Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ruang Volume 2 Nomor 4 Tahun 2014

ISSN 1858-3881
__________________________________________________________________________________________________________________
IDENTIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH DI PUSAT KOTA JAMBI
IDENTIFICATION OF SLUMS AREA IN THE CENTER OF JAMBI CITY

May Istikasari¹ dan Parfi Khadiyanto²


1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Email: mayistikasari@gmail.com

Abstrak: Pesatnya perkembangan Kota Jambi yang berfungsi sebagai pusat kegiatan serta
menyediakan layanan primer dan sekunder menjadi daya tarik penduduk untuk bertempat tinggal
dan bekerja terutama di daerah pusat Kota Jambi. Sebagai daerah yang terletak di pusat kota Jambi
tentunya tidak terlepas dari adanya permasalahan permukiman terutama keberadaan permukiman
kumuh. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan lokasi permukiman yang termasuk dalam
kawasan kumuh di Pusat Kota Jambi. Identifikasi kawasan permukiman kumuh dilakukan
berdasarkan parameter penilaian kawasan permukiman kumuh yang telah ditetapkan oleh
Direktorat Pengembangan Permukiman berdasarkan kondisi fisik bangunan, aksesbilitas,
kependudukan, status tanah, dan kondisi prasarana lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan lokasi yang merupakan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan Pasar Jambi yang
berlokasi di Kelurahan Sungai Asam dan Kelurahan Beringin dengan tingkat kekumuhan sedang, dan
Kelurahan Orang Kayo Hitam dengan tingkat kekumuhan yang tinggi. Kawasan permukiman
permukiman kumuh tersebut dikarenakan kawasan tersebut sering tergenang banjir bila musim
penghujan dan kualitas lingkungan yang rendah akibat dari buruknya kondisi bangunan dan jarak
bangunan yang sangat rapat,serta kondisi prasarana lingkungan seperti kondisi jalan lingkungan,
kondisi drainase, kondisi air minum, kondisi air limbah dan kondisi persampahan yang buruk.
Sehingga kualitas lingkungan permukiman di kawasan tersebut menjadi menurun dan menyebabkan
munculnya permukiman kumuh yang berdampak pada menurunnya kualitas hidup masyarakat yang
tinggal di kawasan tersebut.

Kata Kunci : Permukiman Kumuh, Pusat Kota, Jambi

Abstract: The rapid growth of Jambi to be the central of activities and primary and secondary services
provider attracts people to live and to work In Jambi, especially in the central area. As an area located
in Central of Jambi, it has issue about the settlement, especially about the existence of slum area. The
aim of this research is to identify and determine slum area in the central of Jambi. The determination
of slum area is based on assessment parameter which set by Directorate of settlement development
based on the physical condition of the buildings, accessibility, population, land tenure, and the
condition of infrastructure. Based in the research, the location of slum area is in Pasar jambi,
specifically in Sungai Asam Village and Beringin Village, on middle level of slum area, meanwhile
Orang Kayo Hitam Village is on high level. The slum area is happened because it is often flooded in
the rainy season and its bad quality of environment due to the bad condition and no space for each
building, and also the condition of infrastructure such as the road, the drainage, the water, the
sanitation, and the waste management is in bad condition. Therefore, the quality of the area is
decreased so it creates slum area which affected to bad quality life for the people.

Keywords: Slums, Downtown, Jambi

Ruang; Vol.2; No.4; Th. 2014; hal. 301-310 | 301


IdentifikasiPermukimanKumuh di Pusat Kota Jambi May IstikasaridanParfiKhadiyanto

PENDAHULUAN kumuh ini nantinya dapat digunakan oleh


Pertumbuhan penduduk di perkotaan pemerintah daerah untuk lebih
yang tumbuh dengan pesat menyebabkan memperhatikan daerah yang menjadi
meningkatnya kebutuhan ruang di perkotaan kawasan kumuh untuk dapat segera dilakukan
untuk mewadahi segala aktivitas penduduk. penanganan secara sungguh-sungguh.
Bagi masyarakat miskin akses terhadap Sehingga masyarakat kota Jambi dapat
perumahan yang layak huni masih sangat sulit memiliki tempat tinggal yang layak dan
di jangkau, sehingga mereka menempati fasilitas yang memadai khususnya bagi
lahan-lahan marginal yang membentuk masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh di
permukiman kumuh. Dalam wilayah Kota Jambi.
perkotaan, masyarakat yang paling tidak
terpenuhi kebutuhan fasilitas perumahan dan RUMUSAN MASALAH
permukimannya secara memadai adalah Kecamatan Pasar Jambi memiliki
masyarakat yang berpernghasilan rendah. permasalahan yang berkaitan dengan
Daya dukung lingkungan yang kurang banyaknya bangunan non permanen dan semi
memadai akan menyebabkan pertumbuhan permanen, kepadatan bangunan yang tinggi,
pusat-pusat permukiman kumuh perkotaan. masalah legalitas lahan, serta prasarana jalan,
Kota Jambi merupakan ibukota provinsi drainase, persampahan dan limbah yang
Jambi dengan luas 205,38 km². Kota Jambi buruk. Sebagai daerah yang terletak di Pusat
memiliki 8 kecamatan, salah satunya yaitu Kota dan merupakan pusat perdagangan dan
Kecamatan Pasar Jambi. Pertumbuhan jasa di Kota Jambi, hal tersebut menjadi daya
Kecamatan Pasar Jambi yang terletak di pusat tarik bagi investor untuk berinvestasi di
Kota Jambi berkembang dengan pesat sebagai Kecamatan Pasar Jambi, sehingga keberadaan
pusat perdagangan dan jasa serta sebagai permukiman kumuh di Kecamatan Pasar
pusat pelayanan pemerintahan dan Jambi dapat menjadi masalah bagi
perkantoran di Kota Jambi. Hal ini menjadi perkembangan Kota Jambi.
daya tarik (attracting power) tersendiri bagi Berdasarkan rumusan masalah
masyarakat sekitar untuk kemudian tinggal tersebut, maka muncul pertanyaan penelitian
dan menetap di daerah ini guna memperoleh “Daerah mana yang menjadi kawasan
kemudahan akses. Hal ini tentunya turut permukiman kumuh dan karakteristik
berpengaruh terhadap kebutuhan akan lahan permukiman kumuh di Pusat Kota Jambi?”.
permukiman.
Meskipun keberadaan kawasan kumuh KAJIAN LITERATUR
di Kota Jambi khususnya di Kecamatan Pasar Permukiman Kumuh dan Liar
Jambi tidak dikehendaki, namun Menurut Direktorat Jendral Cipta Karya
keberadaannya dalam perkembangan wilayah Departemen Pekerjaan Umum, kawasan
dan kota tidak dapat dihindari. Pembangunan kumuh (slum area) adalah kawasan yang
dan perumahan dan permukiman yang kurang secara fisik, ekonomi, sosial dan budaya politik
terarah, terencana dan kurang mengalami degradasi dan atau melekat
memperhatikan kelengkapan sarana dan beberapa masalah, sehingga daya dukung
prasarana dasar seperti air bersih, sanitasi, lahan tidak dapat dimanfaatkan secara
sistem pengelolaan sampah, dan drainase optimal.
akan cenderung mengalamai degradasi Menurut David Drakakis Smith dalam
kualitas lingkungan atau yang kemudian Suparno dan Endy (2005) secara rinci
diterminologikan sebagai kawasan kumuh. memberikan batasan sebagai berikut: (1)
Kondisi seperti itu sudah semestinya Slums adalah lingkungan permukiman yang
mendapat perhatian khusus, untuk itu perlu absah, legal dan permanen tetapi kondisi fisik
dilakukan identifikasi kawasan-kawasan mana lingkungannya semakin memburuk karena
saja yang menjadi daerah kawasan kumuh di kurang pemeliharaan, umur bangunan yang
Kecamatan Pasar Jambi. Identifikasi kawasan menua, ketidak acuhan, atau karena terbagi-

302| Ruang; Vol. 2; No. 4; Th. 2014; hal. 301-310


IdentifikasiPermukimanKumuh di Pusat Kota Jambi May IstikasaridanParfiKhadiyanto

bagi menjadi unit perkarangan rumah atau Penyebab Terjadinya Permukiman Kumuh
kamar yang semakion kecil. (2) Squatters Menurut Ridho (2005), salah satu
adalah lingkungan permukiman liar yang penyebab tingginya resistensi yang tinggi dari
menempati lahan ilegal (bukan daerah penguhuni permukiman kumuh untuk tetap
permukiman) seringkali tidak terkontrol dan berada di lokasi semula adalah jarak yang
tidak terorganisasi, dengan kondisi fisik dekat antara permukiman dengan pusat-pusat
lingkungan dan bangunan yang sangat jelek, lapangan kerja yang digelutinya. Kebanyakan
tanpa dilayani oleh sarana dan prasarana permukiman kumuh berada di tempat-tempat
lingkungan kota. Lahan ilegal adalah antara yang strategis di pusat kota (sekitar pasar,
lain kuburan, tempat pembuangan sampah, dekat rumah sakit, di belakang pergudangan,
tanggul dan bantaran sungai, dibalik dinding dan lain-lain); di tengah kota (menempati
tembok milik orang lain, sepanjang rel kereta lahan kuburan, di tepi sungai, di belakang
api, di bawah jembatan dan lain-lain. pertokoan); atau di pinggiran kota (dekat
Menurut Budiharjo dalam tempat pembungan sampah, di atas tanggul).
Prabawaningrum (2008), ciri permukiman Berdasarkan penjelasan di atas,
kumuh dalam kebanyakan perkampungan di meskipun lokasi tersebut strategis namun
kota adalah sebagai berikut: (1) Penghuni bukan sebagai kawasan yang ditetapkan
berasal dari desa yang sama sehingga sebagai daerah permukiman. Kondisi
memungkinkan suatu homogenitas yang agak lingkungan yang di bawah standar dengan
besar, karena penghuni kebanyakan berasal sarana dan prasarana yang kurang memadai
dari desa miskin yang sama dengan tingkat bukan persoalan besar, kedekatan dengan
pendapatan yang relatif rendah; (2) Tingkat lapangan kerja khususnya sebagai pekerja
pendidikan adalah tamatan Sekolah Dasar, informal seperti pekerja pasar, buruh industri
maupun tidak tamat sekolah karena putus di dan atau bangunan, begkel, dan lain-lain
tengah jalan; (3) Dalam menyumbang hidup merupakan faktor penentu yang jauh pebih
atau untuk memenuhi kebutuhan pokok, penting.
modal utama adalah tenaga otot masing-
masing serta banyak memiliki waktu kosong; Parameter dan Kriteria Penilaian Kawasan
(4) Belum terorganisasi menurut badan Kumuh
hukum usaha yang lazim berlaku, seperti Untuk melakukan identifikasi kawasan
perseroan terbatas, koperasi, dan lain-lain. permukiman kumuh digunakan kriteria.
Modal usaha diperoleh dari jalur-jalur tidak Penentuan kriteria kawasan permukiman
resmi; (5) Bekerja pada sektor informal; (6) kumuh dilakukan dengan mempertimbangkan
Komplek permukiman padat dan letak berbagai aspek atau dimensi seperti
permukiman tidak teratur; (7) Fasilitas kesesuaian peruntukan lokasi dengan rencana
elementer, seperti air minum, tempat mandi- tata ruang, status (kepemilikan) tanah,
cuci kakus yang bersih, listrik dan selokan letak/kedudukan lokasi, tingkat kepadatan
pembuangan air tinja dan sampah, umumnya penduduk, tingkat kepadatan bangunan,
tidak tersedia dengan baik; (8) Bangunan kondisi fisik, sosial, ekonomi dan budaya
tempat bermukim serba sederhana terbuat masyarakat lokal.
dari bahan gedek atau serupa, dan pada Kriteria-kriteria yang ada dalam
umumnya tidak memenuhi persyaratan mengidentifikasi permukiman kumuh di
kesehatan; (9) Penghuni memiliki semangat perkotaan antara lain: (1) Kriteria permukiman
kekeluargaan yang cukup baik diantara kumuh menurut BPS; (2) Kriteria permukiman
penghuni; (10) Kesadaran hidup beragama. kumuh dalam konsep panduan identifikasi
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat lokasi perumahan dan permukiman kumuh;
dari struktur ekonomi masyarakat yang tinggal (3) Kriteria kawasan permukiman kumuh
di permukiman kumuh sebagian besar menurut Direktorat Pengembangan
merupakan masyarakat menengah kebawah Permukiman.
dengan tingkat pendapatan rendah.

