Anda di halaman 1dari 4

Bangkit dari Keterpurukan

Tak pernah terbayang di benak nya bahwa hari ini ia mendapat juara umum di sekolah
nya pada semester ini.
Niko, ya begitulah ia biasa dipanggil teman teman nya pria yang mudah bergaul dengan
teman lainnya. Ia termasuk anak yang pandai di kelas nya, namun kepandaian nya tersebut
tidak lantas membuat nya sombong dan tinggi hati, ia tak segan membantu temannya jika ada
kesulitan mengenai materi yang disampaikan.
Terkadang banyak teman yang bertanya ia pun menjawab pertanyaan teman nya dengan
semampu yang ia bisa.
Sepulang sekolah ia memberitahu kepada orang tuanya tentang keberhasilan nya
meraih juara umum.
“Assalamualaikum Niko pulang!”
“Waalaikumsalam, sudah pulang kamu nak, bagaimana hasil yang kamu peroleh?” Tanya ibu
Niko
“Niko mendapat juara umum di sekolah Bu”
“Wah bagus sekali kamu nak!”
“Itu semua juga berkat bantuan doa ibu.”
“Lebih giat lagi kamu belajar nya sayang supaya tahun depan kamu mendapat juara lagi.”
“Iya ibu akan Niko usahakan, ayah belum pulang bu?” tanya Niko.
“Ayah masih di kantor kata nya ada rapat hari ini jadi pulang lebih lama
“Diman Anjani Bu?” tambah Niko
“ Adikmu belum pulang juga kata nya ia hari ini ada ekstrakulikuler di sekolah nya, yasudah
kamu ganti baju dulu kemudian makan sudah ibu siapkan!”
“Baik Bu.”
Ia bergegas menuju kamar untuk mengganti pakaian nya kemudian menuju meja
makan. Setelah makan ia beristirahat sambil menonton tv sambil menikmati keberhasilan nya.
Kemudian ia menuju kamar untuk beristirahat tidur siang, ia hanya hanya tidur sejenak untuk
menghilangkan lelah yang ada pada tubuh nya.
Menjelang sore ia terbangun dan bergegas mandi. Setelah itu ia menuju ruang keluarga
mendapati adiknya sedang membaca buku.
“ Baru pulang kamu Jani?”
“ Sudah dari tadi Kak waktu kakak sedang tertidur tadi ada ekskul jadi rada sore pulangnya”
“ Kamu belum pembagian rapor Jani?”
“ Belum kak mungkin minggu depan, sekolah kakak memang sudah ?”
“ Sudah dong “
“Gimana Kak hasil nya ?“
“ Ya lumayan Dik Kakak berhasil mendapat juara”
“ Wah selamat ya Kak, berarti besok kakak sudah libur dong?”
“Iya tentu Dik kan udah liburan”
“ Waah asyik dong kak, emang mau liburan kemana Kak? “
“ Emm kemana ya ya nanti difikirkan lagi”.
Begitulah kedekatan Niko dengan adik nya, tak jarang ia juga mengajari adik nya dalam
mengerjakan tugas tugas apabila ada kesulitan yang dialami adiknya tersebut.
Ia terkadang juga bersepeda sore atau pun berolahraga pagi dengan berlari mengelilingi
kompleks perumahan bersama adik nya jikalau sedang hari libur. Malam hari nya ayah nya
pulang ia juga menceritakan keberhasilan-nya kepada ayah nya, tentu saja ayah Niko bangga
atas hal itu.
Keesokan hari nya Niko bangun agak siang mungkin karena ia lelah dengan aktivitas
nya sehari hari, dan hari itu adalah hari minggu sekaligus masa liburan nya setelah pembagian
rapor kemarin, ia bergegas menuju kamar mandi untuk cuci muka lalu pergi olahraga pagi
bersama adik nya iya itu adalah keseharian nya setiap minggu pagi.
Di sela kegiatan olahraga pagi itu ia melihat sosok perempuan cantik dan menggoda
yang kebetulan sedang lari pagi dengan iseng ia menghampiri wanita tersebut dan membiarkan
adik nya untuk berlari mendahului nya , kemudian mengajak wanita itu berkenalan,
“ Selamat pagi”
“ Pagi”
“Bisa kita lari bareng?”
"Oh tentu saja”
“ Oh iya kenalkan namaku Niko”
Sembari mengulurkan tangan nya
“ Namaku Indah”
Dengan menyambut tangan Niko
“ Kok aku belum pernah melihat kamu” tanya Niko
“ Iya aku dan keluargaku baru saja pindah dari Bandung”
“ Oooh pantas saja, terus tinggal di komplek mana?”
“ Di komplek sebelah blok K”
Perbincangan kedua nya panjang lebar hingga hari menjelang siang dan kembali
kerumah masing masing.
Keesokan hari nya ia lari pagi sendiri karena adik nya harus masuk sekolah, ia bertemu
dengan Indah di tengah perjalanan, kini perkenalan mereka mulai akrab. Bahkan Niko
mendapat nomor handphone dan pin Indah, sehingga memudahkan komunikasi kedua nya.
Sering Nico mengajak Indah untuk keluar rumah mengunjungi tempat tempat yang
menarik untuk mereka berdua dari sore hingga larut malam. Semakin lama Niko menjadi jarang
dirumah ibunya berkali kali memperingati Niko namun tetap saja ia melakukan nya.
Biasanya Niko menjelang masuk sekolah ia memulai belajar nya di rumah untuk
mempersiapkan materi yang akan datang namun kini ia terlalu sibuk dengan aktivitas baru nya
yaitu ngeluyur malam sehingga ia lupa untuk belajar.
Tidak terasa besok pagi Niko memulai sekolah nya, namun karena ia tidur terlalu larut
ia sampai kesiangan bahkan harus dibangunkan ibunya, ia memulai pagi itu dengan tergesa
gesa. Sesampainya di sekolah teman teman nya heran karena mata nya sembab karena kurang
tidur
“ Kenapa dengan matamu, tak biasa nya kau begitu semalam begadang ya?” tanya Roy
“ Iya nih tadi malam kurang tidur ya begini lah jadi nya” jawab Niko “ ya sudah aku ke kelas
dulu” tambah nya lagi.
“Oke sip”
Ia bergegas menuju kelas tak lama bel sekolah berbunyi, meski hari itu adalah hari
pertama sekolah namun bukan berarti tidak ada mata pelajaran, ia mengikuti pelajaran pertama
dengan diiringi rasa kantuk yang berat sehingga ia tak bisa fokus dengan materi yang
disampaikan guru sampai bel istirahat berbunyi, waktu istirahat digunakan nya untuk tidur
melepas kantuk yang mendera nya, meski hanya sebentar.
Hari itu ia sangat tersiksa dan membuat nya tak bersemangat belajar, di rumah pun ia
menjadi malas untuk belajar karena kebiasaan nya waktu libur ia tak pernah belajar lagi.
Kian lama semakin malas belajar bahkan banyak materi yang tidak ia pahami di
sekolah, alhasil nilai nya merosot kalau dulu nilai ulangan harian ia hampir tidak pernah
mendapat nilai di bawah tujuh namun kini keadaan itu berbalik.
Sejenak Niko merenung akan keadaan nya yang tidak seperti dulu, kini ia jadi pemalas,
bodoh, tak disiplin. Saat itu ia sadar bahwa hidup nya tidak boleh seperti ini terus ia harus bisa
berubah seperti Niko dahulu.
Ambisi nya sangat besar untuk merubah nya, kini ia tinggal kan hal hal yang tidak
bermanfaat seperti ngeluyur dan handpone terlalu sering. Kini ia berusaha untuk meraih
kembali sesuatu yang hilang dalam diri nya. Dan berusaha mengukir prestasi di sekolah nya.
Meski ia tahu hal itu sulit dilakukan namun ia tetap semangat dan optimis kalau ia bisa.

Anda mungkin juga menyukai