Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DI KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen:

Lilis Lismayanti, M.Kep

Miftahul Falah, MSN.

Nina Pamela Sari,M.Kep

Disusun oleh :

S1 Keperawatan/4B

Akmal Arafat K C1614201036


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DI KELUARGA

Laporan ini telah disetujui dan disahkan pada


Tanggal ……Desember2019

Mengetahui, Mengetahui,
PembimbingLapangan I PembimbingLapangan II

H. Yuki Juliadi, S.Kep.,Ners AndyKrisnasatria, S.Kep., Ners

Mengesahkan, Menyetujui,
Kepala Puskesmas Tamansari DosenPembimbingAkademik

H. Mohamad Ali Sya’ban, dr MiftahulFalah, MSN


BAB 1
Pendahuluan
a. Latar Belakang

Komposisi penduduk tua bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara
berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan
mortalitas (kematian), serta peningkatan angka harapan hidup (life expectancy), yang
mengubah struktur penduduk secara keseluruhan. Proses terjadinya penuaan
penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya: peningkatan gizi, sanitasi,
pelayanan kesehatan, hingga kemajuan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang
semakin baik. Secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan
(Kemenkes RI, 2017).

Peningkatan jumlah lansia memberikan suatu perhatian khusus pada lansia yang
mengalami suatu proses menua. Permasalahan-permasalahan yang perlu perhatian
khusus untuk lansia berkaitan dengan berlangsungnya proses menjadi tua, yang
berakibat timbulnya perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan seksual (Azizah,
2011).

Salah satu perubahan yang terjadi pada lansia yakni perubahan pada sistem
kardiovaskuler yang merupakan penyakit utama yang memakan korban karena akan
berdampak pada penyakit lain seperti Hipertensi, penyakit jantung koroner, jantung
pulmonik, kardiomiopati, stroke, gagal ginjal (Fatmah, 2010).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Menurut
WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg,
sedangkan tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai Hipertensi. Tekanan
darah di antara normotensi dan Hipertensi disebut borderline hypertension (Garis
Batas Hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin
(Udjianti, 2010).

Prevalensi Hipertensi yang tinggi tidak hanya terjadi di negara maju tetapi juga di
negara berkembang seperti di Indonesia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan angka prevalensi Hipertensi hasil pengukuran
mencapai 34,1% meningkat tajam dari 25,8% pada tahun 2013, dengan angka
prevalensi tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 44,1% dan terendah di
provinsi Papua sebesar 22,2%. Provinsi Gorontalo sendiri pada hasil Riskesdas 2013
mencapai 29,0% dan pada Riskesdas tahun 2018 menjadi 31,0% dan berada pada
urutan ke 20 dari 34 Provinsi (Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan data dari Puskesmas Kota Barat didapatkan bahwa pada tahun 2015
tercatat 618 kasus Hipertensi, tahun 2016 terdapat 683 kasus dan pada tahun 2017
tercatat terjadi 698 kasus Hipertensi serta pada tahun 2018 bulan Januari sampai
dengan Oktober tercatat jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kota Barat
sebanyak 14.142 jiwa. Sementara itu jumlah kasus Hipertensi yang terjadi sebanyak
395 kasus dan menempati peringkat ke 6 pada 10 penyakit menonjol sampai dengan
bulan Agustus 2018. Data Prolanis menunjukkan bahwa terdapat 83 orang lansia
penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kota Barat (Puskesmas Kota Barat,
2018).

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan Hipertensi antara lain kebiasaan hidup atau
perilaku kebiasaan mengkonsumsi natrium yang tinggi, kegemukan, stres, merokok,
dan minum alkohol (Padila, 2013). Adapun tingginya prevalensi Hipertensi menurut
dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya olahraga/aktivitas fisik,
kebiasaan merokok, dan mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar lemaknya (Ainun,
Sidik, & Rismayanti, 2014).

Obesitas dapat memicu terjadinya Hipertensi akibat terganggunya aliran darah. Dalam
hal ini orang dengan obesitas biasanya mengalami peningkatan kadar lemak dalam
darah (hiperlipidemia) sehingga berpotensi menimbulkan penyempitan pembuluh
darah (atersklerosis). Penyempitan terjadi akibat penumpukan plak ateromosa yang
berasal dari lemak. Penyempitan tersebut memicu jantung untuk bekerja memompa
darah lebih kuat agar kebutuhan oksigen dan zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh dapat
terpenuhi. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah meningkat (Sari, 2017).
Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dapat menyebabkan perubahan-perubahan
misalnya jantung akan bertambah kuat pada otot polosnya sehingga daya tampung
besar dan konstruksi atau denyutannya kuat dan teratur, selain itu elastisitas pembuluh
darah akan bertambah karena adanya relaksasi dan vasodilatasi sehingga timbunan
lemak akan berkurang dan meningkatkan kontrksi otot dinding pembuluh darah
tersebut (Marliani & Tantan dalam Karim, 2018).

Konsumsi garam berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Garam


membantu menahan air dalam tubuh. Dengan begitu, akan meningkatkan volume darah
tanpa adanya penambahan ruang. Peningkatan volume tersebut mengakibatkan
bertambahnya tekanan di dalam arteri. Penderita Hipertensi hendaknya mengkonsumsi
garam tidak lebih dari 100 mmol/hari atau 2,4 gram natrium, 6 gram natrium klorida
(Widyanto dkk, 2013)

b. Rumusan Masalah

Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Penyakit Hipertensi?

c. Tujuan

 Untuk Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan penyakit


Hipertensi
BAB 2
Tinjauan Teoritis
A. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi
lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg (1,2,3,4,5,6,18,19)

B. Epidemiologi

Riskesdas 2018 menunjukan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan


jika dibandingakan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal
kronis, diabetes mellitus, dan hipertensi.

Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil


pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan
Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus
hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di
Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.
Adapun untuk Hipertensi naik dari 25,8 % menjadi 34,1 %,kenaikan prevalensi
ini berhubungan dengan pola hidup antara lain merokok,konsumsi minuman
beralkohol,aktivitas fisik serta konsumsi buah dan sayur,hasil riskesdas juga
menyebutkan bahwa prilaku merokok pada remaja meningkat yakni dari 7,2 %
(Riskesdas 2013),8,8 % (Sirkesnas 2016),dan kini menjadi 9,1 % (Riskesdas 2018).Data
proporsi konsumsi minuman beralkoholpun meningkat dari 3 % menjadi 3,3
%.demikian juga proporsi kurangnya aktivitas fisik naik dari 26,1 % menjadi 33,5
%,selain dari pada itu,proporsi konsumsi buah dan sayur yang kurang pada masyarakat
yakni 95,5 %
C. Tanda dan Gejala
Menurut Mayo Clinic Staff (2012),sebagian orang yang menderita tekanan darah
tinggi akan mengeluhkan sakit kepala yang terasa tumpul,perdarahan lewat hidung
(mimisan) yang semakin sering,atau pusing (sensasi berputar,vertigo),namun tidak
sedikit pula orang yang tidak mengalami gejala apapun walaupun tekanan darahnya
menunjukan hipertensi (7)

Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku
kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas,
berkeringat dan pusing (Price, 2005)

Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita


hipertensi yaitu :

1. Mengeluh sakit kepala, pusing


2. Lemas, kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual muntah
6. Epistaksis
7. Kesadaran menurun
Sedangkan Menurut Udjianti (2010) tanda dan gejala hipertensi yang sering
terjadi adalah:

1. Sakit kepala (rasa berat di tengkuk)


2. Kelelahan
3. Keringat berlebihan
4. Tremor otot
5. Mual, muntah
Adapun menurut Sustrani, et al. (2004), bahwa tanda dan gejala hipertensi
antara lain:

1. Sakit kepala
2. Jantung berdebar-debar
3. Sulit bernafas setelah bekerja keras
4. Mudah lelah
5. Penglihatan kabur
6. Dunia terasa berputar (vertigo)
7. Hidung berdarah
8. Wajah memarah
D. Faktor Risiko
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yaitu faktor yang
melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor
yang dapat diubah seperti gaya hidup, kebiasaan olah raga,obesitas dan lain-
lain.(2)
a. Genetik
Individu dengan riwayat keluarga hipertensi cenderung beresiko mengalami
hipertensi(1,3,4,19)

b. Usia
Umumnya lansia mengalami peningkatan tekanan darah,hal ini dapat
disebabkan pembuluh darah yang tersumbat oleh penimbunan lemak atau
pembuluh darahnya menjadi kaku karena proses penuaan(1,3,4)

c. Jenis Kelamin
Pria lebih beresiko mengalami hipertensi dari pada wanita,akan tetapi
setelah wanita mengalami menopause maka insiden terjadinya hipertensi
akan cenderung sama pada wanita dan pria.(1,3,4)

d. Obesitas
Berat badan yang berlebih akan menyebabkan ketidakseimbangan
metabolisme dimana hal tersebut dapat menimbulkan chronic kidney
diseases yang berakibat timbulnya peningkatan tekanan darah(1,3,4)

e. Stress
Individu yang mengalami stress lebih rentan mengalami tekanan darah
tinggi(3,4,5,6,19)

f. Gaya Hidup
Gaya hidup yang tidak sehat juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit
hipertensi, misalnya: makanan, aktifitas fisik, stres, dan merokok.Perubahan
gaya hidup seperti perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap
yang mengandung banyak lemak, protein, dan garam tinggi tetapi rendah
serat pangan, membawa konsekuensi sebagai salah satu faktor
berkembangnya penyakit degeneratif seperti hipertensi(1,3,4,5,6,18,19)

E. Data fokus
Hipertensi dapat mengganggu sirkulasi aliran darah otak yang dapat
menyebabkan gangguan fungsi. Salah satunya dapat timbul gangguan fungsi
kognitif.Berdasarkan hasil hasil penelitian ditemukan bahwasanya mayoritas
lansia yang mengalami hipertensi mengalami kerusakan fungsi kognitif.(15,16,17)
Salah satu komplikasi hipertensi pada sistem saraf pusat selain stroke juga
dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, salah satunya fungsi memori
yang bila dibiarkan secara kronis dapat menyebabkan dementia (vascular
cognitive impairment)(8)
Pasien yang mengalami hipertensi memiliki kemungkinan terkena depresi
sebagaimana yang dilihat dalam hasil penelitian yaitu, diperoleh lansia
hipertensi yang mengalami depresi ringan sebanyak 43,6%, lansia yang
mengalami depresi berat sebanyak 1,8% dan lansia yang tidak mengalami
depresi sebanyak 54,5%.(9)
Kecemasan dan depresi dapat mempengaruhi penurunan fungsi kognitif yang
kemudian dapat memperburuk aktivitas sehari-hari, nutrisi, dan kemampuan
untuk bekerja, Kecemasan juga dapat dikaitkan dengan tingkat kemandirian
Activities of Daily Living (ADL) lansia. Semakin tinggi tingkat kecemasan, maka
semakin rendah ADL pada lansia, begitu juga sebaliknya jika tinggi tingkat
kemandirian ADL maka semakin rendah tingkat kecemasan pada lansia (Lestari,
R., dkk. 2013)
BAB 3

Tinjauan Kasus

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya melakukan Kunjungan ke


salah satu Keluarga di ciburuyan untuk memnuhi salah satu tugas praktik
komunitas,pada saat melakukan pengkajian ditemukan keluarga dengan 2 orang lansia
yaitu Tn A dan Ny W yang tinggal satu rumah,Ny W mengeluhkan bahwa dia
mempunyai riwayat hipertensi lalu pada saat dikaji Ny W mengeluhkan nyeri pada lutut
saat ingin berdiri dan mengeluh susah tidur
ASUHAN KEPERAWATAN

ILUSTRASI KASUS

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya melakukan


Kunjungan ke salah satu Keluarga di ciburuyan untuk memnuhi salah satu tugas
praktik komunitas,pada saat melakukan pengkajian ditemukan keluarga dengan
2 orang lansia yaitu Tn A dan Ny W yang tinggal bersama dalam satu rumah
IDENTITAS PUSKESMAS
Nama Puskesmas : Puskesmas Tamansari
No. Register :
Tanggal Pengkajian : 03 Desember 2019

Jarak Puskesmas/Pustu dengan Cara keluarga mencapai pelayanan


rumah kesehatan terdekat
2 Km Kendaran pribadi

Data Umum
Nama kepala keluarga : Tn. A
Alamat : Kp. Ciburuyan RT/RW 003/009kel. Muyasari
Kec.Tamansari . kota Tasikmalaya
Telepon : -
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Pendidikan : SD/Sederajat
Komposisi : Suami, Istri
Tipe keluarga : Nuclear family

No Na H J U Pendi Peke Aga Kead Imu K Baha K


. ma u k m dikan rjaan ma aan nisas B sa et
an b ur kese i indo
ggo d hata nesi
ta g n a
kel k
uar k
ga
1. Tn. Su L 64 SD Buru Isla Sehat Leng T Baik S
A a k th h m kap id e
m ahria a h
i n k at
lepas
2. Ny. Is P 55 SD IRT Isla Sakit Leng T Baik S
W tri r th m kap id a
a ki
k t
Genogram tiga generasi keluarga Tn.I dan Ny
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Identifikasi individu yang sakit

:
Meninggal

:
Menikah
: Garis keturunan
:
Tinggal satu rumah
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga ini adalah nuclear Family karena ada sepasang suami istri
yang tinggal bersama
2. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap keluarga saat ini yaitu tahap keluarga dengan usia lanjut,yang
mana Tn A lansia dan Ny W pra lansia
3. Tugas perkembangan keluarga
Tidak
No. Tahapan Perkembangan Keluarga Terpenuhi
Terpenuhi

1. Pasangan Baru (Keluarga Baru)

a. Membina hubungan intim yang 


memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga 


lain, teman, kelompok social

c. Mendiskusikan rencana memiliki 


anak

2. Keluarga Child-Bearing (Kelahiran Anak Pertama)

a. Persiapan menjadi orangtua 

b. Adaptasi dengan perubahan anggota 


keluarga, peran, interaksi, hubungan
seksual dan kegiatan keluarga

c. Mempertahankan hubungan yang 


memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah

a. Memenuhi kebutuhan anggota 


keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi 

c. Beradaptasi dengan anak yang baru 


lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang 


sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar)

e. Pembagian waktu untuk individu, 


pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)

f. Pembagian tanggung jawab anggota 


keluarga

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi 


tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga Dengan Anak Sekolah

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, 


sekolah dan lingkungan

b. Mempertahankan keintiman 
pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya 


kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota
keluarga

5. Keluarga Dengan Anak Remaja

a. Memberikan kebebasan yang 


seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah
dewasa dan meningkatkan
otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang 
intim dalam keluarga

c. Mempertahakankan komunikasi 
terbuka antara anak dan orangtua,
hindari perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan

d. Perubahan sistem peran dan 


peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga

6. Keluarga Dengan Anak Dewasa (Pelepasan)

a. Memperluas keluarga inti menjadi 


keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman 
pasangan

c. Membantu orangtua suami/istri yang 


sedang sakit dan memasuki masa tua

d. Membantu anak untuk mandiri di 


masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan 


rumah tangga

7. Keluarga Usia Pertengahan

a. Mempertahankan kesehatan 

b. Mempertahankan hubungan yang 


memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak

c. Meningkatkan keakraban pasangan 

8. Keluarga Usia Lanjut

a. Mempertahankan suasana rumah 


yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan 
kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan

c. Mempertahankan keakraban suami 


istri dan saling merawat

d. Mempertahankan hubungan dengan 


anak dan sosial masyarakat

e. Melakukan life review (merenungkan 


hidupnya)

