Makalah KIMJUT
Makalah KIMJUT
Kelompok 4
Ananda Putri S 1606907165
Gari Mauramdha 1606870420
Nadila Mentari 1606870446
Pandu Anugerah 1606870370
Yosef Benedictus 1606907373
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2018
Universitas Indonesia
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Kimia Lanjut yang diajar oleh
Bapak Dr. Eng. Mochamad Adhiraga dan Ibu Rina Resnawati. Serta, kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman dan keluarga
yang sudah mendukung dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami masih menyadari terdapat kekurangan pada isi makalah kali ini. Hal
ini dikarenakan keterbatasan literature/data yang didapat oleh penulis. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca
agar nantinya dapat diperbaiki oleh penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
baik untuk penulis maupun masyarakat.
Penulis
Universitas Indonesia
3
ABSTRAK
Sebagian besar jalan di Indonesia, terutama yang terletak di daerah pantai,
seperti Semarang, biasanya dibanjiri oleh pasang surut air laut yang sangat asam
(‘rob’). Dalam beberapa tahun terakhir, daerah Semarang, yang dibanjiri oleh 'rob'
semakin lebar. Beberapa jalan perkerasan lentur, yang dibanjiri oleh 'rob', rusak.
Mengenai fenomena ini, penting untuk melakukan studi tentang pengaruh pasang
surut air laut (‘rob’) terhadap kinerja campuran aspal panas - spesifikasi terbaru
dari Lataston HRS-WC (2001).
Analisis bahan sampel, jumlah agregat dan aspal, serta gradasi campuran
HRS-WC memenuhi persyaratan spesifikasi terbaru. Metode Marshall diterapkan
pada langkah pertama untuk menemukan Optimum Asphalt Content (OAC).
Langkah kedua bertujuan untuk menemukan nilai Marshall pada kondisi standar
(2 x 75 pukulan), dan nilai densitas penolakan (2 x 400 pukulan) yang bertujuan
untuk menemukan VIM, VMA, VFA, densitas, stabilitas, aliran, MQ, dan IRS
pencelupan standar. Modifikasi imersi diterapkan untuk menemukan nilai pertama
indeks ketahanan (r, R) dan nilai indeks durabilitas kedua (Sa, SA). Empat sampel
air, yaitu air yang diambil dari laboratorium, 'rob' air dari LIK Semarang, dari
jalan Ronggowarsito, dan dari jalan Mpu Tantular, digunakan dalam tes imersi.
Sampel air diperiksa warna, bau, pH, tingkat klorida, tingkat sulfat, total nilai
alkalinitas dan nilai total keasaman.
Langkah pertama menemukan bahwa nilai OAC bervariasi dari 7% hingga
7,5% dan OAC 7,25% dipilih sebagai bahan sampel. Penelitian jangka kedua
menunjukkan bahwa ada korelasi antara nilai Marshall dan waktu imersi, hasil
analisis hampa memenuhi persyaratan pada tingkat kepadatan standar (2x75
pukulan). Pada tingkat kepadatan penolakan (2x400 pukulan), nilai VIM dari
empat sampel air rob tidak memenuhi persyaratan pada 24 jam pencelupan. Nilai
uji stabilitas, aliran dan MQ, pada kondisi standar dan pada kondisi penolakan
untuk semua waktu perendaman dan asam total memenuhi standar yang
diperlukan. Nilai IRS pada kondisi standar dan penolakan untuk waktu
perendaman dan nilai asam total memenuhi standar yang dibutuhkan pada 72 jam
pencelupan. Sementara itu, pada waktu pencelupan 120 jam dan 168 jam, nilai
Universitas Indonesia
4
IRS tidak memenuhi nilai yang diperlukan, karena kemampuan aspal untuk
mempertahankan kohesi dan adhesi antara agregat melemah.
Modifikasi uji immersi menemukan Durability I Index, dimana waktu
perendaman menyebabkan meningkatnya skor indeks (r dan R) pada kondisi
standar dan kondisi kepadatan penolakan. Ini menunjukkan bahwa HRS-WC
kehilangan kekuatannya. Modifikasi pencelupan juga menemukan indeks
Durability II, di mana waktu perendaman menyebabkan skor indeks stabilitas
residual (Sa) menurun baik pada kondisi densitas standar dan kepadatan
penolakan. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat durasi HRS-WC semakin
rendah. Ini juga menunjukkan bahwa semakin lama HRS-WC direndam dalam air
rob dan semakin tinggi tingkat asam dari air rob mengakibatkan penurunan tingkat
kerapatan campuran dan menurunkan kemampuan aspal dalam mempertahankan
kohesi dan adhesi agregat.
Analisis hampa menunjukkan bahwa kadar aspal optimum 7,25% (Median
7% dan 7,5%) belum menghasilkan kinerja terbaik HRS-WC. Diperkirakan kadar
aspal optimum adalah antara 7% dan 7,25%.
HRS-WC direndam dalam air netral (pH mendekati 7) memiliki kinerja
yang lebih baik dibandingkan dengan yang direndam dalam air asam 'rob' atau
dalam air 'rob'. Tidak dapat disimpulkan secara khusus bahwa tingkat klorida
mempengaruhi kinerja HRS-WC karena ditemukan bahwa nilai total keasaman
bertanggung jawab atas penurunan kinerja HRS-WC. Juga ditemukan bahwa
kadar sulfat dari air 'rob' menyebabkan penurunan kinerja HRS-WC. Ini terjadi
pada sampel dengan kadar sulfat 53 mg / l karena kadar sulfat lebih dari 53 mg / l
dapat menetralisir asam air perampok (temuan menunjukkan bahwa semakin
tinggi kadar sulfat menyebabkan semakin rendah nilai total asam). Dalam kondisi
itu, kinerja HRS-WC semakin membaik.
Dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat asam pasang surut air laut (rob)
dapat mengurangi durasi pembangunan trotoar HRS-WC. Landasan HRS-WC
hanya dapat bertahan selama 72 jam di dalam air 'rob'.
Universitas Indonesia
5
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
DEFINISI ......................................................................................................... 4
KANDUNGAN................................................................................................... 6
METODE PENGUJIAN....................................................................................... 4
PENUTUP ............................................................................................................ 18
KESIMPULAN ................................................................................................... 4
SARAN............................................................................................................. 6
LAMPIRAN ......................................................................................................... 18
Universitas Indonesia
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa ruas jalan di Indonesia yang terletak di daerah yang
berhubungan dengan pantai (khususnya Kota Semarang) digenangi oleh air
rob, yang kandungan keasamannya tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir rob
yang melanda Kota Semarang genangannya makin lama semakin luas.
Beberapa ruas jalan seperti Empu Tantular, Ronggowarsito, Lingkungan
Industri Kecil (LIK) dan beberapa jalan disekitar daerah tersebut terkena
genangan rob.
Banyak hal yang menyebabkan kerusakan konstruksi jalan, namun ada
suatu anekdot yang menyatakan bahwa 3 (tiga) musuh utama jalan dengan
perkerasan aspal adalah yang pertama air, kedua air dan ketiga juga air. Dari
hal tersebut dapat dikatakan bahwa (genangan) air menyebabkan kerusakan
atau mengurangi keawetan konstruksi jalan dengan perkerasan aspal.
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian dengan uji
laboratorium tentang pengaruh genangan/ rendaman air (khususnya yang
bersifat asam) terhadap kualitas campuran beraspal panas. Desain campuran
yang dipakai adalah desain untuk jenis campuran Lataston Lapis Aus atau
dikenal dengan istilah Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) yang
mengacu pada Spesifikasi Baru Beton Aspal Campuran Panas Tahun 2001.
B. Pokok Permasalahan
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui /
mendapatkan beberapa hal, antara lain :
Mengetahui perilaku campuran beraspal panas yang terendam
dalam air yang bersifat asam dan membandingkannya dengan
campuran beraspal yang terendam dalam air standard dalam
campuran beraspal (Campuran Beraspal yang dibuat sesuai
Pedoman Perencanan Beraspal Panas).
Memberi gambaran sejauh mana pengaruh konsentrasi tingkat
keasaman dan lama perendaman terhadap stabilitas dan keawetan
Universitas Indonesia
7
C. Tujuan Penulisan
Melihat korelasi antara kadar keasaman pada air rob terhadap sifat
Marshall dan durabilitas dari HRS-WC pada beberapa variasi lama
perendaman.
D. Batasan Masalah
Batasan Masalah untuk makalah ini dibatasi oleh beberapa hal.
Diantaranya:
Uji Marsall
Uji Durabilitas Modifikasi
E. Manfaat Kajian
Manfaat kajian pada makalah ini adalah nantinya hasil pengamatan dan
analisis yang telah dibuat bisa mejadi bacaan untuk masyrakat dalam
memperhitungkan pembuatan jalan di daerah dekat pantai.
F. Sistematika Penulisan
Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, Menjelaskan tentang latar belakang, pokok
permasalahan, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat kajian,
dan sistematika penulisan.
Bab II Lataston, Menjelaskan definisi dan kandungannya.
Bab III Air Laut Pasang, Menjelaskan tentang definisi dan
kandungannya.
Bab IV Metode Pengujian. Menjelaskan metode pengujian
perendaman standar dan modifikasi
Bab V Hasil Pengamatan, Menjelaskan.
Universitas Indonesia
8
BAB II
LATASTON DAN AIR LAUT PASANG
A. Definisi
a. Lataston
Laston merupakan suatu lapisan pada kontruksi jalan yang terdiri
dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi
menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu.
Fungsi Laston / AC adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pendukung beban lalu lintas.
2. Sebagai pelindung kontruksi dibawahnya.
3. Sebagai lapisan aus.
Menyediakan permukaan jalan yang rata dan tidak licin. Adapun
sifat – sifat Laston / AC adalah sebagai berikut :
1. Kedap air.
2. Tahan terhadap keausan akibat lalu lintas.
3. Mempunyai nilai struktural.
4. Mempunyai stabilitas yang tinggi.
5. Peka terhadap penyimpangan perencanaan dan
pelaksanaan.
B. Kandungan
a. Lataston
Lapis aspal beton (Laston) merupakan jenis tertinggi dari
perkerasan bitumen bergradasi menerus dan cocok untuk jalan yang
banyak dilalui kendaraan berat. Aspal beton biasanya dicampur dan
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
BAB III
METODE PENGUJIAN
Potensi keawetan dari campuran aspal dapat didifinisikan sebagai ketahanan
campuran terhadap kelanjutan dan pengaruh kerusakan kombinasi akibat air dan
suhu (CRAUS, J. et al, 1981).
Rendahnya keawetan lapisan permukaan dan lapisan aspal adalah merupakan
salah satu penyebab utama rusak dan gagalnya pelayanan jalan perkerasan
fleksibel. Tingginya keawetan biasanya memenuhi sifat – sifat mekanik dari
campuran dan akan memberikan umur pelayanan yang lebih lama. Ada beberapa
metode yang digunakan dalam mengevaluasi pengaruh air terhadap campuran
aspal, seperti dijelaskan dibawah ini.
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan beberapa
kesimpulan, yaitu:
Berdasarkan uji Marshall, Kadar Aspal Optimum (KAO) berada
pada rentang 7 % - 7,5 %. Pada penelitian ini dipakai KAO 7,25 %,
hasilnya VIM terlalu kecil dan VFA terlalu besar. Ini menunjukkan
KAO berada pada rentang 7 % - 7,25 %.
Semakin tinggi tingkat keasaman air yang merendam, semakin
merusak HRS-WC.
Semakin lama terendam HRS-WC semakin cepat rusak.
Nilai pH mendekati netral (pH=7), kinerja HRS-WC semakin baik.
Kadar chlorida optimum yang tertinggi adalah 36,31 mg/lt (Total
Keasaman paling rendah = 7,46 mg.lt)
Kadar sulfat optimum yang menghasilkan kinerja HRS-WC tertinggi
adalah 53 mg/lt (Total Keasaman paling rendah = 7,46 mg.lt).
B. Saran
Sehingga didapat beberapa saran yang dapat dilakukan terkait hal yang
terjadi, diantaranya:
Konstruksi HRS-WC jangan terendam lebih dari 3 hari (72 jam)
Permasalahan Rob diatasi secara komprehensif & berkelanjutan
Penelitian uji permeabilitas, campuran bergradasi rapat dgn aspal
polimer yang punya daya lengket lebih tinggi
Dicari formula/ rekayasa campuran aspal panas yang lebih tahan
terhadap unsur kimia (chlorida, sulfat, merkuri, arsen dll)
Standar spesifikasi khusus perkerasan lentur di daerah genangan
rob
Universitas Indonesia
17
DAFTAR PUSTAKA
AUSTROADS, (1997), Pavement Design, Sydney 1992
Bagus Priyatno, (2001), Metode Perencanaan Campuran Beraspal Panas
Dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak (PRD) Berdasarkan Spesifikasi
Yang Disempurnakan, Dalam Penataran dan Pelatihan Dosen Teknik Sipil
Perguruan Tinggi Swasta Kopertis Wilayah VI, Oktober 2001.
Siswosoebrotho, Syafruddin, Budiman, (2002), Karakteristik Pasir dan
Bahan Pengisi dari laut serta pengaruhnya terhadap Durabilitas Campuran
Beraspal Jenis Hot Rolled Sheet, Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya
ITB, Bandung
Y. Martono Hadi, (2003), Permeabilitas dan Pengaruhnya Terhadap
Durabilitas Campuran Beraspal, Makalah Konferensi Nasional Teknik
Jalan ke-7 Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia, Jakarta
Universitas Indonesia
18
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia