Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

ACARA III
“PERSAINGAN ANTAR TANAMAN BERBEDA JENIS”
(INTER SPESIFIC)

OLEH:
NAMA : HARRI MASTURA
NIM : 170.104.043
SEMESTER/KELAS: V/C

LABORATORIUM PENDIDIKAN IPA (BIOLOGI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tetap Praktikum Ekologi Tumbuhan Ini Disusun Sebagai Salah Satu
Syarat untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Tersebut.

Mataram,

Disahkan Oleh:

Laboran Co. Asissten

(Qurratul Aini, S.Pd) (Ilham Kusuma)


NIM:

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis khaturkan atas kehadirat Allah SWT. atas segala
rahmat, hidayah dan perlindungan-Nya, sehingga laporan tetap praktikum ini
bisa terselesaikan dengan tepat waktu. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan
terhadap junjungan Nabi besar Muhammad SAW. karena berkat beliau kita
senantiasa mengetahui baik buruknya sesuatu.
Terimakasih kami ucapkan terhadap semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan laporan tetap praktikum persaingan antar tanaman berbeda
jenis (interspesific). Terutama terhadap dosen pembimbing pada matakuliah
Ekologi Tumbuhan, Laboratorium IPA, dan Co. Asisiten.
Penyusun sangat menyadari keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki,
oleh karenanya kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca
demi peningkatan kualitas penulisan laporan berikutnya.

Mataram, 24 Oktober 2019

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A..........................................Latar Belakang ......................................
...................................................1
B.................................................Rumusan Masalah...........................
.........................................................................................................1
C.................................................Tujuan ............................................
.........................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................ ......................................................2
BAB III METEDOLOGI...............................................................................
A.................................................Pelaksanaan....................................
.....................................................2
B.................................................Alat dan Bahan...............................
.........................................................................................................2
C.................................................Cara Kerja.......................................
.........................................................................................................2
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................3
A.................................................Data Hasil Pengamatan...................
.........................................................................................................3
B.................................................Pembahasan....................................
...................................................4
BAB VI PENUTUP........................................................................................5
A.................................................Kesimpulan.....................................
...................................................5
B.................................................Saran...............................................
...................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling
berinteraksi antar satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat
berupa interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi
negatif seperti kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies
mampu di liat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan
yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga
tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam.
Interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan
mempengaruhi teerhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau
tindakan individu mempengaruhi kecepatan pertimbuhan ataupun
kehidupan populasi.
Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme
yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup
dan pertumbuhannya. persaingan yang dilakukan organisme-organisme
dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsur hara, air,
sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau factor-faktor ekologi
lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme
untuk hidup dan pertumbuhannya.

Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat


yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan
tidak mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja
berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya memperebutkan tempat
tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan cahaya
matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih
relung ekologi antara kacang hijau dan jagung.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh persaingan antar dua jens tanaman yang
berbeda (jagung dan kacang hijau).
C. Tujuan

1
Mempelajari pengaruh pengaruh persaingan antar dua jens tanaman
yang berbeda (jagung dan kacang hijau).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar
tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas
pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap
pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam
tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,
2005:167).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu
apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan
permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan
terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin
bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di
sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat
yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah
untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya
(Noughton,1990:79).
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi
antara indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis.
Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan
intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda
jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik. Persaingan yang terjadi antara
organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam
hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971: 56).
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman.
Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan
tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat
bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula
biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau
tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup
berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang

3
tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi
jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati(Irwan,2007:158).
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik
dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu Jenis tanaman, Faktor ini meliputi sifat
biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan secara
fisiologis.Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran
yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan
unsure hara. Kepadatan tumbuhan, Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu
lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat
hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman. Penyebaran
tanaman, Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji
atau melalui rimpang (akar tunas).Tanaman yang penyebarannya dengan biji
mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang
menyebar dengan rimpang ( Harter, 1961:117).

