Anda di halaman 1dari 3

Notulen Diskusi CoP Urea Pupuk Indonesia (Perdana)

Waktu : Selasa, 3 Desember 2019 pukul 11.20 – 11.50 WIB


Tempat : Ruang Majapahit, Grand Tjokro Hotel, Jakarta
Pembicara : A. Zaky Luthfi (PUSRI)
Topik : Meningkatkan Efisiensi CO2 Compressor Pabrik Urea
Peserta :
1. M. Rio Rinaldy (PUSRI)
2. M. Hairul Hidayat (PUSRI)
3. A. Dzakil FIkri (PKG)
4. Muh. Makki Maulana (PKG)
5. Hisyam Hadi I (PKC)
6. M. Reda Galih Pangestu (PKC)

Poin Diskusi:

Pak Zaky berbagi permasalahan compressor CO2 yang pernah terjadi di Pabrik Urea Pusri 1B. CO2 yang
dikompresi oleh kompresor CO2 di urea berasal dari Pabrik Ammonia. Proses pendinginan di Stripper Pabrik
Ammonia menggunakan water spray.
Pada Pebaikan Tahunan (Perta) 2 periode yang lalu, ditemukan kondisi impeler kompressor tingkat 1 dan 2
ketika dibuka terdapat deposit berwarna putih seperti pada gambar berikut:

Setelah dicek dan diambil sample oleh laboratorium internal PUSRI, didapati bahwa deposit putih tersebut
didominasi oleh potassium (K) dan ammonia (NH3). Potassium dan ammonia tersebut dicurigai berasal dari
carry over CO2 produk dari Pabrik Ammonia.

Pak Rio Rinaldy menanyakan, dari mana asalnya ada kontaminasi ammonia?
Pak Zaky menjawab kemungkinan besar kontaminasi ammonia berasal dari water spray yang digunakan untuk
pendingin di stripper. Air yang digunakan sudah mengandung amonia.
Untuk mengantisipasi agal hal tersebut tak terulang kembali, dilakukan modifikasi dengan menambah sarana
flushing/steaming di compressor CO2 tingkat 1 dan 2.

Pak Fikri dari PKG menanyakan, steam tekanan berapa yang digunakan untuk flushing/steaming? Apakah
steam saturated atau superheated?

Halaman 1 dari 3
Notulen Diskusi CoP Urea Pupuk Indonesia (Perdana)
Pak Zaky menyampaikan bahwa steam yang digunakan adalah Low Pressure Steam (P = 3.5 kg/cm2G), dapat
juga digunakan steam superheated dengan tekanan lebih tinggi, seperti steam P = 5.0 kg/cm2G.
Pak Zaky melanjutkan penjelasan flow diagram modifikasi flushing yang dilakukan sebagai berikut:

Pak Reda menanyakan apakah steam yang digunakan di suction tingkat 2 juga steam bertekanan 3.5 kg/cm2G?
Apakah tekanan di suction tingkat 2 masih lebih rendah?
Pak Zaky menyampaikan bahwa tekanan suction tingkat 2 masih disekitar 3.0 – 3.2 kg/cm2G saja sehingga
steam tekanan 3.5 kg/cm2G masih bisa masuk ke sistem/proses.

Pak Hairul menanyakan setiap apa/kapan dilakukan flushing di compressor?


Pak Zaky menjawab bahwa flushing/steaming dilakukan selama 30 menit setiap awal shift dan perlu selalu
dipastikan bahwa tekanan steam system LS sudah lebih tinggi daripada tekanan CO2 suction tk 1 dan 2
kemudian steam dalam kondisi kering.

Pak Hisyam menanyakan apakah tidak terjadi kondensasi steam ketika ia diinjeksikan ke sistem CO2 (proses)?
Pak Zaky menjelaskan bahwa kondensasi bisa saja terjadi namun akan terpisah di separator. Memang sempat
terjadi perdebatan ketika metode flushing ini diterapkan. Pada Bulan Mei 2019, sempat terjadi penurunan
flow CO2 di kompressor dan rutinitas flushing/steaming sempat dihentikan. Namun, kami (Pak Zaky) juga
mengumpulkan data lain, seperti data vibrasi, dari sisi vibrasi tidak ada perubahan/kenaikan vibrasi ketika
maupun setelah dilakukan flushing pada kompresor CO2. Akhirnya pada bulan Juni 2019, rutinitas flushing
kembali dilakukan dan flow CO2 terbukti ada kenaikan setelah pembersihan (flushing).

Pak Maki manyampaikan bahwa di Pabrik Urea 1 PKG juga sudah dilakukan metode yang sama
(flushing/steaming di CO2 compressor), di tempat kami (PKG) metode ini sempat dihentikan karena ada
fenomena oli yang tercampur air. Apakah sempat terjadi juga di Pusri 1B?
Pak Zaky menyatakan bahwa hal tersebut tidak/belum terjadi di PSP, bisa jadi kontaminasi air di oli tersebut
berasal dari labirint seal yang rusak, belum tentu dari steaming/injeksi steam.

Pak Zaky melanjutkan penjelasannya bahwa dengan melakukan modifikasi flushing/steaming CO2 Compressor
ini dapat mengantisipasi potensi kehilangan pendapatan karena rate tidak maksimal sebesar Rp7,9 Milyar/
Bulan dan menghemat potensi shutdown pembersihan blade kompresor selama 4 hari atau senilai Rp 23,7
Milyar.

Halaman 2 dari 3
Notulen Diskusi CoP Urea Pupuk Indonesia (Perdana)

Pak Rio menanyakan bahwa akar masalah adalah dari stripper di Pabrik Amonia, apakah hal tersebut sudah
diatasi/ada perbaikan?
Pak Zaky menyampaikan bahwa Norton Gallery di CO2 Stripper memang ada kerusakan dan sudah dilakukan
perbaikan, selain itu juga dilakukan penambahan spray di KO drum CO2 Removal Pabrik Ammonia.

Pak Makki menambahkan bahwa di PKG jika ada kesempatan shutdown selalu dilakukan flushing/steaming di
CO2 Compressor dan hasilnya memang bagus.
Pak Reda menanyakan larutan penyerap di pabrik amonia yang carry over apakah berasal dari benfield atau
amdea?
Pak Zaky menjawab, larutan penyerap yang digunakan di Pabrik Amonia adalah larutan Benfield, untuk pabrik
amonia yang menggunakan AmDEA dan CO2 Compressor Pabrik Ureanya menggunakan metode flushing
steam adalah PKT, mungkin lain kesempatan bisa kita tanyakan/sharing ke PKT.

Dari hasil diskusi ini, dapat disimpulkan bahwa metode flushing steam pada CO2 Compressor di Pabrik Urea
dapat diterapkan di Pabrik Urea lain dengan tetap mempertimbangkan kajian dan evaluasi dari pihak lain, baik
dari sisi mechanical maupun process.

Suasana Diskusi pada COP Perdana tim KUPI (Urea PI) pada 3 Desember 2019 di Grand Tjokro, Jakarta

Jakarta, 3 Desember 2019


Notulis

M. Reda G. Pangestu

Halaman 3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai