Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dimasa sekarang ini, perusahaan memiliki masing-masing peluang untuk


memasarkan produknya. Perusahaan merupakan salah satu sarana yang dapat
menunjang program pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan
perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini akan membawa dampak
persaingan perdagangan yang ketat, terutama pada perusahaan sejenis. Dengan
demikian perusahaan dituntut bekerja lebih efisien supaya dapat tetap bertahan dalam
bidangnya masing-masing.

Menurut Agus Suseno (2009), perusahaan harus selalu dapat menghasilkan


laba untuk dapat tetap bersaing dan menguasai pasar. Untuk itu , setiap perusahaan
atau pengusaha dituntut untuk melakukan strategi-strategi pemasaran yang tepat agar
tidak kalah bersaing dengan perusahaan lainnya. Karena setiap perusahaan memiliki
tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang lebih besar.

“Strategi” adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan


pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurung waktu
tertentu. Dalam bisnis strategi biasanya ditujukan guna bagaimana cara
bersaingnya.Tekanan persaingan ini mencakup ancaman pedatang baru, daya tawar
menawar pemasok, daya tawar pembeli, daya tawar produk pengganti dan persaingan
antar pesaing.

Dilihat dari segi globalisasi persaingan lebih tajam karena untuk masuk ke
dalam pasar global, banyak faktor-faktor yang harus ditingkatkan dan diperbaiki.
Faktor-faktor tersebut adalah kualitas, ketepatan waktu, dan tentu saja modal.
Persaingan global yang dihadapi perusahaan tersebut memaksa para manajemen
perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkualitas berdasarkan fakta-fakta.
2

Tujuan perusahaan walaupun yang satu dengan yang lainnya belum tentu sama, tetapi
pada umumnya tujuan perusahaan terutama adalah memperoleh laba yang sebesar-
besarnya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari memaksimalkan Keuntungan (laba)?
2. Apa saja jenis biaya produksi ?
3. Strategi yang bisa digunakan untuk mencapai laba dengan menekan biaya
produksi?
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Memaksimalkan Keuntungan (Laba)


Laba” atau profit dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai
peningkatan kekayaan seseorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah
dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut
(termasuk didalamnya, biaya kesempatan). Keuntungan total merupakan penerimaan
total (TR) dikurangi dengan biaya total (TC), Keuntungan total akan mencapai
maksimum apabila selisih positif antara TR dengan TC mencapai angka terbesar.
Secara sistematis laba dapat dirumuskan π=TR-TC, perusahaan dapat dikatakan
memperoleh keuntungan apabila selisihnya bernilai positif (π>0) dimana TR harus
lebih besar dari pada TC (TR-TC).

Tanpa diperoleh laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu
pertumbuhan yang terus-menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial
(corporate social responsibility). Untuk menjamin agar perusahaan mampu
menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan harus merencanakan dan
mengendalikan 2 faktor penentu laba yaitu (1) pendapatan (2) biaya. ( Ellys Delfrina
Sipangkar,2008)

Sementara itu laba dalam akuntansi sendiri, didefinisikan sebagai selisih


antara harga penjualan dengan biaya produksi. Laba merupakan elemen yang paling
menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk
mempresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi teori akuntansi
sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan pengukuran laba.
Laba merupakan selisih antara penerimaan total dan biaya total. Penerimaan total=
jumlah yang diterima dari penjualan produk ( q x P ).

B.Jenis Biaya Produksi


4

Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk


menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode
akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang
juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :
1. Biaya bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk
mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.

2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)


Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan
didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara
langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi
dan usaha itu dapat terwujud.

3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)


Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak
langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau
dibebankan pada suatu pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :
1) Biaya bahan penolong

2) Biaya tenaga kerja tidak langsung


3) Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
4) Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
5) Biaya listrik dan air pabrik
6) Biaya asuransi pabrik
7) Operasi lain-lain
5

Proses Produksi

Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses


produksinya. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam:

1. Produksi atas dasar pesanan

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan


produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini
mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order
cost methode)

2. Produksi masa

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan


pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya
produknya berupa standar.

Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan


metode harga pokok proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya
produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produk persatuan
produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan.

Sejak awal akan dirancangnya perusahaan, sebaiknya dilakukan pula


perencanaan tenaga kerjanya. Baik itu tenaga kerja langsung maupun tenaga kerja
tidak langsungnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadinya kesia-siaan tenaga
kerja, sehingga jumlah tenaga kerja yang pada perusahaan dapat dikatakan optimum,
dan pada akhirnya akan menurunkan biaya tenaga kerja perusahaan tersebut.

