Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, sehungga kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun jauh dari
kesempurnaan.
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu mata kuliah Filsafat
Kemuhammadiyah, Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
PENULIS
1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
7
2.1.2 Visi dan Misi Muhammadiyah
1. Visi
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah
dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam
melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar di semua bidang dalam upaya
mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil’alamin menuju terciptanya/terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Hadist yang menerangkan:
َلى هللاِ قَا َل أَد َْو ُم َها َو ِإ ْن قَ َّل َوقَا َل ا ْكلَفُ ْوا مِن
َ ِي األ َ ْع َما ِل أ َ َحبُّ إ
ُّ َ ي صلم أ
ُّ ِسئِ َل النَّب ْ َي هللاُ َع ْن َها قَال
ُ :ت ِ شةَ َر
َ ض َ َِع ْن َعائ
(رواه البخارى. َ)األ َ ْع َما ِل َما ت ُ ِط ْيقُ ْون
Artinya :” Dari Aisyah r.a. berkata : Nabi pernah ditanya :”Manakah amal yang paling
dicintai Allah? Beliau bersabda :”Yang dilakukan secara terus menerus meskipun
sedikit”. Beliau bersabda lagi :”Dan lakukanlah amal-amal itu, sekadar kalian sanggup
melakukannya.” (HR. Bukhari)
2. Misi
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar memiliki misi:
1.Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang
dibawa oleh para Rasul sejak Nabi Adam as. hingga Nabi Muhammad saw.
2.Memahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam
untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan.
3. Menyebar luaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an sebagai kitab Allah
terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
2.1.3 Faktor Internal dan Eksternal Lahirnya Muhammadiyah
a. Faktor obyektif yang bersifat Internal
Kelemahan dan praktek ajaran Islam.
Kelemahan praktek ajaran agama Islam dapat dijelaskan melalui dua bentuk,
1. Tradisionalisme
Pemahaman dan praktek Islam tradisionalisme ini ditandai dengan
pengukuhan yang kuat terhadap khasanah intelektual Islam masa lalu dan
menutup kemungkinan untuk melakukan ijtihad dan pembaharuan-pembaharuan
8
dalam bidang agama. Paham dan praktek agama seperti ini mempersulit agenda
ummat untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan baru yang banyak datang
dari luar (barat). Tidak jarang, kegagalan dalam melakukan adaptasi itu
termanifestasikan dalam bentuk-bentuk sikap penolakan terhadap perubahan dan
kemudian berapologi terhadap kebenaran tradisional yang telah menjadi
pengalaman hidup selama ini.
2. Sinkretisme
Pertemuan Islam dengan budaya lokal disamping telah memperkaya
khasanah budaya Islam, pada sisi lainnya telah melahirkan format-format
sinkretik, percampuradukkan antara sistem kepercayaan asli masyarakat-budaya
setempat. Sebagai proses budaya, percampuradukkan budaya ini tidak dapat
dihindari, namun kadang-kadang menimbulkan persoalan ketika
percampuradukkan itu menyimpang dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
dalam tinjauan aqidah Islam. Orang Jawa misalnya, meski secara formal mengaku
sebagai muslim, namun kepercayaan terhadap agama asli mereka yang animistis
tidak berubah. Kepercayaan terhadap roh-roh halus, pemujaan arwah nenek
moyang, takut pada yang angker, kuwalat dan sebagainya menyertai kepercayaan
orang Jawa. Islam, Hindu, Budha dan animisme hadir secara bersama-sama dalam
sistem kepercayaan mereka, yang dalam aqidah Islam banyak yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan secara Tauhid.
3. Kelemahan Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga pendidikan tradisional Islam, Pesantren, merupakan sistem
pendidikan Islam yang khas Indonesia. Transformasi nilai-nilai keIslaman ke
dalam pemahaman dan kesadaran umat secara institusional sangat berhutang budi
pada lembaga ini. Namun terdapat kelemahan dalam sistem pendidikan Pesantren
yang menjadi kendala untuk mempersiapkan kader-kader umat Islam yang dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan zaman. Salah satu kelemahan itu terletak
pada materi pelajaran yang hanya mengajarkan pelajaran agama, seperti Bahasa
Arab, Tafsir, Hadist, Ilmu Kalam, Tasawwuf dan ilmu falak. Pesanteren tidak
mengajarkan materi-materi pendidikan umum seperti ilmu hitung, biologi, kimia,
fisika, ekonomi dan lain sebagainya, yang justru sangat diperlukan bagi umat
9
Islam untuk memahami perkembangan zaman dan dalam rangka menunaikan
tugas sebagai khalifah di muka bumi ini. Ketiadaan lembaga pendidikan yang
mengajarkan kedua materi inilah yang menjadi salah satu latar belakang dan sebab
kenapa KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, yakni untuk melayani
kebutuhan umat terhadap ilmu pengetahuan yang seimbang antara ilmu agama
dan ilmu duniawi.
b. Faktor Objektif yang Bersifat Eksternal
1. Kristenisasi
Faktor objektif yang bersifat eksternal yang paling banyak mempengaruhi
kelahiran Muhammadiyah adalah kristenisasi, yakni kegiatan-kegiatan yang
terprogram dan sistematis untuk mengubah agama penduduk asli, baik yang muslim
maupun bukan, menjadi kristen. Kristenisasi ini mendapatkan peluang bahkan
didukung sepenuhnya oleh pemerintah Kolonialisme Belanda. Missi Kristen, baik
Katolik maupun Protestan di Indonesia, memiliki dasar hukum yang kuat dalam
Konstitusi Belanda. Bahkan kegiatan-kegiatan kristenisasi ini didukung dan dibantu
oleh dana-dana negara Belanda. Efektifitas penyebaran agama Kristen inilah yang
terutama mengguggah KH. Ahmad Dahlan untuk membentengi ummat Islam dari
pemurtadan.
2. Kolonialisme Belanda
Penjajahan Belanda telah membawa pengaruh yang sangat buruk bagi
perkembangan Islam di wilayah nusantara ini, baik secara sosial, politik, ekonomi
maupun kebudayaan. Ditambah dengan praktek politik Islam Pemerintah Hindia
Belanda yang secara sadar dan terencana ingin menjinakkan kekuatan Islam, semakin
menyadarkan umat Islam untuk melakukan perlawanan. Menyikapi hal ini, KH.
Ahmad Dahlan dengan mendirikan Muhammadiyah berupaya melakukan perlawanan
terhadap kekuatan penjajahan melalui pendekatan kultural, terutama upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan.
3. Gerakan Pembaharuan Timur Tengah
Gerakan Muhammadiyah di Indonesia pada dasarnya merupakan salah satu
mata rantai dari sejarah panjang gerakan pembaharuan yang dipelopori oleh Ibnu
Taymiyah, Ibnu Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahhab, Jamaluddin al-Afgani,
10
Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan lain sebagainya. Persentuhan itu terutama
diperolah melalui tulisan-tulisan Jamaluddin al-Afgani yang dimuat dalam majalah
al-Urwatul Wutsqa yang dibaca oleh KH. Ahmad Dahlan. Tulisan-tulisan yang
membawa angin segar pembaharuan itu, ternyata sangat mempengaruhi KH. Ahmad
Dahlan, dan merealisasikan gagasan-gagasan pembaharuan ke dalam tindakan amal
yang riil secara terlembaga.Dengan melihat seluruh latar belakang kelahiran
Muhammadiyah, dapat dikatakan bahwa KH. Ahmad Dahlan telah melakukan
lompatan besar dalam beritijtihad. Prinsip-prinsip dasar perjuangan Muhammadiyah
tetap berpijak kuat pada al-Quran dan Sunnah, namun implementasi dalam
operasionalisasinya yang memeiliki karakter dinamis dan terus berubah-ubah sesuai
dengan perkembangan zaman Muhammadiyah banyak memungut dari berbagai
pengalaman sejarah secara terbuka (misalnya sistem kerja organisasi yang banyak
diilhami dari yayasan-yayasan Katolik dan Protestan yang banyak muncul di
Yogyakarta waktu itu.
