tulis dari tempatnya semula Apakah Tuhan telah
menakdirkan penghapus itu untuk dipindahkan?. Dari situ kita dapat memiliki suatu pemikiran
bahwa manusia hanyalah karakter yang dikendalikan oleh sesuatu yang lebih tinggi, sama halnya
dengan Sophie. Namun Descartes muncul dan memberikan pandangannya, Cogito Ergo Sum yang
berarti aku berfikir maka aku ada. Sebuah kebenaran filsafat yang diakui sebagai yang pertama
atau Primum Philosophicum. Anggaplah kita sebagai sebuah karakter yang dikendalikan, namun
seperti yang diungkapkan Descartes, karena kita mampu berfikir, itulah alasan kenapa kita ada.
Karena kita yang sedang berfikir adalah cara kita berada.

Anda mungkin juga menyukai