Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS SEKOLAH MENENGAH


PERTAMA KARYA BAKTI KECAMATAN GADING REJO
KABUPATEN PRINGSEWU

Laporan Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas

DIsusun Oleh :
NETI FIA
190203P

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AISYAH


PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS SEKOLAH MENENGAH


PERTAMA KARYA BAKTI KECAMATAN GADING REJO
KABUPATEN PRINGSEWU

Laporan Kelompok Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas Telah


Memenuhi Persyaratan dan Disetujui pada tanggal November 2019

Menyetujui dan Mengesahkan

Ketua Pelaksana Pembimbing Prakti Akademik


PKL Kebidanan Komunitas

Eka Tri Wukandari,S.ST., M.Keb Yuni Suistiawati, M.Tr.Keb


NIDN. 0214028601 NIDN.

Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan
STIKes Aisyah Pringsewu

Ani Kristianingsih, S.ST.,M.Kes


NIDN.0205078902

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr. wb.


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini
dengan lancar. Penyusunan laporan ini sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas
PKL Kebidanan Komunitas, Ucapan terimakasih penyusun panjatkan pada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Karena dengan
bantuan mereka penyusun dapat menyelesaikan Laporan ini dengan lancar.

Semoga laporan ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Penyusun menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, penyusun
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan penyusunan laporan
selanjutnya akan lebih baik.

Atas perhatiannya penyusun ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum, wr. wb.

Pringsewu, November 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGENTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Umum dan Khusus ..................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................... 2
D. Metode ..................................................................................................... 3
E. Langkah kerja .......................................................................................... 3

BAB II TINAJAUN TEORI


A. Gangguan Menstruasi............................................................................... 4
B. Siklus Menstruasi ..................................................................................... 6
C. Pengertian Menstruasi .............................................................................. 5

BAB III FORMAT PENGKAJIAN


A. Perumusan Masalah ................................................................................ 17
B. Prioritas Masalah ..................................................................................... 17
C. Perencanaan ............................................................................................. 17
D. Penatalaksananaan................................................................................... 17
E. Evaluasi ................................................................................................... 17

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 18

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 19
B. Saran ....................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa, menurut
World Health Organization (WHO) remaja adalah rentang usia 10-19 tahun.
Pada masa remaja terjadi perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun
sosial. Dimana kondisi tersebut dimaknai dengan kondisi pubertas. Salah satu
tanda pubertas pada remaja putri yaitu terjadinya menstruasi (Batubara,
2010). Menstruasi pertama ialah menarche, pada permulaan usia menarche
biasanya rentan terhadap masalaha atau gangguan menstruasi. Dalam 100
tahun terakhir ini usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda,
dikarenakan meningkatnya kesehatan umum dan gizi (Fitriningtyas dkk,
2017).

Rata-rata sekarang usia menarche berkisar antara 11- 13 tahun, sebuah


penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2017) pada remaja di SMA N 1
Makasar, hasil penelitian menunjukan dari 90 responden yang diteliti
mayoritas responden menstruasi pertama (menarche) di usia 12 tahun, yaitu
sebanyak 38 orang (42.2%). Keluhan menstruasi sering dialami oleh remaja
pada tahun tahun awal usia menarche, terkait dengan nyeri haid dan siklus
menstruasi yang dialami.

Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai


datangnya menstruasi periode berikutnya. Gangguan siklus haid merupakan
masalah yang terjadi pada pola siklus menstruasi wanita yang meliputi
polimenore (35 hari), dan amenore (>3 bulan) (Sitoayu dkk, 2016).

Gangguan siklus haid merupakan masalah yang kerap dikeluhkan oleh


remaja, selain itu keluhan lain yang dikeluhkan remaja juga ialah dismenore
atau nyeri haid. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan
ginekologisakibat ketidakseimbangan hormon progesteron sehingga
mengakibatkan timbulnya rasa nyeri yang dialami wanita

1
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50%
perempuan di setiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka
presentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72% sementara di Indonesia
angkanya di perkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh
nyeri menstruasi (Gustina, 2015). penelitian yang di lakukan oleh Putri SA
(2017) jumlah kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA N 52 Jakarta
sebesar 86% .