2.1.4 Perkembangan Muhammadiyah di Indonesia
1. Muhammadiyah Pada Masa Penjajahan
Pada masa ini, perintisan yang dilakukan K.H.A.Dahlan mengarah pada ajakan untuk
melaksanakan islam secara benar sesuai dengan tuntunan AL-Qur’an dan As-sunah
shahihah, wujud rintisan K.H.A.Dahlan antara lain :
a) Pada tahun 1898, beliau meluruskan arah kiblat secara benar dengan serong kearah barat
laut 24,5 derajat.
b) Bermula dari sekolah yang dirintis di teras rumah K.H.A Dahlan dan akhirnya beliau
membangun gedung standard school med de Qur’an hingga akhirnya pendidikan
Muhammadiyah terus berkembang.
c) K.H.A Dahlan yang dibantu K.H.Suja’ merintis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
pada 15 Februari1923.
d) Pada tahun 1922, didirikan mushala khusus wanita.
Pada 23 Februari 1923, K.H.A Dahlan wafat. Namun perjuangan Muhammadiyah tetap
dilanjutkan oleh murid-murid beliau dan terus mengalami perkembangan seperti :
a) H. Karim Amrullah yang bergelar H. Rasul pemimpin perkumpulan Sandi Aman di
Padang bergabung dengan Muhammadiyah.
11
b) Dipercayakannya Consul-Consul di luar pulau Jawa kepada :
1. AR Sutan Mansyur consul untuk pulau Sumatera.
2. M.Hasan Tjorong consul untuk pulau Kalimantan.
3. D.Muntu consul untuk pulau Sulawesi.
4. Muhammadiyah Pada Masa Kemerdekaan
Rasa kecintaan Muhammadiyah terhadap tanah air dibuktikan dengan di bentuknya
perkumpulan Hisbul Wathan yang berarti pembela tanah air. Beberapa aktivisnya yaitu bapak
Sarbini dan Jend.Sudirman.
Setelah Indonesia merdeka, putera terbaik Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusuma menjadi
anggota BPUPKI untuk merumuskan Pancasila.Pada 17 Agustus 1945, Muhammadiyah
membidani lahirnya partai Masyumi yang diresmikan pada 7 November 1945.
2.1.5 Muhammadiyah Pada Masa Orde Lama
Kemenangan Partai Masyumi pada 1955, membuat PKI dan antek-anteknya menaruh dendam
hingga menuduh Masyumi terlibat dalam pemberontakan PRRI di Sumatera. PKI membujuk
penguasa pada saat itu untuk membubarkan Masyumi yang tentu akan mengancam eksistensi
Muhammadiyah. Tetapi,keputusan tertingi tetap di tangan presiden Soekarno.
Dampak dari permasalahan tersebut, banyak tokoh Masyumi yang notabene
aktivis Muhammadiyah dijebloskan ke penjara yakni :
a) Buya HAMKA
b) Mr.Kasman Singidimejo
c) dr.Yusuf Wibisono
Pada 1959, dikeluarkan dekrit presiden yang memberi waktu pada Masyumi untuk membubarkan
diri. Lalu dalam rangka menyelamatkan Muhammadiyah dari hasutan PKI terhadap presiden,
diberikanlah predikat “Anggota Setia Muhammadiyah” kepada Ir.Soekarno.
2.1.6 Muhammadiyah Pada Masa Orde Baru
Pada masa ini, Muhammadiyah menata kembali organisasinya dan turut membantu
pemerintah dalam menumpas PKI. Namun setelah cukup lama berkuasa, mulai terjadi
penyelewengan-penyelewengan. Semua organisasi Massa dan politik tidak ada yang boleh
menentang kata-kata pemerintah. Pada 1977, munculnya krisis moneter yang menyerang bangsa
12
Indonesia. Hal ini mendorong para aktivis untuk ikut bersama gelombang masyarakat untuk
melengserkan rezim orde baru. Akhirnya pada 22 Mei 1998, rezim orde baru tumbang, dan
digantikan dengan Masa Reformasi yang satu diantara penggeraknya ialah Prof. DR.H.Amien
Rais.
15
Saran Boedi Oetomountuk membuka sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan
didukung oleh organisasi yang bersifat permanen kemudian ditindaklanjuti Kiai Dahlan
dengan mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah pada 18 November
1912 (8 Dzulhijjah 1330).Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan
pendidikan. Melalui organisasi inilah beliau berusaha memajukan pendidikan dan
membangun masyarakat Islam.
