Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

ADMINISTRASI PERTANAHAN

PENGEMBANGAN TANAH

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

KELAS B

1. JONATHAN CHANDRA LUMBAN TOBING NIM. 16252988


2. KRISNAWAN ANDIYANTO NIM. 16252990

PROGRAM DIPLOMA IV PERTANAHAN

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

YOGYAKARTA

2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Metode Pengembangan Tanah ( Land Development Method ) Secara


harafiah, istilah “ Nilai Lahan atau Tanah “ dan “ Harga lahan atau tanah “
merupakan terjemahan dari istilah yang biasa dipakai dalam membicarakan hal -
hal yang berkaitan dengan lahan atau tanah, yaitu “ Land Value “ dan “ Land
Price “.
Nilai tanah ( land value ) merupakan suatu pengukuran nilai tanah yang
didasarkan kepada kemampuan tanah secara ekonomis dalam hubungannya
dengan produktifitas dan strategi ekonominya. Jadi dalam hal ini Nilai Tanah
adalah suatu ukuran nilai kemampuan tanah yang secara langsung memberikan
nilai produktifitas dan kesuburan, sehingga secara langsung tanah tersebut dapat
berproduksi berfungsi sebagai tanah perkotaan, pertanian atau perkebunan.
Harga tanah ( land price ) adalah penilaian atas tanah yang diukur
berdasarkan harga nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luas tertentu pada
pasaran lahan. Dari gambaran di atas dapat dikemukakan bahwa antara nilai tanah
dan harga tanah akan mempunyai hubungan fungsional. Harga tanah ditentukan
oleh nilai tanah atau harga tanah akan mencerminkan tinggi rendahnya Nilai
Tanah. Dengan demikian maka harga tanah merupakan fungsi dari nilai tanah atau
dengan perkataan lain tinggi rendahnya harga tanah akan dapat diatur oleh
perubahan pada Nilai Tanah

B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan adalah:

1. Apakah pengertian dari pengembangan tanah?


2. Bagaimana proses pengembangan tanah dan syarat -syaratnya?
3. Bagaimana metode pengadaan tanah?
4. Bagaimana pengendalian dalam pengembangan tanah?
5. Bagaimana dengan kontrol pengembangan tanah yang ada?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Tanah


Pengembangan Tanah adalah metoda peningkatan kemanfaatan, mutu dan
penggunaan suatu bidang lahan untuk kepentingan penempatan suatu kegiatan
fungsional sehingga dapat memenuhi kebutuhan kehidupan dan kegiatan-kegiatan
usaha secara optimal dari segi ekonomi ekonomi, sosial, fisik, dan aspek legalnya.
Menurut Supardi, dkk. (2010: 120-121) metoda land development dapat
digunakan apabila lahan yang dinilai terletak di daerah yang telah berkembang, di
mana data pasar yang wajar dari lahan di daerah tersebut sulit diperoleh, tetapi
data pasar untuk jenis properti yang telah dikembangkan dapat diperoleh, seperti
sewa rumah, ruko, perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaan (mall) dan lain-
lain.

B. Proses Pengembangan Tanah Meliputi 4 kegiatan :


1. Perubahan bentang tanah untnk peningkatan kualitas fisik tanah ; land
clearing), pengeringan, penimbunan, dan perataan (cut and fill) tanah.
2. Penataan dan pemecahan bidang tanah (land subdivision).
3. Pembangunan prasarana ; pembangunan jalan, jaringan listrik, air bersih,
drainase, saluran irigasi (utk pertanian).
4. Pembangunan konstruksi / gedung (property), termasuk renovasi gedung.

C. Syarat Pengembangan Tanah


1. Sifat - sifat fisik tanahnya sesuai dengan kriteria kebutuhan penggunaan
tanah yg direncanakan.
2. Yang bersangkutan menguasainya (Land Tenure) , menguasai tidak sama
dengan memiliki ,menguasai tidak mesti memiliki, bisa saja sewa, kerja
sama, pinjam pakai (termasuk merampas, menjajah)
Kepemilikan tanah (Land Rights) diatur dalam lingkup Hak – Hak Atas
Tanah.Sesuai dengan status kepemilikan tanah yg ada (land rights), status
tanah dibagi 2 kelompok : tanah hakmilikdantanah Negara.
3. Jenis penggunaannya sesuai dengan peruntukan dalam RTRW.

D. Metode Pengembangan Tanah (Land Development Method)


Metode Pengembangan adalah metode penilaian property (biasanya berupa
tanah kosong yang sangat luas) dengan cara mengasumsikan tanah tersebut
dikembangkan. Beberapa criteria suatu tanah yang dapat dinilai dengan metode
pengembangan tanah adalah :

1. Digunakan bila tanah terletak pada daerah berkembang


Tanah yang luas pada daerah berkembang, biasanya sulit mencari data
pembanding
2. Data harga pasar yang wajar di daerah sekitar sulit diperoleh
Harga tanah dengan luas yang lebih kecil tersedia, tentunya tidak
sebanding dengan aset yang dinilai.
3. Data harga jual dari tanah yang telah dikembangkan tersedia
Dikarenakan daerah tersebut berkembang, umumnya tanah yang luas
sudah terjual dan dijadikan sebagai kawasan perumahan / industri.
4. Memiliki site plan yang telah disetujui oleh Pemda setempat
Akan sangat akurat apabila tanah yang dinilai sudah memperoleh ijin dari
pihak berwenang atas peruntukan lahan
5. Mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai daerah pemukiman,
pertokoan atau perindustrian, atau lainnya
6. Lokasi Tanah memiliki aksesibilitas yang baik

E. Pengendalian dalam pengembangan Tanah (Land Use Control)


Tujuan agar pembangunan pada setiap bidang tanah dan pemanfaatannya
sesuai dengan aturan RTR (landuse zoning, KDB, Ketinggian Bangunan,
Sempadan Bangunan,)Aturan tersebut memberi perlindungan thd. kenyamanan &
kepentingan masyarakat luas.
Fungsi:
1. Pemanfaatan ruang setiap individu. berorientasi manfaat maksimal
(maximize utility).
Upaya maksimalisasi tersebut sering mengganggu kepentingan individu
lainnya (karena adanya persaingan dan eksternalitas negara)
2. Adanya kegagalan pasar terhadap alokasi ruang (sebagai barang publik).
Perlu intervensi Pemerintah dalam bentuk pengendalian.

F. Kontrol Pengembangan Tanah (Land Development Control)

Penataan ruang merupakan suatu terminologi yang relatif baru dikembangkan


di Indonesia. Secara legal terminologi ini diperkenalkan melalui UU No.24 Tahun
1992 tentang Penataan Ruang pada tanggal 13 Oktober 1992. Terminologi ini
mereduksi istilah perencanaan kota. Seiring dengan perkembangan pembangunan
dan kebutuhan akan UU yang lebih dapat mengakomodasi perkembangan
Indonesia maka UU Penataan Ruang diganti dengan UU No. 26 Tahun 2007 pada
tanggal 26 April 2007.

Dalam UU No. 26/2007, penataan ruang adalah suatu sistem proses


perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Land Development Control di Indonesia yang masuk dalam ranah pengendalian
pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode Pengembangan Tanah ( Land Development Method ) tidak lepas dari
kaitannya dalam hal penilaian tanah dan harga tanah yang memacu kepada
peningkatan kemanfaatan, mutu dan penggunaan suatu bidang lahan untuk
kepentingan penempatan suatu kegiatan fungsional sehingga dapat memenuhi
kebutuhan kehidupan dan kegiatan-kegiatan usaha secara optimal dari segi
ekonomi ekonomi, sosial, fisik, dan aspek legalnya.

B. Saran
Land Development memang sangat perlu, hal ini terkait kondisi peremajaan
kawasan perkotaan, metode ini juga sangat diperlukan untuk beberapa daerah
pemekaran di Indonesia dalam pengembangan wilayahnya. Oleh karena itu
pemahaman yang baik dan benar secara komprehensif mengenai pengembangan
tanah ini penting untuk dilaksanakan di Indonesia guna pembangunan diseluruh
aspek pengembangan kemajuan di seluruh wilayah di Indonesia tercinta ini.
DAFTAR PUSTAKA
Source :
http://en.wikipedia.org/wiki/Market_value

http://penilaianproperty.blogspot.co.id/2009/06/metode-pengembangantanah.html

https://adipandang.files.wordpress.com/2011/11/03_s2_pengembangan_pengadaa
n_dan_kebijakan_lahan_perkotaan.pdf

https://www.academia.edu/9912986/Rewrite_Tata_Guna_Lahan_dan_Pengemban
gan_Lahan_oleh_Erlina_Maghfiroh_3613100022?auto=download

http://planologiunmuh.blogspot.co.id/2012/01/tata-guna-dan-penggunaan-
lahan.html

http://prosespenilaian.blogspot.co.id/2009/01/discounted-cash-flow-method-
land.html

Anda mungkin juga menyukai