Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tempat umum memiliki potensi terjadi penularan penyakit pencemaran lingkungan
atau gangguan kesehatan lain. Kondisi lingkungan tempat umum yang tidak terpelihara akan
menambah besarnya risiko penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan sehingga
perlu dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik.
Sanitasi tempat-tempat umum perlu dijaga, seperti halnya transportasi baik darat, air dan
udara. Tempat-tempat umum memiliki berbagai kegiatan yang sangat penting .Kondisi
lingkungan yang telah tercemar dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Apabila
hal ini dibiarkan terus menerus maka akan terjadi permasalahan kesehatan yang cukup
serius. Standar sanitasi tempat-tempat umum dengan standar internasional harusnya lebih
baik dari manajemen sanitasi tempat-tempat umum pada umumnya guna mengantisipasi
permasalahan kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum.
Sanitasi tempat-tempat sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak menimbulkan
berbagai masalah kesehatan, misalnya menimbulkan penyakit berbasis lingkungan. Oleh
karena itu, penulis terdorong untuk melakukan penulisan mengenai sanitasi tempat tempat
umum agar mengubah pemikiran masyarakat akan arti dan kegunaan dari sanitasi tempat-
tempat umum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sanitasi tempat - tempat umum?
2. Apa pedoman penyehatan sarana dan bangunan umum?
3. Apa saja sasaran sanitasi tempat- tempat umum?
4. Siapa saja pelaksana sanitasi tempat- tempat umum?
5. Apa saja ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum?
6. Apa tujuan dari pengawasan sanitasi tempat-tempat umum?
7. Apa manfaat dalam menjaga sanitasi tempat- tempat umum?
8. Apa saja kriteria tempat - tempat umum?
9. Apa saja jenis- jenis tempat – tempat umum?
10. Apa saja aspek penting dalam penyelenggarakan sanitasi tempat-tempat umum?
11. Apa saja hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan sanitasi tempat-tempat umum?
12. Apa saja aturan yang mengatur sanitasi tempat-tempat umum?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sanitasi tempat-tempat umum
2. Mengetahui pedoman penyehatan sarana dan bangunan umum
3. Mengetahui sasaran sanitasi tempat- tempat umum
4. Mengetahui pelaksana sanitasi tempat- tempat umum
5. Mengetahui ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum
6. Mengetahui tujuan dari pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
7. Mengetahui manfaat dalam menjaga sanitasi tempat- tempat umum
8. Mengetahui kriteria tempat - tempat umum
9. Mengetahui jenis- jenis tempat – tempat umum
10. Mengetahui aspek penting dalam penyelenggarakan sanitasi tempat-tempat umum
11.Mengetahui hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan sanitasi tempat-tempat umum
12. Mengetahui aturan yang mengatur sanitasi tempat-tempat umum

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU)


Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat
dihindari .Sehingga dapat dikatakan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pengendalian faktor-
faktor lingkungan untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang
disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut,sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat
optimal (Depkes RI, 2002).
Menurut World Health Organization (WHO) 2007 dalam Yula, sanitasi adalah upaya
pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau
dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya
tahan hidup manusia.
Sanitasi tempat umum merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup
mendesak .Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat
dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat .Oleh sebab itu tempat umum
merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya
makanan, minuman, udara dan air .Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum harus
memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat (Mukono, 2005)
Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan
penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya .Pengawasan atau
pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan
lingkungan tempat -tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari
kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lain. (Chandra,2007)
Kesimpulan pengertian STTU adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat suatu penyakit yang timbul dari tempat- tempat umum .

B. Pedoman Penyehatan Sarana Dan Bangunan Umum


Dasar pelaksanaan kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
adalah Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan
Bangunan Umum. Menurut Kepmenkes tersebut, batasan pengertian penyehatan sarana dan
bangunan umum, adalah upaya kesehatan lingkungan, dalam pengendalian faktor risiko
penyakit pada sarana dan bangunan umum.Faktor risiko penyakit adalah hal-hal yang
memiliki potensi terhadap timbulnya penyakit.

3
C. Sasaran STTU
Sasaran pelaksanaan STTU antara lain :
1. Lingkungan Pemukiman antara lain perumahan, asrama, pondok pesantren,
condominium / apartemen, rumah susun dan sejenisnya.
2. Tempat umum antara lain hotel, penginapan, pasar, bioskop, tempat rekreasi, kolam
renang, terminal, Bandar udara, pelabuhan laut, pusat perbelanjaan dan usaha-usaha
yang sejenis.
3. Lingkungan kerja seperti kawasan perkantoran, kawasan industri, atau yang
sejenisnya.
4. Angkutan umum antara lain bus umum, pesawat udara komersial, kapal penumpang,
kapal fery , kereta api dan sejenis.
5. Lingkungan lainnya antara lain tempat pengungsian, daerah transmigrasi, lembaga
permasyarakatan, sekolah dan sejenis.
6. Sarana Pelayanan Umum antara lain samsat,bank ,kantor pos dan tempat ibadah yang
sejenis.
7. Sarana Kesehatan antara lain rumah sakit, puskesmas, laboratorium, pabrik obat,
apotek dan sejenis.

D. Pelaksana Kegiatan STTU


Pelaksana kegiatan STTU adalah :
1. Untuk pelaksanaan kegiatan di tingkat pusat, adalah Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM & PL),
dan sebagai penanggung jawab program adalah Direktur Jenderal PPM & PL.
2. Untuk pelaksanaan di tingkat propinsi sebagai penanggung jawab adalah Gubernur
Kepala Daerah dan Pelaksananya adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
3. Pelaksanaan di Tingkat Kabupaten, sebagai Penanggung jawab program adalah Bupati
/ Walikota dan pelaksananya adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Dinas
Kabupaten/Kota memiliki unit pelaksana teknis yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yaitu Puskesmas.

Lingkup kegiatan yang dilakukan dalam program penyehatan sarana dan bangunan
umum di tingkat Kabupaten/Kota adalah :
a. Perencanaan
1) Membuat program kegiatan upaya penyehatan sarana dan bangunan umum.

4
2) Mengumpulkan data, menetapkan prioritas dan implementasi / pelaksanaan
program serta melakukan evaluasi.
b. Pengawasan kualitas
1) Inspeksi sanitasi.
2) Pengambilan sample dan pemeriksaan sample
3) Analisa data dan rumusan pemecahan masalah, serta memberi rekomendasi
untuk tindak lanjut.
c. Investigasi
Investigasi dilakukan bila ditemukan adanya Kejadian Luar Biasa, dan atau keluhan
dari masyarakat
d. Tindak lanjut
Tindak lanjut dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan investigasi melalui
penyuluhan , pelatihan ,perbaikan dan pemeliharaan.
4. Di Tingkat Kecamatan Penanggung jawab pelaksanaan program adalah Camat dan
pelaksananya adalah Kepala Puskesmas.

E. Ruang Lingkup Sanitasi Tempat- Tempat Umum


Secara spesifik ada beberapa ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum yaitu
1. Penyediaan air minum (Water supply)
2. Pengelohan sampat padat, air kotor, dan kotoran manusia ( wastes disposal meliputi
sawage, refuse, excreta)
3. Hygiene dan sanitasi makanan (Food hygiene and sanitation)
4. Perumahan dan konstruksi bangunan (Housing and contruction)
5. Pengawasan vektor (Vector control)
6. Pengawasan pencemaran fisik (Fisical pollution)
7. Hygiene dan sanitasi industri (Industrial Hygiene and Sanitation)

F. Tujuan dari Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum


Tujuan dari pengawasan STTU antara lain :
1. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala.
2. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan
lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat umum.
3. Upaya untuk meningkatkan pengendalian faktor risiko penyakit dan kecelakaan pada
sarana dan bangunan umum

G. Manfaat Dalam Menjaga Sanitasi Tempat- Tempat Umum


Manfaat Dalam Menjaga STTU antara lain :
1. Mencegah penyakit menular
2. Mencegah kecelakaan

5
3. Mencegah timbulnya bau tidak sedap
4. Menghindari pencemaran
5. Mengurangi jumlah (presentase sakit)
6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman

H. Kriteria Sanitasi Tempat – Tempat Umum


Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum boleh keluar masuk
ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar.
2. Harus ada gedung/ tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana
masyarakat melakukan aktivitas tertentu.
3. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempat-tempat
umum tersebut.
4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan
ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak diperlukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di tempat-tempat umum.
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan
antara lain ,tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang
memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas
jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel,
terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon
kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan,
pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain (Chandra, 2007).

I. Jenis- Jenis Sanitasi Tempat Umum


1. Yang berhubungan dengan sarana Pariwisata
a. Penginapan/Hotel
1) Sasaran Sanitasi di wilayah luar bangunan hotel.
a) Tempat parkir
i. Cukup luas untuk menampung kendaraan tamu hotel sebagai patokan
untuk setiap 5 kamar perlu disediakan 1 tempat parkir kendaraan.
ii. Lantai parkir harus keras, sebaiknya diaspal atau dibeton, sehingga tidak
becek pada waktu hujan dan tidak berdebu pada waktu musim kemarau.
iii. Diberikan lampu penerangan sesuai luas tempat parkir.

6
iv. Perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas untuk mencegah terjadinya
kesemrawutan.
v. Perlu disediakan gardu parkir lengkap dengan WC dan urinoir.
b) Pertamanan dan Pertanaman
i. Pada jarak sekurang-kurangnya 5 m dari dinding bangunan hotel, tidak
boleh ditanami tanaman apapun dan dapat dipasang batu krikil, ubin atau
dengan plester.
ii. Pada jarak antara 5 – 10 m dari dinding bangunan hotel dapat ditanami
rumput.
iii. Pada jarak 10 – 15 m dari dinding hotel dapat ditanami bunga-bungaan
atau tanaman yang sejenis.
iv. Pada jarak 30 m dari dinding hotel dapat ditanami pohon-pohon besar.
c) Penyediaan Air
Penyediaan air untuk hotel perlu mendapat perhatian dan harus memenuhi
persyaratan standard sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes No.
416/Menkes/Per/I/IX/1990).
Penyediaan air untuk hotel dapat diperoleh dari:
i. Air ledeng ( PDAM)
ii. Air Tanah (Sumur Bor)
iii.Kombinasi Air Ledeng dan Air Tanah
d) Pembuangan Sampah
Syarat-syarat tempat sampah luar:
i. Dibangun diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah (truk
sampah dsb).
ii. Mempunyai 2 pintu yaitu pintu untuk memasukkan sampah dan untuk
memuat/mengangkut sampah yang akan dibuang.
iii. Dibuat ventilasi yang baik agar udara di dalam ruangan bersirkulasi
dengan baik bila dibuat lubang angin, maka harus ditutup dengan
skrin/lewat kassa untuk mencegah masuknya lalat/tikus dsb.
iv. Dilengkapi dengan parit pembuangan air kotor dan kran air untuk mencuci
lantai dan tong sampah.
e) Pembuangan Air Kotor
i. Untuk hotel yang berlokasi di kota-kota besar dimana terdapat jaringan
saluran induk pembuangan air kotor (riool), maka air kotor dapat dibuang