B. Tujuan Umum dan Khusus


Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
gangguan menstruasi ?

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan
memberikan penyuluhan pada siswa Binaan dan mampu
menyelesaikan masalah.
2. Bagi Siswa
Menambah wawasan bagi siswa dalam masalah kesehatan seperti
gangguan menstruasi
3. Bagi SMP KARYA BAKTI
Menambah wawasan bagi seluruh siswa SMP KARYA BAKTI
4. Bagi STIKes Aisyah Pringsewu
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi
dan bacaan bagi mahasiswa kesehatan, khususnya STIKES Pringsewu
mengenai gangguan menstruasi

D. Metode

Dalam kegiatan keluarga diberikan penyuluhan dengan menggunakan

metode media promosi kesehatan leafleat dan menggunakan metode

ceramah.

2
E. Langkah kerja
Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Hari : Jumat
Tanggal : 22 November 2019
2. Lokasi
Gedung Aula SSMP Karya Bakti

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat
kehamilan. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan
seorang wanita yang dimulai dari menarche sampai terjadinya menopouse.
Menstruasi adalah wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil yang setiap
bulan secara teratur mengeluarkan dan alat kandungannya. ( Bagian Obsgn
FK UNPAD, 1983)

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14


hari setelah ovulasi (Bobak, 2004) Menstruasi adalah perdarahan vagina
secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi
menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis,
dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada
saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam
proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan
perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan,
1998).

Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi


secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting
dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara
usia pubertas dan menopouse menstruasi pada wanita adalah suatu suatu
pendarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur
setiap bulan (siklus haid),dan timbulnya pendarahan tersebut sebagaiakibat
perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari,1997).

4
B. Siklus Menstruasi
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid berikutnya. Hari mulainya pendarahan disebut hari pertama
siklus. Panjang siklus haid yang normal ialah 21- 35 hari. Lama haid biasanya
antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit sedikit kemudian,
dan ada yang sampai 7 – 8 hari.
Pada setiap wanita biasanya memiliki lama haid yang tetap. Jumlah darah
yang keluar rata-rata 20-60 ml per hari. Pada wanita yang lebih tua biasanya
darah lebih banyak keluar. Pada wanita dengan anemi defisiensi besi jumlah
darah haidnya juga lebih banyak. Darah haid yang tidak membeku disebabkan
oleh fibrinolisin.

Usia perempuan ketika haid pertama kali (menarche) bervariasi lebar, yaitu
10 - 16 tahun, tetapi rata-rata 12,5 tahun. Menarche dipengaruhi oleh faktor
keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Menarche diawali dengan
gejala pubertas lainnya seperti pertumbuhan payudara (telarche), tumbuh
rambut kemaluan (puberche) dan tumbuh rambut ketiak. Menarche diikuti
oleh siklus yang panjang sekitar 5-7 tahun, lalu regularitas siklus menstruasi
meningkat sehingga siklus menstruasi memendek untuk mencapai masa
siklus yang tetap. Sesudah masa pubertas wanita memasuki masa reproduksi
yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini
berlangsung 30 – 40 tahun dan berakhir pada masa mati haid atau
monopause.
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus
mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan aktivitas
ovarium. Selama kurang lebih satu bulan dapat dibedakan menjadi empat
masa atau stadium:
1. Stadium menstruasi atau desquamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding rahim disertai
dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebur stratum
basale, stadium ini berlangsung 4 hari.

