STEVEN
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah institusi yang padat teknologi, padat karya dan padat
modal. Seiring dengan kebutuhan pelayanan dan semakin cepatnya perkembangan
teknologi menambah tingginya tingkat persaingan antar rumah sakit, sehingga
penting untuk terus meningkatkan kualitas dari sistem pelayanan pasien.
Konsep lean yang sudah diimplementasikan secara meluas oleh industri
manufaktur Toyota dapat sukses diimplementasikan dalam pelayanan kesehatan
(Gowen et al., 2006). Pendekatan ini memperbaiki kualitas dengan cara
memperbaiki proses, mengurangi variabilitas, dan mengidentifikasikan akar dari
permasalahan. Konsep dari lean pada rumah sakit ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas, keselamatan dan efisiensi (Kim et al, 2006). Menurut
Taiichi Ohno, tujuan Lean adalah untuk mendapatkan sesuatu yang benar di
tempat dan waktu yang benar, sementara memimalisir waste (pemborosan) dan
terbuka pada perubahan.
Sudah banyak keberhasilan dari konsep lean yang telah diterapkan dalam
rumah sakit dalam menyelesaikan masalah yang sistematik dan memperbaiki
pelayanan untuk pasien dengan mengurangi tingkat error dan waktu menunggu,
mengurangi biaya, memperbaiki interaksi antar departemen, dan meningkatkan
kepuasan pegawai (Graban, 2008). Welch (1964) menganggap ketepatan waktu
dan durasi konsultasi sebagai 2 faktor utama mempengaruhi jadwal pelayanan
rawat jalan. Dikarenakan pasien ragu-ragu dari perjanjian jadwal dokter, mereka
cenderung datang lebih awal dari jadwal sehingga waktu tunggu bertambah dan
bila sebagai tambahan dokter datang telat waktu, pasien akan menunggu lebih
lama lagi.
Lean didefinisikan sebagai tools, sistem manajemen dan metodologi yang
dapat mengubah rumah sakit dalam mengatur dan mengelola sehingga
mengurangi kesalahan, mengurangi waktu tunggu, menghilangkan semua
hambatan dan mendukung kegiatan dokter dan karyawan yang bertujuan
WAKTU TUNGGU PELAYANAN RAWAT JALAN POLI BEDAH UMUM DI RUMAH SAKIT PELNI
STEVEN
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Awal 2014 adalah batu loncatan bagi RS. Pelni, dimulai dengan menerima
pasien BPJS Kesehatan dengan pembiayaan sistem INA-CBG dan Penerapan
Lean Management. Profil jumlah pasien bergeser dari kurang 20% pasien jaminan
kesehatan (Jamkesmas, Kartu Jakarta Sehat) di tahun 2013 menjadi 30-50%
pasien BPJS Kesehatan di tahun 2014. Rumah Sakit Pelni menargetkan efisiensi
keseluruhan sebanyak 7% dengan mengimplementasi lean management sebagai
pendekatan strategik mengurangi waste of process; sehingga telah menghasilkan
fleksibilitas investasi infrastruktur dan menambah kesejahteraan pegawai.
Budaya Lean diterapkan dengan 7 Jurus Ringkas yaitu Visualisasikan,
Stop boros, Briefing, PDCA, Redesain, Proaktif, dan Kemitraan. RS. Pelni juga
memiliki Road Map Budaya dibagi 5 bagian yaitu introduksi budaya (workshop
business process), benchmarking (kunjungan ke Pabrik Toyota untuk belajar Lean
Management), implementasi budaya organisasi di unit kerja, Kaizen event RS.
Pelni, dan apresiasi phak eksternal terhadap RS. Pelni. Tujuan akhir yang ingin
dicapai dari perbaikan aliran proses pelayanan adalah meningkatkan nilai tambah
pasien dari sisi kualitas pelayanan, kecepatan pelayanan, dan dari sisi safety.
Bervisi sebagai tempat terbaik untuk proses penyembuhan dan teman
terpercaya dalam pelayanan kesehatan, pergeseran profil pasien berlangsung
menjadi 70-80% pasien BPJS Kesehatan di tahun 2015, RS. Pelni memutuskan
untuk menambah 116 jumlah bed rawat inap untuk mengimbanginya. RS. Pelni
juga merencanakan Cath Lab dan memperluas Unit Endoskopi tahun ini.
Walaupun RS Pelni sudah banyak menerapkan konsep Lean, untuk
mencapai proses yang mempunyai arus non-value added dan waste yang minimal
masih memerlukan perbaikan berkesinambungan dalam proses tersebut, contoh
masih ada keterlambatan mulainya poli bedah dikarenakan dokter harus operasi
cito atau datang terlambat dan pasien terkonsentrasi pada poli pagi. Pasien juga
masih ada yang menunggu jauh lebih awal dari jadwal dokter yang dikunjungi.
Poli Bedah memiliki variasi kasus yang luas sehingga lama pelayanan sulit
diperkirakan.
Tidak hanya perkembangan fasilitas, RS. Pelni berinvestasi pada human
development (dengan menyelesaikan 22 batches program perubahan budaya pada
WAKTU TUNGGU PELAYANAN RAWAT JALAN POLI BEDAH UMUM DI RUMAH SAKIT PELNI
STEVEN
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Keilmuan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan atau pengantar dalam penelitian
yang lebih besar selanjutnya.
WAKTU TUNGGU PELAYANAN RAWAT JALAN POLI BEDAH UMUM DI RUMAH SAKIT PELNI
STEVEN
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini menganalisa hasil waktu antrian salah satu unit rawat jalan
dalam penerapan konsep lean hospital dengan menilai proses dan durasi arus yang
value added dibandingkan dengan non-value added dan waste di Rumah sakit
Pelni. Sebagai bahan referensi dalam peenelitian ini, ada beberapa peneliti yang
berhubungan dengan penerapan konsep lean pada rumah sakit, namun tidak
spesifik untuk penilaian obsevaasi proses antrian rawat jalan, diantaranya: