Matematika II
01
Teknik Perencanaan Teknik Sipil 90017 Masnia, M.Pd
dan Desain
Abstract Kompetensi
Jenis dan sifat matriks. Operasi Mahasiswa dapat memahami materi
aljabar matriks, transformasi baris, Jenis dan sifat matriks. Operasi
transpormasi kolom dan transformasi aljabar matriks, transformasi baris,
gabungan gabungan transpormasi kolom dan transformasi
gabungan gabungan
Pembahasan
Mastriks adalah susunan dari bilangan-bilangan yang diatur dalam baris dan kolom,
bilangan-bilangan tersebut disebut elemen (unsur) matriks. Sebuah matriks adalah
susunan bilangan-bilangan yang mendatar dalam matriks dan kolom sebuah matriks
adalah susunan bilangan-bilangan yang tegak dalam matriks
Matriks dilambangkan dengan huruf capital. Ordo atau ukuran suatu matriks
ditentukan oleh banyaknya baris dan kolom. Bila matriks A mempunyai m baris dan n
kolom, maka dikatakan matriks itu mempunyai ordo mxn
a 11 a 12 a 13 a 1n
a a 22 a 23 a 2 n
21
A
a m1 a m2 a m3 a m n
A adalah notasi matriks sedang amn adalah elemen matriks. Deretan horisontal
elemen-elemen disebut baris dan deretan vertikal disebut kolom. Indeks m
menunjukkan nomor baris elemen berada, indeks n menunjukkan nomor kolom
elemen berada, misal a23 artinya elemen a berada pada baris 2 dan kolom 3.
Matriks diatas memiliki m baris dan n kolom, dan disebut juga dimensi m kali n (mn).
B = [ b1 b2 bn],
contoh, 𝑩 = [1 2 −1 0]
disebut dengan vektor baris atau matriks baris. Sedang dengan dimensi kolom n =
1, seperti:
Contoh :
−2
−2 1
2
𝑃 = ( ) , 𝑄 = [ 0 ] , dan 𝑅 = 4
3
3 5
[0]
0 0 0
A = 0 0 0 disebut dengan matriks nol.
0 0 0
a. Matriks bujur sangkar (MBS) adalah sebuah matriks dimana m = n, misal matriks
33, adalah:
MBS banyak digunakan pada penyelesaian sistem persamaan linier, dalam sistem
ini jumlah persamaan (baris) dan jumlah bilangan tak diketahui (kolom) harus sama
untuk mendapatkan penyelesaian tunggal.
Contoh :
4 3 8
𝐵 = [6 −5 11] disebut matriks persegi ordo 3.
2 1 10
b. Matriks diagonal adalah matrik bujur sangkar dimana semua elemen kecuali diagonal
utama adalah 0, dan berbentuk:
a11 0 0 0
0 a 22 0 0
A
0 0 a 33 0
0 0 0 a 44
Contoh :
6 0 0
𝐵 = [0 5 0]
0 0 4
c. Matriks saklar, adalah matriks diagonal yang unsur-unsurnya sama besar tetapi
bukan nol atau satu.
Contoh:
7 0 0
𝐵 = [0 7 0]
0 0 7
d. Matriks identitas, adalah matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal utama
bernilai 1 atau dapat juga disebut matriks satuan, seperti bentuk berikut ini:
e. Matriks segitiga atas (MSA), adalah matriks yang semua elemen dibawah diagonal
bernilai 0, bentuknya sebagai berikut:
Contoh :
3 2 2
𝐵 = [0 4 6]
0 0 5
f. Matriks segitiga bawah (MSB), adalah matriks yang semua elemen diatas diagonal
bernilai 0, bentuknya sebagai berikut:
a11 0 0 0
a a 22 0 0
A 21
a31 a32 a33 0
a 41 a 42 a 43 a 44
Contoh :
3 0 0
𝐵 = [ 2 4 0]
−3 7 5
5 1 2
A 1 3 7
2 7 8
0 1 2
A 1 0 7
2 7 0
i. Matriks pita, adalah matriks yang mempunyai elemen sama dengan 0, kecuali pada
satu jalur yang berpusat pada diagonal utama, bentuknya sebagai berikut:
a11 a12 0 0
a a 22 a 23 0
A 21 , disebut juga dengan matriks tridiagonal.
0 a32 a33 a34
0 0 a 43 a 44
Contoh :
5 5 0
𝐴 = [−5 4 2]
0 −2 2
j. Matriks transpose, adalah matriks yang terbentuk dengan mengganti baris menjadi
kolom dan kolom menjadi baris (notasinya AT).
a 11 a 12 a 13 a 1n
a a 22 a 23 a 2 n
21
Untuk matriks: A ,
a m1 a m2 a m3 a m n
Contoh
1 4
1 3 5
Jika 𝐴 = [ ] maka transpose matriks A ditulis 𝐴𝑇 = [3 2]
4 2 7
5 7
a) (𝐴 + 𝐵)𝑇 = 𝐴𝑇 + 𝐵𝑇
b) (𝐴𝑇)𝑇 = 𝐴
c) (𝐾𝐴)𝑇 = 𝐾𝐴𝑇 , k adalah konstanta
d) (𝐴𝐵)𝑇 = 𝐵𝑇 𝐴𝑇
Contoh
1) Perhatikan dua buah matriks dibawah ini
elemen-elemen pada matriks A dan matriks B yang seletak nilainya selalu sama,
maka dikatakan A=B
2𝑏 −4
2) Tentukan nilai a dan b jika [ ]=[ ]
6𝑎 + 4 −𝑏
2𝑏 = −4 → 𝑏 = −2
6𝑎 + 4 = −𝑏
6𝑎 + 4 = 2
1
𝑎=−
3
1
∴𝑎=− 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = −2
3
1
𝑎+𝑏 𝑎 1 − 𝑎
3) Diketahui Matriks 𝐴 = [ ] dan B= [ 2 ]. Jika nilai AT=B,
𝑏 𝑎−𝑏 −2𝑏 3
maka tentukan nilai a dan b
1
𝑎+𝑏 𝑏 1 −2𝑎
𝐴𝑇 = 𝐵 ↔ 𝐴 = [ ]=[ ].
𝑎 𝑎−𝑏 −2𝑏 3
diperoleh beberapa persamaan, diantaranya 𝑎 + 𝑏 = 1 dan 𝑎 =−2b
𝑎 + 𝑏 = 1 ↔ (−2𝑏) + 𝑏 = 1 ↔ 𝑏 = −1
Untuk 𝑏 = −1 maka 𝑎 = 2
∴ 𝑎 = 2 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = −1
Bila A = [aij] dan B = [bij] merupakan dua matriks dengan dimensi mn, maka untuk
operasi penjumlahan atau pengurangan (A B) dari kedua matriks tersebut,
adalah sama dengan matriks C = [cij] dengan dimensi mn, dimana setiap elemen
matriks C adalah jumlah (selisih) dari elemen-elemen yang berkaitan dari A dan
B.
Contoh :
1 0 −1 −1 1 0 −2 1
Diketahui : 𝐴 = [ ],𝐵 = [ ],𝐶 = [ ] , dan
2 −3 5 4 3 −2 5 0
1 −2
𝐷=[ ] Tentukanlah :
−4 3
a. A + B b. B + A c. C + D d. D + C e. A + C
Pembahasan :
1 0 −1 −1 1 0
a. 𝐴 + 𝐵 = [ ]+[ ]
2 −3 5 4 3 −2
1 + (−1) 0 + 1 −1 + 0 0 1 −1
=[ ]=[ ]
2+4 −3 + 3 5 + (−2) 6 0 3
−1 1 0 1 0 −1
b. 𝐵 + 𝐴 = [ ]+[ ]
4 3 −2 2 −3 5
−1 + 1 1+0 0 + (−1) 0 1 −1
=[ ]=[ ]
4 + 2 3 + (−3) −2 + 5 6 0 3
−2 1 1 −2 −1 −1
c. 𝐶 + 𝐷 = [ ]+[ ]=[ ]
5 0 −4 3 1 3
1 −2 −2 1 −1 −1
d. 𝐷 + 𝐶 = [ ]+[ ]=[ ]
−4 3 5 0 1 3
e. Karena ordo A ≠ ordo C maka A + C dikatakan tidak terdefinisi.
Bukti :
Misalkan = (𝑎𝑖𝑗 )𝑚×𝑛 , 𝐵 = (𝑏𝑖𝑗 )𝑚×𝑛 , dan 𝐴 + 𝐵 = 𝐶 = (𝑐𝑖𝑗 )𝑚×𝑛 , dengan
Bukti :
Misalkan 𝐴 = (𝑎𝑖𝑗 )𝑚×𝑛 , 𝐵 = (𝑏𝑖𝑗 )𝑚×𝑛 , dan 𝐶 = (𝑐𝑖𝑗 )𝑚×𝑛 . Oleh karena elemen-
elemen matriks A, B, dan C merupakan bilangan real yang mengikuti pada hukum
assosiatif, maka berlaku hubungan-hubungan:
𝑎𝑖𝑗 + 𝑏𝑖𝑗 + 𝑐𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗 + (𝑏𝑖𝑗 + 𝑐𝑖𝑗 ) = (𝑎𝑖𝑗 + 𝑏𝑖𝑗 ) + 𝑐𝑖𝑗 ,sehingga
dapat
dikatakan 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 = 𝐴 + (𝐵 + 𝐶) = (𝐴 + 𝐵) + 𝐶 (terbukti).
Purcell, J Edwin (1987), Kalkulus dan Geometri Analitis jilid 1. Gramedia Jakarta