Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PERSEPSI AKSEPTOR KB TERHADAP MINAT PENGGUNAAN


ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI PUSKESMAS PETUNG
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Oleh :

ANDI NURHASNIAWATI

NIM : PO7224319048

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan laju

pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk memenuhi permintaan

masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang

berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi

(AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk

keluarga kecil berkualitas (Aisyah 2018; Arini, 2015).

Salah satu cara dalam meningkatkan pelayanan KB yaitu dengan

memberikan pendidikan kesehatan menjadi suatu metode untuk masyarakat

agar mengikuti program keluarga berencana. Program Keluarga Berencana

(KB) merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk menekan

laju pertumbuhan penduduk, mengurangi angka kelahiran anak dan kematian

ibu. Program KB dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi/KB yang

berbagai jenis/macamnya. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) selaku instansi pemerintah yang menangani program KB

ini mengharapkan cakupan akseptor KB terus meningkat. Terutama untuk

kepesertaan KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti

IUD dan Implant. Dengan cakupan KB yang meningkat, diharapkan laju

pertumbuhan penduduk bisa dikendalikan lebih baik lagi (INKESRA, 2016).

Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, persentase wanita berumur 15-49

tahun yang berstatus kawin yang sedang menggunakan alat/cara KB sudah


mencapai 56,72 persen. Berbagai macam alat/cara KB yang digunakan antara

lain suntikan dan pil yang paling banyak diminati. Pada tahun 2016

penggunaan suntikan mencapai 43,47 persen, sedangkan penggunaan pil

mencapai 43,13 persen. Sementara itu, Persentase wanita yang menggunakan

kondom pria/ karet KB dan pantang berkala hanya berada di bawah satu

persen. Persentase Penduduk Perempuan Kabupaten Penajam Penajam Paser

Utara yang Sedang Menggunakan Alat kontrasepsi pada tahun 2016 yaitu

pantang berkala/kalender sebanyak 0,67% , kondom pria/karet KB 0,82% , PIL

43,13% , susuk/implant 5,85% , suntikan 43,47% , IUD/AKDR/Spiral 3,90% ,

sterilisasi pria/vasektomi/MOP 1,00% (INKERSA, 2016).

Kontrasepsi merupakan cara yang digunakan untuk mencegah pertemuan

anatara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.

Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaian metode

kontrasepsi jangka panjang (Balitbangkes, 2013).

Dengan adanya berbagai masalah yang timbul mengenai kontrasepsi

IUD, akan mempengaruhi minat dalam penggunaan kontrasepsi IUD

khususnya pada wanita usia di atas 35 tahun karena penggunaan kontrasepsi

IUD pada wanita usia diatas 35 tahun sangat dianjurkan karena dapat

mencegah tekanan darah tinggi, spotting, haid tidak teratur dan mencegah

pengeroposan tulang lebih dini. Alat Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD)

yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini yaitu dari jenis Un Medicate

meliputi Lippes Loop dan dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan

Nova-T (Handayani, 2010).


Minat merupakan salah satu gejala psikologis yang bersifat positif, karena

minat diawali dengan perasaan tertarik pada suatu stimulus tertentu. Selain itu

minat dikatakan lebih bersifat aktif dari pada pasif yaitu bahwa minat dapat

mendorong individu untuk bergerak mendekati sesuatu yang diminatinya

(Amonimous, 2009).

Suparyanto (2011) dalam artikelnya tentang KB IUD bahwa salah satu

penyebab rendahnya penggunaan KB IUD dikarenakan oleh beberapa faktor

diantaranya persepsi IUD di masyarakat. Persepsi adalah pengalaman

seseorang terhadap objek peristiwa yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan suatu pesan Persepsi seseorang kadang menjadi

faktor utama penentu pilihan seseorang terhadap suatu hal atau barang.

Pengalaman penggunaan metode kontrasepsi, informasi dan keterangan yang

diperoleh akseptor baik dari puskesmas, media massa dan media elektronik

serta informasi lain dari akseptor lain juga telah menggunakan IUD,

menimbulkan suatu persepsi tersendiri pada akseptor tentang metode

kontrasepsi IUD (Waligno ,2010 dan Wawan 2010).