7
kedalam riool (dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tentang air
buangan, antara lain: PP Nomor 20 tahun 1990 dan Perda).
ii. Untuk hotel yang berada dipinggir kota atau wilayah pedesaan, maka air
kotor tidak boleh dibuang ke sembarang tempat tapi perlu dibuat septic
tank sumur resapan.
2) Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel.
Syarat sanitasi kamar hotel, meliputi:
a) Kebersihan Umum Kamar
i. Tidak pengap dan berbau
ii. Bebas dari kuman-kuman patogen
iii. Kadar gas beracun tidak melebihi ambang batas
iv. Bersih, peralatan ditata rapi
v. Suhu 18 – 28 0C
vi. Kelembaban 40 – 70 %
vii. Dinding, pintu jendela yang tembus pandang atau cahaya dilengkapi
dengan tirai
b) Ruang Istirahat Karyawan
i. Bersih
ii. Tersedia jamban, kamar mandi dan peturasan yang terpisah untuk
karyawan pria dan wanita
iii.Ruang istirahat karyawan pria dan wanita terpisah
iv. Tersedia lemari atau locker

c) Kamar mandi
i. Bersih
ii. Aliran air lancar
iii.Sarana pembuangan air limbah tertutup
iv. Lantai tidak boleh licin
v. Bila memakai “Bath tube” maka perlu dilengkapi dengan shower, kran air
dingin dan panas, tirai penutup, keset kaki
vi.Dilengkapi dengan kaca toilet
d) Urinior
i. Harus type single urinoir

8
ii. Dilengkapi dengan alat penggelontor/pembersih.
e) Gudang
Tempat penyimpanan peralatan atau perabotan hotel dan tempat
penyimpanan peralatan dapur, kantin serta peralatan restoran harus dipisah.
f) Dapur
Dalam ruang dapur, minimal tersedia tempat pencucian peralatan, tempat
penyimpanan bahan makanan, tempat pengolahan, tempat persiapan dan
tempat administrasi. Luas dapur sekurang-kurangnya 40 % dari ruang makan
atau 27 % luas bangunan. Dapur dilengkapi dengan alat pengeluaran udara
atau bau serta sungkup asap. Dapur juga memiliki Fasilitas penyimpanan
makanan panas dan dingin.
g) Ruang Makan
i. Perlengkapan ruang makan selalu bersih
ii. Ukuran ruangan minimal 0,85 m2/kursi.
iii.Tempat pemajangan makanan jadi dapat menjamin tidak terjadinya
kontaminasi makanan.
iv. Memiliki fasilitas cuci tangan.
h) Penerangan
i. Harus memberikan suasana tenang (self light)
ii. Tidak menyilaukan
iii.Untuk beberapa jenis lampu perlu dipasang kap lampu agar sinarnya tidak
langsung menyinari tempat tidur.
b. Tempat Hiburan
c. Tempat Rekreasi
2. Yang berhubungan dengan sarana Perhubungan
a. Terminal Angkutan Darat
1) Pengertian
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk barang
serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang
merupakan satu wujud simpul jaringan transportasi. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 41 Tahun 1993 Tentang angkutan jalan umum, terminal adalah
sarana transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang
serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang

9
merupakan satu simpul jaringan transportasi .Berdasarakan kedua terminologi
diatas, terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang dan/ atau barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah satu wujud simpul
jaringan transportasi. (Kepmenhub 35/2003)
2) Fasilitas Sanitasi Terminal
Fasilitas sanitasi terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utama dan fasilitas
pendukung. Semakin besar suatu terminal semakin banyak fasilitas yang bisa
disediakan.
Fasilitas-faslitas tersebut antara lain (Menteri Pekerjaan Umum, 2010):
a) Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk
di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum
b) Bangunan kantor terminal
c) Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar
d) Menara pengawas
e) Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi
f) Kamar kecil/toilet
3) Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal
Secara garis besar persyaratan sanitasi terminal dikelompokkan menjadi 2 bagian
besar, yaitu bagian luar terdiri dari tempat parkir, pembuangan sampah dan
bagian dalam terdiri dari gedung perkantoran, ruang tunggu, jamban dan urinoir,
tempat cuci tangan, pembuangan air hujan dan air kotor, pemadam kebakaran,
dan kotak P3K yang dikelompokkan menjadi kelompok kecil, antara lain
(Chandra, 2007):
a) Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian Luar :
i. Tempat Parkir
Persyaratan tempat parkir pada terminal (Chandra, 2007):
- Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih
- Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air, dan lain-lain
ii. Pembuangan Sampah
Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang digunakan
harus memenuhi persyaratan berikut ini:
- Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
- Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan

10
- Ukuran sesuai sehingga mudah diangkat oleh satu orang
- Tersedianya tempat pengumpulan sampah sementara sebelum dibuang
- Tempat pengumpulan sampah harus tertutup dan kedap air
b) Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian Dalam :
i. Gedung Perkantoran
Syarat dari gedung perkantoran ini antara lain (Mukono, 2005):
- Lantai dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat dan tidak
meresap air
- Dinding dibuat dari bahan yang kuat dan tidak meresap air serta tidak
mudah terbakar
- Pintu dan jendela yang kuat, bagian luar diberi kawat kassa (kecuali
jika ada AC)
- Penerangan harus cukup dan tidak silau
- Ventilasi harus cukup dan memenuhi persyaratan minimal (20% dari
luas lantai)
- Disediakan telepon untuk komunikasi
ii. Ruang Tunggu
Bagi para calon penumpang bus selama menungggu keberangkatan,
keberadaan ruang tunggu yang nyaman dengan berbagai ruang penunjang
yang informatif sangatlah didambakan.
Persyaratan ruang tunggu terminal (Chandra, 2007):
- Ruangan bersih
- Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk
- Penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan
- Tersedia tempat sampah dan terbuat dari benda yang kedap air
- Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
(Padmanaba dkk ,2010)
iii.Jamban dan Urinoir (Pengelolaan Kotoran Manusia)
Jamban yang sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk
memutus mata rantai penularan penyakit (Depkes, 2008)
Persyaratan jamban dan urinoir terminal (Chandra, 2007):
- Digunakan jamban tipe leher angsa
- Jamban untuk pria harus terpisah dengan jamban untuk wanita

11
- Urinoir bersih, tidak berbau, dan memiliki air pembersih yang
memadai
- Terminal dengan kapasitas minimal 250 pengunjung harus memiliki 1
urinoir
- Jika pengunjung meningkat menjadi 500 orang , ditambah 1 urinoir
iv.Pembuangan air hujan dan air kotor
Persyaratan pembuangan air hujan dan air kotor terminal (Chandra, 2007):
- Memiliki sistem pembuangan yang baik
- Terhubung dengan saluran umum atau dengan septic tank sendiri
(untuk pembuangan air kotor)
v. Lain –Lain
Yang termasuk pada bagian ini adalah tempat cuci tangan, alat pemadam
kebakaran dan kotak P3K.(Chandra, 2007)
- Tempat cuci tangan
Tersedia minimal 1 buah tempat cuci tangan untuk umum yang
dilengkapi dengan sabun dan serbet
- Pemadam kebakaran
Tersedia alat pemadam kebakaran yang dapat dilihat dan dicapai
dengan mudah oleh umum .Pada alat ini harus terdapat cara
penggunaannya.
- Kotak P3K
Tersedia kotak P3K minimal 1 buah yang berisi obat-obatan lengkap
untuk P3K ( kassa steril,perban, plester, handsaplast, kapas, gunting,
sarung tangan steril,masker, betadine, dan alcohol 70%)

b. Terminal Angkutan Laut (Pelabuhan)


1) Pengertian
Pelabuhan laut yaitu tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kagiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang dan dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran (Permenhub Nomor 21, 2007)
2) Fasilitas pelabuhan

12
Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 61 Tahun 2006 tentang
kepelabuhan dalam BAB III pasal 22 merupakan daerah yang digunakan untuk:
a) Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi:
i. Dermaga
ii. Terminal penumpang
iii.Pergudangan
iv. Lapangan penumpukan
v. Terminal peti emas, curah cair, curah kering dan RO-RO
vi.Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa
vii. Fasilitas bunker
viii. Instalasi air, listrik dan telekomonikasi
ix.Jaringan jalan dan rel kereta api
x. Fasilitas pemadam kebakaran
xi.Tempat tunggu kendaraan bermotor
xii. Perairan tempat labuh
xiii. Kolam labuh
b) Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi :
i. Kawasan perkantoran untuk mengguna jasa pelabuhan;
ii. Sarana umum
iii. Tempat penampungan limbah
iv. Fasilitas pariwisata, pos, dan telekomunikasi
v. Fasilitas perhotelan dan restoran
vi. Areal pengembangan pelabuhan
vii. Kawasan perdagangan dan industry

c) Sanitasi Pelabuhan
i. Hygiene Sanitasi Gedung dan Bangunan Umum Di Pelabuhan
- Kondisi atap dan talang, yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat
menjadi perindukan nyamuk dan tikus.
- Kondisi dinding, dinding yang tidak bersih atau berdebu selain
mengurangi estetika juga berpotensi merangsang timbulnya gangguan
pernafasan lain. Dinding yang lembab dapat mengakibatkan timbulnya
jamur dan media tumbuh kembangnya kuman pathogen.

13
- Kondisi lantai yang tidak rata dan licin dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan. Sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi kenyamanan
dan estetika.
- Kondisi tangga yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan berpotensi
menimbulkan kecelakaan (kemiringan, lebar injakan, tinggi anak
tangga, lebar tangga dan pegangan tangga)
- Pencahyaan alami ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
mendukung berkembang biaknya mikroorganisme seperti kuman
penyakit dan jamur.
- Ventilasi diruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
menyebabkan pertukaran udara tidak lancar sehingga menjadi pengap
dan lembab
- Kebisingan, suara bising dapat mengganggu komunikasi sehingga
mengurangi konsentrasi dan dapat menimbulkan stres.
- Ketersediaan air bersih baik secara kuantitas maupun kualitas mutlak
diperlukan untuk menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
- Toilet juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan
- Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat dapat menjadi tempat
berkembangbiaknya vektor penyakit
- Sarana pembuangan air limbah harus mengalir lancar dan tidak
menimbulkan genangan sehingga tidak menimbulkan bau, gangguan
estetika dan tempat perindukan nyamuk.
- Bangunan harus bebas dari vektor
- Kantin yang ada dipelabuhan harus diawasi agar tidak menimbulkan
penyakit bawaan makanan (food borne diseases).

ii. Penyediaan Air Bersih


Penyediaan air bersih adalah upaya pemenuhan kebutuhan air didaerah
pelabuhan, dengan cara menampung air dari PDAM ke dalam bak
penampungan/ tandon khusus untuk kemudian disupplay dengan sistem
perpipaan menuju kapal, perkantoran, dan keperluan lain dalam kegiatan
didaerah pelabuhan .Pengawasan terhadap sarana penyediaan air minum
juga perlu dilakukan mulai dari sumber, distribusi hingga ke konsumen
yang meliputi kondisi, pemeliharaan, perbaikan.

14
iii. Pengendalian Pencemaran
Pengendalian pencemaran adalah upaya pengawasan yang dilakukan
terhadap sumber pencemar yang ada diwilayah pelabuhan . Pengawasan
pengelolaan pada limbah cairnya dilakukan mulai dari sumber, pengaliran,
pengangkutan, penampungan sementara, pengolahan limbah cair . Air
merupakan salah satu kebutuhan primer manusia .Akibat adanya
pemakaian air dipelabuhan dan alat-alat transpor, terjadilah produksi air
kotor yang perlu mendapat penyaluran sebaik-baiknya agar tidak
menganggu pemandangan,tidak menimbulkan bau busuk, tidak menjadi
sarang nyamuk atau vektor lainnya. Di upayakan ada sistem pembuangan
air kotor dan IPAL yang memenuhi syarat.
iv. Pengamanan Makanan dan Minuman
Pengaman makanan dan minuman adalah upaya melindungi makanan dan
minuman yang meliputi: pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan baku,
pengolahan makanan, penyajian dan pengangkutan, dari kemungkinan
tercemar oleh bahan-bahan kontaminan.
v. Pengolahan Sampah
Usahakan sampah di bak/tong/kontainer tidak melebihi tiga hari karena
bila telah melebihi tiga hari akan mengundang lalat dan vektor penyebab
penyakit sebagai perindukan yang baru. Jika sampah yang berada dalam
kontainer telah dikumpulkan dan diangkut ke bak pengumpulan sampah
sementara, maka kontainer tersebut harus dibersihkan Tujuannya untuk
menghilangkan bau bekas sampah
d) Persyaratan Minimum Sanitasi Pelabuhan
Adapun fasilitas sanitasi dan kebersihan terminal penumpang angkutan air
(pelabuhan) yang harus dipenuhi persyaratannya (Chandra, 2006)
i. Tempat Parkir
Harus bersih,tidak ada sampah berserakan, dan tidak ada genangan air.
ii. Pembuangan Sampah
Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup dan kedap
air serta dalam jumlah yang cukup.
iii. Penerangan
Penerangan harus cukup dan tidak menyilaukan mata terutama pada pintu
masuk dan keluar tempat parkir .

15
iv. Ruang tunggu
- Ruangan harus bersih
- Tempat duduk harus bersih dan bebas dari kutu busuk
- Pencahayaan harus cukup dan tidak menyilaukan sehingga dapat
digunakan untuk membaca
- Penghawaan harus cukup, minimal 10 persen dari luas lantai
- Lantai tidak licin, kedap air, dan mudah dibersihkan
- Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup, kedap
air, dan dalam jumlah yang cukup
v. Pembuangan Kotoran (Jamban dan Urinoir)
- Tersedia jamban yang memenuhi syarat (tipe leher angsa) minimal 1
jamban untuk 100 pengunjung, atau minimal 2 buah jamban
- Tersedia peturasan yang baik, minimal 1 peturasan untuk 200
pengunjung dan tersedia pasokan air yang mencukupi
- Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara jamban pria dan
jamban wanita
- Jamban harus dalam keadaan bersih dan tidak berbau
vi. Pembuangan Sampah
- Harus tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup,
kedap air, dan dalam jumlah yang cukup.
- Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari sehingga tidak ada sampah
yang menumpuk.
vii. Pembuangan air limbah
Air limbah dan air hujan di alirkan melalui saluran tertutup dan dibuang
keseptictank atau ke saluran air kotor perkotaan

viii. Tempat cuci tangan


Harus tersedia tempat cuci tangan yang baik minimal satu dilengkapi
dengan sabun atau kain serbet
ix. Lain-lain
- Tersedia alat perlengkapan untuk P3K.
- Terdapat alat pemadam kebakaran
- Restoran atau rumah makan yang ada harus memenuhi syarat higiene
dan sanitasi makanan dan minuman.