Ruang; Vol.2; No.4; Th. 2014; hal. 301-310 | 303


IdentifikasiPermukimanKumuh di Pusat Kota Jambi May IstikasaridanParfiKhadiyanto

Penentuan kriteria kawasan Nilai-nilai yang diperoleh kemudian


permukiman kumuh dilakukan dengan dijumlahkan berdasarkan kelompok kriteria
mempertimbangkan berbagai aspek atau sampai diperoleh nilai tertinggi dan nilai
dimensi status (kepemilikan) tanah, letak/ terendah. Nilai tertinggi dikurangi dengan nilai
kedudukan lokasi, tingkat kepadatan terendah dan hasil pengurangan tadi dibagi 3
penduduk, tingkat kepadatan bangunan, (tiga) sehingga diperoleh koefisien ambang
kondisi fisik, sosial, dan ekonomi. rentang.
Penilaian dilakukan melalui analisis Berdasarkan koefisien ambang rentang
kesesuaian setiap parameter yang telah tadi kemudian terjadi seleksi tiap lokasi input
ditetapkan dengan kenyataan di setiap lokasi untuk kemudian ditentukan apakah lokasi
yang dinilai dan atau setiap input data yang bersangkutan masuk kedalam kategori
sekunder yang dinilai. Kesesuaian dinilai kawasan permukiman kumuh atau tidak.
berdasarkan derajat kesesuaian mulai sangat Proses ini hanya menghasilkan kategori
sesuai sampai dengan tidak sesuai dan akan kawasan permukiman kumuh atau tidak.
menghasilkan nilai (score) tertentu.

TABEL 1
PARAMETER PADA VARIABEL KRITERIA PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KRITERIA VARIABEL PARAMETER BOBOT
>100unit/ha 50
Kepadatan bangunan 80 – 100 unit/ha 30
<80 unit/ha 20
>50 % 50
Komponen Fisik Bangunan Bangunan temporer 25% - 50% 30
<25% 20
<1,5m 50
Vitalitas Non
Jarak antar bangunan 1,5m – 3,0 m 30
Ekonomi
>3,0m 20
>500 jiwa/ha 50
Kepadatan penduduk 400 – 500 jiwa/ha 30
<400 jiwa/ha 20
Komponen Kependudukan
>2,0 % 50
Pertumbuhan penduduk 1,7% - 2,0% 30
<1,7% 20
Sangat Strategis 50
Letak Strategis Kurang Strategis 30
Tidak Strategis 20
>10 km 50
Vitalitas Ekonomi Jarak ketempat mata pencaharian 1 – 10km 30
< 1km 20
Pusat bisnis dan perkantoran 50
Fungsi kawasan sekitar Pusat pemerintahan 30
Permukiman dan lainnya 20
Belum Sertifikat 50
Dominasi Status Tanah Sertifikat HGB 30
Sertifikat Hak Milik 20
Status Tanah
Tanah Negara 50
Status Kepemilikan Tanah Tanah masyarakat adat 30
Tanah sengketa 20
Sangat buruk>70 % 50
Kondisi jalan lingkungan Buruk 50% - 70% 30
Sarana dan Baik<50 % 20
Prasarana Genangan>50% 50
Kondisi drainase Genangan 25% - 50% 30
Genangan<25% 20

304| Ruang; Vol. 2; No. 4; Th. 2014; hal. 301-310


IdentifikasiPermukimanKumuh di Pusat Kota Jambi May IstikasaridanParfiKhadiyanto

KRITERIA VARIABEL PARAMETER BOBOT


Pelayanan<30% 50
Kondisi Air minum Pelayanan 30% - 60% 30
Pelayanan>60% 20
Pelayanan<30% 50
Kondisi air limbah Pelayanan 30% - 60% 30
Pelayanan>60% 20
Pelayanan<50% 50
Kondisi persampahan Pelayanan 50% - 70% 30
Pelayanan>70% 20
Sumber: Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Penyangga Kota Metropolitan