Belum terbiasanya masyarakat dalam penggunaan kontrasepsi IUD bisa

terjadi akibat salah persepsi atau pandangan-pandangan subyektif seperti IUD

dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan dalam hubungan seksual.

Sikap dan pandangan negatif masyarakat juga berkaitan dengan pengetahuan

dan pendidikan seseorang (Erfandi, 2008). Berbeda dengan hasil penelitian

Fitriani (2015) di Desa Wonokupang Kabupaten Sidoarjo menunjukkan bahwa

sebagian besar responden mempunyai persepsi negatif tentang IUD yaitu

sebanyak 22 orang (61,1%).


Akseptor KB lebih memilih alat kontrasepsi suntik ataupun pil

disebabkan dibandingkan dengan kontrasepsi IUD karena biayanya murah,

pemakaiannya mudah tidak harus memasukkan alat kedalam tubuh, tidak ada

resiko jika terjadi kehamilan, hal ini karena kesalahan persepsi tentang

kontrasepsi IUD yang bisa diluruskan misalnya kontrasepsi IUD mahal tetapi

hanya satu kali dikeluarkan untuk 5 tahun dan resiko jika terjadi kehamilan

hanyalah mitos (Suparyanto, 2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Noviana Putri tentang

Pengaruh Penyuluhan Kontrasepsi Iud Dengan Minat Dalam Menggunakan

Kontrasepsi Iud Pada Wanita Usia Di Atas 35 Tahun Di Dusun Manukan

Condongcatur Depok Sleman menunjukkan minat menggunakan kontrasepsi

IUD sebelum dilakukan penyuluhan (pretest) mayoritas mempunyai minat

kurang sejumlah 32 responden (94,1%) dan yang paling sedikit yaitu Baik

sejumlah 0 responden (0%). Dari hasil penelitian, diperoleh Minat kurang pada

responden dipengaruhi umur, tingkat pendidikan seseorang, pengalaman

pribadi serta jumlah anak selain itu faktor kebudayaan (lingkungan) juga dapat

mempengaruhi Minat responden dalam menggunakan kontrasepsi IUD.

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan melalui wawancara terhadap

ibu-ibu yang tidak menggunakan IUD mengenai alasan tidak menggunakan

IUD karena harganya mahal, ibu malu dengan cara pemasangan yang harus

melalui alat kelamin, adanya persepsi akan mengganggu hubungan seksual, alat

IUD bisa lepas didalam Rahim jika bekerja keras.


Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh persepsi aksepor KB tentang kontrasepsi IUD

terhadap minat penggunaan KB IUD di Puskesmas Petung Kabupaten Penajam

Paser Utara tahun 2019.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah adalah apakah ada pengaruh persepsi aksepor KB

tentang kontrasepsi IUD terhadap minat penggunaan KB IUD di Puskesmas

Petung Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2019?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

persepsi aksepor KB tentang kontrasepsi IUD terhadap minat penggunaan

KB IUD di Puskesmas Petung Kabupaten Penajam Paser Utara tahun

2019.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden.

b. Mengedintifikasi gambaran persepsi aksepor KB tentang kontrasepsi

IUD di Puskesmas Petung Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2019.

c. Mengidentifikasi gambaran minat penggunaan KB IUD di Puskesmas

Petung Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2019.


d. Menganalisis pengaruh persepsi aksepor KB tentang kontrasepsi

IUD terhadap minat penggunaan KB IUD di Puskesmas Petung

Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2019.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi puskesmas petung penajam paser utara

Hasil penelitian ini di harapkan sebagai bahan evaluasi tentang

pengaruh Pendidikan kesehatan terhadap minat penggunaan KB IUD di

puskesmas petung dan mengetahui manfaatnya.

2. Bagi tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini di harapkan menjadi sumber informasi tentang

pengaruh Pendidikan kesehatan untuk membantu meningkatkan minat

penggunaan KB IUD.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian dapat menjadi bahan untuk menambah wawasan

dan ilmu pengetahuan tentang pengaruh Pendidikan kesehatan terhadap

minat penggunaan KB IUD.

Anda mungkin juga menyukai