Pemikiran KH Ahmad Dahlan
Pemikiran KH Ahmad Dahlan bahwa Islam hendak didekati serta dikaji melalui
kacamata modern sesuai dengan panggilan dan tuntutan zaman, bukan secara
tradisional.Beliau mengajarkan kitab suci Al Qur’an dengan terjemahan dan tafsir agar
masyarakat tidak hanya pandai membaca ataupun melagukan Qur’an semata, melainkan
dapat memahami makna yang ada di dalamnya.Dengan demikian diharapkan akan
membuahkan amal perbuatan sesuai dengan yang diharapkan Qur’an itu sendiri. Menurut
pengamatannya, keadaan masyarakat sebelumnya hanya mempelajari Islam dari kulitnya
tanpa mendalami dan memahami isinya.
Sehingga Islam hanya merupakan suatu dogma yang mati. Di bidang pendidikan, ia
mereformasi sistem pendidikan pesantren zaman itu.Yang menurutnya tidak jelas
jenjangnya dan tidak efektif metodenya lantaran mengutamakan menghafal dan tidak
merespon ilmu pengetahuan umum.
Maka KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah agama dengan memberikan
pelajaran pengetahuan umum serta bahasa Belanda. Bahkan ada juga Sekolah
Muhammadiyah seperti H.I.S. met de Qur’an. Sebaliknya, beliau pun memasukkan
pelajaran agama pada sekolah-sekolah umum.
Ia terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah. Sehingga semasa
hidupnya, beliau telah banyak mendirikan sekolah, masjid, langgar, rumah sakit, poliklinik,
dan rumah yatim piatu.
Kegiatan dakwah pun tidak ketinggalan. Beliau semakin meningkatkan dakwah
dengan ajaran pembaruannya. Di antara ajaran utamanya yang terkenal, beliau mengajarkan
bahwa semua ibadah diharamkan kecuali yang ada perintahnya dari Nabi Muhammad
SAW.
16
Beliau juga mengajarkan larangan ziarah kubur, penyembahan dan perlakuan yang
berlebihan terhadap pusaka-pusaka keraton seperti keris, kereta kuda, dan tombak.
Di samping itu, beliau juga memurnikan agama Islam dari percampuran ajaran agama
Hindu, Budha, animisme, dinamisme, dan kejawen.
Mendirikan Aisyiyah
Di bidang organisasi, pada tahun 1918, beliau membentuk organisasi Aisyiyah yang
khusus untuk kaum wanita. Pembentukan organisasi Aisyiyah, yang juga merupakan bagian
dari Muhammadiyah ini.
Mendirikan Hizbul Wathan
Karena menyadari pentingnya peranan kaum wanita dalam hidup dan perjuangannya
sebagai pendamping dan partner kaum pria. Sementara untuk pemuda, Kiai Dahlan
membentuk Padvinder atau Pandu – sekarang dikenal dengan nama Pramuka – dengan
nama Hizbul Wathan disingkat H.W.Di sana para pemuda diajari baris-berbaris dengan
genderang, memakai celana pendek, berdasi, dan bertopi. Hizbul Wathan ini juga
mengenakan uniform atau pakaian seragam, mirip Pramuka sekarang.
Pembentukan Hizbul Wathan ini dimaksudkan sebagai tempat pendidikan para
pemuda yang merupakan bunga harapan agama dan bangsa. Sebagai tempat persemaian
kader-kader terpercaya.
Ini sekaligus menunjukkan bahwa Agama Islam itu tidaklah kolot melainkan
progressif. Tidak ketinggalan zaman, namun sejalan dengan tuntutan keadaan dan kemajuan
zaman.
Tokoh Pembaharu Islam
Karena semua pembaruan yang diajarkan Kyai Dahlan ini agak menyimpang dari
tradisi yang ada saat itu, maka segala gerak dan langkah yang dilakukannya dipandang
aneh. Sang Kiai sering diteror seperti diancam bunuh, rumahnya dilempari batu dan kotoran
binatang.Ketika mengadakan dakwah di Banyuwangi, beliau diancam akan dibunuh dan
dituduh sebagai kiai palsu. Walaupun begitu, beliau tidak mundur. Beliau menyadari bahwa
melakukan suatu pembaruan ajaran agama (mushlih) pastilah menimbulkan gejolak dan
mempunyai risiko.
Dengan penuh kesabaran, masyarakat perlahan-lahan menerima perubaban yang
diajarkannya. Tujuan mulia terkandung dalam pembaruan yang diajarkannya.
17
Segala tindak perbuatan, langkah dan usaha yang ditempuh Kiai ini dimaksudkan
untuk membuktikan bahwa Islam itu adalah Agama kemajuan. Dapat mengangkat derajat
umat dan bangsa ke taraf yang lebih tinggi.Usahanya ini ternyata membawa dampak positif
bagi bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Banyak golongan intelektual dan
pemuda yang tertarik dengan metoda yang dipraktekkan Kiai Dahlan ini sehingga mereka
banyak yang menjadi anggota Muhammadiyah.
Dalam perkembangannya, Muhammadiyah kemudian menjadi salah satu organisasi
massa Islam terbesar di Indonesia. Melihat metoda pembaruan KH Ahmad Dahlan
ini.Beliaulah ulama Islam pertama atau mungkin satu-satunya ulama Islam di Indonesia
yang melakukan pendidikan dan perbaikan kehidupan um’mat, tidak dengan pesantren dan
tidak dengan kitab karangan, melainkan dengan organisasi.
Sebab selama hidup, beliau diketahui tidak pernah mendirikan pondok pesantren
seperti halnya ulama-ulama yang lain. Dan sepanjang pengetahuan, beliau juga konon
belum pernah mengarang sesuatu kitab atau buku agama.
Muhammadiyah sebagai organisasi tempat beramal dan melaksanakan ide-ide
pembaruan Kiai Dahlan ini sangat menarik perhatian para pengamat perkembangan Islam
dunia ketika itu. Para sarjana dan pengarang dari Timur maupun Barat sangat memfokuskan
perhatian pada Muhammadiyah.Nama Kiai Haji Akhmad Dahlan pun semakin tersohor di
dunia. Dalam kancah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, peranan dan sumbangan
beliau sangatlah besar. Kiai Dahlan dengan segala ide-ide pembaruan yang diajarkannya
merupakan saham yang sangat besar bagi Kebangkitan Nasional di awal abad ke-20.
Kiai Dahlan menimba berbagai bidang ilmu dari banyak kiai yakni KH Muhammad
Shaleh di bidang ilmu fikih; dari KH Muhsin di bidang ilmu Nahwu-Sharaf (tata bahasa);
dari KH Raden Dahlan di bidang ilmu falak (astronomi).Dari Kiai Mahfud dan Syekh KH
Ayyat di bidang ilmu hadis; dari Syekh Amin dan Sayid Bakri Satock di bidang ilmu Al-
Quran, serta dari Syekh Hasan di bidang ilmu pengobatan dan racun binatang.
KH Ahmad Dahlan Wafat
Pada usia 54 tahun, tepatnya pada tanggal 23 Februari 1923, Kiai Haji Akhmad
Dahlan wafat di Yogyakarta. Beliau kemudian dimakamkan di kampung Karangkajen,
Brontokusuman, wilayah bernama Mergangsan di Yogyakarta.
Gelar Pahlawan Nasional
18
Atas jasa-jasa Kiai Haji Akhmad Dahlan maka negara menganugerahkan kepada
beliau gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gelar kehormatan
tersebut dituangkan dalam SK Presiden RI No.657 Tahun 1961, tgl 27 Desember 1961.
Kisah tentang KH Ahmad Dahlan juga diangkat ke layar lebar pada tahun 2010
dengan judul film ‘Sang Pencerah‘ yang menceritakan tentang kisah KH Ahmad Dahlan
dan terbentuknya Muhammadiyah.Tokoh KH Ahmad Dahlan sendiri dibintangi oleh Iksan
Tarore sebagai Tokoh Ahmad Dahlan Muda dan kemudian Lukman Sardi sebagai KH
Ahmad Dahlan. Film ini sendiri disutradarai oleh Hanung Bramatyo. Itulah profil dan
biografi KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dan sejarah perjuangannya.
Semoga bermanfaat
2.3 Agenda Muhammadiyah di Era Reformasi
21
Pada kesempatan berbeda, Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin di dalam Republikan
Newsroom hari Senin, 05 Januari 2009 di Jakarta menghimbau kepada warga Muhammadiyah
untuk melakukan pembaharuan di berbagai amal usaha yang ada, dikelola dengan baik sehingga
dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada msyarakat luas yang merupakan juga
amanah dari pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan.Saat ini tidak banyak organisasi
Islam yang hadir di awal abad ke 21 yang mampu bertahan dalam menghadapi tantangan
zaman.Muhammadiyah terbukti mampu tetap berdiri, tetap berkiprah dan menjadi satu satunya
organisasi yang paling luas penyebarannya dari Sabang sampai Merauke hingga ke Manca
negara.
2.4 Gerak Muhammadiyah Se-abad Melintasi Zaman
Pada hakikatnya merupakan rahmat dan karunia Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang patut
disyukuri oleh seluruh warga Persyarikatan. Dengan modal keikhlasan dan kerja keras segenap
anggota disertai dukungan masyarakat luas Muhammadiyah tidak kenal lelah melaksanakan misi
da‟wah dan tajdid dalam memajukan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan. Gerakan
kemajuan tersebut ditunjukkan dalam melakukan pembaruan pemahaman Islam, pendidikan,
kesehatan, kesejahteraan sosial, serta berperan dalam perjuangan kemerdekaan dan
pembangunan bangsa di negeri ini. Namun disadari pula masih terdapat sejumlah masalah atau
tantangan yang harus dihadapi dan memerlukan langkah-langkah strategis dalam usianya yang
cukup tua itu. Perjuangan Muhammadiyah yang diwarnai dinamika pasang-surut itu tidak lain
22
untuk mencapai tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya serta dalam rangka
menyebarkan misi kerisalahan Islam sebagai rahmatan lil-`alamin di bumi Allah yang terhampar
luas ini. Karena itu dengan senantiasa mengharapkan ridha dan pertolongan Allah SWT
Muhammadiyah dalam usia dan kiprahnya jelang satu abad ini menyampaikan pernyataan
pikiran (zhawahir al-afkar/statement of mind) sebagai berikut
2.4.1 Komitmen Gerakan
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang mengemban misi da‟wah dan tajdid, berasas
Islam, bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah, dan bertujuan mewujudkan masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah sesuai jatidirinya senantiasa istiqamah
untuk menunjukkan komitmen yang tinggi dalam memajukan kehidupan umat, bangsa,
dan dunia kemanusiaan sebagai wujud ikhtiar menyebarluaskan Islam yang bercorak
rahmatan lil-`alamin. Misi kerisalahan dan kerahmatan yang diemban Muhammadiyah
tersebut secara nyata diwujudkan melalui berbagai kiprahnya dalam pengembangan amal
usaha, program, dan kegiatan yang sebesar-besarnya membawa pada kemaslahatan hidup
di dunia dan akhirat bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.
2. Muhammadiyah dalam usianya jelang satu abad telah banyak mendirikan taman kanak-
kanak, sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, balai pengobatan, rumah yatim piatu,
usaha ekonomi, penerbitan, dan amal usaha lainnya. Muhammadiyah juga membangun
masjid, mushalla, melakukan langkah-langkah da‟wah dalam berbagai bentuk kegiatan
pembinaan umat yang meluas di seluruh pelosok Tanah Air. Muhammadiyah bahkan tak
pernah berhenti melakukan peran-peran kebangsaan dan peran-peran kemanusiaannya
dalam dinamika nasional dan global. Kiprah Muhammadiyah tersebut menunjukkan bukti
nyata kepada masyarakat bahwa misi gerakan Islam yang diembannya bersifat amaliah
untuk kemajuan dan pencerahan yang membawa pada kemaslahatan rnasyarakat yang
seluas-luasnya. Peran kesejarahan yang dilakukan Muhammadiyah tersebut berlangsung
dalam dinamika yang beragam. Pada masa penjajahan sejak berdirinya tahun 1330
H/1912 M, Muhammadiyah mengalami cengkeraman politik kolonial sebagaimana
halnya dialami oleh seluruh masyarakat Indonesia saat itu, tetapi Muhammadiyah tetap
berbuat tak kenal lelah untuk kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Setelah Indonesia
merdeka pada masa awal dan era Orde Lama Muhammadiyah mengalami berbagai situasi
sulit akibat konflik politik nasional yang kompleks, namun Muhammadiyah tetap
23
berkiprah dalam da‟wah dan kegiatan kemasyarakatan. Pada era Orde Baru di bawah
rezim kekuasaan yang melakukan depolitisasi (pengebirian politik), deideologisasi
(pengebirian ideologi), clan kebijakan politik yang otoriter, Muhammadiyah juga terus
berjuang mengembangkan amal usaha dan aktivitas da‟wah Islam. Sedangkan pada masa
reformasi, Muhammadiyah memanfaatkan peluang kondisi nasional yang terbuka itu
dengan melakukan revitalisasi dan peningkatan kualitas amal usaha serta aktivitas
da‟wahnya. Melalui kiprahnya dalam sejarah yang panjang itu Muhammadiyah telah
diterima oleh masyarakat luas baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional sebagai
salah satu pilar kekuatan Islam yang memberi sumbangan berharga bagi kemajuan
peradaban umat manusia.
3. Kiprah dan langkah Muhammadiyah yang penuh dinamika itu masih dirasakan belum
mencapai puncak keberhasilan dalam mencapai tujuan dan cita-citairya, sehingga
Muhammadiyah semakin dituntut untuk meneguhkan dan merevitalisasi gerakannya ke
seluruh lapangan kehidupan. Karena itu Muhammadiyah akan melaksanakan tajdid
(pembaruan) dalam gerakannya sehingga di era kehidupan modern abad ke-21 yang
kompleks ini sesuai dengan Keyakinan dan Kepribadiannya dapat tampil sebagai pilar
kekuatan gerakan pencerahan peradaban di berbagai lingkungan kehidupan.
30
4. Khusus bagi umat Islam baik di tingkat lokal, nasional, maupun global Muhammadiyah
dituntut untuk terus mamainkan peran da‟wah dan tajdid secara lebih baik sehingga kaum
muslimin menjadi kekuatan penting dan menentukan dalam perkembangan kebudayaan
dan peradaban di era modern yang penuh tantangan ini. Era kebangkitan Islam harus
terus digerakkan ke arah kemajuan secara signifikan dalam berbagai bidang kehidupan
umat Islam. Umat Islam harus tumbuh menjadi khaira ummah yang memiliki martabat
tinggi di hadapan komunitas masyarakat lain di tingkat lokal, nasional, dan global. Di
tengah dinamika umat Islam yang semacam itu Muhammadiyah harus tetap istiqamah
dan terus melakukan pembaruan dalam menjalankan dan mewujudkan misi Islam sebagai
rahtnatan lil-`alamin di bumi Allah yang tercinta ini. Demikian Pernyataan Pikiran
Muhammadiyah Jelang Satu Abad sebagai ungkapan keyakinan, komitmen, pemikiran,
sikap, dan ikhtiar mengenai kehadiran dirinya sebagai Gerakan Islam yang mengemban
misi da‟wah dan tajdid dalam memasuki usianya hampir seratus tahun. Pernyataan
Pikiran Muhammadiyah Jelang Satu Abad tersebut menjadi bingkai dan arah bagi
segenap anggota dan pimpinan Persyarikatan baik dalam menghadapi perkembangan
kehidupan maupun dalam melaksanakan usaha-usaha menuju tercapainya tujuan
Muhammadiyah yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benamya. Akhirnya, dengan senantiasa
memohon ridha dan karunia Allah SWT., semoga kiprah Muhammadiyah di pentas
sejarah ini membawa kemasalahatn bagi hidup umat manusia dan menjadi rahmat bagi
alam semesta. Nashr min Allah wa fath qarib.
31
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
1. Sebagai warga umat Islam Muhammadiyah, kita harus mempertahankan dan meneruskan
perjuangan KH. Ahmad Dahlan dari segala bentuk yang dapat menghancurkan agama
Islam.
2. Sebagai umat Islam yang beriman dan bertaqwa pada-Nya, kita tidak seharusnya
melakukan hal-hal yang dilarang Islam seperti yang bersifat mistik.
32
DAFTAR PUSTAKA
33