Tutorial DR Isnaniah
Tutorial DR Isnaniah
STATUS NEUROLOGI
Dokter Muda:
KELOMPOK 17
1. ANAMNESE :
1. Keluhan Utama : Kejang
2. Anamnese terpimpin :
- Informasi mengenai keluhan utama
Paisen masuk rumah sakit dengan keluhan kejang beberapa jam sebelum masuk rumah
sakit. Kejang yang dialami sudah2 kali serangan dengan durasi kejang 3-5 menit dan
setelah serangan. Setelah kejang ada perbaikan kesadaran. Kejang dialami saat pasien
sedang berbaring. Kejang dialami pada seluruh tubuh dengan tangan terlentang, kedua
kaki lurus dan ekstremitas kaku serta mata melihat keatas. Pada saat kejang terjadi
pasien mengompol dan mengeluhkan bahwa lidah pasien tergigit dan terdapat luka
pada bagian lidah. Sebelum kejang pasien sedang melakukan aktivitas perkuliahan.
Pasien mengeluhkan baru pertama kali mengalami kejang seperti ini.
- N.V (Trigeminus) :
*Sensibilitas : - N.V1 : Normal
- N.V2 : Normal
- N.V3 : Normal
*Motorik : Inspeksi
(istirahat/menggigit) : Normal
*Refleks dagu/masseter : Normal
*Refleks Cornea : Normal
- N.VII (Facialis) :
*Motorik : m. Frontalis m. Orbik. okuli m. orbik. Oris
- istirahat : Simetris Simetris Simetris
- Gerakan mimik : Simetris Simetris Simetris
*Pengecap 2/3 lidah bagian depan : TDP
- N. VIII (Auskultasi) :
*Pendengaran : Normal
*Test rinne/weber : TDP
*fungsi vestibularis : TDP
- N. IX/X (Glossopharingeus/vagus) :
*Posisi arkus pharinks (istirahat/AAH) : Simetris
*Refleks telan/muntah : Normal
*Pengecap 1/3 lidah bagian belakang : TDP
*Fonasi : Normal
*Takikardi/bardikardi : (-)
- N. XI (Accecorius) :
*Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan : Normal
*Angkat bahu : Normal
- N. XII (Hypoglosus)
*Deviasi lidah :-
*Fasciculasi :-
*Atrofi :-
*Tremor :-
*Ataxia :-
3. Leher :
*Tanda-tanda perangsangan selaput otak : - Kaku kuduk : -
- Kernig’s sign: -
*Kelenjar Lymphe :
*Arteri karotis : Palpasi : TDP
Auskultasi : TDP
*Kelenjar gondok : Tidak Ada Pembesaran
4. Abdomen :
*Refleks kulit dinding perut : Normal
5. Kolumna vetebralis :
- inspeksi : TDP - palpasi : TDP
- pergerakan : TDP - perkusi : TDP
6. Extremitas : Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
- Motorik ................. ................. ................. .................
Pergerakan B B B B
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus otot N N N N
Bentuk otot Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
- Otot yang terganggu :
- Refleks fisiologis :
Biceps ++ ++ KPR ++ ++
Triceps ++ ++ APR ++ ++
Radius .....TDP...... ......TDP...... TDP TDP
Ulna .....TDP.... .....TDP....
- Urine :-
- LCS :-
CT SCAN
V. RESUME
Pasien laki-laki berumur 23 tahun, keluhan konvulsi beberapa jam sebelum masuk rumah sakit.
Konvulsi yang dialami sudah 2 kali serangan dengan durasi konvulsi 3-5 menit . Setelah
konvulsi ada perbaikan kesadaran. Konvulsi dialami saat pasien sedang berbaring. Konvulsi
dialami pada seluruh tubuh dengan ekstremitas atas ekstensi.Ekstremitas bawah ekstensi dan
ekstremitas kaku serta orbita terlihat ke superior. Pada saat konvulsi pasien miksi dan
mengeluhkan bahwa lidah pasien tergigit.. Pasien mengeluhkan baru pertama kali mengalami
konvulsi seperti ini.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis
E4V5M6, rangsang meninges (-), Nn Cranial dalam batas normal. Pemeriksaan motorik reflex
fisiologis normal, reflex patologis dalam batas normal.
VI. DIAGNOSA
Kalau dapat ditetapkan :
- Diagnosa klinis : Kejang general tonik
- Diagnosa topis : Cerebri
- Diagnosa etiologi : Epilepsi
VIII. TERAPI
IX. PROGNOSA
- Qua ad vitam : dubia ad bonam
- Qua ad sanationem : dubia ad bonam
X. ANJURAN
EEG
XI. FOLLOW UP
Learning Objective
Jawaban :
1) Faktor resiko epilepsi
2) Pemeriksaan penunjang pada pasien epilepsi
a. Pemeriksaan CT scan digunakan untuk mendeteksi lesi pada otak, fokal abnormal,
serebro vascular abnormal, dan perubahan degenerative serebral. Pemindaian CT
digunakan mendeksi perbedaan kerapatan jaringan yang sering terjadi pada klien dengan
epilepsi
b. Elektroensefalografi (EEG) melengkapi bukti diagnostik dalam proporsi substansial
dari pasien epilepsy dan membantu dalam mengklasifikasikan tipe kejang. Kelainan EEG
yang sering dijumpai pada penderita epilepsi disebut epileptiform discharge atau
epileptiform activity. Kadang-kadang rekaman EEG dapat menentukan focus serta jenis
epilepsi, apakah fokal, multifocal, kortikal, subkortikal, misalnya “Petit Mall”. Spasme
infantile mempunyai gambaran hipsaritmia. Akan tetapi 8-12% penderita epilepsi
mempunyai rekaman EEG yang normal. Gambaran normal EEG pada neonatus biasanya
menunjukan gelombang bervoltase lebih rendah dengan frekuensi 3-5 cps, kurang teratur
dan sinkron. Pada epilepsi EEG dapat membantu kita menegakan diagnosis serta
menentukan jenis serta fokusnya, dengan demikian dapat membantu kita memilh obat
yang cocok (misalnya hipsaritmia dengan kortikosteroid, petit mal dengan dilantin,
luminal).
c. Dilakukan pengkajian fisik dan neurologi, hematologi, dan pemeriksaan serologic.
d. Pemeriksaan labolatorium meliputi : Pemeriksaan darah tepi rutin, kadar gula darah
dan elektrolit sesuai indikasi. Hitung darah lengkap dilakukan pada klien dengan trauma
kepala karena dapat terjadi peningkatan atau penurunan yang mencolok pada jumlah
hematokrit dan trombosit. Elektrolit seperti Ca total, dan magnesium serum sering kali
diperiksa pada saat pertama kali terjadi serangan kejang karena akan terdapat perubahan
pada jumlah elektrolit tersebut., uji glukosa biasa dilakukan pada bayi dan anak kecil
yang mengalami epilepsi untuk mendeteksi adanya hipoglikemia yang biasanya terjadi.
3) Etiologi epilepsi