Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA

NABHAN HERO PRADANA


4315210084

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila yang
memiliki sebuah arti penting memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara ingin berdiri kokoh,
tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara.Tidak
terkecuali negara Indonesia. Negara yang ingin berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi
negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh. Di era yang
serba modern ini, makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sedikit
dilupakan oleh sebagian rakyat Indonesia dan digantikan oleh perkembangan tekhnologi yang
sangat canggih.
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya
dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan
dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu
kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa,Indone
sia.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing
sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, pancasila
merupakan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam
menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan
dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermatabat
dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi
negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan karakteristik Pancasila
sebagai ideologi negara. Pengetahuan ideologi mempunyai arti tentang gagasan-gagasan.
Ideologi secara fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau
tentang masyarakat dan negara yang dianggap baik.

1
Ciri-ciri ideologi pancasila merupakan ideologi yang membedakan dengan ideologi yang
lainnya. Ciri-ciri tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang berarti pengakuan
bangsa Indonesia terhadap Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya.Kedua adalah
penghargaan kepada sesama umat manusia, suku bangsa dan bahasanya sesuai dengan
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Ketiga adalah bangsa Indonesia menjunjung tinggi
persatuan bangsa, keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara
berdasarkan atas sistem demokrasi. Makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan agar
dapat menganalisis dan bersikap kristis terhadap para petinggi negara yang menyimpang dari
Ideologi bangsa dan negara Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang di maksud dengan Pancasila?
2. Bagaimanakah pancasila sebagai dasar negara ?
3. Bagaimanakah pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara ?
4. Bagaimana Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa?
5. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
6. Apa fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia?

1.2 TUJUAN
Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Penulis ingin mengetahui arti Pancasila sebenarnya
2. Pada hakikatnya, Pancasila mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pandangan
hidup dan sebagai\dasar negara oleh sebab itu penulis ingin menjabarkan keduanya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 APA YANG DI MAKSUD DENGAN PANCASILA


Pengertian Istilah Pancasila Istilah pancasila pertama kali dikenal di dalam pidato Ir.
Soekarno sebagai anggotaDoktrit zu Tyunbi Tjosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) 1 juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah mengalami
penambahan anggota menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dari uraian
tersebut dinyatakan: Panca adalah Lima,Sila adalah Asas atau Dasar. Untuk Lebih jelas dikutip
bagian pidato beliau tersebut : namanya bukan panca Dharma, tetapi nama ini dengan petunjuk
seorang teman kita ahli bahasa namanya adalah Pantja Sila, Sila artinya asas atau dasar, dan
diatas kelima dasar itu mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.
2.2 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Pancasila dalam kedudukanya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah
negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi negara atau Statsidee, dalam pengertian
ini pancasila merupakan dasar nilai serta untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan kata
lain perkataan.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggara Negara terutama segala
peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini
dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara
konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat
wilayah, beserta Negara.
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta
kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai dasar baik yang tertulis atau Undang-
Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam kedudukannya sebagai dasar negara,
pancasila mempunyai kekuatan mengingat secara hukum.
Sebagai sumber dari segala hukum atau sumber tertib hukum Indonesia maka pancasila
tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD

3
1945, yang pada akhirnya dikongritiskan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok
pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongritiskan
atau dijabarkan dari UUD 1945 serta hukum positif lainya, kedudukan pancasila sebagai dasar
negara tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:
Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib
hukum) Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum
Indonesia yang dalam pembukaan UUD 1945 dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok
pikiran. Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrud) dari UUD 1945. Mewujudkan cita-
cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum yang tertulis maupun tidak tertulis).
Mengandung norma yang mengharuskan undang-undang dasar mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk penyelenggara partai dan
golongan fungsional). Memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan
penyelenggara negara, karena masyarakat dan negara indonesia senantiasa tumbuh dan
berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat dan negara akan
tetap diliputi dan diarahkan asas kerohanian negara. Dasar formal kedudukan pancasila dasar
Negara Republik Indonesia tersimpul dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi
sebagai berikut:” maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial seluruh rakyat
indonesia”. Pengertian kata” Dengan Berdasarkan Kepada” Hal ini secara yuridis memiliki
makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir pembukaan UUD 1945 tidak
tercantum kata ‘pancasila’ secara eksplisit namun anak kalimat “ dengan berdasar kepada” ini
memiliki makna dasar negara adalah pancasila.
Hal ini didasarkan atas interpretasi historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa
dasar negara Indonesia itu disebut dengan istila pancasila. Sebagaimana telah ditentukan oleh
pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskannya pancasila adalah sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Oleh karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar Negara
Republik Indonesia.

4
Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD
1945, ketetapan No. XX/MPRS/1966. (Jo ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan ketetapan No.
IX/MPR/1978). Dijelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum indonesia yang ada pada hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan
hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta
dari bangsa indonesia. Selanjutnya dikatakan bahwa cita-cita mengenai kemerdekaan individu,
kemerdekaan bangsa prikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional, cita-cita politik
mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan
dan keagamaan sebagai pengejawatan dari budi nurani manusia.
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melaui sidang istimewa tahun 1998,
mengembalikan kedudukan pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang tertuang
dalam Tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam proses reformasi,
meliputi berbagai bidang lain mendasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat (Sila 1V) juga harus
mendasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

2.3 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA


2.3.1 Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita
yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR
tentang P4. Ditegaskan bahwa pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.3.2 Pancasila sebagai ideologi negara.


Pengertian ideologi-ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu iden yang berarti melihat,
atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti
ajaran, dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau
science des ideas (Marsudi, 2001).
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat di rumuskan sebagai kompleks
pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk

5
memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar
dan tidak benar serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H.Titus defenisi dari ideologi adalah suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik ekonomi
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita
yang dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat.
1. Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
b. Mewujudkan suatu asaz kerohanian, pandangan-pandangan hidup, pegangan hidup yang
dipelihara diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan
dengan kesediaan berkorban.
2. Fungsi ideologi menurut pakar dibidangnya :
a. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia secara individual
(cahyono,1986).
b. Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua dengan generasi muda,
(setiardja,2001).
c. Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu, masyarakat,dan
bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan. (hidayat,2001).

2.4 BAGAIMANA PERJALANAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DARI MASA


KE MASA
Berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada tanggal 28 Mei 1945
hingga 1 Juni 1945. Ketika itu, dr. Radjiman Widyodiningrat dalam pidato pembukaannya selaku
ketua BPUPKI mengajukan pertanyaan kepada seluruh anggota sidang mengenai dasar negara
apa yang akan dibentuk untuk Indonesia. Pertanyaan ini menjadi persoalan paling dominan
sepanjang 29 Mei-1 Juni 1945 dan memunculkan sejumlah pembicara yang mengajukan gagasan
mereka mengenai dasar filosofis Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir. Soekarno mengemukakan gagasannya
mengenai dasar negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul “Lahirnya Pancasila”. Menurut
Drs. Mohammad Hatta, pidato tersebut bersifat kompromis dan dapat meneduhkan pertentangan

6
tajam antara pendapat yang mempertahankan Negara Islam dan mereka yang menghendaki dasar
negara sekuler. Perdebatan tersebut pada akhirnya dimenangkan kelompok yang menginginkan
Islam sebagai dasar negara, terbukti dengan dikeluarkannya Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni
1945.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ternyata beberapa rumusan Piagam Jakarta
diganti dan menimbulkan kekecewaan umat Islam terhadap pemerintahan Soekarno dan
Mohammad Hatta dan terus berkembang hingga masa pemerintahan Soeharto, sampai-sampai
Carol Gluck mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang terlalu banyak meributkan
masalah ideologi dibandingkan negara-negara lain. Melihat pada perkembangan perumusan
Pancasia sejak 1 Juni sampai 18 Agustus 1945, dapat diketahui bahwa Pancasila mengalami
perkembangan fungsi. Pada tanggal 1 dan 22 Juni, Pancasila yang dirumuskan Panitia Sembilan
dan disepakati oleh Sidang Pleno BPUPKI merupakan modus kompromi antara kelompok yang
memperjuangkan dasar negara nasionalisme dan kelompok yang memperjuangkan dasar negara
Islam. Akan tetapi, pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila yang dirumuskan kembali oleh
PPKI berkembang menjadi kompromi antara kaum nasionalis, Islam dan Kristen-Katolik dalam
hidup bernegara.
Pada era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi paling sering dibicarakan oleh
kebanyakan orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-an, Pancasila sudah bukan lagi merupakan
kompromi atau titik temu bagi semua ideologi. Dikarenakan Pancasila telah dimanfaatkan
sebagai senjata ideologis untuk melegitimasi tuntutan Islam bagi pengakuan negara atas Islam
yang kemudian pada rentang tahun 1948-1962 terjadi pemberontakan Darul Islam terhadap
pemerintah pusat. Setelah pemberontakan berhasil ditumpas, atas desakan AH Nasution, selaku
Pangkostrad dan kepala staf AD, pada 5 Juli 1959 Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden
untuk kembali pada UUD 1945 sebagai satu-satunya konstitusi legal Republik Indonesia dan
pemerintahannya dinamai dengan Demokrasi Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin pun ternyata tidak semulus yang diharapkan. Periode
labil ini justru telah membubarkan partai Islam terbesar, Masyumi, karena dianggap ikut andil
dalam pemberontakan regional berideologi Islam. Bahkan, Soekarno membatasi kekuasaan
partai politik yang ada serta mengusulkan agar rakyat menolak partai-partai politik karena
mereka menentang konsep musyawarah dan mufakat yang terkandung dalam Pancasila.
Soekarno juga menganjurkan sebuah konsep yang dikenal dengan NASAKOM yang berarti

7
persatuan antara nasionalisme, agama dan komunisme. Kepentingan politis dan ideologis yang
saling bertentangan menimbulkan struktur politik yang sangat labil sampai pada akhirnya
melahirkan peristiwa G 30S/PKI yang berakhir pada runtuhnya kekuasaan Orde Lama.
Selanjutnya pada masa Orde Baru, Soeharto berusaha meyakinkan bahwa rezim baru
adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden pertama. Soeharto mengambil Pancasila
sebagai dasar negara dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk melegitimasi
kekuasaannya. Berbagai bentuk perdebatan ternyata tidak semakin membuat stabilitas negara
berjalan dengan baik, tetapi justru struktur politik labil yang semakin mengedepan dikarenakan
Soeharto seringkali mengulang pernyataan tegas bahwa perjuangan Orde Baru hanyalah untuk
melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen, yang berarti bahwa tidak boleh ada yang
menafsirkan resmi tentang Pancasila kecuali dari pemerintah yang berkuasa.
Pada masa reformasi (setelah rezim Soeharto runtuh), seolah menandai adanya jaman
baru bagi perkembangan perpolitikan nasional sebagai anti-tesis dari Orde Baru yang dianggap
menindas dengan konfrimitas ideologinya. Pada era ini timbul keingingan untuk membentuk
masyarakat sipil yang demokratis dan berkeadilan sosial tanpa kooptasi penuh dari negara. Lepas
kendalinya masyarakat seolah menjadi fenomena awal dari tragedi besar dan konflik
berkepanjangan. Tampaknya era ini mengulang problem perdebatan ideologi yang terjadi pada
masa Orde Lama, Orde Baru, yang berakhir dengan instabilitas politik dan perekonomian secara
mendasar. Berbagai bentuk interpretasi monolitik selama ini cenderung mengaburkan dan
menguburkan makna substansial Pancasila dan berakibat pada Pancasila yang menjadi sebuah
mitos, selalu dipahami secara politis-ideologis untuk kepentingan kekuasaan serta nilai-nilai
dasar Pancasila menjadi nilai yang distopia, bukan sekedar utopia

2.5 APA NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA SEBAGAI


IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
Nilai nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan
kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai pancasila tergolong nilai
kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik
nilai material, vital, kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun religius. Nilai-nilai-nilai

8
Pancasila bersibat obyektif dan subyektif, artinya hakikat nilai-nilai pancasila bersifat universal
atau berlaku dimanapun, sehingga dapat diterapkan di negara lain.

Nilai –nilai pancasila bersifat objektif, maksutnya :

1. Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan adanya sifat
umum universal dan abstrak
2. Inti dari nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia
3. Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia

Sedangkan nilai-nilai pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan nilai-nilai pancasila itu
terlekat pada bangsa Indonesia sendiri karena,
1. Nilai- nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia.

2.6 APA FUNGSI PANCASILA


Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan republik
Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya ( cultural bond)
yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan secara paksaan
atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupanehari-hari bangsa
Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat
tergantung daya tahan dari ideologi itu.
Alfianmengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang
dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai
sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:

9
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan
realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau
muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan
realita masyarakat pada awal kelahira nnya.
2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai
dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan masyarakat
tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktikkehidupan bersama
sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses perkembangan zamantanpa menghilangkan jati diri
ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung
ideologi itu berhasil menemukan tafsiran –tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang
sesuai dengan realita -realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.

Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat dikatakan
ideology terbuka.sebagai

Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :

1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing
bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos yang
mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi maksimal setiap
elemen bangsa. Hal tersebut bisas saja terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip
dasar di dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan prestasi.

10
Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan sebuah
masyarakat, bangsa dan personal-personal di dalamnya.

Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat lalu lintas
kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut, masyarakat akan
memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main yang telah disepakati. Ketika
Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan sebagai
payung hukum dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.

Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga
mengalami tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila
mampu bertahan sebagai ideologi atau berakhir seperti dalam perkiraan David P. Apter dalam
pemikirannya “The End of Idiology”. Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah
bangsa Indonesia sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara,
yaitu religius monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam
keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan sosial.
Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi
mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan
Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran, pemahaman dan pengamalan para
pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat
doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat
fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan
keterbukaannya tersebut.

Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta Pancasila sebagai
ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam badai globalisasi dan
modernisme. Sebagai generasi penerus, marilah kita menjaga Indonesia dan Pancasila agar saling
berdampingan dan tetap utuh hingga anak cucu kita nantinya sebagai penerus kelangsungan
negara ini.
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan
masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak

11
terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa
harus mampu menjaga nilai – nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya
berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Upaya–upaya tersebut antara lain :
1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila pada setiap
satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan sehari – hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak – pihak yang melakukan pelanggaran terhadap pancasila.
5. Menolak dengan tegas faham – faham yang bertentangan dengan pancasila

12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum
Indonesia.Pancasila merupakan asas kerokhanian dalam pembukaan UUD 1945 dijelma dalam 4
pokok pikiran meliputi :
 Suasana kebatinan dari UUD 1945
 Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis)
 Mengandung norma yang mengharuskan UUD yang mewajibkan pemerintah dll,
penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur, bunyinya sebagai
berikut : “ Negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
 Merupakan sumber semangat dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat
dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara,
Sebagai pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap
diliputi dan di arahkan atas kerohanian negara. Indonesia mempunyai Ideologi Pancasila
diharapkan mampu untuk membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih bagus dari
sekarang. Ideologi juga diharapkan mampu untuk membangkitkan kesadaran bangsa. Setiap
pengambilan keputusan harus berdasarkan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila. Supaya
dalam pengambilan keputusan keputusan tidak keluar dari aturan dan kaidah negara Indonesia.
Tidak hanya negara yang menganut ideologi Pancasila, tetapi juga masyarakat Indonesia,
masyarakat Indonesia dalam bertingkah laku juga harus berpedoman teguh pada ideologi
Pancasila supaya cita-cita yang diharapkan oleh masyarakat tersebut dapat terwujud dengan
benar

3.3 SARAN
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang pancasila
sebagai ideologi negara yang lebih mendalam. Mohon permakluman dari semuanya jika dalam
makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman. Karena
tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.

13

Anda mungkin juga menyukai