ROULINA MUSTIKA
NIM P07524517067
ROULINA MUSTIKA
NIM P07524517067
ROULINA MUSTIKA
Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum
Hari Ke Tujuh Di Klinik Pratama Anna Tembung Dan Di Klinik Pratama Mutia
Bandar Khalifah Tahun 2018
ABSTRAK
ROULINA MUSTIKA
ABSTRACT
Puji syukur Kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan
Inisiasi Menyusu Dini Dengan Involusi Uterus pada Ibu Postpartum Hari Ke Tujuh
di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah
Tahun 2018” sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains
Terapan Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Medan Poltekkes
Kemenkes RI Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,
yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes RI
Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.
3. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan.
4. Yusniar Siregar, SST, M. Kes, selaku Plt Program Studi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan kesempatan
menyusun dan membimbing skripsi ini.
5. Dewi Meliasari, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dari pengajuan judul hingga skripsi ini selesai.
6. Suswati SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Idau Ginting, SST, M.Kes, selaku ketua penguji yang telah memberikan
kritikan dan saran sehingga proposal ini dapat menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
8. Ibu Nurseni Br. Saragih, AM.Keb yang telah memberi kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian di Klinik Pratama Anna.
9. Ibu Hj. Astuti S, AM.Keb yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian di Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah.
10. Kepada Ayah dan Ibu Tercinta M. Syukur Marpaung dan Yusnida Murni,
Spdi, yang telah membesarkan, membimbing, serta mengasuh saya dengan
penuh cinta dan kasih sayang, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi
penulis dan juga telah memberikan dukungan moral selama penulis
menyelesaikan pendidikan.
11. Kepada kakak dan abang Elisa Sofia, SE, dan Pratu Ikhwanul Huda, yang
selalu menjadi inspirasi dan motivasi penulis dan juga telah memberikan
dukungan moral selama penulis memulai pendidikan.
12. Kepada seluruh teman – teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI
Medan, terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya sampai kita sama-
sama tuntas dalam penyelesaian skripsi ini
13. Dan secara khusus terimakasih buat teman-teman yang ada dipoltekkes
yang banyak memberikan saran, Kak Parida, Kak Mega, Mei Herdika,
Romauli Prasta, dan buat bg Fadli yang selalu memberi semangat dan
motivasi serta dukungan.
Semoga Allah Yang Maha Esa memberikan kesehatan dan lindungan-
NYA, atas perhatiannya saya ucapkan Terimah kasih kepada semua pihak
yang tidak dapat disebut satu persatu. Semoga proposal skripsi ini
memanfaatkan bagi semua pihak.
Penulis
Roulina Mustika
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR. ................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1. Tujuan Umum. .......................................................................... 4
2. Tujuan Khusus. ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
1. Manfaat Teoritis........................................................................ 4
2. Manfaat Praktik ........................................................................ 5
E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 5
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian ibu di
seluruh Dunia 216/100.000 KH, diantaranya Negara Eropa 16/100.000 KH,
Argenia 542/100.000 KH juta jiwa setiap tahun. Sedangkan di Asia
memperkirakan angka kematian ibu 164/100.000 KH, diantaranya negara
indonesia 126/100.000 KH, Sri Langka berjumlah 20/100.000 KH juta jiwa setiap
tahun. Kejadian kematian ibu sebagian besar terdapat di negara berkembang
yaitu sebesar 98% - 99% dimana kematian ibu di negara berkembang 100%
lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih tinggi, bahkan jumlah perempuan Indonesia yang meninggal
saat melahirkan mencapai rekor tertinggi di Asia (WHO, 2015).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) penurunanan
AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu mencapai
390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan
AKI yang signifikan yaitu mencapai 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup, AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup berdasarkan survei penduduk antar sensus (SUPAS)
2015 (SDKI, 2015).
Ditinjau berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota, jumlah kematian
ibu pada tahun 2016 dilaporkan tercatat 239 kematian. Namun bila di konversi
berdasarkan profil Kabupaten/Kota maka Aki Sumatera Utara adalah sebesar
85/100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di kabupaten Deliserdang pada
Tahun 2015 tercatat ada 28 orang. Kondisi ini menempatkan kabupaten
Deliserdang sebagai salah satu penyumbang angka kematian ibu. Selain
Asahan, Langkat, Madina menjadi penyumbang AKI terbanyak tahun ini.
Sementara medan, hanya 6 orang saja. Berdasarkan hasil survey adapun
penyebab terbesar kematian ibu karena perdarahan sebanyak 50 orang,
eklampsia 43 orang, infeksi 10 orang, partus macet 5 orang, dan abortus 3 orang
(Provinsi Sumatera Utara, 2016).
Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan yang terjadi setelah
persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama. Masa
neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi
terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir
terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Heryani, 2017).
Menurut Depkes tahun 2014, Kementerian Kesehatan telah melakukan
berbagai upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain mulai tahun
2015 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di
Kabupaten/ Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam
program Kesehatan Ibu dan Anak. Penyebab kematian ibu di Indonesia meliputi
penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan (28%), preeklamsi/eklamsi (24%),
infeksi (11%), sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri (5%)
dan lain –lain (11%). Perdarahan yang menyebabkan kematian ibu diantaranya
adalah perdarahan nifas sekitar 26,9% (Depkes, 2014).
Inisiasi menyusu dini adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendri (tidak
disodorkan ke puting susu). Inisiasi menyusui dini akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI ekslusif (ASI aja) dan lama menyusui, dengan
demikian bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah
anak kurang gizi (Maryunani, 2012).
Inisiasi menyusu dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
involusi uterus karena saat menyusui terjadi rangsangan dan dikeluarkannya
hormon antara lain oksitosin yang berfungsi selain merangsang kontraksi otot-
otot polos payudara, juga menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot
uterus. Hal ini akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus (Wulandari, 2018).
Pemberian ASI awal sangat dianjurkan karena beberapa alasan. Asi yang
keluar pertama kali sangat bergizi dan mengandung antibodi yang dapat
melindungi bayi baru lahir dari penyakit. Menyusui seawal mungkin
mempengaruhi kesehatan ibu baru melahirkan yaitu dengan menimbulkan
retraksi uterus yang membantu mengurangi kehilangan darah setelah melahirkan
(Depkes, 2013).
Salah satu perubahan yg terjadi di masa nifas (post partum) pada alat
reproduksi yaitu terjadi involusi. Involusi uterus atau pengerutan uterus
merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil.
Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada
keadaan semula atau keadaan sebelum hamil. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi involusi uterus antara lain,usia, mobilitas dini ibu post partum,
jumlah anak yang dilahirkan (paritas), menyusui ekslusif, inisiasi menyusui dini.
IMD merupakan titik awal yang penting untuk proses menyusui, serta untuk
membantu memperscepat pengembalian rahim ke bentuk semula dan
mengurangi perdarahan setelah kelahiran (Maryunani, 2012).
Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wulandari dan
Sholaikah (2017) tentang Hubungan Umur Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan
Involusi Uteri di RSU PKU Muhammadiyah Bantul 2017 dengan didapatkan hasil
penelitian yang dilakukan terhadap 52 responden menunjukkan bahwa ibu yang
melakukan IMD mengalami involusi uterus normal yaitu sebanyak 19 responden
(36,5%), dan 16 (30,8%) responden dengan ibu yang melakukan IMD dengan
involusi tidak normal, dan dari hasil ibu yang tidak melakukan IMD dan
mengalami involusi uteri normal yaitu sebnayak 3 responden (5,8%) sedangkan
yang tidak melakukan IMD dan mengalami involusi tidak normal sebnayak 14
responden (26,9%) responden.