16
2. Yang berhubungan dengan sarana Komersial
a. Pusat Perbelanjaan
Pusat Perbelanjaan adalah suatu tempat dimana orang banyak /umum datang untuk
berbelanja, dimana beberapa bentuk kegiatan pasar dikelola satu badan, seperti
Departemen Store,Supermarket.
1) Komponen Persyaratan Pusat Perbelanjaan:
a) Persyaratan air bersih
i. Harus tersedia air bersih yang memenuhi syarat dan memenuhi kebutuhan
yang cukup
ii. Sumber air harus dijaga dari pencemaran
iii. Paling sedikit setiap 6 (enam ) bulan diambil sampel untuk pemeriksaan
dilaboratorium
b) Persyaratan pembuangan sampah
i. Di setiap toko harus tersedia tempat penampungan sampah sementara yang
tertutup, kedap air dan dengan jumlah yang cukup
ii. Di setiap blok harus tersedia tempat pengumpulan sampah yang tertutup
kedap air dan mudah diangkut
iii. Pembuangan sampah harus setiap hari, sehingga tidak ada sampah yang
menumpuk
c) Persyaratan pembuangan kotoran manusia
i. Harus tersedia kakus yang memenuhi syarat, yaitu yang bertipe leher angsa
dengan jumlah untuk 60 orang dagang pria disediakan 1 buah kakus dan
untuk 40 orang dagang wanita 1 buah kakus
ii. Disediakan peturasan yang memenuhi syarat dengan jumlah untuk 60 orang
pengunjung Pria disediakan 1 buah peturasan
iii. Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara kakus pria dengan
kakus wanita
d) Persyaratan pembuangan air limbah
i. Pembuangan air limbah harus melalui saluran yang tertutup
ii. Pembuangan akhirnya, harus dibuang ke septick tank, atau ke saluran
pembuangan air kotor perkotaan
e) Tempat berjualan makanan

17
i. Makanan dan minuman yang dijual harus selalu dalam keadaan bersih &
segar
ii. Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup dan dalam
jumlah yang cukup
iii. Karyawan harus memperhatikan kebersihan dan kesehatannya setiap saat
iv. Kebersihan di sekitar tempat berjualan harus dijaga setiap hari
v. Air yang digunakan adalah yang memenuhi syarat baik kualitas dan
jumlahnya
f) Hal-hal lain
i. Setiap jalan atau arus lalu lintas antar gang dan blok pencahayaannya harus
cukup
ii. Lantai harus selalu dalam keadaan bersih
iii. Harus tersedia alat perlengkapan P3K
iv. Harus tersedia alat pemadam kebakaran
b. Toko Obat
Tingkat sanitasi dan hygiene yang tingi diterapkan pada setiap aspek pembuatan
obat.Ruang lingkup santitasi dan hygiene meliputi personalia, bangunan, peralatan
dan perlengkapan, produksi serta wadahnya, setiap hal yang dapat merupakan
sumber pencemaran produk.Sumber pencemaran dihilangkan melalui suatu program
sanitasi dan hygiene yang menyeluruh dan terpadu.
1) Personalia
a) Semua karyawan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dan selama
bekerja, dan pemeriksaan mata secara berkala
b) Semua karyawan menerapkan hygiene perorangan yang baik
c) Tiap karyawan yang mengidap suatu penyakit yang dapat merugikan kualitas
produk dilarang menangani bahan-bahan sampai sembuh kembali
d) Semua karyawan melaporkan keadaan yang dapat merugikan produk
e) Pemakaian sarung tangan untuk menghindari sentuhan langsung antara
tangan dengan bahan dan produk
f) Karyawan menggunakan pakaian pelindung untuk keamanan sendiri
g) Hanya petugas yang berwenang yang boleh memasuki bangunan dan fasilitas
daerah terbatas
h) Karyawan diinstruksikan agar mencucui tangan sebelum memasuki daerah
produksi

18
i) Merokok, makan dan minum dilarang didaerah produksi, laboratorium, dan
daerah lain yang dapat merugikan produk
j) Prosedur perorangan diberlakukan bagi semua orang
2) Bangunan dan fasilitas
a) Gedung dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan
pelaksanaan sanitasi yang baik
b) Toilet dengan ventilasi yang tersedia cukup
c) Tempat penyimpanan pakaian memadai
d) Tempat pencucian diletakkan diluar daerah steril
e) Penyimpanan, penyiapan dan konsumsi makanan dibatasi didaerah khusus
dan memenuhi standar kebersihan
f) Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk dan dikumpulkan dalam wadah
yang sesuai
g) Rodentisida, insektisida, bahan fumigasi, dan bahan pembersih tidak boleh
mencemari peralatan dan bahan
h) Ada prosedur tertulis (SOP/ Standard Operation Prosedure) yang
menunjukkan penanggung jawab sanitasi dan hygiene
3) Pembersihan dan Peralatan
a) Peralatan dibersihkan, dijaga dan disimpan dalam kondisi yang bersih serta
diperiksa kembali kebersihannya sebelum dipakai.
b) Pembersihan dilakukan dengan cara vakum atau basah, dan sedapat mungkin
dihindari pencemaran produk.
c) Pembersihan dan penyimpanan alat dan bahan pembersih dilakukan dalam
ruangan yang terpisah dari pengolahan.
d) Prosedur yang tertulis untuk pembersihan dan sanitasi dibuat, dipatuhi dan
dilaksanakan.
e) Catatan pembersihan, sanitasi, sterilisasi dan inspeksi diri disimpan.
3. Yang berhubungan dengan sarana Sosial
a. Tempat Ibadah (Masjid)
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya yang dipakai untuk berkumpul
oleh umum pada waktu-waktu tertentu guna untuk melakukan ibadah keagamaan
Islam .
Persyaratan Kondisi Masjid, antara lain
1) Persyartan Kesehatan Lingkungan dan bangunan Umum :

19
a) Lokasi masjid tidak terletak di daerah banjir dan sesuai dengan perencanaan
tata Kota Ampenan
b) Bersih dan tertata rapi dan system drainase berfungsi dengan baik
c) Tidak terdapat genangan air di lingkungan/ halaman masjid
d) Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik
e) Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan permukaanya rata
f) Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang selalu kontak
dengan air kedap air
g) Atap ruangan masjid harus kuat, tidak tidak bocor serta tidak memungkinkan
terjadinya genangan air
h) Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai minimal 2,5 meter, kuat
serta berwarna terang
i) Pencahayaan dalam ruangan masjid harus cukup terang
j) Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik ventilasi alami
maupun buatan, sehingga kondisi ruangan menjadi terasa nyaman
k) Alat sholat bersih dan tidak lembab, selalu dibersihkan dan dijemur secara
periodic, bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya
2) Fasilitas Sanitasi :
a) Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup, kualitas air memenuhi
persyaratan air bersih atau air minum dan tersedia setiap saat, dan air wudhu
keluar dari kran-kran.
b) Air kotor/ limbah mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran
pembuangan air kotor umum yang kedap air. Apabila tidak ada, ditampungan
dalam bak yang tertutup dan kedap air.

b. Rumah Sakit
1) Pengertian
Rumah sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan . (Depkes RI, 2004). Kesehatan lingkungan rumah sakit
diartikan sebagai upaya penyehatan dan pengawasan lingkungan rumah sakit

20
yang mungkin berisiko menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan bagi
masyarakat sehingga terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya . (Depkes RI, 2009).
2) Tujuan Sanitasi Rumah Sakit
Adapun tujuan dari sanitasi RS tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan
RS agar tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta
tidak mencemari lingkungan
3) Tugas-tugas dalam sanitasi rumah sakit yaitu:
i. Mengembangkan prosedur rutin termasuk manual untuk pelaksanaannya
ii. Melatih dan mengawasi karyawan-karyawan tertentu termasuk petugas
cleaning service
iii. Membagi tugas dan tanggung jawab
iv. Melapor kepada atasan atau pimpinan rumah sakit
4) Sanitasi rumah sakit
i. Limbah RS
- Limbah harus dipisahkan dari sumbernya
- Semua limbah berisiko tinggi hendaknya diberi label jelas
- Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda, yang
menunjukkan ke mana plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang.
- Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah berisi 2/3 bagian.
Kemudian diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas
- Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga kalau dibawa
mengayun menjauhi badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk
dikumpulkan
- Kantung harus disimpan di kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan
perusak sebelum diangkut ke tempat pembuangannya
- Kantung-kantung dengan kode warna hanya boleh diangkut bila telah ditutup
- Petugas harus mengenakan pakaian pelindung, misalnya dengan memakai
sarung tangan yang kuat dan pakaian terusan (overal), pada waktu
mengangkut kantong tersebut
- Jika terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung baru yang bersih
untuk membungkus kantung baru yang kotor tersebut seisinya (double
bagging)

21
- Petugas diharuskan melapor jika menemukan benda-benda tajam yang dapat
mencederainya di dalma kantung yang salah
- Tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya kedalam kantung
limbah
i. Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan
- Angka kuman E.Coli pada makanan harus 0/gr sampel makanan dan pada
minuman angka kuman E.Coli harus 0/100 ml sampel minuman.
- Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman sebanyak-
banyaknya 100/cm2 permukaan dan tidak ada kuman E.Coli.
- Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu ± 10° C.
- Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80 -90 %.
- Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding,
atau langit-langit dengan ketentuan sebagai berikut :jarak bahan makanan
dengan lantai 15 cm, jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm, jarak bahan
makanan dengan langit-langit 60 cm.
ii. Kualitas udara ruang
- Tidak berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak
- Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron dengan
rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 μg/m3, dan tidak
mengandung debu asbes.
iii. Pengawasan
- Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi, laboratorium,
perlu mendapat perhatian yang khusus karena sifat pekerjaan yang terjadi di
ruang-ruang tersebut.
- Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit
(minimum 0,10 mbar) dibandingkan ruang-ruang lain di rumah sakit.
- Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga
dapat menyediakan suhu dan kelembaban
iv. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit
Perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan jumlah
kamar mandi seperti pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Indeks Perbandingan Jumlah Tempat Tidur, Toilet, dan Jumlah Kamar Mandi

22
Jumlah Kamar
No. Jumlah Tempat Tidur Jumlah Toilet
Mandi
1 s/d 10 1 1
2 s/d 20 2 2
3 s/d 30 3 3
4 s/d 40 4 4
Setiap penambahan 10 T.T harus ditambah 1 toilet & 1 kamar
mandi

Tabel 1.2
Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan Dengan Jumlah Toilet dan Jumlah
Kamar Mandi

No. Jumlah Karyawan Jumlah toilet Jumlah kamar mandi


1 s/d 20 1 1
2 s/d 40 2 2
3 s/d 60 3 3
4 s/d 80 4 4
5 s/d 100 5 5
Setiap penambahan 20 karyawan harus di tambah 1 toilet dan 1 kamar
mandi

v. Persyaratan Penyediaan Air


Kualitas Air Minum Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum
- Ruang Operasi
Bagi rumah sakit yg menggunakan air yg sudah diolah seperti dari PDAM,
sumur bor, dan sumber lain untuk keperluan operasi dapat melakukan

23
pengolahan tambahan dgn catridge filter dan dilengkapi dgn disinfeksi
menggunakan ultra violet (UV)
- Ruang Farmasi dan Hemodialisis
Air yang digunakan di ruang farmasi terdiri dari air yang dimurnikan untuk
penyiapan obat, penyiapan injeksi, dan pengenceran dalam hemodialisis.
vi. Tempat Linen / laundry
- Suhu air panas untuk pencucian 70° C dalam waktu 25 menit atau 95° C
dalam waktu 10 menit
- Penggunaan jenis deterjen dan disinfektan untuk proses pencucian yang
ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh
lingkungan
- Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak
mengandung 6 x 103 spora spesies Bacilus per inci persegi.
c. Sekolah-Sekolah/Asrama

4. Kantor-Kantor Pemerintahan dan Swasta termasuk Bank-Bank Pemerintah dan Swasta.

J. Aspek Penting Dalam Penyelenggaraan Sanitasi Tempat Umum


1. Aspek teknis/hukum (Peraturan dan perundang-undangan sanitasi)
2. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasaan hidup, adat istiadat,
kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi, dll
3. Aspek administrasi dan management, yang meliputi penguasaan pengetahuan tentang
cara pengelolaan STTU yang meliputi : Man, Money, Method, Material dan Machine

K. Hambatan Yang Dijuampai Dalam Pelaksanaan Sanitasi Tempat Umum


1. Pengusaha
a. Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturab per undang-
undangn yang menyangkut usha STTU dan kaitannya dengan usaha kesehtan
masyarakat
b. Belum mengetahui / kesadaran mengenai pentingnya usaha STTU untuk menghindari
terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit
c. Adanya sikap keberata dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-persyaratan
karena memerlukan biaya ekstra
d. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya peraturan/persyaratan dari STTU

24
2. Pemerintah
a. Belum semua peraltan dimiliki oelh tenaga pengawas pada tingkat II dan kecamatan
b. Masih terbatasnya pengetahan petugas dalam melaksanakan pengawasan
c. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan STTU
d. Belum semua kecamatan/tingkat II memiliki saran transportasi untuk melakukan
kegiatan pengawasan

L. Aturan Sanitasi Tempat- Tempat Umum


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1204/Menkes/Sk/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat

BAB III

25
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat suatu penyakit yang timbul dari tempat-tempat umum.
2. Beberapa masalah yang ditemukan antara lain, belum optimalnya kegiatan
pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, belum optimalnya pemeriksaan, serta
belum berjalannya kegiatan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
3. Prioritas masalah yang didapatkan pada program Kesehatan lingkungan adalah
belum optimalnya kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi tempat-tempat
umum.
4. Penyebab masalah belum optimalnya kegiatan tersebut antara lain kurangnya jumlah
petugas, tidak tersedianya formulir yang lengkap dan peralatan pengukuran kualitas
lingkungan, tidak tersedianya pedoman umum, serta belum adanya alokasi dana
khusus untuk kugiatan.

B. SARAN
1. Lebih meningkatkan kebersihan dan prilaku hidup bersih.
2. Membasmi tempat-tempat dimana serangga, tikus dan binatang pengganggu
lainnya hidup dan berkembang biak.
3. Sebaiknya kepala terminal memberdayaan petugas lain untuk membantu petugas
kesling dalam pelaksanan kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi tempat-
tempat umum.
4. Petugas sanitasi agar dapat memanfaatkan sumber daya serta peralatan yang ada
secara optimal untuk menunjang tercapainya sanitasi yang baik.
5. Rumah Sakit perlu memerhatikan aspek sanitasi yang merupakan salah satu upaya
dalam pengendalian lingkungan rumah sakit, sehingga Rumah Sakit dapat memiliki
peran penting dalam pencegahan dampak negative dari limbah RS sendiri, baik
untuk lingkup Rumah Sakit, maupun luar rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

26
Chandra, Budiman. 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta. EGC

Candra, Dermawan. 2006, Artikel Iptek - Bidang Teknologi Transportasi ITS: Sarana
Transportasi Lalu Lintas Darat Masa Depan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2002.Profil Indonesia Sehat,Depkes RI.


Jakarta

Hilal, Nur. 2008. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Ssampah Padat. JKL Purwokerto.

Mukono H.J. 2005. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
Pernapasan, Airlangga University Press: Surabaya

WHO, 2002, Linking Program Evaluation to User Needs, The Politics of Program
Evaluation, Sage, USA

Yula, 2006 Hubungan sanitasi Rumah Tinggal Dan Hygiene Perorangan Dengan
Kejadian Dermatitis Di Desa Moramo Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe
Selatan, Skripsi, Universitas Haluoleo, Kendari

27

Anda mungkin juga menyukai