Anda di halaman 1dari 9

1.

1 Dampak Nuklir

Kecelakaan nuklir memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang yang berbahaya
bagi manusia. Dampak kesehatan, ekonomi, sosial dan psikologis dapat terjadi bagi manusia
yang tertimpa. Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa
diketahui, sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang
biasanya malah lebih berbahaya.

1.1.1 Bagi Manusia

1. Merusak Sel-Sel Tubuh

Terkena radiasi dapat merusak sel-sel tubuh. Ketika sel-sel tubuh yang sehat
bertabrakan dengan radiasi maka bisa menyebabkan kerusakan molekul. Sel yang
rusak mungkin tidak bisa bermutasi dengan baik dan akibatnya bisa menjadi sel
kanker yang tumbuh dalam tubuh. Sel akan menyebar ke semua bagian tubuh tanpa
bisa dikendalikan dan bisa menjadi masalah kesehatan dengan berbagai komplikasi.

2. Kulit Terbakar

Kulit terbakar menjadi salah satu efek yang sangat berbahaya dari radiasi nuklir.
Kulit akan menjadi merah dan terbakar seperti terkena api. Bagian kulit luar akan
terus mengelupas bahkan jika terkena air. Selain itu, juga bisa menyebabkan rambut
rontok dan tidak bisa tumbuh lagi.

3. Kerusakan Jaringan Kulit

Paparan radiasi akan merusak jaringan kulit dan bisa menyebabkan kanker kulit.
Kerusakan jaringan kulit sulit untuk kembali seperti semua karena kerusakan DNA
parah akibat nuklir dengan dosis tinggi. Jaringan kulit juga bisa menyebabkan
kerusakan sel hingga bagian dalam tubuh , ehingga sulit untuk mendapatkan bentuk
kulit yang baru.

4. Kerusakan DNA Fatal

Kerusakan DNA menjadi salah satu kerusakan yang paling berbahaya untuk
manusia. Apabila DNA tubuh manusia sudah rusak maka, tidak ada cara untuk
memperbaikinya. Hal ini bisa mengakibatkan berbagai jenis penyakit akibat
kerusakan sel seperti kanker
5. Kerusakan Otak

Kerusakan otak menjadi efek dari radiasi nuklir secara tidak langsung dengan
dosis sekitar 5000 Rems atau lebih. Sel otak memang tidak bisa berkembang,
sehingga mereka tidak akan rusak kecuali jika terkena paparan radiasi secara
langsung. Jika kerusakan terjadi dalam waktu yang cepat maka resiko kematian
menjadi hal yang paling fatal. Biasanya kerusakan juga didahului dengan kerusakan
jantung dan kerusakan lain.

6. Kerusakan Sistem Darah

Kerusakan sistem darah, bisa menjadi kerusakan yang sangat fatal. Hal ini terjadi
ketika sel limfosit memang sangat rentan terhadap infeksi. Kemudian infeksi akan
menyebar dan menyebabkan tubuh menjadi lebih lemah, berbagai gejala flu. Bahkan
kerusakan sistem darah bisa menyebabkan kanker leukimia dan limfoma yang
mengakibatkan kematian.

7. Kerusakan Saluran Reproduksi

Terkena radiasi nuklir juga bisa menyebabkan kerusakan pada saluran reproduksi.
Hal ini terjadi ketika semua sel pada bagian saluran reproduksi bisa membelah
dengan cepat akibatnya bisa menyebabkan kemandulan.

1.1.2 Bagi Lingkungan

1. Perubahan Iklim secara Ekstrem

Para peneliti menyebutkan bahwa ekosistem di bumi akan berubah menjadi lebih
buruk apabila terjadi ledakan nuklir dan dampak ledakan nuklir akan sangat lebih
buruk dibandingkan dengan dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global akibat
gas greenhouse. Pencegahan ledakan nuklir harus menjadi perhatian komunitas
internasional. Bahkan perkembangan dari energi nuklir itu sendiri sudah memiliki
potensi yang berbahaya yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

2. Karbon Dioksida Berlebih

Pembangkit tenaga nuklir menggunakan uranium sebagai bahan bakarnya. Proses


untuk menggali uranium sendiri mengeluarkan karbon dioksida dalam jumlah yang
besar ke lingkungan. Karbon dioksida juga dikeluarkan pada saat pembangunan
pembakit tenaga listrik itu sendiri. Pada akhirnya, pembuangan limbah radioaktf juga
mengakibatkan emisi karbon dioksida.
3. Limbah Radioaktif

Limbah radioaktif termasuk salah satu dampak yang wajib dikhawatirkan. Limbah
radioaktif ini masih akan aktif sampai ratusan hingga ribuan tahun mendatang. Pada
saat ini, limbah radioaktif disimpan di tenaga pembangkit nuklir itu sendiri. Namun
karena adanya keterbatasan, pasti limbah ini akan direlokasi. Sudah ada rencana
untuk memendam limbah ini di dalam tongn di Gunung Yucca, Nevada.

Meskipun demikian, pemendaman limbah ini masih menimbulkan beberapa


masalah. Limbah akan diangkut oleh truk-truk besar, dalam perjalanannya bisa saja
terjadi kecelakaan dan limbah radioaktif bisa tercecer. Masalah lain adalah adanya
pertimbangan apakan apabila setelah limbah dikubur di dalam tong, apakah tong tidak
akan mengalami kebocoran dari waktu ke waktu.

Hingga saat ini masih belum ada solusi yang nyata yang berkaitan dengan limbah
radioaktif. Banyak ilmuwan merasa bahwa ide untuk pembangungan dan
perkembangan pembangkit tenaga nuklir akan memiliki dampak berbahaya berkaitan
dengan belum adanya solusi untuk pembuangan limbah radioaktif.

4. Asap Hitam Nuklir

Para ilmuwan sudah mengkalkulasi adanya dampak negatif yang terjadi apabila
terjadi perang atau ledakan yang bersangkutan dengan energi nuklir. Asap hitam yang
ditimbulkan dari energi nuklir tersebut akan naik ke awan dan menghalangi paparan
sinar matahari ke bumi dan akan membuat bumi tenggelam dalam kegelapan.

Tanpa adanya kehangatan dan paparan sinar matahari, tumbuhan tidak akan bisa
berpotosintesis dan kemudian perlahan akan mati. Apabila tumbuhan mati, ekosistem
manusia dan hewan akan hancur dan terjadi kelaparan besar-besaran. Bahkan ledakan
nuklir dalam skala kecil dispekulasi dapat merusak fungsi lapisan ozon,
memperpendek musim panen dan meningkatkan temperatur dan semakin menambah
jumlah sebab pemanasan global.

Asap hitam yang naik ke bagian atas atmosfir ini akan terkena cahaya panas
matahari dan menjalar ke seluruh dunia. Partikel-partikel dari asap tersebut akan
mengkonsumsi cahaya matahari sebelum ia masuk ke dalam bumi, dan di satu sisi
akan mengakibatkan bumi mengalami musim dingin yang panjang di seluruh
bagiannya dengan rata-rata 1.25 derajat celcius. Temperatur ini lebih dingin daripada
jaman es dan akan menjadi salah satu perubahan iklim terbesar dalam sejarah
manusia.
5. Rusaknya Habitat Flora da Fauna

Dampak yang paling terlihat adalah dampak pada lingkungan, khususnya pada
flora dan fauna. Untuk membuat pembangkit tenaga nuklir sudah pasti membutuhkan
area yang luas dan yang paling memungkinkan adalah di area pedalaman. Biasanya,
hutan-hutan akan dipangkas untuk memberikan area pada pembuatan pembangkit
tenaga nuklir. Dengan demikian, habitat berbagai macam jenis flora dan fauna akan
hilang, dan akan menimbulkan ketidak seimbangan pada ekosistem.
1.2 Pencegahan Radiasi Nuklir