C.Strategi Menekan Biaya Produksi


6

Untuk memaksimalkan laba yang diperoleh setiap perusahaan bisa dicapai melalui
bermacam-macam cara antara lain ialah melalui efisiensi di semua bidang, seperti
produksi, sumber daya manusia, maupun keuangan. Dalam teori ekonomi mikro,
tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan secara teoritis laba adalah kompensasi
atau resiko yang di tanggung oleh perusahaan, semakin besar resiko semakin pula
laba yang di peroleh.

Untuk bagian laba terdapat dua jenis laba yaitu laba bisnis ( pendapatan
penjualan -biaya exsfilisit dalam menjalankan bisnis), dan laba ekonomi (laba bisnis
– biaya modal yang implisit dan masukan lain yang disediakan pemilik dan
pergunakan perusahaan). Eksplisit cost merupakan biaya yang pengeluarannya ada
bukti jelas contoh gaji, listrik,bbm, dan lain-lain sedangkan implisit cost merupakn
biaya yang tak terlihat jelas tetapi tetap harus diakomodir sebagai biaya.

Laba bisnis (Jj) = Total revenue (TR) – total cost eksplisit (TC eks)

Laba ekonomi = Total revenue ( TR) – Total cost eksplisit ( TCeks) – Total cost
implisit (TCimp)

Contoh kasus :

Seorang wanita mengolah tempat makan dan digaji $25.000 setahun


memutuskan untuk membuka rumah makan sendiri ketahui penerimaannya selama
setahun pertama operasi adalah $120.000 sedangkan pengeluarannya meliput : gaji 5
orang karyawan $45000, bahan-bahan makanan $15.000, sewa $10.000, utilities
$1.000, bunga pinjaman bank $10.000 jadi laba bisnis yang diperoleh adalah
$120.000 – $81.000= $39.000 dan laba ekonomi yang diperoleh $120.000 – $81.000
– $ 25.000=$14.000 sehingga untuk laba bisnis dan laba ekonomi agar dicapai lebih
maksimal maka dia harus mengendalikan biaya pengeluaran menjadi lebih kecil dan
juga biaya gaji karyawan menjadi lebih sedikit dengan harapan laba yang akan
diperoleh menjadi lebih besar Efisiensi dalam biaya produksi menjadi patokan untuk
dapat memaksimalkan laba yang ingin diperoleh.
7

Biaya produksi merupakan yang paling utama untuk dipikirkan serta


diperhitungkan. Kesalahan perhitungan mampu berakibat fatal bagi kemajuan serta
perkembangan perusahaan. Besarnya harga produksi ini akan membuat sebuah
perusahaan bisa mengalami kebangkrutan akibat ketidakmampuan perusahaan dalam
melakukan manajemen keuangannya.Biaya produksi adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi untuk dijual. Dimana
biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik.Terkadang banyak perusahaan mengurangi mutu kualitas dari
produk yang diproduksi hanya untuk mendapatkan biaya produksi yang rendah,
namun hal tesebut bukan cara yang tepat untuk membuat biaya produki menjadi lebih
rendah, tetapi perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya untuk dapat menekan biaya
produksi.

Penetapan biaya produksi yang efisien diartikan sebagai biaya produksi


dengan kualitas yang unggul dengan mengurangi biaya yang banyak mengurangi
anggaran dalam perusahaan.Beberapa anggaran yang biasanya dikurangi untuk
efisiensi biaya produksi ini seperti anggaran pegawai (gaji pegawai per
bulannya),biaya listrik, biaya air jika perusahaan menggunakan sumber air bersih dari
PDAM, serta biaya peralatan dalam produksi atau mesin.Berbagai biaya inilah yang
terkadang menyebabkan pembengkakan dalam biaya produksi. Tentu perusahaan
harus tepat dalam menetapkan harga yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi
tersebut.

Efisiensi biaya produksi tidak dilakukan dengan mengurangi biaya bahan


pembuatan produknya melainkan mengurangi biaya produksi dari biaya tetap
perusahaan per bulannya.iEfisiensi biaya produksi adalah hubungan perbandingan
antara anggaran biaya produksi (input) dengan realisasi biaya produksi (output ).
(Syahu Sugian, 2006:76). Untuk menilai efisiensi biaya produksi, secara langsung
8

akan meliputi tiga komponen biaya produksi, yaitu efisiensi biaya bahan baku,
efisiensi biaya tenaga kerja langsung, dan efisiensi biaya overhead pabrik.Untuk
mengetahui efisien atau tidaknya biaya produksi dilakukan dengan cara menghitung
selisih antara anggaran dengan realisasinya.Efisiensi merupakan suatu hal yang
penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba yang optimal.
Konsep efisiensi berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses mengkonsumsi
masukan dibandingkan dengan standar atau sesuatu yang bisa dijadikan pembanding.

Cara efisiensi biaya produksi ini dapat dilakukan melalui metode berikut ini
yaitu :

1. Hitunglah harga total minimal bahan yang dibutuhkan untuk melakukan produksi
Bahan produksi merupakan salah satu indikator yang utama untuk bisa
melakukan produksi barang atau jasa yangingin diusahakan oleh perusahaan.
Sebelum melakukan penentuan biaya jual produk atau jasa tersebut anda harus
menghitung biaya bahan produksi total seminimal mungkin.

2. Penerapan Just In Time


Just In Time adalah usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan (stourage
time) yang merupakan suatu akibat dari aktivitas bukan penambah nilai bagi
konsumen (nonvalue added activities) (mulyadi, 1993:25-26). Dimana penerapan Just
In Time dapat menghemat biaya penyimpan sehingga dapat membuat biaya lebih
efisien.
3. Rancangkan biaya perawatan mesin serta biaya karyawan seminimal mungkin
Inilah yang harus diperhitungkan saat menentukan biaya produksi. Jumlahkan
semua biaya perawatan mesin serta gaji karyawan yang dibutuhkan seminimal
mungkin. Hal ini diupayakan untuk menghitung standar biaya produksi.
Efisiensi biaya produksi merupakan suatu hal yang penting yang harus
dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Perusahaan harus tepat
dalam menetapkan harga yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi supaya
efisiensi biaya produksi dapat secara konsisten dapat diterapkan perusahaan.
9

Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan
untuk mengolah produk. Biaya tanaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk
penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.

Penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja

A. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan


Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam 3 fungsi pokok
produksi,pemasaran,dan administrasi. Contoh biaya tenaga kerja yang termasuk
dalam tiap golongan tersebut.
 Biaya tenaga kerja produksi : gaji karyawan,biaya kesejahteraan karyawan
pabrik,upah lembur karyawan pabrik,upah mandor pabrik,gaji manajer
pabrik.

 Biaya tenaga kerja pemasaran : upah karyawan pemasaran,biaya


kesejahteraan karyawan pemasaran,biaya komisi pramuniaga,gaji manajer
pemasaran.

 Biaya tenaga kerja administrasi dan umum : gaji karyawan bagian


akuntansi, bagian personalia , bagian secretariat, biaya kesejahteraan
karyawan bagian akuntansi, biaya kesejahteraan karyawan bagian
personalia, biaya kesejahteraan karyawan bagian secretariat.

B. Penggolongan menurut kegiatan departemen – departemen dalam perusahaan


Biaya tenaga kerja digolongkan sesuai dengan bagian – bagian yang
dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja didepartemen –
departemen non produksi diglolongkan pula menurut departemen tempat kerja
mereka. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan
pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang
dibentuk dalam perusahaan. Misalnya : departemen produksi suatu perusahaan kertas
terdiri dari 3 departemen yaitu bagian pulp, bagian kertas dan bagian penyempurnaan.
10

Bagian nonproduksi : tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian
personalia, dll.
C. Penggolongan menurut jenis pekerjaan

Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut jenis sifat
pekerjaannya . Biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan
deferensiasi upah standar kerja. Dengan demikian biaya tenaga kerja digolongkan
menjadi : upah mandor, upah penyelia, upah operator.

D. Penggolongan menurut hubungan dengan produk

Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja
langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Untuk mencapai target kinerja keuangan diatas beberapa strategi yang bisa ditempuh
antara lain:

1) Melakukan penyusunan dan pengawasan terhadap pelaksanaan


anggaran atau Budgetingperusahaan.

2) Penerapan standar operating prosedur keuangan dan operasional,


melalui pengawasan dan penerapan manajemenperusahaan yang
handal.

3) Efisiensi penggunaan modal kerja dengan melakukan seluruh kegiatan


transaksi penjualan dengan cara tunai.

4) Manajemen persediaanbahan baku produksi yang efektif

5) Metode pembayaran ke supplier dengan menggunakan sistem kredit


(account payable), dan diupayakan dana pembayarannya bersumber
dari hasil penjualan.