Hasil penelitian Sendra dan Dewi (2017) dengan judul Hubungan antara
menyusui dengan involusi uterus pada ibu nifas fisiologis di RSIA Aura Syifa
Kabupaten Kediri 2017 dari 21 responden terdapat 14 orang (66,67%) yang
involusi uterus normal menyusui dengan benar,yang menyusui dengan benar
terdapat 16 orang (76,19%) dan 5 orang (23,81%) menyusui salah, hal ini bisa
disebabkan karena saat persalianan di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri
dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini yang merupakan salah satu metode
memberikan ASI secara dini pada bayi yang baru melahirkan. Dan dari 21
responden terdapat 15 orang (71,43%) yang mengalami involusi uterus cepat
(normal) dan 6 orang (28,57%) yang mengalami involusi uterus lambat (tidak
normal). Involusi uterus yang cepat bisa disebabkan karena rumah sakit
menganjurkan mobilisasi dini dan mengajari cara menyusui yang benar sebagai
bentuk asuhan kebidanan pada ibu nifas.
Lebih lanjut hasil survei yang dilakukan peneliti lakukan di klinik pratama
anna dan klinik pratama mutia, dimana klinik ini menerapkan Asuhan Persalinan
Normal (APN) yang menjadi acuan pertolongan persalinan dan menerapkan
teknik Inisiasi Menyusui Dini (IMD).Pada survei awal yang dilakukan di Klinik
Pratama Anna Tembung dan telah didapat data dari salah satu pegawai yang
ada di klinik, bahwasannya terdapat 15 orang ibu hamil pada trimester III yang
akan bersalin di bulan April-Juni, dan di Klinik pratama mutia terdapat 15 orang
ibu hamil trimester III yang bersalin di bulan April-Juni. Sehingga nantinya peneliti
akan dapat meneliti selanjutnya,pada saat proses persalinan.
Berdasarkan latar belakang tersebut,penulis menyimpulkan bahwa inisiasi
menyusu dini (IMD) sangat penting karena adanya hubungan hisapan bayi pada
payudara ibu yang dapat mengakibatkan pengeluaran hormon oksitosin yang
dapat mengurangi kejadian perdarahan setelah nifas dan membantu percepatan
pemulihan otot rahim ibu. Dari kesimpulan diatas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian demgan judul “Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan
Involusi Uterus pada Ibu Post Partum Hari ke Tujuh di Klinik Pratama Anna
Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah
“Apakah ada hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan Involusi Uterus
pada Ibu Post Partum Hari Ke Tujuh di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungnan Inisiasi Menyusui Dini dengan Involusi
Uterus pada Ibu Post Partum Hari Ke Tujuh di Klinik Pratama Anna
Tembung Tahun dan di Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah Tahun 2018
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi IMD pada ibu post partum
b. Mengidentifikasi involusi uterus 7 hari setelah persalinan
c. Mengidentifikasi hubungan inisiasi menyusui dini dengan involusi
uterus.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi bagi
manunjang keilmuan ilmiah dan sebagai acuan dalam menyusun skripsi
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi bidang Akademi/Ilmiah
Sebagai bahan bacaan menambah wawasan peserta didik mengenai
hubungan inisiasi menyusu dini dengan involusi uterus.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan untuk mengetahui adanya hubungan inisiasi
menyusu dini dengan involusi uterus.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata bagi
peneliti pemula dalam proses penelitian dan menambah pengetahuan
mengenai hubungan inisiasi menyusu dini dengan involusi uterus.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
N Judul,Nama, Sasaran Variabel Metode Hasil
O Tahun yang diteliti
1 Hubungan antara Sasaran Variabel Jenis Setelah
. menyusui dengan dalam independen : penelitian dilakukan
involusi uterus pada penelitian Inisiasi yaitu tabulasi
ibu nifas fisiologis di ini adalah Menyusui disain silang dan
RSIA Aura Syifa semua ibu Variabel cross dilakukan
Kabupaten Kediri nifas Dependen : sectional uji statistik
tahun 2017 fisiologis di Involusi ,maka ada
RSIA Aura Uterus hubungan
Syifa Kediri antara
menyusui
dengan
involusi
uterus di
RSIA
Aura Syifa
Kabupate
n Kediri
2017
2 Hubungan umur ibu Sasaran Variabel Desain Ada
. dan inisiasi penelitian Independen : penelitian hubungan
menyusui dini ini adalah umur,inisiasi dengan umur ibu
dengan involusi semua ibu meyusui dini studi dan
uterus di RSU PKU post Variabel korelasi inisiasi
Muhammadiyah partum Dependen : dengan menyusu
Bantul tahun 2017 Involusi teknik dini
Uterus pengambil dengan
an involusi
sampling uteri di
secara RSU PKU
purposive Muhamm
sampling adiyah
Bantul
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Involusi Uteri
1. Pengertian
Involusi uteri merupakan pengecilan yang normal dari suatu organ setelah
organ tersebut memenuhi fungsinya, misalnya pengecilan uterus setelah
melahirkan. Involusi uteri adalah mengecilnya kembali rahim setelah persalinan
kembali ke bentuk asal (Walyani, 2015).
Involusi adalah pengembalian uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah placenta keluar akibat kontraksi
otot-otot polos uterus (Roito, 2013).
Involusi uterus adalah kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil baik
dalam bentuk maupun posisi. Selain uterus, vagina, ligament uterus dan otot
dasar panggul juga kembali ke keadaan sebelum hamil (Wulandari, 2018).
b. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Lochea mempunyai perubahan karena proses involusi yang
dapat dilihat dari 4 tahapan sebagai berikut :
1. Lochea rubra (cruenta) yaitu berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium,
selama 2 hari postpartum.
2. Lochea sanguinolenta yaitu berwarna kuning berisi darah dan lendir,
hari ke 3-7 postpartum.
3. Lochea serosa yaitu berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 postpartum.
4. Lochea alba yaitu berwarna cairan putih yang mengandung leukosit,
sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik dan serabut jaringan yang
mati setelah 2 minggu.
c. Servik
Servik mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,
ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu
persalinan servik menutup.
d. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan
rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara
labia menjadi lebih menonjol.
e. Ovarium dan tuba falopi
Setelah kelahiran placenta, produksi estrogen dan progesteron menurun,
sehingga menimbulkan mekanisme timbal balik dan sirkulasi menstruasi. Dimana
dimulainya kembali proses ovulasi sehingga wanita bisa hamil kembali
(Wulandari, 2018).
2. Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini merupakan gerakan yang dilakukan oleh ibu segera
setelah melahirkan untuk merubah posisi ibu dari berbaring, miring,
duduk sampai ibu dapat berdiri sendiri. Pergerakan ini bertujuan
untuk membantu memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar
proses involusi, memperlancar organ gastrointestinal, organ
perkemihan dan membantu memperlancar sirkulasi darah.
Aktifitas otot-otot ialah kontraksi dan retraksi dari otot-otot setelah
anak lahir, yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang
pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk
mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan, dengan adanya
kontraksi dan retraksi yang terus menerus ini menyebabkan
terganggunya peredaran darah dalam uterus yang mengakibatkan
jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan, sehingga ukuran
jaringan otot-otot tersebut menjadi kecil.
3. Usia Ibu
Pada ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi oleh proses
penuaan, dimana prosses penuaan terjadi peningkatan jumlah lemak.
Penurunan elastisitas otot dan penurunan peneyrapan lemak, protein,
serta karbihidrat. Bila proses ini dihubungkan dengan penurunan
protein pada proses penuaan, maka hal ini akan menghambat
involusi uterus. Usia kurang dari 20 tahun elastisnya belum maksimal
dikarenakan organ reproduksi yang belum matang, sedangkan usia
diatas 35 tahun sering terjadi komplikasi saat sebelum dan setelah
kelahiran dikarenakan elastisitas otot rahimnya sudah menurun,
emnyebabkan kontraksi uterus tidak maksimal.
4. Paritas
Paritas mempengaruhi involusi uterus, otot-otot yang terlalu sering
terenggang memerluikan waktu yang lama. Paritas pada ibu yang
mempunyai anak lebih dari satu (multigravida) cenderung menurun
kecepatannya dibandingkan ibu yang primigravida, dikarenakan otot
uterus ibu multigravida lebih lemah tonus ototnya dibandingkan
dengan primigravida, begitu juga ukuran uterusnya pada ibu primi
ataupun multi, memliki perbedaan sehingga ini juga memberikan
pengaruh terhadap proses involusi.
5. Status Gizi
Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi seseorang yang sesuai
dengan jenis kelamin dan usia. Status gizi yang kurang pada ibu
postpartum maka pertahanan pada dasar ligamentum latum yang
terdiri dari kelompok infiltrsi sel-sel bulat yang disamping
mengadakan pertahanan terhadap penyembuhan kuman bermanfaat
pula untuk menghilangkan jaringan nefrotik, pada ibu postpartum
dengan status gizi yang baik akan mampu menghindari serangan
kuman sehingga tidak terjadi infeksi dalam masa nifas dan
mempercepat proses involusi uterus.
D. Kerangka Teori
Istilah kerangka teori secara sederhana berarti pengguna salah satu teori
atau teori-teori yang terkait untuk mendukung rasional (alasan) dilakukan studi
dan pedoman untuk menganalisi hasilnya. Suatu kerangka disebut kerangka
teoritis jika variabel-variabel yang sudsh dipelajri dan telah didapatkan
sebelumnya dan didapatkan berhubungan satu dengan yangb lainnya.
1. Iskemia Miometrium
2. Autolysis
3. Aktifitas otot-otot
4. Efek oksitoksin
Involusi Uteri
Perubahan
Uterus Lebih
cepat
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah fomulasi atau simplifikasi dari kerangka teori
atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka
konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan
yang lain. Dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk
menganilisis hasil penelitian (Notoatmodjo, 2013).
Berdasarkan tinjauan dan tujuan penelitian, maka kerangka konsep
dalam penelitian “Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Involusi Uterus pada
Ibu Postpartum Hari ke Tujuh di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik
Pratama Mutia Bandar Khalifah Tahun 2018.
Inisiasi Menyusui
Involusi Uterus
Dini
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah Ada Hubungan inisiasi menyusu dini
dengan involusi uterus pada ibu postpartum.
BAB III
METODE PENELITIAN
F. Prosedure Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini adalah :
1. Menentukan masalah dalam penelitian
Dalam tahap ini peneliti mengadakan survei awal terhadap ibu postpartum
di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar
Khalifah.
2. Penelusuran kepustakaan
Pada tahap ini peneliti melakukan penelusuran kepustakaan yang
dilakukan berdasarkan buku dan jurnal yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan diteliti untuk memperoleh informasi yang
relavan.
3. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengumpulan data. Pada
tahap pelaksanaan dilakukan pengumpulan data demografi responden,
kemudian dilakukan pencatatan.
4. Data terkumpul
Setelah data terkumpul peneliti melakukan analisa univariat dan bivariat.
H. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin
kepada pemilik Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar
Khalifah untuk mendapatkan persetujuan, kemudian peneliti melakukan
penelitian dengan menekankan aspek etika penelitian yang meliputi :
1. Lembar persetujuan menjadi responden (informat consent)
Lembar persetujuan kepada responden yang diteliti, sebelum
ditandatangani sampel penelitian. Peneliti memberi informasi tentang
tujuan dan sifat keikut sertaan dalam penelitian.
2. Kerahasiaan (convidentially)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset sesuai
dengan tujuan penelitian. Peneliti juga tidak mencamtumkan nama sampel
penelitian dalam kuesioner (cukup dengan kode sampel peneliti).
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Ibu nifas hari ke 7 di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama
Mutia Bandar Khalifah yang direkrut menjadi responden berjumlah 30 orang dan
seluruhnya layak untuk menjadi responden.
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Ibu Post Partum Hari ke 7 di Klinik Pratama Anna Tembung dan
Klinik Pratama Mutia Bandar KhalifahTahun 2018 Berdasarkan Imd
Total
Variabel
n %
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang di
lakukan IMD adalah 15 (50%) responden dan yang tidak di lakukan IMD
sebanyak 15 (50%) responden.
Tabel 4.2
Distribusi Ibu Post Partum Hari ke 7 di Klinik Pratama Anna Tembung dan
Klinik Pratama Mutia Bandar KhalifahTahun 2018 Berdasrakan TFU
Total
Variabel
n %
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
1. Normal 17 56,7
2. Tidak Normal 13 43,3
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa jumlah responden ydengan Tfu
normal adalah 17 (56,7%) responden dan yang tidak normal sebanyak 13
(43,3%) responden.
Tabel 4.3
Hubungan IMD dengan involusi (TFU) hari ke-tujuh Ibu nifas
Hari ke 7 di Klinik Pratama Anna Tembung dan
Klinik Pratama Mutia Bandar KhalifahTahun 2018
Fundus Tidak
Variabel Normal % normal % Total % p
IMD
Dari 15 orang ibu post partum yang dilakukan IMD, mayoritas TFU normal
yaitu 13 orang (86,7%), sementara dari 15 orang yang tidak dilakukan IMD
mayoritas TFU tidak normal yaitu 11 orang (73.3%).Hasil uji statistik diperoleh
nilai p =0,001 maka dapat disimpulkan hubungan yang signifikan antara IMD
dengan ukuran tinggi fundus uteri.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari 15 orang ibu post partum yang dilakukan IMD, mayoritas TFU normal
yaitu 13 orang (86,7%), sementara dari 15 orang yang tidak dilakukan IMD
mayoritas TFU tidak normal yaitu 11 orang (73.3%).Hasil uji statistik diperoleh
nilai p =0,001 maka dapat disimpulkan hubungan yang signifikan antara IMD
dengan ukuran tinggi fundus uteri.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata TFU hari ketujuh ibu yang
IMD adalah 5,60 cm, TFU minimal ibu yang dilakukan IMD 3 cm dan maksimal 8
cm. Berdasarkan hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% ibu yang
dilakukan IMD diyakini rata-rata TFU hari ke-tujuh adalah 4,74 cm - 6,46 cm.
Sementara TFU ibu yang tidak dilakukan IMD di dapatkan rata – rata tfu 8,07 cm,
dengan standar deviasi 1,438. Berdasarkan hasil estimasi interval dapat
disimpulkan bahwa 95% ibu yang tidak dilakukan IMD diyakini rata-rata TFU hari
ke-tujuh adalah 7,27 – 8,86 cm. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Marisa (2010), bahwa rata- rata TFU ibu yang tidak dilakukan IMD adalah 7,23
cm sedangkan ibu yang dilakukan IMD 6,60 cm.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian hubungan Inisiasi Menyusui Dini terhadap
Involusi Uterus pada Ibu Post Partum Hari Ke Tujuh di Klinik Pratama Anna
Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah Tahun 2018 adalah sebagai
berikut :
1. Responden yang di lakukan IMD adalah 15 responden (50%) dan yang tidak
dilakukan IMD sebanyak 15 orang (50%)
2. Mayoritas TFU hari ketujuh ibu yang IMD dengan TFU normal adalah 56,7 %
(17 orang), dan yangbtidak normal sisanya 43,3 % (13 orang)
3. Ada hubungan ukuran fundus uteri antara ibu yang dilakukan IMD dengan
yang tidakdilakukan IMD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 (ada
hubungan yang signifikan antara perlakuan IMD dengan ukuran fundus uteri).