5
Proses haid mengeluarkan darah, potongan-potongan endometrium dan
lender dari servix. Darah yang keluar tidak membeku karena ada fermen
yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan
mukasa, namun jika banyak darah yang keluar maka fermen tersebut
tidak mencukupi sehingga timbul bekuan-bekuan darah dalam darah
haid.
2. Stadium post menstruum atau stadium regenerasi
Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan berangdur-angsur
ditutup kenbali oleh selaput lender baru yang terjadi dari sel apitel
kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini tebalnya endometrium
kurang lebih 0,5 mm. stadium ini mulai sejak stadium menstruasi dan
lberlangsung ± 4 hari.
3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm. kelenjar-
kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok.
Stadium proliferasi berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari haid
pertama.
4. Stadium pramenstruum atau stadium sekresi
Pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tapi bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah.
Dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan kapur yang kelak
diperlukan sebagai makanan untuk telur. Perubahan ini dimaksudkan
untuk memepersiapkan endometrium untuk menerima telur.
Stadium ini berlangsung dari hari ke 14-28. Jika tidak terjadi kehamilan
maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan berulang lagi
siklus menstruasi.

C. Gangguan Menstruasi
Kelainan menstruasi adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi
siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang
lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya siklus
menstruasi tertentu. Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan pada

6
wanita karena kehawatiran akan pengaruh kelainan haid terhadap kesuburan
dan kesehatan wanita pada umumnya.
Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormon-hormon
yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis
lainnya. Banyaknya terbuka, dan tekanan intravaskular. Lamanya pedarahan
ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi. Daya
regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma.
1. Dismenore
a. Pengertian
Dismenore adalah menstruasi yang nyeri disebabkan oleh kejang otot
uterus.
b. Klasifikasi dismenore:
1) Dismenore primer
Dismenore primer biasanya terjadi akibat adanya kelainan pada
gangguan fisik yang mendasarinya, sebagian besar dialami oleh
wanita yang telah mendapatkan haid.
Lokasi nyeri dapat terjadi di daerah suprapubik, terasa tajam,
menusuk, terasa diremas, atau sangat sakit. Biasanya terjadi
terbatas pada daerah perut bagian bawah, tapi dapat menjalar
sampai daerah paha dan pinggang. Selain rasa nyeri, dapat disertai
dengan gejala sistematik, yaitu berupa mual, diare, sakit kepala,
dan gangguan emosional.
2) Dismenore sekunder
Biasanya terjadi selama 2-3 hari selama siklus dan wanita yang
mengalami dismenore sekunder ini biasanya mempunyai siklus
haid yang tidak teratur atau tidak normal. Pemeriksaan dengan
laparaskopi sangat diperlukan untuk menemukan penyebab jeias
dismenore sekunder ini.

7
c. Etiologi
1) Dismenore primer
Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab
terjadi dismenore primer, tapi meskipun demikian patofisiologisnya
belum jelas. Etiologi dismenore primer di antaranya:
a) Faktor psikologis
Biasanya terjadinya pada gadis-gadis yang secara emosional
tidak stabil, mempunyai ambang nyeri yang rendah, sehingga
dengan sedikit rangsangan nyeri, maka ia akan sangat merasa
kesakitan.
b) Faktor endokrin
Pada umumya nyeri haid ini dihubungkan dengan kontraksi
uterus yang tidak bagus. Hal ini sangat erat kaitannya dengan
pengaruh hormonal. Pengkatan produksi prostaglandin akan
menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak
terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.
c) Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memerhatikan hubungan antara
asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migren, asma
bronkial, namun bagaimana pun belum dapat dibuktikan
mekanismenya.
2) Dismenore sekunder
a) Faktor konstitusi seperti: anemia.
b) Faktor seperti obstruksi kanalis servikalis.
c) Anomali uterus kongenital.
d) Leiomioma submukosa.
e) Endometriosis dan adenomiosis.

d. Gejala Klinis
Gejala klinis dismenore yang sering ditemukan adalah:
1) Nyeri tidak lama timbul sebelum atau bersama-sama dengan
permulaan haid dan berlangsung beberapa jam atau lebih.

8
2) Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah,
sakit, kepala, diare, dan sebagainya.

e. Komplikasi
1) Syok.
2) Penurunan kesadaran.

f. Penatalaksanaan Medis
Terapi medis untuk klien dismenore di antaranya:
1) Pemberian obat analgetik.
2) Terapi hormonal.
3) Terapi dengan obat nonsteroid antiprostagladin.
4) Dilatasi kanalis serviksalis.
5) Dapat memberikan keringanan karena memudahkan pengeluaran
darah haid dan prostagladin di dalamnya.