BAB III
METODOLOGI

4
A. Pelaksanaan
Praktikum acara III hubungan antar tanaman sejenis (Inter spesies)
ini dilaksanaakn pada hariJumat, 27 September 2019 sampai tanggal 25
Oktober 2019 bertempat di halaman Rumah warga di Dasan Agung.
B. Alat dan Bahan
1. Alat:
a. Kertas milimeter
b. Mistar
c. Neraca
d. Alat tulis
e. Embrant untuk menyiram
2. Bahan:
a. Biji kacang hijau dan jagung
b. Polybag
c. Tanah
d. Tali rapia
e. Patok
C. Cara Kerja
1. Menyediakan beberapa polybag yang sudah diisi tanah.
2. Memilih biji kacang hijau yang masih baik dan ukuran seragam
kemudian rendam dalam air selama 1 jam.
3. Menanam biji kacang hijau dan jagung tersebut ke dalam polybag
yang sudah disediakan dengan perlakuan sebagai berikut:
PI: ditanami dengan 2 biji kacang hijau dan 2 biji jagung.
P2: ditanami dengan 4 biji kacang hijau sebagai kontrol.
P3: ditanami dengan 4 biji jagung sebagai kontrol.
Setiap perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan.
4. Melakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman.
5. Mengukur tinggi dilakukan pada waktu tanaman berumur 4
minggu, setelah itu dipanen dan ditimbang biomassa tanaman tanpa
akar (bobot basah dan kering).
6. Membuat grafik pertumbuhannya dalam kertas grafik.
7. Melakukan analisis untuk mengetahui perbedaan kedua parameter
tanaman untuk ketiga perlakuan tersebut menggunakan ANOVA pola
RAL, pada taraf nyata 5% dan jika terdapat beda nyata, lakukan uji
lanjut dengan BNT Pada taraf yang sama.

5
BAB IV
PEMBAHASAAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau dan Jagung


pada Umur 1 Minggu (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rerata
Perlakuan

I II III

P1 11 11,1 11,7 1 11,2

P2 17,8 13,2 18,3 1 16,4

6
P3 6,8 5,6 5,3 1 5,9

Total Ulangan 3 3 3 3 11,16

Tabel 2. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau dan Jagung


pada Umur 2 Minggu (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rerata
Perlakuan

I II III

P1 19,5 16,7 19 1 18,4

P2 21,7 21,2 21 1 21,3

P3 39,6 34,9 36,2 1 36,9

Total Ulangan 3 3 3 3 25,53

Tabel 3. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau dan Jagung


pada Umur 3 Minggu (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rerata
Perlakuan

I II III

P1 31,2 29,5 30,5 1 30,4

P2 27,7 25,5 25,2 1 26,1

P3 43,7 39 42,7 1 41,8

Total Ulangan 3 3 3 3 32,76

Tabel 4. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau dan Jagung


pada Umur 4 Minggu (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rerata
Perlakuan

I II III

P1 44,2 39,7 33,4 1 39,1

7
P2 34,2 32 30,1 1 32,1

P3 46,5 47,7 42,5 1 45,5

Total Ulangan 3 3 3 3 38,9

Tabel 5. Hasil Pengamatan Biomassa (berat basah) Tanaman Kacang Hijau


dan Jagung pada Umur 4 Minggu (gram)
Perlakuan Ulangan Total Rerata
Perlakuan
I II III

P1 17,98 12,54 4,88 1 11,8

P2 3,58 3,34 2,29 1 3,07

P3 24,47 16,88 13,53 1 18,29

Total Ulangan 3 3 3 3 11,05

Tabel 6. Hasil Pengamatan Biomassa (berat kering) Tanaman Kacang


Hijau dan Jagung pada Umur 4 Minggu (gram)
Perlakuan Ulangan Total Rerata
Perlakuan

I II III

P1 2,21 1,23 0,48 1 1,30

P2 0,34 0,43 0,48 1 0,41

P3 2,03 1,17 2,11 1 1,77

Total Ulangan 3 3 3 3 1,16

3. Uji Anova

8
ANOVA
Tinggi_Tanaman

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

Between Groups 272.169 2 136.084 9.944 .012


Within Groups 82.107 6 13.684
Total 354.276 8

4. UJI LSD/BNT
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Tinggi_Tanaman

(I) (J) Mean Std. Error Sig. 95% Confidence


Perlakuan Perlakuan Difference (I- Interval
J) Lower Upper
Bound Bound

P2 7.0000 3.02042 .060 -.3907 14.3907


P1
P3 -6.4667 3.02042 .076 -13.8574 .9240

P1 -7.0000 3.02042 .060 -14.3907 .3907


LSD P2
P3 -13.4667* 3.02042 .004 -20.8574 -6.0760

P1 6.4667 3.02042 .076 -.9240 13.8574


P3
P2 13.4667* 3.02042 .004 6.0760 20.8574

5. Grafik Laju Pertumbuhan

9
6. Interpretasi Data
a. Berdasarkan uji ANOVA terdapat nilai sig (0,05)>0,012, jadi dapat
diketahui bahwa adanya pengaruh perbedaan perlakuan terhadap
pertumbuhan tanaman.
b. Berdasarkan Uji BNT terdapat rata-rata perbedaan P1 dengan P2=
7000, P2 dengan P3=-13.4667, P3 dengan P2=13.4667, dan P3 dan P1=6.4667
c. Berdasarkan Grafik dapat ditarik kesimpulan bahwa tanaman pada
P3 yang memiliki laju pertumbuhan paling cepat. Karena adanya
persaingan antara tanaman jagung dan kacang hijau. Tanaman jagung
lebih tinggidari tanaman kacang hijau, artinya jagung lebih mendapat
banyak nutrisi dalam kompetisi tersebut.
B. Pembahasan
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat
kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga
membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi
individu penyaing.
Dalam praktikum ini tanamn yang digunakan adalah kacang hijau
(Vigna radiata) dan Jagung (Zea mays).
Tanaman 1
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna Radiata
Tanaman 2
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat
berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya yaitu
kemampuan biji atau tumbuhan tersebut untuk bertahan hidup
berdampingan dengan tumbuhan lain.Faktor eksternal yang menjadi

10
perebutan antar tanaman diantaranya intensitas cahaya, unsure hara, suhu,
air, oksigen , dan karbondioksida. Selain faktor yang menjadi perebutan,
ada juga faktor yang mempengaruhi keadaan fisiologis pertumbuhan
tanaman diantaranya kondisi tanah, kelembaban tanah, udara,angin, dan
gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga dapat
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan fisiologis tumbuhan.
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila
terdapat faktor-faktor yang mengukung pemutusan dormansi. Beberapa hal
yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji
itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar
air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik
lainnya.
Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan
(seedling) merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies
tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan menaggulangi persaingan yang
terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah terlebih dahulu di banding
suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat
menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air,
dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain.
Tinggi tanaman kacang hijau lebih tinggi dibandingkan tinggi
tanaman jagung.Persaingan diantara tumbuhan ini secara tidak langsung
terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem ini
akan bersaing untuk mendapatkan air dan bahan makanan. Dan karena
mereka tidak bergerak, maka ruang menjadi faktor penting, di atas tanah,
tumbuhan yang lebih tinggi menguasai sinar yang mencapai tumbuhan
yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembaban serta aliran udara
pada permukaan tanah .
Penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap
plotnya bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk
tumbuh dan melihat perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot. Pada
umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji
tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan

11
menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan
menyebabkan tumbuhan tersebut mencapai tinggi yang lebih besar,
mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan unsur hara tanah lebih
besar tumbuhnya.
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila
terdapat faktor-faktor yang mengukung hal tersebut terjadi. Beberapa hal
yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji
itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar
air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik
lainnya.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa kita dapatkan pada praktikum
persaingan intraspesifik dan interspesifik antara lain: Pertumbuhan
tanaman kacang hijau lebih cepat daripada tanaman jagung maka kacang
hijau adalah pemenang dalam kompetisi intraspesifik dan interspesifik.

12
Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan
interspesifik adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis
tanaman, dan waktu lamanya tanaman hidup.Semakin rapat jarak suatu
tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat karena
persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari tanah semakin
ketat.
Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga
berpengaruh terhadap menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi
danTerjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman mati
B. Saran
Sebaiknya para praktikan melakukan praktikum ini dengan teliti
agar hasil yang diperoleh objektif.Selain itu, praktikan harus melakukan
semua praktikum sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga tidak terjadi
kesalahan saat praktikum sehingga dapat didapatkan hasil yang
memuaskan.
Adapun kesimpulan yang bisa kita dapatkan pada praktikum
persaingan intraspesifik dan interspesifik antara lain: Pertumbuhan
tanaman kacang hijau lebih cepat daripada tanaman jagung maka kacang
hijau adalah pemenang dalam kompetisi intraspesifik dan interspesifik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kastono.2005. Ilmu Gulma, Jurusan Pengantar Budidaya Pertanian. UGM.


Yogyakarta.
Harter , 1971. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jak
Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990. Ekologi Umum. UGM Press: Jogjakarta.
Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press. Yogyakarta.
Irwan, Musa Y., Nasaruddin, M.A. Kuruseng, 2007. Evaluasi produktivitas jagung
melalui pengelolaan populasi ta-naman, pengolahan tanah, dan dosis
pemupukan. Agrisistem 3 (1): 21 – 33.
Indriyanto.2006.Ekologi Hutan.Jakarta:Bumi Aksada
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai