Anda di halaman 1dari 7

JURNAL RISET KESEHATAN

POLTEKKES DEPKES BANDUNG


VOLUME 11 NO 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN PENERAPAN


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH
VENA
Amalia, Putri 1; Kurniawan, Entuy 1; Rahayu, Ira Gustira 1; Noviar, Ganjar 1
1
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bandung
Email: cieabum@gmail.com

ABSTRAK

Kepatuhan petugas terhadap SOP di laboratorium merupakan kesalahan pra analitik


yang memberikan kontribusi paling besar pada kesalahan di laboratoriun, yaitu 77,1%.
Salah satu faktor penyebab kesalahan yaitu sistem managemen rumah sakit seperti
individu, organisasi, dan lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penerapan standar operasional
prosedur pengambilan darah vena. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 38
orang flebotomis yang bekerja di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung. Hasil analisis secara statistik Chi Square dengan taraf
kepercayaan 95% (p<0,05) menunjukkan adanya hubungan antara variabel beban
kerja dengan kepatuhan penerapan standar operasional prosedur (p=0,008). Dari hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung untuk dapat menambah petugas flebotomi pada saat waktu puncak
pasien saat diambil darah meningkat.
Kata Kunci : Kepatuhan SOP, Flebotomi

ABSTRACT

Officer compliance with SOP in the laboratory was a pre-analytic error that contributed
the most to errors in the laboratory, namely 77.1%. One of the causes of errors is the
hospital management system such as individuals, organizations, and work
environment. This study aims to determine the factors related to compliance with the
implementation of standard operating procedures for taking venous blood. This study is
a descriptive analytic study with a cross sectional approach. The sample in this study
were 38 flebotomists who worked at the Clinical Pathology Laboratory Installation at Dr.
RSUP Hasan Sadikin Bandung. The results of the statistical analysis of Chi Square
with a confidence level of 95% (p <0.05) indicate a relationship between workload
variables and compliance with the implementation of standard operating procedures (p
= 0.008). The results of this study are expected to provide input to Dr. RSUP Hasan
Sadikin Bandung to be able to add officers to phlebotomy when the peak time of the
patient when blood is taken increases.
Keywords: SOP compliance, phlebotomy

211
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VOLUME 11 NO 2

PENDAHULUAN Operasional untuk pengambilan darah


vena yang diberlakukan di lingkungan
Laboratorium klinik adalah Instalasi Laboratorium Patologi Klinik.
laboratorium kesehatan yang Berdasarkan observasi dan informasi
melaksanakan pelayanan pemeriksaan penanggung jawab bagian petugas
spesimen klinik untuk mendapatkan flebotomi, bahwa dalam sehari bisa ada
informasi tentang kesehatan kurang lebih 400 pasien rawat jalan
perorangan terutama untuk menunjang yang dilakukan tindakan pengambilan
upaya diagnosis penyakit, darah vena. Dengan banyaknya dan
penyembuhan penyakit, dan pemulihan ramainya pasien yang dilakukan
kesehatan. Laboratorium klinik tindakan pengambilan darah vena di
merupakan laboratorium yang Laboratorium Patologi Klinik, membuat
melaksanakan pelayanan pemeriksaan para petugas flebotomi harus bekerja
spesimen klinik di bidang hematologi, dengan cepat dan cekatan dengan
kimia klinik, mikrobiologi klinik, tindakan yang sesuai dengan standar
parasitologi klinik, dan imunologi klinik1. operasional prosedur yang berlaku.
Pelayanan laboratorium yang Namun, apakah para petugas flebotomi
efisien adalah landasan sistem tersebut dapat tetap patuh terhadap
perawatan kesehatan modern. Inovasi standar operasional prosedur yang
ilmiah telah berkontribusi pada berlaku dengan kondisi yang ada.
peningkatan di bidang ilmu Ketidakpatuhan petugas dalam
laboratorium, tetapi kesalahan masih tindakan flebotomi dapat menyebabkan
tetap ada. Kesalahan-kesalahan ini kesalahan pra analitik yang
diklasifikasikan sebagai pra analitik, berhubungan dengan kualitas sampel
analitik dan pasca analitik. Hasil spesimen2.
penelitian dari Goswami B dkk, Beberapa faktor yang dapat
kesalahan pra analitik paling umum mempengaruhi kepatuhan terhadap
terjadi sebesar 77,1% diikuti pasca Standar Operasional Prosedur (SOP)
analitik 15% dan analitik 7,9%2. Dimana bagi petugas laboratorium adalah faktor
proses pengambilan darah vena individu, faktor organisasi dan faktor
termasuk kedalam tahap pra analitik. lingkungan. Faktor individu seperti
Pada tahap pra analitik yang pengalaman dan pelatihan, sedangkan
menyumbang kontribusi yang paling faktor organisasi seperti pengawasan,
besar dalam menentukan kualitas hasil beban kerja dan ketersediaan fasilitas
pemeriksaan. Untuk meminimalisir (sarana prasarana)4.
kesalahan itu dibuatlah instruksi kerja Rohani Panggabean pada tahun
sesuai Standar Operasional Prosedur 2008, melakukan penelitian yang
(SOP) agar dimengerti dan diterapkan menyatakan bahwa ada hubungan
ke semua pihak terkait. Standar yang signifikan antara umur, masa
Operasional Prosedur (SOP) adalah kerja (pengalaman), pendidikan,
serangkaian instruksi tertulis yang pengetahuan dengan kepatuhan
mendokumentasikan kegiatan rutin penerapan Standar Operasional
atau berulang yang diikuti olah suatu Prosedur (SOP) pada petugas
organisasi. Manfaat SOP laboratorium5, begitu pula dengan
pengembangan dan penggunaan SOP penelitian yang dilakukan oleh
meninimalkan variasi dan Widiawati et al, yang menyatakan
mempromosikan kualitas melalui bahwa pengetahuan berkorelasi positif
penerapan proses atau prosedur yang terhadap kepatuhan terhadap Standar
konsisten dalam organisasi3. Operasional Prosedur (SOP) atau
Instalasi Laboratorium Patologi mempunyai hubungan sangat kuat6.
Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung sudah memiliki Standar METODE

212
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VOLUME 11 NO 2

petugas (analis, perawat, bidan) di


Penelitian dilaksanakan dengan RSUD Cibabat8.
metode survey dengan pendekatan Hubungan faktor individu
cross sectional, yaitu suatu penelitian (pengalaman, pelatihan, beban kerja,
yang mempelajari hubungan antara pengetahuan) dengan kepatuhan
faktor risiko (independen) dengan faktor penerapan SOP pengambilan darah
efek (dependen), dimana melakukan vena. Frekuensi tertinggi responden
observasi atau pengukuran variabel dengan pengalaman yang baik dapat
sekali dan sekaligus pada waktu yang patuh terhadap SOP yaitu sebanyak 23
sama7. orang (74,2%). Responden dengan
Variable independen dalam pelatihan yang baik dapat patuh
penelitian ini adalah faktor individu, terhadap SOP yaitu sebanyak 12 orang
organisasi, dan lingkungan kerja. (85,7%). Responden dengan beban
Sedangkan variable dependen dalam kerja yang rendah dapat patuh
peneilian ini adalah kepatuhan terhadap SOP yaitu sebanyak 20 orang
penerapan SOP. (90,9%). Dan responden dengan
Penelitian ini ada beberapa pengetahuan yang baik sebanyak 25
tahap pertama berupa uji validitas dan orang (75,8%) dapat patuh terhadap
reliabilitas yang bertujuan untuk SOP.
menguji kualitas pertanyaan yang akan Berdasarkan perhitungan
digunakan dalam proses penelitian, menggunakan chi square pada
tahap kedua merupakan penelitian program SPSS diperoleh hasil bahwa
utama yaitu pelaksanaan penyebaran hanya variabel beban kerja yang ada
kuesioner dan observasi, dan tahap hubungan dengan kepatuhan
ketiga yaitu berupa pengolahan dan penerapan SOP pengambilan darah
analisis data. vena dengan melihat signifikansi
Penelitian ini dilaksanakan pada (pvalue) 0,008 < 0,05.
bulan April – Mei 2019 meliputi Hubungan faktor organisasi
pengumpulan data dari 38 petugas (pengawasan, dan sarana prasarana)
flebotomi di Instalasi Laboratorium dengan kepatuhan penerapan SOP
Patologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin pengambilan darah vena. frekuensi
Bandung. tertinggi responden dengan
Data dalam penelitian pengawasan yang baik yang dapat
didapatkan dari kuesioner dan hasil patuh terhadap SOP sebanyak 25
observasi. Analisis yang digunakan orang (71,4%). Responden dengan
adalah untuk mengetahui hubungan sarana prasarana baik yang dapat
antara faktor kepatuhan terhadap patuh terhadap SOP sebanyak 28
penerapan standar operasional orang (73,7%).
prosedur pengambilan darah vena. Berdasarkan perhitungan
Masing-masing faktor dilakukan uji chi menggunakan chi square pada
square dengan derajat kepercayaan program SPSS diperoleh hasil bahwa
95% (α=0,05). variabel pengawasan dan sarana
prasarana tidak ada hubungan dengan
HASIL keptuhan penerapan SOP pengambilan
darah vena yang dihasilkan dengan
Instrument penelitian berupa melihat nilai signifikansi p value > 0,05.
kuesioner pertanyaan pengetahuan Hubungan faktor lingkungan
responden di bidang flebotomi diambil kerja dengan kepatuhan penerapan
dari penelitian yang dilakukan oleh SOP pengambilan darah vena.
Mahyaningsih, 2018. Hasil uji validitas lingkungan kerja dengan kategori baik
dan reliabilitas instrument untuk yang dapat patuh terhadap SOP yaitu
penelitian ini dilakukan pada 20 orang 27 orang (73,0%) dan tidak patuh

213
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VOLUME 11 NO 2

terhadap SOP sebanyak 10 orang mengikuti pelatihan flebotomi keempat


(27,0%). Lingkungan kerja dengan orang responden tersebut 100% patuh
kategori kurang baik yang dapat patuh terhadap SOP.
terhadap SOP sebanyak 1 orang Sedangkan 12 orang yang
(100%). pernah mengikuti pelatihan dengan
Berdasarkan perhitungan kategori cukup, 8 orang diantaranya
menggunakan chi square pada tidak patuh terhadap SOP. Begitu pula
program SPSS diperoleh hasil bahwa dengan 12 orang yang pernah
faktor lingkungan kerja tidak ada mengikuti pelatihan dengan kategori
hubungan dengan kepatuhan baik, 2 orang diantaranya tidak patuh
penerapan SOP pengambilan darah terhadap SOP. Oleh karena itu, kondisi
vena yang dihasilkan dengan melihat ini memungkinkan bahwa tidak adanya
nilai signifikansi (p value) 1,000 > 0,05. hubungan antara pelatihan dengan
kepatuhan penerapan SOP.
Beban kerja responden dalam
pelaksanaan tindakan flebotomi,
PEMBAHASAN berdasarkan analisis Chi Square
didapatkan hasil p=0,008 sehingga
Variabel pengalaman p<0,05 artinya bahwa terdapat adanya
responden menunjukkan tidak terdapat hubungan antara beban kerja dengan
hubungan dengan kepatuhan kepatuhan penerapan SOP, hal ini
penerapan SOP. Hal tersebut selaras sejalan dengan penelitian yang
dengan teori bahwa pengalaman yang dilakukan oleh Arifuddin et al (2015)
dimiliki belum tentu selalu digunakan bahwa ada hubungan antara beban
sebagai alat yang mampu untuk kerja dengan kinerja petugas. Hal ini
melaksanakan tugas yang selalu sesuai dengan teori yang mengatakan
dipengaruhi oleh perubahan dan bahwa beban kerja mempengaruhi
perkembangan yang mungkin terjadi9. kinerja11.
Riwayat pelatihan responden Adanya hubungan antara beban
penelitian ini menunjukkan tidak kerja dengan kepatuhan penerapan
terdapat hubungan dengan kepatuhan SOP dikarenakan sebagian besar
penerapan SOP, hal ini selaras dengan responden menyatakan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh Putri et kegiatan flebotomi sebagai tugas
al (2014) dimana pelatihan tidak ada tambahan sebanyak 24 orang (63,2%),
hubungan dengan kepatuhan. dimana mereka mempunyai tugas
Sebagian besar petugas flebotomi pokok yang lain. Responden harus
sudah mendapat pelatihan yang baik menyelesaikan tugas tambahan
dan cukup, dengan demikian disamping tugas pokok yang mereka
mendukung petugas untuk bekerja punya. Akan tetapi dari 24 orang
sesuai dengan peraturan yang tersebut, 22 orang diantaranya memiliki
berlaku10. beban kerja yang rendah dan juga 20
Dari 38 responden penelitian orang diantaranya patuh terhadap SOP
terdapat 4 orang yang belum pernah yang berlaku.
mengikuti pelatihan flebotomi namun Namun dari 14 orang atau
memiliki wewenang sebagai petugas 36,8% petugas yang menyatakan
flebotomi. Meskipun demikian, 4 orang bahwa flebotomi sebagai tugas pokok
responden tersebut menyatakan bahwa mereka, sebanyak 92,9% memiliki
flebotomi sebagai tugas tambahan tugas tambahan lain selain tugas pokok
mereka, dimana mereka hanya sebagai flebotomis. Dan dari 14 orang
melakukan tindakan flebotomi kebagian tersebut 8 orang diantaranya memiliki
ruang rawat inap RIK pada saat shif beban kerja yang tinggi dan dari 8
jaga. Namun, meskipun belum pernah orang tersebut 100% tidak patuh