METODE PENELITIAN Masing-masing Kelurahan memperoleh 25


Penelitian mengenai identifikasi responden. Sehingga nantinya didapatkan
permukiman kumuh di Kecamatan Pasar lokasi yang merupakan permukiman kumuh di
Jambi ini menggunakan metode penelitian KecamatanPasar Jambi.
kuantitatif. Dalam penelitian ini nantinya akan
menggunakan penghitungan melalui HASIL DAN PEMBAHASAN
pembobotan berdasarkan hasil kuisioner dan Identifikasi Kawasan Permukiman di
obeservasi yang didapatkan dilapangan untuk Kecamatan Pasar Jambi
menentukan kawasan yang merupakan lokasi Untuk melakukan identifikasi kawasan
permukiman kumuh di Kecamatan Pasar permukiman kumuh digunakan kriteria.
Jambi. Penentuan kriteria kawasan permukiman
Untuk dapat melakukan identifikasi kumuh dilakukan dengan mempertimbangkan
permukiman kumuh di Pusat Kota Jambi, serta berbagai aspek atau dimensi status
untuk mengarahkan pada pemecah (kepemilikan) tanah, letak/kedudukan lokasi,
permasalahan dan pencapaian tujuan studi, tingkat kepadatan penduduk, tingkat
maka diperlukan adanya pendekatan studi. kepadatan bangunan, kondisi fisik, sosial, dan
Adapun jenis metode pendekatan yang ekonomi. Penilaian kawasan permukiman
dilakukan untuk melaksanakan tahapan- kumuh di Kecamatan Pasar Jambi dilakukan
tahapan tersebut digunakan metode sebagai berdasarkan parameter penilaian kawasan
berikut: (1) Teknik Analisis Kuantitatif; (2) permukiman kumuh menurut Direktorat
Teknik analisis Deskriptif; (3) Teknik analisis Pengembangan Permukiman.
Visual. Penilaian dilakukan melalui analisis
kesesuaian setiap parameter yang telah
Sampel Responden ditetapkan dengan kenyataan di setiap lokasi
Dalam penelitian ini jumlah responden yang dinilai dan atau setiap input data
yang akan dijadikan sampel adalah 100 orang. sekunder yang dinilai. Kesesuaian dinilai
Jumlah tersebut dianggap sudah mewakili dari berdasarkan derajat kesesuaian mulai sangat
jumlah populasi (Kepala Keluarga) yang ada di sesuai sampai dengan tidak sesuai dan akan
Kecamatan Pasar Jambi untuk dapat menghasilkan nilai (score) tertentu.
digunakan dalam menetapkan lokasi Nilai Rentang = - ∑ nilai terendah
permukiman kumuh di Kecamatan Pasar 3
Jambi.
Sampel yang berjumlah 100 sampel Setelah dilakukan penilaian pada
dibagi secara merata disetiap Kelurahan yang masing-masing parameter permukiman di
terdapat di Kecamatan Pasar Jambi. Terdapat empat Kelurahan yang ada di Kecamatan
empat Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Pasar Jambi, yaitu Kelurahan Beringin,
Pasar Jambi, yaitu Kelurahan Beringin, Kelurahan Sungai Asam, Kelurahan Orang
Kelurahan Sungai Asam, Kelurahan Orang Kayo Hitam, dan Kelurahan Pasar Jambi, maka
Kayo Hitam dan Kelurahan Pasar Jambi. diperoleh hasil penilaian sebagai berikut:

Ruang; Vol.2; No.4; Th. 2014; hal. 301-310 | 305


IdentifikasiPermukimanKumuh di Pusat Kota Jambi May IstikasaridanParfiKhadiyanto

TABEL 2
PENILAIAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PASAR JAMBI
KELURAHAN KELURAHAN KELURAHA
KELURAHAN
KRITERIA VARIABEL PARAMETER BOBOT SUNGAI ORANG N PASAR
BERINGIN
ASAM KAYO HITAM JAMBI
>100
50
unit/ha
Kepadatan
80-100 20 20 20 20
bangunan 30
unit/ha
<80 unit/ha 20
Komponen Fisik
>50 % 50
Bangunan Bangunan
25% - 50% 30 50 30 50 20
temporer
<25% 20
<1,5m 50
Vitalitas Jarak antar
1,5m-3,0 m 30 50 50 50 30
Non bangunan
>3,0m 20
Ekonomi
>500
50
jiwa/ha
Kepadatan 400-500
30 20 20 20 20
penduduk jiwa/ha
Komponen
<400
Kependudukan 20
jiwa/ha
>2,0 % 50
Pertumbuhan
1,7% - 2,0% 30 20 20 20 20
penduduk
<1,7% 20
Sangat Strategis 50
Letak Strategis Kurang Strategis 30 50 50 50 50
Tidak Strategis 20
Jarak ke tempat >10 km 50
Vitalitas mata 1 – 10km 30 30 30 30 20
Ekonomi pencaharian < 1km 20
Pusat bisnis dan
50
Fungsi kawasan perkantoran
20 20 20 50
sekitar Pusat pemerintahan 30
Permukiman dan lainnya 20
Belum Sertifikat 50
Dominasi Status
Sertifikat HGB 30 50 50 50 20
Tanah
Status Sertifikat Hak Milik 20
Tanah Status Tanah Negara 50
Kepemilikan Tanah masyarakat adat 30 30 30 30 30
Tanah Tanah sengketa 20
Sangat buruk >70 % 50
Kondisi jalan
Buruk 50% - 70% 30 30 30 30 20
lingkungan
Baik <50 % 20
Genangan >50% 50
Kondisi
Genangan 25% - 50% 30 50 50 50 20
drainase
Sarana dan Genangan <25% 20
Prasarana Pelayanan <30% 50
Kondisi Air
Pelayanan 30% - 60% 30 30 50 30 20
minum
Pelayanan >60% 20
Pelayanan <30% 50
Kondisi air
Pelayanan 30% - 60% 30 50 50 50 50
limbah
Pelayanan >60% 20

306| Ruang; Vol. 2; No. 4; Th. 2014; hal. 301-310


IdentifikasiPermukimanKumuh di Pusat Kota Jambi May IstikasaridanParfiKhadiyanto

KELURAHAN KELURAHAN KELURAHA


KELURAHAN
KRITERIA VARIABEL PARAMETER BOBOT SUNGAI ORANG N PASAR
BERINGIN
ASAM KAYO HITAM JAMBI
Pelayanan <50% 50
Kondisi
Pelayanan 50% - 70% 30 50 20 50 20
persampahan
Pelayanan >70% 20
SKOR 550 500 600 310
Sumber: Analisis Peneliti, 2014

Berdasarkan rumus penilaian kawasan lingkungannya karena tidak adanya rasa


permukiman kumuh maka diperoleh: kepemilikan disamping kemampuan
ekonomi yang rendah, kondisi jalan
Nilai Rentang = - ∑ nilai terendah lingkungan yang
3 buruk,genangandrainase,
Nilai Rentang = 750 – 300 = 150 pelayananpersampahandanair limbah
3
yang buruk;
2. Kelurahan Sungai Asam diperoleh nilai
Maka berdasarkan rumus tersebut
500, maka kawasan permukiman di
diperoleh penilaian kawasan sebagai berikut:
Kelurahan Sungai Asam masuk pada
(1) Kategori Kawasan Sangat Kumuh Berada
kawasan kumuh sedang, sesuai dengan
Pada Nilai: 600 – 750; (2) Kategori Kawasan
kategori kawasan dengan nilai 449 –
Kumuh Sedang Berada Pada Nilai: 449 – 599;
599 merupakan kawasan kumuh
(3) Kategori Kawasan Tidak Kumuh Berada
sedang. Berdasarkan hasil dari
Pada Nilai: 298 – 448.
pembobotan, kekumuhan di Kelurahan
Berdasarkan hasil penilaian kawasan
Sungai Asam disebabkan oleh faktor
permukiman kumuh maka diperoleh:
kondisi fisik bangunan, yaitu 50%
1. Kelurahan Beringin diperoleh nilai
merupakan bangunan temporer, jarak
bobot 550, maka kawasan permukiman
bangunan yang terlalu rapat yaitu
di Kelurahan Beringin masuk pada
kurang dari 1,5 meter, letak kawasan
kawasan kumuh sedang, sesuai dengan
yang sangat strategis menyebabkan
kategori kawasan dengan nilai 449 –
banyak masyarakat yang bertempat
599 merupakan kawasan kumuh
tinggal di kawasan ini tanpa
sedang. Berdasarkan hasil dari
memperhatikan kemampuan ekonomi
pembobotan, kekumuhan di Kelurahan
mereka, dominasi status tanah yang
Beringin disebabkan oleh faktor kondisi
belum bersertifikat menyebabkan
fisik bangunan, yaitu lebih dari 50%
masyarakatnya enggan untuk
merupakan bangunan temporer, jarak
memperbaiki rumah dan kondisi
bangunan yang terlalu rapat yaitu
lingkungannya karena tidak adanya rasa
kurang dari 1,5 meter, kondisi fisik
kepemilikan disamping kemampuan
bangunan tersebut menyebabkan
ekonomi yang rendah, kondisi jalan
kualitas lingkungan di Kelurahan
lingkungan yang buruk, genangan
Beringin menjadi rendah. Letak
drainase,rendahnyapelayananlimbahda
kawasan yang sangat strategis
npelayanan air bersih;
menyebabkan banyak masyarakat yang
3. Kelurahan Orang Kayo Hitam diperoleh
bertempat tinggal di kawasan ini tanpa
nilai 600, maka Kelurahan Orang Kayo
memperhatikan kemampuan ekonomi
Hitam masuk dalam kawasan sangat
mereka, dominasi status tanah yang
kumuh, sesuai dengan kategori kawasan
belum bersertifikat menyebabkan
dengan nilai 600 – 750 merupakan
masyarakatnya enggan untuk
kawasan sangat kumuh. Berdasarkan
memperbaiki rumah dan kondisi

Ruang; Vol.2; No.4; Th. 2014; hal. 301-310 | 307


Identifikasi Permukiman Kumuh di Pusat Kota Jambi May Istikasari dan Parfi Khadiyanto

hasil dari pembobotan, kekumuhan di lingkungan yang buruk, genangan


Kelurahan Orang Kayo Hitam drainase, rendahnya pelayanan air dan
disebabkan oleh faktor kondisi fisik air limbahdan persampahan;
bangunan, yaitu lebih dari 50% 4. Kelurahan Pasar Jambi diperoleh nilai
merupakan bangunan temporer, jarak 310, maka kawasan permukiman di
bangunan yang terlalu rapat yaitu Kelurahan Pasar Jambi merupakan
kurang dari 1,5 meter, Letak kawasan kawasan tidak kumuh. Sesuai dengan
yang sangat strategis menyebabkan kategori kawasan dengan nilai 299 –
banyak masyarakat yang bertempat 448 merupakan kawasan tidak kumuh.
tinggal di kawasan ini tanpa Kondisi fisik bangunan dan prasarana
memperhatikan kemampuan ekonomi lingkungan yang sudah cukup baik
mereka, dominasi status tanah yang menyebabkan kawasan ini mempunyai
belum bersertifikat menyebabkan kualitas lingkungan yang baik, sehingga
masyarakatnya enggan untuk tidak masuk dalam kategori dalam
memperbaiki rumah dan kondisi kawasan kumuh.
lingkungannya karena tidak adanya rasa
kepemilikan disamping kemampuan Berikut adalah peta permukiman
ekonomi yang rendah, kondisi jalan kumuh di Kecamatan Pasar Jambi.

Sungai Batanghari

Sumber: Citra Google 2014

Sumber: Citra Google, 2014


GAMBAR 1
PETA KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI PUSAT KOTA JAMBI