2. Sindrom Premenstruasi
a. Definisi
Premenstruasi sindrom (premenstrual syndrome atau premenstrual
tension-PMS) adalah gabungan dari gejala fisik dan atau fisiologis
yang biasanya terjadi mulai beberapa hari sampai satu minggu
sebelum haid dan menghilang setelah haid datang.
b. Etiologi
Etiologi PMS tidak jelas, tetapi ada beberapa faktor yang memegang
peranan, yaitu sebagai berikut.
1) Ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron, retensi air
dan natrium, serta penambahan berat badan, sehingga terjadi
defisial luteal dan pengurangan produksi estrogen.
2) Faktor kejiwaan, biasanya wanita yang lebih peka terhadap
perubahan hormonal akan mudah mengalami gejala ini.

9
c. Gejala
Gejala premenstruasi sindrom yang sering ditemui adalah sebagai
berikut.
1) Gejala somatik
a) Perut kembung.
b) Jerawat.
c) Mamae membesar.
d) Nyeri.
e) Konstipasi atau diare.
f) Sakit kepala.
g) Edema perifer.
h) Berat badan bertambah.
2) Gejala emosional dan mental
a) Kecemasan.
b) Perubahan libido,
c) Letih, lelah.
d) Depresi dan mudah panik.
e) Insomania.
f) Mudah tersinggung.

d. Penatalaksanaan Medis
1) Untuk mengurangi retensi natrium dan cairan, maka selama 7-10
hari sebelum haid penggunaan garam dibatasi dan ininum sehari-
hari dikurangi.
2) Pemberian obat diuretik.
3) Progesteron sintetik dapat diberikan selama 8-10 hari sebelum
haid untuk mengimbangi kelebihan relatif dari estrogen.
4) Pemberian testoteron dalam bentuk methiltestosteron dapat
diberikan dalam mengurangi kelebihan estrogen.

10
3. Hipermenorea (menoragia)
a. Definisi
Menoragia adalah perdarahan lebih banyak dari normal atau lebih
lama dari normal (lebih dari 8 hari) dengan kehilangan darah lebih
dari 80-100 ml (Sarwono, 2002).
b. Etiologi dan Faktor Risiko
1) Gangguan hormon estrogen yang akan menyebabkan
pertumbuhan endonietirum. Akibatnya terjadi peluruhan jaringan
endometrium abnormal dan sekali-kali akan menyebabkan
perdarahan yang memanjang dan peluruhan yang tidak teratur.
2) Anovulasi, yaitu kegagalan pelepasan ovarium atau produksi telur
yang matang menyebabkan 90% dari perdarahan uterus yang
tidak normal ini terjadi pada wanita saat dan akhir masa
produktif. Anovulasi ini menyebabkan pola menstruasi yang
bervariasi, perdarahan yang lebih berat, atau yang lebih ringan
dari biasanya. Anovulasi ini disebabkan oleh hal-hal berikut ini.
a) Sekresi estrogen berlebihan terjadi gagal berovulasi akan
menyebabkan
tidak terbentuknya korpus luteum yang akan memproduksi
progesteron
untukperubahan sekresi endometriun. Sekresi estrogen
berlebih awalnya
akan menyebabkan hiperplasia adenomatus, hiperplasia
atipical, dan akhirnya adenokarsinoma.
b) Anovulasi juga disebabkan oleh adenoma putiitari yang
memproduksi proklaktin berlebihan dan mengganggu
kelenjar hipotalamus.
c) Sindrom polikista ovarium bisa menyebabkan anovulasi
karena berhubungan dengan sekresi gonadotropin yang tidak
normal dan aktivitas androgen yang berlebihan.
d) Perdarahan berat bisa terjadi karena penggunaan alat
kontrasepsi.