B. Saran
a) Ibu post partum supaya menerapkan kunjungan nifas yang menjadi aturan.
4. Bagi Pendidikan
Pihak pendidikan juga dapat lebih memfasilitasu buku di perpustakaan yang
terkait tentang IMD dengan buku nifas, yang bekaitan dengan tinggi fundus uteri.
DAFTAR PUSTAKA
Justina, 2012. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini dengan Lama Persalinan Kala III
dan Proses Involusi, Tesis, Fakultas Ilmu Keperawatan- UI, Depok
Marisa, 2010. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Involusi Uteri Pada Ibu
Post Partum di Klinik Bersalin Khadijah dan Klinik Bersalin Wina Medan,
KTI, DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran- USU. Medan
Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eklusif dan Manajemen Laktasi.
Jakarta: CV Trans Info Media.
Roesli, U. 2018. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.
Roito, Juraida, et al,. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: EGC.
I. DATA PRIBADI
Nama : Roulina Mustika
Agama : Islam
No.Hp : 082360810225
Email : roulinamustika1@gmail.com
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam Daftar
Pustaka.
Roulina Mustika
P07524517067
LEMBAR PENJELASAN
Kepada :
Yth. Ibu calon responden
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Roulina Mustika
NIM : P07524517067
Tembung, 2018
Peneliti
(Roulina Mustika)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Inform Concent)
“Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Involusi Uterus pada Ibu Postpartum
Hari ke Tujuh di Klinik Pratama Anna Tembung dan
Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah
Tahun 2018”
Tembung, 2018
Hormat Saya Sebagai Responden
( )
LEMBAR OBSERVASI PEMERIKSAAN TINGGI
Nama Responden :
IMD/Tidak : YA TIDAK
No Langkah
1 Mengosongkan kandung kemih/Anjurkan Ibu BAK terlebih dahulu
2 Memposisikan ibu dengan posisi tidur telentang dengan kedua kaki di
Tekuk
5 Palpasi untuk mendeteksi apakah ada massa atau konsistensi / otot parut
6 Menanyakan adakah rasa nyeri saat dipalpasi sambil melihat reaksi klien
7 Menanyakan warno lokhea/pengeluaran pervaginam
8 Mencatat hasil pemeriksaan fundus uteri
No TFU dalam cm
1
Master Tabel
Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Post
Partum Hari Ke Tujuh Di Klinik Pratama Anna Tembung Dan Klinik Pratama
Mutia Bandar Khalifah tahun 2018
NO.
Responden TIDAK IMD/IMD TFU (CM) KODE TFU
1 2 10 2
2 1 5 1
3 2 8 2
4 1 4 1
5 1 6 1
6 2 6 1
7 2 9 2
8 1 4 1
9 2 10 2
10 1 3 1
11 2 9 2
12 1 4 1
13 2 9 2
14 1 5 1
15 2 6 1
16 1 6 1
17 1 6 1
18 2 8 2
19 2 6 1
20 1 6] 1
21 2 8 2
22 1 8 1
23 2 9 2
24 1 5 1
25 1 8 2
26 2 8 2
27 2 9 2
28 1 6 1
29 1 8 2
30 2 6 1
1. Analisis Univariat
IMD
Tidak
Valid 15 50,0 50,0 100,0
Imd
TFU
tfu Cases
Count 13 2 15
Count 17 13 30
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Sided) Sided) Sided)
a
Pearson Chi-Square 10,995 1 ,001
b
Continuity Correction 8,688 1 ,003
Likelihood Ratio 11,876 1 ,001
Linear-By-Linear
10,629 1 ,001
Association
N Of Valid Cases 30
A. 0 Cells (0,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 6,50.