6) Pengelolaan manajemen sumber daya manusia(SDM) dalam


perusahaan yang efisien.
11

7) Secara berkala dalam satu periode melakukan analisis laporan


keuanganperusahaan, sebagai alat barometer terhadap pencapaian nilai
rasio efisiensi kinerja laporan keuangan perusahaan.

Semakin tinggi perputaran modal kerja yang diinvestasikan dalam perusahaan


maka akan semakin baik kinerja keuangan dan membutuhkan modal yang minim
untuk mencapai target prosentase laba yang besar

Memaksimumkan laba menjadi prioritas penting dalam menjalankan suatu


perusahaan. Terdapat tiga pendekatan perhitungan laba maksimum yaitu :

– Pendekatan Totalitas (totality approach)


Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total
(TC). Jika harga jual per unit output (P) dan jumlah unit output yang terjual (Q),
maka TR = P.Q. Biaya total adalah jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya variable
per unit(v) dikali biaya variable per unit, sehingga:
π = P.Q – (FC + v.Q)

Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi


penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin
besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan
harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik
impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan
efektif.

– Pendekatan Rata-rata (average approach)


Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan
membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P)
kemudian laba total dihitung dari laba per unit dikali dengan jumlah output yang
terjual.
π = (P – AC).Q
12

Dari persamaan ini, perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit
output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan akan mencapai angka
impas bila P sama dengan AC.

Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya


P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau
memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit usaha harus
menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.

– Pendekatan Marginal (marginal approach)


Perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marginal (MC) dan
pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC.
π = TR – TC

Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π(δ π /δQ) sama dengan
nol dan nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR (δTR/ δQ atau MR) dikurangi
nilai turunan pertama TC (δTC/ δQ atau MC). Sehingga MR – MC = 0. Dengan
demikian, perusahaan akan memperoleh laba maksimum (atau kerugian minimum)
bila ia berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.

Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut :

1. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi

2. bahan-bahan pembantu atau penolong

3. upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.

4. penyusutan peralatan produksi

5. uang modal, sewa

6. biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi,


pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi

7. biaya pemasaran seperti biaya iklan

8. pajak
13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perusahaan yang memaksimalkna keuntungan disemua industri harus


menentukan tiga pilihan seperti : berapa banyak output yang akan ditawarkan,
bagaimana memproduksi output itu dan berapa banyak tipa input yang akan diminta.
Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba.
Laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Biaya total atau biaya
ekonomis meliputi biaya yang benar-benar dikeluarkan faktor produksi.
Jika memulai suatu bisnis atau membeli bahan suatu perusahaan, dilakukan
karena berharap mendapatkan tingkat penghasilan normal. Investor tidak akan
menginvestasikan uangnya pada suatu bisnis jika mereka tidak memperkirakan akan
mendapatkan tingkat penghasilan normal.
Perusahaan yang memaksimalkan laba akan memilih kombinasi input yang
meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba. Pengusaha harus mampu mengatur
manajemen keuangan agar mengetahui kendala-kendala biaya produksi lainnya.
Memaksimalkan laba dengan strategi yang tepat akan memudahkan perusahaan untuk
dapat bersaing dalam era globalisasi sekarang.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah hendaknya memperhatikan format dan referensi-


referensi terpercaya dari buku-buku, jurnal, makalah, maupun artkel yang digunakan
agar makalah yang kita buat menjadi baik dan benar.
14

DAFTAR PUSTAKA

Amalia.”Perusahaan Bisa Serap Lagi Tenaga Kerja “.http://www.pikiran-rakyat.com.


Diakses Pada Tanggal 29 November 2015
Widjaya Tunggal, Amin. 2007. Akuntansi Biaya, Cetakan aga-kerja

Soeratno. 2011. Ekonomi Mikro Pengantar Edisi 3, Bagian Penerbitan Sekolah


Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta:Yogyakarta

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_l0451_033945_chapter2.pdf (diakses pada


tanggal 30 November 2019)
http://supawi-pawenang.blogspot.co.id (diakses pada tanggal 30 November 2019)

https://uniba.ac.id (diakses pada tanggal 30 November 2019)

http//id.wikepedia.org/wiki/strategi (diakses pada tanggal 30 November 2019)

http://www.kompasiana.com/uye_lovca1/biaya-ten (diakses pada tanggal 30


November 2019)

Anda mungkin juga menyukai