BIOLOGIS KELUARGA
Keadaan kesehatan : Saat ini kondisi kesehatan Ny W tidak baik,Ny
W mempunyai riwayat hipertensi dan nyeri
pada lutut dan susah untuk tidur malam
Kebersihan keluarga : Frekuensi mandi 3 hari sekali, tempat mandi
bersih jambar bersih,sebelum makan selalu cuci
tangan,sebelum tidur selalu cuci kaki atau
wudhu
Penyakit yang diderita : Ny.W memiliki riwayat hipertensi dan sudah
mengalami hipertensi 2 tahun
Penyakit : Keluarga memiliki penyakit kronik yaitu
kronik/menular hipertensi dan hipotensi
Kecacatan anggota : Tidak Ada anggota keluarga yang cacat
keluarga
Pola makan : Makanan pokok lauk pauk,kadang sayur
sayuran,buah buahan ,susu jarang,kebiasaan
makan 3 kali sehari,dihidangkan secara
terbuka,pantangan makanan tidak ada,air
minum dimasak,kebiasaan masak sayuran di
cuci terlebih dahulu
Pola istirahat : Tidak baik,karena mengalami susah tidur untuk
tidur nya sekitar 3-4 jam
Reproduksi/Akseptor : Tidak ada anggota keluarga yang di KB
KB

PSIKOLOGIS KELUARGA
Keadaan emosi/mental : Keluarga ini tidak mengalami masalah
mental dan anggota keluarga memiliki
emosi yang sabar.
Koping keluarga : Keluarga selalu mendiskusikan setiap
permasalahan yang ada.
Kebiasaan buruk : Keluarga tidak ada kelakuan buruk
Rekreasi : Keluarga mengatakan melakukan
rekreasinya dengan menonton TV dan suka
ikutan pengajian mingguan
Pola komunikasi keluarga : Keluarga menggunakan bahasa sunda dalam
berkomunikasi dan terbuka antara anggota
krluarga.
Pengambil keputusan : Dalam mengambil keputusan keluarga
selalu memusyawarahkan sebelum
pengambilan keputusan.
Peran informal : Ny.A berperan besar dalam keluarga ini,ia
menjadi tulang punggung anggota
keluarganya.

SOSIAL EKONOMI KELUARGA


Hubungan dengan : Keluarga memiliki hubungan yang baik
oranglain dengan tetangga nya
Kegiatan organisasi sosial : Keluarga suka ikut pengajian di beberapa
DKM di ciburuyan dan suka ikut serta dalam
gotong royong
Keadaan ekonomi : Keluarga mengatakan keadaan ekonomi saat
ini mencukupi kebutuhan untuk sehari-hari.
SPIRITUAL KELUARGA
Keadaan beribadah : Keluarga rutin melaksanakan sholat 5 waktu
dan pengajian
Keyakinan tentang : Keluarga menganggap bahwa kesehatan itu
kesehatan merupakan hal yang penting.
Nilai dan norma : Keluarga beranggapan bahwa sehat sakitnya
seseorang diakibatkan karena takdir dari
allah swt
Adat yang mempengaruhi : Tidak ada adat yang mempengaruhi
kesehatan kesehatan keluarga
LINGKUNGAN RUMAH Pintu
Denah Rumah K.1 K.2

R.
Tamu
Dapur u
K. 3
/ Wc

Kebersihan dan Kerapihan : Rumah dalam keadaan bersih karena ibu


k sering memberishkan rumah dan rajin
membuang sampah pada tong
sampah,karena sampah setiap kamis
diambil oleh petugas sampah
Penerangan : Penerangan baik dan sinar matahari tembus
kedalam rumah
Ventilasi : Ventilasi ruangan baik membuat rumah
tidak pengap
Jamban : Terdapat satu kamar mandi didalam rumah
yaitu didekat dapur.
Sumber air minum : Keluarga mendapatkan sumber air yaitu
dari sumur galian,jarak sumber air dengan
wc yaitu < 10 M,
Pemanfaatan halaman : Tidak ada halaman
Pembuangan air kotor : Pembuangan air kotor ke septic tank.
Pembuangan sampah : Tempat pembuangan sampah berada di
bagian belakang rumah,dan selalu diambil
petugas sampah pada hari kamis
Sumber pencemaran : Tidak ada sumber pencemaran
FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif : Keluarga saling menghargai, saling
memberikan dukungan satu sama lain antar
anggota keluarga.
Fungsi sosialisasi : Sosialisasi keluarga baik,karena kluarga
sering bersosialilasi
Fungsi ekonomi : Keluarga mempunyai penghasilan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari,yaitu dari hasil kerja serabutan Tn.A
Fungsi reproduksi : Keluarga tidak memakai kb dan sudah
menopause
Fungsi perawatan : 1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan keluarga kesehatan : Keluarga mampu tahu arti
hipertensi dan bisa meyebutkan beberapa
faktor resiko dan cara penangannya
2. Kemampuan keluarga mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan :
Keluarga mengatakan jika ada salah satu
anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan segera dibawa ke
pelayanan kesehatan terdekat untuk
segera diobati.
3. Kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit : keluarga mampu
untuk merawat keluarga nya yang sakit
Kemampuan keluarga memodifikasi
lingkungan : lingkungan dalam rumn b
ahnya masih terkontrol
4. Kemampuan keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan : keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan,mempunyai kartu BPJS dan
berobat ke fasilitas kesehatan kalau ada
uang

HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap petugas kesehtan dapat membantu mengatasi maslah
keluarganya,dan petugas semakin aktif turun kemasyarakat untuk
membantu orang orang yang membutuhkan
PEMERIKSAAN INDIVIDU/ PEMERIKSAAN FISIK
No Pemeriksaan Fisik Tn.I Ny. W
Keadaan umum Composmentis Composmentis
- TD - 110/80 mmHg - 120/80 mmHg
- N - 74 x/menit - 80x/menit
- S - 37°C - 36,5°C
- TB - cm - 150 cm
- RR - 17 x/menit - 23 x/menit
- BB - 53 kg - 50 kg
Kepala
- Bentuk - Bulat - Bulat
- Kulit kepala - Hitam putih - Bersih
- Warna rambut - Tidak ada - Hitam putih
- Luka - Tidak ada - Tidak ada
- Nyeri tekan - Tidak ada - Tidak ada
Hidung
- Bentuk - Simetris - Simetris
- Polip - Tidak ada - Tidak ada
Telinga
- Bentuk - Simetris - Simetris
- Pengeluaran - Tidak ada - Tidak ada
cairan - baik - baik
- Ketajaman
pendengaran
Mata
- Penglihatan - Kurang baik - Kurang baik
- Bentuk - Simetris - Simetris
- Pupil - Tidak ada - Baik
- Sklera - Tidak ikterik - Tidak ada interik
- Konjungtiva - Anemis - Anemis
- Nyeri tekan - Tidak ada - Tidak ada
Mulut, Gigi, Lidah,
Tonsil dan Pharing
- Mukosa bibir - lembab - Lembab
- Gigi - - Lengkap
- Kebersihan - Bersih - Bersih
Leher dan
Tenggorokan - Tidak ada
- Kelenjar tonsil - Tidak ada - (-) Pembesaran
- PVJ - (Pmbesaran - Tidak ada
- Lesi - Tidak ada - Tidak ada
- Nyeri - Tidak ada
Dada/thorak
a. Pemeriksaan
paru - Bentuk simetris - Bentuk simetris
I - Tidak ada nyeri - Tidak ada nyeri
P tekan tekan
P - Suara vesikuler - Suara paru normal
A - (-) suara tambahan
b. Pemeriksaa
jantung - Bentuk simetris
I - Tidak ada kelainan
P - Tidak ada kelainan
P - Tidak ada kelainan
A
c. Payudara - Bentuk simetris
I - Tidak ada nyeri
P tekan
Pemeriksaan
abdomen - Tidak ada - Tidak ada
I pembengkakan, pembengkakan,
benjolan warna benjolan warna
sawo matang sawo matang
- Tidak ada neri tekan - Tidak ada neri
P - Tidak ada tekan
P penumpukan udara - Tidak ada
penumpukan
A udara
- Tidak ada suara
tambahan/bising
usus normal
5x/mnt
Ekstrimitas, Kuku
dan Kekuatan Otot
- Turgor - <2 detik, suhu - <2 detik, suhu
hangat, warna sawo hangat, warna
matang, tidak ada kuning langsat,
- Lesi nyeri tekan tidak ada nyeri
- Capillary refill - Tidak ada lesi tekan
- Sianosis - >2 detik - Tidak ada lesi
- Kaki - Tidak ada - >2 detik
- Tidak ada
- Adanya nyeri saat
ingin berdiri pada
lutut

Genetalia dan Anus - -


Pemeriksaan - -
Neurologi
Pemeriksaan kadar - 99 gl/jam
guka darah

PENGKAJIAN LANSIA

KATZ INDEX TN I

No Aktivitas Mandiri Tergantung


1 Mandi 
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi
(seperti punggung atau ekstremitas yang
tidak mampu) atau mandi sendiri
sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian
tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak
mandi,
serta tidak mandi sendiri
2 Berpakaia 
n Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai
pakaian, melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau
hanya sebagian

3 Ke Kamar 
Kecil Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar
kecil dan menggunakanpispot

4 Berpinda 
h Mandiri
:
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau
lebih perpindahan

5 Kontinen 
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter, pispot, enema dan pembalut
(pampers)

6 Makan 
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinyasendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral (NGT)

Keterangan : Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa Tn A


termasuk dalam kategori Nilai A

KATZ INDEX NY E
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1 Mandi 
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi
(seperti punggung atau ekstremitas yang
tidak mampu) atau mandi sendiri
sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian
tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak
mandi,
serta tidak mandi sendiri
2 Berpakaia 
n Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai
pakaian, melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau
hanya sebagian