Persebaran permukiman kumuh di kekumuhan sedang tepatnya terdapat di RT


Kelurahan Beringin dengan tingkat 02, RT 05, RT 15, RT 17 dan RT 18. Lokasi

308| Ruang; Vol. 2; No. 4; Th. 2014; hal. 301-310


IdentifikasiPermukimanKumuh di Pusat Kota Jambi May IstikasaridanParfiKhadiyanto

permukiman kumuh di RT 02, RT 05 RT 17 dan lokasi permukiman kumuh di Kelurahan


RT 18 berada di belakang pertokoan, dan Sungai Asam berdasarkan persebaran
lokasi permukiman kumuh di RT 18 berlokasi lokasinya terdapat di daerah yang rawan
di belakang pasar tradisional. Seperti yang terhadap bencana banjir. Lokasi ini sangat
telah dijelaskan oleh Ridho (2005), bahwa berbahaya karena tidak sesuai untuk lokasi
permukiman kumuh biasanya terdapat di bermukim sehingga perlu dilakukan
lokasi yang strategis yaitu pusat kota maupun penanganan khsusu tidak hanya peremajaan.
tengah kota seperti sekitar pasar tradisional
dan belakang pertokoan. KESIMPULAN
Persebaran permukiman kumuh di Berdasarkan penelitian, sungai tidak
Kelurahan Sungai Asam dengan tingkat mempengaruhi tingkat kekumuhan. Tiga
kekumuhan sedang terdapat di RT 02, RT 10, Kelurahanya itu Kelurahan Pasar Jambi,
RT 16, RT 19, dan RT 23. Lokasi permukiman Beringin dan Orang Kayo Hitam berada di tepi
kumuh tersebar di belakang pertokoan dan sungai Batanghari, namun kekumuhan di
kegiatan sosial ekonomi. Namun karena lokasi masing-masing kawasan berbeda. Kelurahan
di masing-masing RT tersebut merupakan Pasar Jambi merupakan kawasan tidak kumuh,
daerah dataran rendah sehingga sering Kelurahan Beringin merupakan kawasan
mengalami bencana banjir jika musim kumuh sedang dan Kelurahan Orang Kayo
penghujan. Seperti yang dijelaskan oleh David Hitam merupakan kawasan sangat kumuh.
Drakakis dalam Suparno dan Endy (2005) Kekumuhan pada masing-masing
bahwa, ciri permukiman kumuh yaitu suatu kawasan disebabkan oleh masalah pelayanan
kawasan dengan fungsi kota yang bercampur persampahan, genangan drainase, pelayanan
dan tidak beraturan, merupakan kantong- air minum, jumlah bangunan temporer, jarak
kantong kemiskinan perkotaan yang rawan antar bangunan yang rapat, dan dominasi
terhadap banjir. status tanah atau kepemilikan tanah.
Persebaran permukiman di Kelurahan
Orang Kayo Hitam yang merupakan DAFTAR PUSTAKA
permukiman kumuh dengan tingkat Agung Ridho, Muhammad. 2001. Kemiskinan
kekumuhan tinggi tersebar di RT 03, RT 04, RT di Perkotaan. Jakarta: Prenhalindo.
05, RT 07, RT 09, dan RT 11. Persebaran Budihardjo, Eko. 1991. Fenomena Metropolis
permukiman kumuh di masing-masing RT & Megapolis: Kepadatan dan Bangunan
berada di belakang pertokoan. Hal ini Tinggi. Jakarta: IMA Universitas Taruma
dikarenakan Kelurahan Orang Kayo Hitam Negara.
merupakan pusat perdagangan dan jasa ---------------------. 1998. Sejumlah Masalah
dengan kegiatan sosial dan ekonomi Pemukiman Kota. Bandung: PT Alumni
didalamnya. Bandung.
Berdasarkan persebaran lokasinya, Direktorat Jenderal Cipta Karya. 1996.
maka permukiman kumuh di Kelurahan Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Beringin dan Kelurahan Orang Kayo Hitam Departemen Pekerjaan Umum Republik
merupakan lingkungan permukiman kumuh Indonesia. Jakarta
yang berada pada lokasi yang sangat strategis Direktorat Jenderal Perumahan dan
dalam mendukung fungsi kota yang menurut Permukiman. 2002. Rencana Strategis
rencana kota dapat dibangun bangunan Peningkatan Kualitas Lingkungan
komersial untuk memberikan pelayanan Permukiman Kumuh (2002-2010).
kepada masyarakat kota dengan lebih baik. Departemen Permukiman dan
Terutama pada lokasi permukiman kumuh Prasarana Wilayah. Jakarta.
yang terdapat dibelakang pertokoan dan Marlina Endy, dan Sastra Suparno. 2006.
sekitar pasar. Lokasi tersebut berpotensi Perencanaan dan Pengembangan
komersial yang cukup besar, karena itu Perumahan.Yogyakarta:Penerbit Andy.
diutamakan untuk diremajakan. Selain itu

Ruang; Vol.2; No.4; Th. 2014; hal. 301-310 | 309


Identifikasi Permukiman Kumuh di Pusat Kota Jambi May Istikasari dan Parfi Khadiyanto

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan


Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
UU RI No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan
dan Permukiman.

310| Ruang; Vol. 2; No. 4; Th. 2014; hal. 301-310

Anda mungkin juga menyukai