11
e) Infeksi berat bisa menyebabkan perdarahan yang berat karena
terganggunya mekanisme pengumpulan darah, perokok, dan
radang serviks merupakan risiko infeksi serviks.
f) Penyebab organik seperti luka uterus, termasuk letomioma,
polip, hiperplasia endometrial, danrnaligna.
g) Obat-obatan.
c. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dan gejala-gejala termasuk haid tidak teratur, ketegangan
menstruasi yang terus meningkat, darah menstruasi yang banyak
(menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara, menopause dini, rasa
tidak nyaman pada abdomen, dispepsia, tekanan pada pelvis, dan
sering berkemih.
Gejala-gejala ini biasanya samar, tetapi setiap wanita dengan gejala-
gejala gastrointestinal dan tanpa diagnosis yang diketahui harus
dievaluasi dengan menduga kanker ovarium. Flatulenes dan rasa
penuh setelah memakan makanan kecil dan lingkar abdomen yang
terus meningkat merupakan gejala-gejala signifikan. Kombinasi dari
dua isyarat utama.
1) Riwayat disfungsi ovarium jangka panjang.
2) Gejala-gejala gastrointestinal samar, tak terdiagnosis menetap.
Hal ini harus menyadarkan perawat terhadap kemungkinan malignasi
ovarium dini. Setiap ovarium yang teraba pada wanita telah melewati
masa menopouse biasanya diperiksa karena ovarium menyusut setelah
menopause. Tahap-tahap kanker ovarium.
 Tahap I : Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
 Tahap II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium
dengan perluasan pelvis.
 Tahap III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium
dengan metastasis di luar pelvis atau nodus inguinal atau
retroperitoneal positif.
 Tahap IV : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium
dengan metastasis jauh.

12
Pengaruh tumor ovarium terhadap kehamilan dan persalinan.
1) Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin,
sehingga menyebabkan abortus, partus, dan partus prematurus.
2) Tumor yang bertangkai karena perbesaran uterus atau pengecilan
uterus partus: terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis,
dan infeksi yang disebut abdomen akut.
3) Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar atau trauma
persalinan.
4) Tumor besar dan berlokasi di bawah dapat menghalangi
persalinan.
d. Gejala Klinis
1) Perdarahan haid lebih dari 80-100 ml
2) Lamanya haid lebih dari 8 hari.
Komplikasi yang biasa terjadi adalah syok hipovolemik
e. Pengobatan
Sesuai penyebab, misalnya menoragia pada mioma uterus, maka
bergantung pada penanganan mioma uterus.

4. Hipomenorea
Hipomenorea ialah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih
kurang dari biasa. Penyebabnya terdapat pada konstitusi penderita, pada
uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin dan lain-
lain. Hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.

5. Polimenorea
Pada polimenoria siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari).
Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa.
Polimenoria dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang
mengakibatkan gangguan ovulasi, atu menjadi pendek masa luteal. Sebab
lain yaitu kongesti ovarium karena peradangan endometriosis dan
sebagainya.

13
6. Oligomenorea
Oligomenoria yaitu siklus haid lebih dari 35 hari dan kurang dari 3 bulan,
jika lebih dari 3 bulan disebut amenorea. Perdarahan pada oligomenoria
biasanya berkurang.
Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama,
perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus
oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik.
Siklus haid biasanya ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari
biasa.

7. Amenorea
Amenorea adalah keadaan tidak ada haid untuk sediktnya 3 bulan berturut-
turut. Amenorea dibagi menjadi dua yaitu amenorea primer dan sekunder.
Disebut amenorea primer jika seorang wanita berumur 18 tahun keatas
tidak pernah haid, sedangkan amenorea sekunder terjadi pada wanita yang
telah mendapatkan haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi.
Amenorea primer umumnya memiliki sebab-sebab yang lebih berat dan
lebih sulit untuk di ketahui, seperti kelainan-kelainan congenital dan
genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk pada sebab-sebab
yang muncul kemudian dalam kehidupan wanita seperti gangguan gizi,
gagguan metabolism, tumor, penyakit infeksi dan lain-lain.
Istilah kriptomera menunjuk pada keadaan dimana tidak tampak adanya
haid karena darah tidak keluar karena ada yang menghalangi, misalnya
pada ginatresia himenalis, penutupan kanalis servikalis dan lain-lain.
Ada pula yang dinamakan amenorea fisiologik, yakni yang terdapat dalam
masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi dan sesudah
momopous.
Penyebab amenorea
a. Gangguan organic pusat
Sebab organic: tumor, radang, destruksi
b. Gangguan kejiwaan
1) Syok emosional