3 Ke Kamar 
Kecil Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar
kecil dan menggunakanpispot

4 Berpinda 
h Mandiri
:
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau
lebih perpindahan

5 Kontinen 
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter, pispot, enema dan pembalut
(pampers)

6 Makan 
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinyasendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral (NGT)

Keterangan : Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa NY W


termasuk dalam kategori Nilai A
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien

Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen
(BAK/BAB), berpindah, kekamar kecil, mandi dan
berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari
fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan
satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,
berpakaian, dan satu fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Keterangan :
TidakMandiri perlu pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari
orang terdekat.
Modifikasi dari Barthel Indeks

No Kriteria Dengan Mandiri Keterangan TN NY


Bantuan I E
1 Makan 5 10 Frekuensi : 3 10 10
x sehari
Jumlah : 1/2
piring
Jenis : nasi
2 Minum 5 10 Frekuensi : 10 10
10 kali/hari
Jumlah : 1
liter perhari
Jenis : Air
mineral
3 Berpindah dari kursi 5 – 10 15 Tanpa 15 15
roda ke tempat tidur, Bantuan
sebaliknya Keluarga

4 Personal toilet (cuci 0 5 Frekuensi : 3 5 5


muka, menyisir x sehari
rambut, gosok gigi)
5 Keluar masuk toilet 5 10 Tanpa 10 10
(mencuci pakaian, bantuan
meyeka tubuh, keluarga
menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi : 15 15
2-3/hari
7 Jalan ke permukaan 0 5 Tanpa 5 5
datar dibantu
8 Naik turun tangga 5 10 Tanpa 10 10
dibantu
9 Mengenakan pakaian 5 10 Tanpa 10 10
bantuan
keluarga
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 10 10
1-2x sehari
Konsistensi :
padet
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : 10 10
2-3x sehari
Warna :
kuning
12 Olahraga/latihan 5 10 Frekuensi : 10 10
jarang
Jenis : jalan
kaki
13 Rekreasi/pemanfaatan 5 10 Menonton 10 10
waktu luang TV

Dari jumlah skor diatas didapatkan Nilai , sehingga dapat


disimpulkan bahwa lansia melakukan kegiatan dengan mandiri tanpa
dibantu

Keterangan :

a. 130 Mandiri

b. 65 – 125 Ketergantungan sebagian

c. 60 Ketergantungan Total

Pengkajian Posisi dan Keseimbangan (Sullivan )

No Tes koodinasi TN A NY W
1 Berdiri dengan postur Normal 4 4
2 Berdiri dengan postur 4 4
normal,menutup mata
3 Berdiri dengan kaki rapat 4 4
4 Berdiri dengan satu kaki 4 4
5 Berdiri fleksi trunk dan berdiri 4 4
ke posisi lateral
6 Bertempatkan diri lateral dan 4 4
fleksi trunk
7 Berjalan,tempatkan tumit salah 4 4
satu kaki dengan jari kaki yang
lain
8 Berjalan sepanjang garis lurus 4 4
9 Berjalan mengikuti tanda 4 4
gambar pada lantai
10 Berjalan menyamping 4 4
11 Berjalan mundur 4 4
12 Berjalan mengikuti lingkaran 4 4
13 Berjalan pada tumit 4 4
14 Berjalan dengan ujung kaki 4 4
Jumlah 60 60

Berdasarkan hasil diatas didapatkan skor Tn A 60,dan Ny W 60 maka


dapat di ambil kesimpulan bahwa Tn A Mampu Melakukan aktivitas
dengan mandiri,sedangkan Ny W Mampu melakukan aktivitas dengan
mandiri

Keterangan

4 : Mampu melakukan aktivitas dengan lengkap

3 : Mampu melakukan aktivitas dengan bantuan

2 : Mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal

1 : Tidak Mampu melakukan Aktivitas

Nilai

42-54 : Mampu Melakukan Aktivitas

28-41 : Mampu melakukan sedikit bantuan

14-27 : Mampu melukan bantuan maksimum

14 : Tidak Mampu melakukan

Identifikasi Aspek Kognitif dari Fungsi Mental dengan Mengguankan


Mini Mental Status Exam (MMSE)

- Orientasi - Perhatian
- Registrasi - Kalkulasi

- Mengingat kembali - Bahasa

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif Maksimal Klien
Tn Ny E
I
1 Orientasi 5 5 5 Menyebutkan dengan
benar?
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Orientasi 5 5 5 Dimana kita sekarang
berada?
 Negara Indonesia?
 Propinsi Jawa barat?
 Kota Bandung?
 PSTW Nazaret?
 Wisma..................
2 Registrasi 3 3 3 Sebutkan nama 3 objek
(oleh pemeriksa) 1 detik
untuk mengatakan
masing-masing objek.
Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek
tadi (untuk disebutkan )
 Objek selimbut
 Objek bantal
 Objeks pakaian
3 Perhatian 5 5 5 Minta klien untuk
dan kalkulasi memulai dari angka 100
kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat
 93
 86
 79
 72
 65
4 Mengingat 3 3 3 Minta klien untuk
mengulangi ketiga objek
pada no 2 (registrasi) tadi.
Bila benar 1 poin untuk
masing- masing objek
5 Bahasa 9 9 9 Tunjukkan pada klien
suatu benda dan tanyakan
namanya pada klien
 Kertas
 Pensil

Minta Klien untuk


mengulang kata berikut :
“tak ada jika, dan atau
tetapi “ bila benar nilai 1
poin
 Pertanyaan benar 2
buah : tak ada tetapi

Minta klien untuk


mengikuti perintah
berikut yang terdiri atas 3
langkah “Ambil kertas
ditangan Anda, lipat dua
dan taruh dilantai”.
 Ambil kertas ditangan
Anda
 Lipat dua
 Taruh dilantai

Perintahkan klien untuk


hal berikut (bila aktivitas
sesuai perintah nilai 1
poin)
 “tutup mata anda”
Perintahkan pada klien
untuk menulis satu
kalimat dan menyalin
gambar
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar
TOTAL NILAI 30 30

Dari jumlah skor diatas didapatkan TN I 30 dan Ny E 30, sehingga dapat


disimpulkan bahwa TN I dan Ny Ememiliki aspek kognitif dari fungsi
mental baik.

Interpretasi Hasil :

Jumlahkan total nilai klien dan masukkan ke dalam kategori berikut ini

> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik

18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan

≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

Pengkajian Status Mental (gerontik)


Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan mengguankan
Short Portable mental Status Quesioner (SPSMQ)

Benar Salah No Pertanyaan


 01 Tanggal berapa hari ini?
 02 Hari apa sekarang ini?
 03 Apa nama tempat ini?
 04 Di mana alamat Anda?
 05 Berapa umur Anda?
 06 Kapan Anda lahir? (minimal tahun
lahir)
 07 Siapa presiden Indonesia
sekarang?
 08 Siapa Presiden sebelumnya?
 09 Siapa nama ibu Anda?
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
= =

0
Skor Total Salah =

Interpertasi Hasil : Tn I dan Ny E memiliki fungsi intelektual utuh

a. salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh

b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan

c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang

d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat

Pengkajian Keseimbangan untuk Klien Lansia (Adaptasi dan


dimodifikasi dari Tinneti, ME, Ginter dan SF, 1998)
I. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan dari kondisi
dibawah ini :
1. Bangun dari kursi (dimasukkan dalam analisa)*
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong
tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi
terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali (nilai 0)

2. Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisa) *


Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi (nilai 0)

Keterangan : (*) Kursi yang keras dan tanpa lengan

3. Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong Sternum


perlahan-lahan sebanyak 3 kali)
Klien menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki
tidak meyentuh sisi-sisinya (nilai 0)

Mata Tertutup

Sama seperti di atas (periksa kepercayaan pasien tentang input


penglihatan untuk keseimbangan) (nilai 0)

4. Perputaran Leher
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan; kaki tidak
menyentuh sisi- sisinya, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak
stabil (nilai 0)
Gerakkan Mengagapai sesuatu

Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi


sepenuhnya sementara berdiri pada ujung- ujung jari kaki, tidak
stabil, memegang sesuatu untuk dukungan (nilai 0)

5. Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil
(misal pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi,
memerlukan usaha-usaha multipel untuk bangun (nilai 0)

A. Komponen gaya berjalan atau gerakan


 Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan ragu-
ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan (nilai 0)
 Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret
kaki),mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm) (nilai 0)

 Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping klien)


Setelah langkah- langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten,
memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh
lantai (nilai 0)

 Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping pasien)


Tidak berjalan dalam garis lurus,bergelombang dari sisi ke sisi (nilai 0)

 Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih diobservasi dari


belakang klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus,bergelombang dari sisi ke sisi lain
(nilai 0)

 Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyingan; bergoyang;
memegang objek untuk dukungan (nilai 0)

Interpretasi Hasil : Dari jumlah skor diatas didapatkan 2,


sehingga dapat disimpulkan bahwa lansia tersebut mengalami
resiko jatuh rendah.

Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, yang dapat


diinterpretasikan sebagai berikut:

0–5 Risiko jatuh rendah


6 – 10 Risiko jatuh sedang

11 – 15 Risiko jatuh tinggi

Pengkajian adanya Depresi bagi lansia


InventarisDepresiBeck ( IDB )

Skore Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana
saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan
saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah
sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa
untuk memandang kedepannya
1 Saya merasa berkecil hati mengenai
masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil
hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar benar gagal sebagai
orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang,
semua yang dapat saya lihat hanyalah
kegagalan
1 Saya merasa telah gagal mebihi orang
pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah olah sangat buruk
atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tidak berharga
sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak benar benar merasa
bersalah
E. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan
dari apapun
1 Saya tidak menyukai yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Sayatidak merasa kecewa dengan
diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akanmembunuh diri sendiri jika
saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang
tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran
pikiran mengenai membahayakan
diri sendiri

Untuk lansia yang sudah mulai tidak kooperatip, dapat menggunakan


instrument berikut ini :

SkalaDepresiGeritrikYesavage(GDS)

Instrumen yang disusun secara khusus untuk memeriksa depresi


Terdiri atas 30 atau 15 pertanyaan dengan jawaban YA atau TIDAK
Beberapa nomor jawaban YA dicetak tebal, dan beberapa nomor yang
lain jawaban TIDAK dicetak tebal
Yang dicetak tebal nilai 1 bila dipilih
Skor0-10 : not depressed
Skor11-20 : Mild depression
Skor21-30 : Severe depression

SKALA DEPRESI GERIATRIK 15 (Yesavage)


Pilihlah jawaban yang paling tepat, yang sesuai dengan perasaan andadalam
satu minggu terakhir

Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? Ya
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan Tidak
minat atau kesenangan anda?
3.Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Tidak
4. Apakah anda sering merasa bosan? Tidak
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap Ya
saat?
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan Tidak
terjadi pada anda? Ya
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
hidup anda? Ya
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya?
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada Ya
keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru ?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah Tidak
dengan daya ingat anda dibanding kebanyakan
orang? Ya
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan? Tidak
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan Ya
anda saat ini
13. Apakah anda merasa anda penuh semangat? Tidak
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
harapan? Tidak
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
keadaannya dari pada anda?

Skor : Hitung jumlah jawaban yang tercetak tebal

Setiap jawaban bercetak tebal dan berhuruf besar mempunyai nilai 1

Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi

Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi

(Dikutip dari : Asosiasi Alzheimer Indonesia, 2003)


ANALISA DATA

No. Data Kemungkinan Masalah kesehatan


penyebab
1. DS: Sakit diakibatkan oleh Nyeri akut
- Ny W mengatakan faktor umur
nyeri lutut saat
ingin berdiri
- Ny W mengatakan
bingung harus
melakukan apa
untuk mengobati
nyeri pada lutut
DO:
- Pasien tampak
meringis saat ingin
berdiri
2. DS: Susah tidur akibat oleh Gangguan Pola Tidur
- Ny W mengatakan penyakit hipertensi
susah tidur pada
malam hari
- Ny W mengatakan
tidur hanya 3-4 jam

DO:
- Ny W tampak
mengantuk dengan
tanda sedikit
kantung mata

AGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan faktor usia


2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan susah tidur yang dirasakan oleh
pasien

PERENCANAAN

IDENTITAS KELUARGA :Tn A


TANGGAL :09 November 2019

N Diagnosa Kriteria Intervensi


o Keperawata Hasil
n
1 - Menejem Setelah Observasi
en nyeri Dilakukan - Identifikasi
berhubu Asuhan lokasi,durasi,frekuensi,kualitas,i
ntensitas nyeri
ngan keperawata
- Identifikasi skala nyeri
dengan n selama 1 - Identifikasi respon nyeri non
x 24 jam verbal
diharapkan - Identifikasi faktor yang memper
Pemelihara berat dan memperingan nyeri
an - Identifikasi pengetahuan dan
Kesehatan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya
meningkat
terhadap respon nyeri
dengan - Identifikasi pengaruh nyeri pada
kriteria kualitas nyeri
hasil : - Monitor keberhasilan terapi
 Pasien komplementer yang sudah
bisa diberikan
mengur - Monitor efek samping
angi penggunaan analgetik
rasa
nyeri Terapeutik
yang di
rasakan - Berikan teknik non farmakologis
saat untuk mengurangi rasa nyeri
ingin (mis, TENS
berdiri ,hipnotis,akupresur,terapi
music,biofeedback ,terapi
pijat,aromaterapi,teknik
imajinasi terbimbing,kompres
air hangat/dingin,terapi
bermain)
- Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis,
suhu ruangan
,pencahayaan,kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jeis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan

Edukasi

- Jelaskan penyebab,priode,dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu
2 - Ganggua Setelah Observasi
n pola dilalkukan - Identifikasi pola aktivitas dan
tidur asuhan tidur
keperawata - Identifikasi faktor pengganggu
berhubu
n gerontik tidur (fisik da fisiologis)
ngan selama … x - Identifikasi makan dan
dengan 24 jam minuman yang mengganggu
diharapkan tidur (mis
Kesei kopi,the,alcohol,makan
 mendekati waktu minum,minum
banyak air sebelum tidur)
- Identifikasi obat tidur yang di
konsumsi

Terapeutik

- Memodifikasi lingkungan (mis


pencahayaan,kebisingan,suhu,m
atras,dan tempat tidur
- Batasi waktu tidur siang,jika
perlu
- Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (
mis pijat,pengaturan
posisi,terapi akupresur)
- Sesuaikan jadwal pemberian
obat dan/atau tindakan unutk
menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi

- Jelaskan pentingnya tidur cukup


selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
- Anjurkan menghindari
makan/minum yang menggangu
tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak menggandung
supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
(mis,psiklogis,gaya hidup,sering
berubah shift berkerja)
- Ajarkan relaksasi otot
autogenetic atau non
farmakologi lainnya
IMPLEMENTASI

No Diagnosa Implementasi
1 
2 

EVALUASI

Tanggal Jam Dx Catatan Perkembangan


09
November
10
November

Anda mungkin juga menyukai