Rangkuman F16
Rangkuman F16
Rangkuman F16
Lockheed-logo Winnie-Mae.png
Status Aktif
Mitsubishi F-2
F-16 TNI AU tiba di lanud Biak dalam rangka latihan Tangkis Sergap 2015
IAF 0170.jpg
Pesawat F-16/Fighting Falcon mengadakan (Escort) pengawalan udara terhadap pesawat kepresidenan
saat berkunjung ke Lanud Iswahjudi.
F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multi-peran supersonik yang dikembangkan oleh perusahaan
General Dynamics (lalu kemudian di akuisisi oleh Lockheed Martin), untuk Angkatan Udara Amerika
Serikat. Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur superioritas udara namun akhirnya
berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer. Kemampuan F-16 untuk bisa
dipakai untuk segala macam misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai
oleh 24 negara selain Amerika Serikat.[1] Pesawat ini sangat popular di mata international dan telah
digunakan oleh 25 angkatan udara di seluruh Dunia. F-16 merupakan proyek pesawat tempur blok Barat
yang paling besar dan signifikan, dengan jumlah sekitar 4000 unit F-16 sudah diproduksi sejak tahun
1976. Pesawat ini sudah tidak diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, tetapi masih
diproduksi untuk ekspor. Pada tahun 1993 General Dynamics menjual bisnis pembuatan pesawat ini
kepada Lockheed Corporation, yang selanjutnya menjadi bagian dari Lockheed Martin setelah
melakukan merger dengan Martin Marietta pada tahun 1995.
F-16 sendiri dikenal memiliki kemampuan tempur di udara yang sangat baik, dengan inovasi seperti
tutup kokpit tanpa bingkai yang memperjelas penglihatan, gagang pengendali samping untuk
memudahkan kontrol pada kecepatan tinggi, dan kursi kokpit yang dirancang untuk mengurangi efek g-
force pada pilot. Pesawat ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibuat untuk menahan
daya belokan pada percepatan 9g. F-16 mempunyai senapan M61 Vulcan pada bagian dalam badan
pesawat serta 11 lokasi pylon untuk mnggotong senjata dan peralatan misi lainya. Nama resmi dari F-16
sendiri ialah"Fighting Falcon", tetapi "Viper" lebih umum digunakan oleh kru darat dan pilot-pilot
pesawat tersebut, karena kemiripan bentuknya dengan ular Viperidae dan Starfighter Colonial Viper dari
acara TV Battlestar Galactica.[2][3]
F-16 kini aktif pada Angkatan Udara Amerika Serikat, Komando Cadangan Angkatan Udara, serta unit
Garda Nasional Udara. Pesawat ini juga digunakan oleh angkatan udara di 25 Negara lainya.[4] Sampai
dengan tahun 2015, pesawat ini merupakan pesawat bersayap kaku dengan jumlah terbanyak yang
dipakai oleh kecabangan militer di dunia.[5]
Daftar isi
1 Sejarah Pengembangan
2 Varian
2.1 F-16 A/B
3 Operator
5 Lihat pula
6 Referensi
6.1 Bibliografi
7 Pranala luar
Sejarah Pengembangan
F-16 TNI AU
Pada tahun 1960-an, Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat menyimpulkan bahwa masa
depan pertempuran udara akan ditentukan oleh peluru kendali yang semakin modern. Dan bahwa
pesawat tempur masa depan akan digunakan untuk mengejaran jarak jauh, berkecepatan tinggi, dan
menggunakan sistem radar yang sangat kuat untuk mendeteksi musuh dari kejauhan. Ini membuat
desain pesawat tempur masa ini lebih seperti interseptor daripada pesawat tempur klasik. Pada saat itu,
Amerika Serikat menganggap pesawat F-111 (yang pada saat itu masih dalam tahap pengembangan) dan
F-4 Phantom akan cukup untuk kebutuhan pesawat tempur jarak jauh dan menengah, dan didukung
oleh pesawat jarak dekat bermesin tunggal seperti F-100 Super Sabre, F-104 Starfighter, dan F-8
Crusader.
Penempur Ringan
Kolonel John Boyd mengembangkan teori energi-manuver pada pertempuran pesawat tempur
berdasarkan pengalamannya pada saat terjadinya Perang Korea dibantu oleh Matematikawan Thomas
P. Christie, yang bergantung pada sayap yang besar untuk bisa melakukan manuver udara yang baik.
Teori tersebut mensyaratkan pesawat tempur untuk memiliki beban tubuh yang ringan, sehingga bisa
bermanuver tanpa banyak menghasilkan kehilangan energi, dan juga mesin dengan rasio dorong-berat
yang tinggi..[7][8] Di akhir tahun 1960-an, Boyd mengumpulkan penemu-penemu yang berpikiran sama
dengan dia dan mendirikan organisasi Mafia Pesawat Tempur, dan berhasil mengamankan pendanaan
dari Kementrian Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, bersama dengan General Dynamics dan
Northrop untuk mengadakan penelitian atas teori tersebut.[9][10]
Sayap yang lebih besar akan menghasilkan gesekan yang lebih besar saat terbang, dan biasanya
menghasilkan jarak jangkau yang lebih sedikit dan kecepatan maksimum yang lebih kecil. Boyd
menganggap pengorbanan jarak dan kecepatan perlu untuk menghasilkan pesawat yang bisa
bermanuver dengan baik. Pada saat yang sama, pengembangan F-111 menemui banyak masalah, yang
mengakibatkan pembatalannya, dan munculnya desain baru, yaitu F-14 Tomcat. Dorongan Boyd tentang
pentingnya pesawat yang lincah, gagalnya program F-111, dan munculnya informasi tentang MiG-25
yang saat itu kemampuan dibesar-besarkan membuat Angkatan Udara Amerika Serikat memulai
perancangan pesawat mereka sendiri, yang akhirnya menghasilkan F-15 Eagle.
Pada saat pengembangannya, F-15 berevolusi menjadi besar dan berat seperti F-111. Ini membuat Boyd
frustrasi dan ia pun meyakinkan beberapa petinggi Angkatan Udara lain bahwa F-15 membutuhkan
dukungan dari pesawat tempur yang lebih ringan. Grup petinggi Angkatan Udara ini menyebut diri
mereka "fighter mafia", dan mereka bersikeras akan dibutuhkannya program Pesawat Tempur Ringan
(Light Weight Fighter, LWF).
Pada Mei 1971, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan laporan yang mengkritik tajam program F-14
dan F-15. Kongres mengiyakan pendanaan untuk program LWF sebesar US$50 juta, dengan tambahan
$12 juta pada tahun berikutnya. Beberapa perusahaan memberikan proposal, tetapi hanya General
Dynamics dan Northrop yang sebelumnya sudah memulai perancangan dipilih untuk memproduksi
prototip. Pesawat mereka mulai diuji pada tahun 1974. Program LWF awalnya merupakan program
evaluasi tanpa direncanakan pembelian versi produksinya, tetapi akhirnya program ini diubah namanya
menjadi Air Combat Fighter, dan Angkatan Udara AS mengumumkan rencana untuk membeli 650
produk ACF. Pada tanggal 13 Januari 1975 diumumkan bahwa YF-16 General Dynamics mengalahkan
saingannya, YF-17.
Varian
Varian F-16 ditandai oleh nomor blok yang menandakan pembaruan yang signifikan. Blok ini mencakup
versi kursi tunggal dan kursi ganda.
F-16 A/B
F-16 A/B awalnya dilengkapi Westinghouse AN/APG-66 Pulse-doppler radar, Pratt & Whitney F100-PW-
200 turbofan, dengan 14.670 lbf (64.9 kN), 23.830 lbf (106,0 kN) dengan afterburner. Angkatan Udara AS
membeli 674 F-16A dan 121 F-16B, pengiriman selesai pada Maret 1985.
Blok 1
Blok awal (Blok 1/5/10) memiliki relatif sedikit perbedaan. Sebagian besar diperbarui menjadi Blok 10
pada awal 1980-an. Ada 94 Blok 1, 197 Blok 5, dan 312 Blok 10 yang diproduksi. Blok 1 model awal
produksi dengan hidung dicat hitam.
Blok 5
Diketahui kemudian bahwa hidung hitam menjadi identifikasi visual jarak jauh untuk pesawat Blok 1,
sehingga warnanya diubah menjadi abu-abu untuk Blok 5 ini. Pada F-16 Blok 1, ditemukan bahwa air
hujan dapat berkumpul pada beberapa titik di badan pesawat, sehingga untuk Blok 5 dibuat lubang
saluran air.
Blok 10
Pada akhir 1970-an, Uni Soviet secara signifikan mengurangi ekspor titanium, sehingga produsen F-16
mulai menggunakan alumunium. Metode baru pun dilakukan: aluminium disekrup ke permukaan
pesawat Blok 10, menggantikan cara pengeleman pada pesawat sebelumnya.
Blok 15
Perubahan besar pertama F-16, pesawat Blok 15 ditambahkan stabiliser horizontal yang lebih besar,
ditambah dua hardpoint di bagian dagu, radar AN/APG-66 yang lebih baru, dan menambah kapasitas
hardpoint bawah sayap. F-16 diberikan radio UHF Have Quick II. Blok 15 adalah varian F-16 yang paling
banyak diproduksi, yaitu 983 buah. Produksi terakhir dikirim pada tahun 1996 ke Thailand. Indonesia
memiliki varian ini sebanyak 12 unit.
Blok 15 OCU
Mulai tahun 1987 pesawat Blok dikirim ke dengan memenuhi standar Operational Capability Upgrade
(OCU), yang mencakup mesin F100-PW-220 turbofans dengan kontrol digital, kemamampuan
menembakkan AGM-65, AMRAAM, dan AGM-119 Penguin, serta pembaruan pada kokpit, komputer,
dan jalur data. Berat maksimum lepas landasnya bertambah menjadi 17.000 kg. 214 pesawat menerima
pembaruan ini, ditambah dengan beberapa pesawat Blok 10.
Blok 20
150 Blok 15 OCU untuk Taiwan dengan tambahan kemampuan yang serupa dengan F-16 C/D Blok 50/52:
menembakkan AGM-45 Shrike, AGM-84 Harpoon, AGM-88 HARM, dan bisa membawa LANTIRN.
Komputer pada Blok 20 diperbarui secara signifikan, dengan kecepatan proses 740 kali lipat, dan
memori 180 kali lipat dari Blok 15 OCU.:
F-16 C/D
Varian F-16 C/D adalah varian yang paling banyak diproduksi. Awalnya diperlengkapi dengan radar
Westinghouse AN/APG-68, mesin Pratt & Whitney F100, versi-versi selanjutnya juga diperlengkapi
dengan turunan radar AN/APG-68, dan juga radar phased array Northrop Grumman AN/APG-80, selain
juga mesin General Electric F110 yang lebih bertenaga dibanding Pratt & Whitney F100. Beberapa Block
terbaru juga diperlengkapi pod infra merah seperti LANTRIN, LITENING, dan SNIPER untuk memudahkan
operasi malam hari, dan pemboman presisi di segala cuaca.
Block 25
Ini adalah varian pertama F-16 C/D dan pertama kali diperkenalkan di tahun 1984. Dibandingkan dengan
F-16 A/B, versi ini diperlengkapi radar AN/APG-68 yang memungkinkan perbaikan kinerja untuk operasi
malam hari. Selain juga memiliki sistem penembakan dan persenjataan yang lebih baik. Awalnya
diperlengkapi dengan mesin Pratt & Whitney F100-PW-200, beberapa pesawat kemudian juga
diperlengkapi mesin F100-PW-220E yang lebih bertenaga.
Block 30/32
Block ini adalah varian produksi F-16 pertama yang terdampak oleh program Alternative Fighter Engine
Project. Mulai diperkenalkan tahun 1987, tidak seperti versi F-16 terdahulu, pada Block produksi ini
beberapa pesawat menggunakan mesin General Electric F110 dan diberi kode Block 30, sementara yang
menggunakan mesin Pratt & Whitney F100 diberi kode Block 32. Karena tenaga mesin General Electric
lebih besar, kemudian diperkenalkan juga varian Block 30D yang mempunyai intake lebih besar agar
kinerja mesin optimal.
Dari segi persenjataan varian ini adalah model pertama yang sanggup menggotong rudal AGM-45 ,
AGM-88, dan AIM-120. Untuk membantu operasional malam hari, Block ini kemudian diupgrade agar
bisa menggunakan pod pembidik LITENING.
F-16 C/D terbaru milik TNI-AU, walaupun sering disebut sebagai F-16 Block 52ID, sebenarnya adalah F-16
Block 32+ atau F-16 Block 32 dengan tambahan fitur-fitur teknologi ala Block 52[11].
Block 40/42
Mulai diperkenalkan tahun 1988, F-16 Block 40/42 adalah pengembangan Block 30/32 yang
diperlengkapi dengan pod infra merah LANTRIN, roda pendarat yang lebih tinggi dan lebih kuat, varian
radar yang lebih canggih, dan antena GPS.
Block 50/52
Varian yang diperkenalkan pada tahun 1991 ini mempunyai fitur bisa membawa jenis senjata yang jauh
lebih banyak daripada pendahulunya, dan sistem navigasi yang lebih handal. Dari segi tenaga, Block ini
diperlengkapi dengan mesin yang lebih bertenaga, yaitu General Electric F110-GE-129 untuk Block 50,
dan Pratt & Whitney F100-PW-229 untuk Block 52.
F-16 Block 50/52 Plus merupakan pengembangan dari Block 50/52. Perbedaan dibanding pendahulunya
antara lain tangki bahan bakar tambahan di badan, yang sering disebut sebagai Conformal Fuel Tank,
bagian "punuk" (dorsal spine) untuk avionik tambahan, generator oxygen (OBOGS), helm JHMCS yang
memungkinkan pilot membidik sasaran melalui pandangan di helm, dan radar APG-68(V9).
Salah satu turunan dari version ini yang cukup terkenal adalah F-16I Sufa milik Angkatan Udara Israel,
yang pada dasarnya adalah F-16D Block 52 yang dimodifikasi dengan mengganti 50% avioniknya dengan
avionik buatan Israel sendiri.
Kode ini awalnya akan diperuntukan untuk F-16XL yang memiliki konfigurasi sayap "cranked arrow".
Sementara Block 60 tadinya akan dipakai untuk varian serang darat F-16, yaitu A-16. Namun karena
semua proyek itu dibatalkan, akhirnya kode ini tidak jadi dipakai.
F-16 E/F Block 60 baru dihidupkan lagi sewaktu Uni Emirat Arab berniat untuk memesan pesawat
tempur baru. Varian untuk Angkatan Udara Uni Emirat Arab ini merupakan pengembangan dari Block 50
Plus. Beberapa fitur teknologinya membuatnya menjadi salah satu varian tercanggih F-16 yang pernah
diproduksi. Tidak seperti pendahulunya yang menggunakan radar pulse dopper AN/APG-68, varian ini
menggunakan radar phased array "Agile Beam" AN/APG-80 yang memungkinkan pesawat tempur untuk
mengunci dan menyerang target di darat dan udara secara bersamaan. Mesin yang digunakan adalah
General Electric F110-GE-132 bertenaga 32,500 lbf (144 kN) yang merupakan mesin bertenaga paling
besar yang pernah dipakai untuk F-16. Varian ini juga diperlengkapi dengan kamera infra merah yang
terpasang paten di badan pesawat (seperti yang ditemui di pesawat MiG-29 dan Sukhoi Su-27) yaitu
Northrop Grumman AN/ASQ-28. Hal ini memungkinkan pesawat F-16 Block 60 membawa senjata lebih
banyak dibanding pendahulunya.
Varian ini diproduksi antara tahun 2004 hingga 2007, dan sejauh ini hanya dioperasikan oleh Angkatan
Udara Uni Emirat Arab.
Operator
Amerika Serikat
Bahrain
Belgia
Belanda
Chile
Denmark
Indonesia
Irak
Israel
Korea Selatan
Maroko
Mesir
Norwegia
Oman
Pakistan
Polandia
Portugal
Singapura
Taiwan
Thailand
Turki
Venezuela
Yordania
Yunani
Ciri-ciri umum
Kru: 1
Panjang: 49 ft 5 in (15.06 m)
Tinggi: 16 ft (4.88 m)
Laju maksimum:
Radius tempur: 340 mi (295 nmi, 550 km) on a hi-lo-hi mission with four 1,000 lb (450 kg) bombs
Jangkauan feri: 2,280 NM (2,620 mi, 4,220 km) with drop tanks
Dorongan/berat: 1.095
Persenjataan
Senjata api: 1× 20 mm (0.787 in) M61 Vulcan 6-barreled gatling cannon, 511 rounds
Hardpoints: 2× wing-tip Air-to-air missile launch rails, 6× under-wing & 3× under-fuselage pylon stations
holding up to 17,000 lb (7,700 kg) of payload
Roket:
4× LAU-61/LAU-68 rocket pods (each with 19× /7× Hydra 70 mm rockets, respectively) or
Rudal:
Air-to-air missiles:
2× AIM-7 Sparrow or
6× AIM-9 Sidewinder or
6× IRIS-T or
6× AIM-120 AMRAAM or
6× Python-4
Air-to-ground missiles:
6× AGM-45 Shrike or
6× AGM-65 Maverick or
4× AGM-88 HARM
Anti-ship missiles:
2× AGM-84 Harpoon or
4× AGM-119 Penguin
Bom:
4× GBU-10 Paveway II
6× GBU-12 Paveway II
4× JDAM
8× Mark 83 GP bombs
Others:
up to 3× 300/330/370 US gallon Sargent Fletcher drop tanks for ferry flight/extended range/loitering
time.
Avionik
AN/APG-68 radar
Lihat pula
Sept. 19, 2013: Boeing and the U.S. Air Force completed the first unmanned QF-16 Full Scale Aerial
Target flight at Tyndall Air Force Base, demonstrating the next generation of combat training and
testing.
Mitsubishi F-2
Chengdu J-10
F/A-18 Hornet
F-20 Tigershark
HAL Tejas
IAI Lavi
Mikoyan MiG-29
Referensi
^ Stout, Joe and Laurie Quincy. "United States Government Awards Lockheed Martin Contract to Begin
Production of Advanced F-16 Aircraft for Morocco." Diarsipkan 4 January 2009 di Wayback Machine.
Lockheed Martin press release, 8 June 2008. Retrieved 11 July 2008.
^ "Strength in numbers: The World's Top 10 military aircraft types". Flight global. Reed Business
Information. 9 January 2015. Diakses tanggal 30 October 2015.
^ Hillaker, Harry. ""John Boyd, USAF Retired, Father of the F-16."". Diarsipkan dari versi asli tanggal 1
June 2009. Diakses tanggal 7 June 2008. Code One: An Airpower Projection Magazine, April/July 1997.
Retrieved 21 August 2011.
Bibliografi
Darling, Kev. F-16 Fighting Falcon (Combat Legend). London: Airlife, 2003. ISBN 1-84037-399-7.
Drendel, Lou. F-16 Fighting Falcon - Walk Around No. 1. Carrollton, TX: Squadron/Signal Books, 1993.
ISBN 0-89747-307-8.
Gunston, Bil. United States Military Aircraft of the 20th Century London: Salamander Books Ltd, 1984.
ISBN 0-86101-163-5.
Hehs, Eric. "Harry Hillaker — Father of the F-16." Code One: An Airpower Projection Magazine, April/July
1991.
Hillaker, Harry. "John Boyd, USAF Retired, Father of the F-16." Code One: An Airpower Projection
Magazine, April/July 1997.
Hoh, Roger H. and David G. Mitchell. "Flying Qualities of Relaxed Static Stability Aircraft – Volume I:
Flying Qualities Airworthiness Assessment and Flight Testing of Augmented Aircraft." Federal Aviation
Administration (DOT/FAA/CT-82/130-I), September 1983. Retrieved: 16 June 2008.
Jenkins, Dennis R. McDonnell Douglas F-15 Eagle, Supreme Heavy-Weight Fighter. Arlington, TX:
Aerofax, 1998. ISBN 1-85780-081-8.
Mehuron, Tamar A., Assoc. Editor."2007 USAF Almanac - Equipment". Air Force Magazine, Journal of the
Air Force Association 90 (5): May 2007. ISSN: 0730-6784.
Peacock, Lindsay. On Falcon Wings: The F-16 Story. RAF Fairford, United Kingdom: The Royal Air Force
Benevolent Fund Enterprises, 1997. ISBN 1-899808-01-9.
Richardson, Doug. General Dynamics F-16 Fighting Falcon. London: Salamander Books, 1990. ISBN 0-
86101-534-7.
Spick, Mike, ed. Great Book of Modern Warplanes. St. Paul, MN: MBI, 2000. ISBN 0-7603-0893-4.
Williams, Anthony G. and Gustin, Dr Emmanuel. Flying Guns: The Modern Era. Ramsbury, UK:The
Crowood Press, 2004. ISBN 1-86126-655-3.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/General_Dynamics_F-16_Fighting_Falcon