14
2) Psikosis
3) Anoreksia nervosa
4) Pseudosiesis
c. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis
1) Sindrom amenorea-galaktorea
2) Sindrom stein-leventhal
3) Amenorea hipotalamik
d. Gangguan hipofisis
1) Sindrom Sheehan dan penyakit simmonds
2) Tumor
a) Adenoma basofil (penyakit cushing)
b) Adenoma asidopil (akromegali, gigantisme)
c) Adenoma kromofob (sindrom forbes-albright)
e. Gangguan gonad
1) Kelainan congenital
a) Disgenesis ovarii (sindrom turner)
b) Sindrom testicular feminization
2) Menopause premature
3) The insensitive ovary
4) Penghentian fungsi ovarium karena oprasi, radiasi, radang dsb
5) Tumor sel granulose, sel teka, sel hilus, adrenal, arenoblastoma
f. Gangguan glandula suprarenalis
1) Sindrom aderenogenital
2) Sindrom cushing
3) Sindrom Adinson
g. Gangguan glandula tiroidea
Hipotiroidi, hipertiroidi, kretinisme
h. Gangguan pancreas
Diabetes mellitus
i. Gangguan uterus, vagina
1) Aplasia dan hipoplasia uteri
2) Sindrom Asherman

15
3) Endometritis tuberkulosa
4) Histerektomi
5) Aplasia vaginae
j. Penyakit-penyakit umum
1) Gangguan gizi
2) Obesitas
3) Dll

16
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN

A. Perumusan Masalah
Berdasarkan urain latar belakang dan materi diatas maka penulis dapat
merumuskan permasalahan pada laporan PKL manajemen kebidanan
komunitas pada siswi dan siswi SMP Karya Bakti adalah sebagai berikut :
1) Kurangnya pengetahuan siswi SMP Karya Bakti tentang gangguan
menstruasi

B. Prioritas Masalah
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat masalah kesehatan yang
menyangkut kesehatan para siswa SMP Karya Bakti dimana para siswa
kurang mengetahui gangguan menstruasi.

C. Perencanaan
Memberikan konseling kepada siswa SMP Karya Bakti yaitu tentang :
1) Menjelaskan Pengertian Menstruasi
2) Menjelaskan Siklus Menstruasi
3) Menjelaskan Gangguan Menstruasi

D. Penatalaksananaan
Memberikan pengetahuan tentang gangguan menstruasi dengan cara :
1) Menganjurkan untuk menghangatkan bagian perut saat nyeri haid
2) Menganjurkan untuk masase pada perut saat nyeri haid
3) Menganjurkan untuk melakukan latihan ringan
4) Menganjurkan untuk melakukan teknik relaksasi

E. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan ( konseling) para siswi SMP Karya Bakti dapat
mengerti dan memahami cara penanganan gangguan menstruasi

17
BAB III
PEMBAHASAN

Dari uraian Asuhan Kebidanan Komunitas yang di berikan pada Siswi SMP
Karya bakti di temukan bahwa :
1) Data yang telah di dapatkan dari riwayat kesehatan siswa SMP karya bakti
beberapa siswi sudah mengalami menstruasi
2) Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan para siswi cenderung
belum mengetahui gangguan menstruasi yang terjadi
Dengan masalah yang ditemukan tersebut penulis memberikan penyuluhan atau
konseling pada para siswi untuk melakukan beberapa hal yang dapat meringankan
gangguan saat menstruasi seperti nyeri :
1 Menganjurkan untuk menghangatkan bagian perut saat nyeri haid
2 Menganjurkan untuk masase pada perut saat nyeri haid
3 Menganjurkan untuk melakukan latihan ringan
4 Menganjurkan untuk melakukan teknik relaksasi

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh indah dkk tahun
2019 yang menyatakan bahwa gangguan siklus haid merupakan masalah yang
kerap dikeluhkan oleh remaja, selain itu keluhan lain yang dikeluhkan remaja
juga ialah dismenore atau nyeri haid. Nyeri haid atau dismenore merupakan
keluhan ginekologisakibat ketidakseimbangan hormon progesteron sehingga
mengakibatkan timbulnya rasa nyeri yang dialami wanita
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50%
perempuan di setiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka
presentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72% sementara di Indonesia
angkanya di perkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh
nyeri menstruasi (Gustina, 2015). penelitian yang di lakukan oleh Putri SA
(2017) jumlah kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA N 52 Jakarta
sebesar 86% .

18
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada Bab III di atas dapat diambil sebuah kesimpulan,
yang merupakan rangkuman dari keseluruhan kegiatan Asuhan Kebidanan
Komunitas pada siswi SMP Karya Bakti dalam Praktek Kerja lapangan
Mahasiswa Jurusan D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES)
ASIYAH Pringsewu Lampung pada tanggal 22 November .2019 adalah
sebagai berikut :
1) Mahasiswa telah mengidentifikasi masalah yang di temukan pada siswi
SMP Karya Bakti
2) Mahasiswa telah mampu merencanakan masalah yang di hadapi oleh
siswi SMP Karya Bakti
3) Mahasiswa telah memberikan Asuhan Kebidanan Komunitas pada siswi
SMP Karya Bakti sesuai dengan kebutuhan yang di butuhkan
4) Dari hasil evaluasi mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan

B. Saran
1. Bagi Siswi
Diharapkan siswi lebih memahami bagaimana cara meringankan gangguan
menstruasi
2. Bagi Institusi Kampus
Diharapkan hasil penyuluhan ini dapat dijadikan masukan untuk menambah
bahan pustaka serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa
serta pembaca khususnya tentang gangguan menstruasi

19
DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Jose RL. (2010). Adolescent Development (Perkembangan Remaja).


https://www.researchgate.net/publi cation/312175400_Adolescent_De
velopment_Perkembangan_Remaja Felicia. (2015). Hubungan Status Gizi
Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di PSIK FK UNSRAT.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.p hp/jkp/article/view/6694/6214

Fitriningtyas, dkk. (2017). Usia Menarche, Status Gizi, Dan Siklus Menstruasi
Santri Putri di Pondok Pesantren Nurul Huda
Malang.http://journal.um.ac.id/inde x.php/preventia/article/viewFile/10
009/4752

Gustina, T. (2015). Hubungan antara Usia Menarche dan lama Menstruasi dengan
KejadianDismenore Primer pada Remaja Putri di SMK Negeri 4
Surakarta.http://eprints.ums.ac.id/3 8652/17/NASKAH%20PUBLIKA
SI.oke.tina.pdf

Handayani, EY. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri menstruasi


(Dismenore) di Beberapa SMA di Kabupaten Rokaan Hulu. http://ejournal.
upp.ac.id/index.php/akbd/article/download/1107/808

Larasa, TA, Alatas, F. (2016). Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore
Primer Pada Remaja.http://juke.kedokteran.unil
a.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/1040/835

Mesarini, B.W., Astuti, V.W. (2013).Stress dan Mekanisme Koping Terhadap


Gangguan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri.http://puslit2.petra.ac.id/ejo
urnal/index.php/stikes/article/vie w/18828/18536

Milanti, dkk. (2017). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Haid Pad
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Mulawarman.
http://repository.unmul.ac.id/uplo ad/jurnal/file_1513205635.pdf

Pratiwi, A.Z. (2017). Hubungan Antara Usia Menarche Dengan Lama Siklus
Menstruasi dan Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri di SMA N 1
Makasar.
http://journal.um.ac.id/index.php/preventia/article/viewFile/10009/4752

20
21

Anda mungkin juga menyukai