1. Memasang Protector

Protector dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium. Bila suhu
dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak tertangkap maupun yang tidak
mengalami proses perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembelahan
berkurang. Akibatnya panas yang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akan menjamin
bahwa teras reaktor tidak akan rusak walaupun sistem kendali gagal beroperasi

2. Penghalang ganda

Zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi pembelahan inti uranium sebagian
besar (>99%) akan tetap tersimpan di dalam matriks bahan bakar, yang berfungsi
sebagai penghalang pertama. Selama operasi maupun jika terjadi kecelakaan,
kelongsongan bahan bakar akan berperan sebagai penghalang kedua untuk mencegah
terlepasnya zat radioaktif tersebut keluar kelongsongan. Apabila masih dapat keluar
dari dalam kelongsongan, masih ada penghalang ketiga yaitu sistem pendingin. Lepas
dari sistem pendingin, masih ada penghalang keempat berupa bejana tekan dibuat dari
baja dengan tebal ± 20 cm. penghalang kelima adalah perisai beton dengan ketebalan
1,5 – 2 meter. Bila zat radioaktif tersebut masih ada yang lolos dari perisai beton,
masih ada penghalang ke enam yaitu sistem pengukung yang terdiri pelat baja setebal
± 7 cm dan beton setebal 1,5 – 2 meter yang kedap udara.

3. Penstabilan Inti Nukir

Jika suatu inti terdiri atas sejumlah neutron yang tidak seimbang, inti tersebut
menjadi tegang dan mempunyai kelebihan energi. Beginilah keadaan inti dari suatu
atom karbon jika di dalamnya terdapat kurang dari enam atau lebih dari tujuh neutron.
Inti ini tidak dapat bertahan. Suatu saat inti akan melepaskan kelebihan energi dan
mungkin melepaskan satu atau dua partikel radiasi sekaligus.

Suatu inti karbon dengan enam proton dan enam neutron disebut sebagai karbon -
12 atau ditulis dengan simbol C-12. Angka 12 menunjukan jumlah dari neukleon.
Satu inti karbon dengan tujuh neutron dapat diidentifikasi sebagai C-13. Inti karbon
C-12 dan C-13 mempunyai sifat stabil. Selain bentuk ini, bentuk yang lain tidak
stabil. Semakin janggal jumlah neutronnya, semakin bertambah ketegangannya dan
semakin cepat pula inti melepaskan kelebihan energinya dalam bentuk sinar radiasi.

Setiap inti melepaskan ketegangannya dengan cara yang berbeda dan


mengeluarkan energi atau partikel radiasi yang berbeda. Pada sebagian besar kasus,
inti melepaskan energi elektromagnetik yang disebut radiasi gamma, yang dalam
banyak hal mirip dengan sinar-X. Ia bergerak secara lurus, melemah bila membentur
suatu benda, tetapi sering sebagian dari radiasi gamma menembus benda tersebut.

1.3 Mengatasi Dampak Pencemaran Nuklir


Secara umum, pengelolaan limbah nuklir yang lazim digunakan oleh negara-
negara maju meliputi tiga pendekatan pokok yang bergantung pada besar kecilnya
volume limbah, tinggi rendahnya aktivitas zat radioaktif yang terkandung dalam limbah
serta sifat-sifat fisika dan kimia limbah tersebut. Tiga pendekatan pokok itu meliputi:
 Limbah nuklir dipekatkan dan dipadatkan yang pelaksanaannya dilakukan
dalam wadah khusus untuk selanjutnya disimpan dalam jangka waktu yang
cukup lama. Cara ini efektif untuk menangani limbah nuklir cair yang
mengandung zat radioaktif beraktivitas sedang dan atau tinggi
 Limbah nuklir disimpan dan dibiarkan meluruh dalam tempat penyimpanan
khusus sampai aktivitasnya sama dengan aktivitas zat radioaktif lingkungan.
Cara ini efektif bila dipakai untuk pengelolaan limbah nuklir cair atau padat
yang beraktivitas rendah dan berwaktu paruh pendek.
 Limbah nuklir diencerkan dan didispersikan ke lingkungan. Cara ini efektif
dalam pengelolaan limbah nuklir cair dan gas beraktivitas rendah
Pada tempat penghasi nuklir sebagian besar limbah yang dihasilkan adalah limbah
aktivitas rendah (70 – 80%). Sedangkan limbah aktivitas tinggi dihasilkan pada proses
daur ulang elemen bakar nuklir bekas, sehingga apabila elemen bakar bekasnya tidak
didaur ulang, limbah aktivitas tinggi ini jumlahnya sangat sedikit. Penangan limbah
radioaktif aktivitas rendah, sedang maupun aktivitas tinggi pada umumnya mengikuti tiga
prinsip, yaitu :
 Memperkecil volumenya dengan cara evaporasi, insenerasi,
kompaksi/ditekan.
 Mengolah menjadi bentuk stabil (baik fisik maupun kimia) untuk
memudahkan dalam transportasi dan penyimpanan.
 Menyimpan limbah yang telah diolah, di tempat yang terisolasi
1.3.1 Pengolahan limbah cair
Pengelolaan limbah cair dengan cara evaporasi/pemanasan untuk memperkecil
volume, kemudian dipadatkan dengan semen (sementasi) atau dengan gelas masif
(vitrifikasi) di dalam wadah yang kedap air, tahan banting, misalnya terbuat dari
beton bertulang atau dari baja tahan karat. Alat untuk proses evaporasi di sebut
evaporator. Alat ini mampu mereduksi volume limbah cair dengan faktor reduksi 50.
Hal ini berarti jika ada 50 m3 limbah cair yang diolah, maka akan dihasilkan 1 m3
konsentrat radioaktif, sedang sisanya yang 49 m3 hanyalah berupa air destilat yang
sudahtidak radioaktif lagi
1.3.2 Pengolahan limbah padat
Pengolahan limbah padat adalah dengan cara diperkecil volumenya
melalui proses insenerasi/pembakaran, selanjutnya abunya disementasi.
Sedangkan limbah yang tidak dapat dibakar diperkecil volumenya dengan
kompaksi/penekanan dan dipadatkan dalam drum/beton dengan semen.
Sedangkan limbah yang tidak dapat dibakar/dikompaksi, harus dipotong-potong
dan dimasukkan dalam beton kemudian dipadatkan dengan semen atau gelas
masif Proses pemadatan bisa dilakukan dengan semen (sementasi), aspal, polimer
maupun bahan gelas
GLOSARIUM

Sementasi Keluarnya air dari ruang pori-pori, material yang terlarut di dalamnya
mengendap dan merekatkan butiran-butiran sedimen. Material semennya
dapat merupakan karbonat (CaCO3), silica (SiO3), oksida (besi) atau
mineral lempung.

Vitriviksi Proses pengubahan atau perubahan menjadi kaca


Radioaktif Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil.
Evaporasi Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air)
Insinerasi Insinerasi adalah metode pengolahan sampah dengan cara membakar
sampah pada suatu tungku pembakaran.
DAFTAR PUSTAKA

https://environergy.wordpress.com/2009/07/27/upaya-penanganan-limbah-nuklir/
https://duniaparapelajar.wordpress.com/tag/penanggulangan-pencemaran/
https://www.elektroindonesia.com/elektro/ener14b.html
https://id.scribd.com/doc/52125434/Penanggulangan-nuklir
https://brainly.co.id/tugas/14550058
http://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi-2/artikelnuklir/122-inti-yang-tidak-stabil-
menyebabkan-zat-bersifat-radio-aktif
https://www.academia.edu/11950527/UPAYA_PEMERINTAH_JEPANG_DALAM_ME
NANGGULANGI_EFEK_INSIDEN_FUKUSHIMA_DAIICHI

Anda mungkin juga menyukai