214
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VOLUME 11 NO 2

terhadap SOP. Rata-rata dari mereka secara langsung kepada pasien.


memiliki waktu kerja >6 jam dengan Petugas tidak melakukannya
waktu flebotomi pada tiap pasien <5 diasumsikan kemungkinan untuk
menit. mempersingkat dan mempercepat
Mereka yang menyatakan proses flebotomi karena lonjakan
bahwa flebotomi sebagai tugas pasien yang ramai di waktu puncak
tambahan hanya melakukan kegiatan tersebut. Selain itu juga karena
flebotomi ke ruang rawat inap dengan beberapa kondisi pasien dengan
jumlah pasien rata-rata persatu kali penyulit yang menyebabkan
shift tidak lebih dari 20 orang. ketidakpatuhan petugas yatiu
Sedangkan dengan mereka yang pemasangan tourniquet yang >1 menit.
menyatakan bahwa flebotomi sebagai Sebagian besar petugas yang
tugas pokok, harus menangani lebih menyatakan bahwa flebotomi sebagai
dari 400 pasien rawat jalan perhari tugas pokok mereka juga menyatakan
dengan rentang waktu kerja >6 jam. bahwa mereka memiliki tugas
Tingginya angka pasien rawat tambahan lain, seperti melakukan
jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin registrasi pasien. Hal tersebut juga
Bandung yang dilakukan tindakan dapat menjadi penyebab adanya
flebotomi dengan berbagai macam hubungan antara beban kerja dengan
penyulit yang harus dihadapi. Pada kepatuhan petugas terhadap SOP yang
pasien rawat jalan yang dilakukan berlaku.
tindakan flebotomi perhari terdapat Pengetahuan responden
beberapa waktu puncak yang tentang flebotomi menunjukkan tidak
menunjukkan peningkatan jumlah terdapat hubungan dengan kepatuhan
pasien seperti antara jam 08.30-09.00 penerapan SOP, hal ini sejalan dengan
dan jam 10.30-11.00 mengharuskan hasil penelitian yang dilakukan oleh
para petugas flebotomi untuk bertindak Marlina (2010) menunjukkan bahwa
cepat dan cekatan dalam melayani tidak ada hubungan antara
pasien diwaktu tersebut, sehingga tidak pengetahuan dengan kepatuhan
jarang pada saat observasi peneliti petugas terhadap prosedur yang
menemukan para petugas yang tidak berlaku12, dalam hal ini di asumsikan
patuh terhadap SOP. bahwa petugas yang tahu dan
Diasumsikan mereka yang tidak menyadari tentang pentingnya
patuh terhadap SOP, karena lonjakan pedoman atau prosedur kerja, maka
pasien yang meningkat pada waktu- petugas tersebut akan melakukan
waktu tersebut diatas, berusaha untuk perilaku sesuai prosedur tersebut.
melayani dengan cepat supaya pasien Namun demikian menurut beliau dalam
tidak komplain karena mengantri lama kenyataannya petugas dapat saja
pada saat akan dilakukan tindakan bertindak atau berperilaku baru tanpa
pengambilan darah oleh petugas. didasari oleh pengetahuannya
Peneliti menemukan ada petugas tidak sehingga tidak diperoleh bahwa
menggunakan handscoon pada saat pengetahuan berhubungan dengan
tindakan flebotomi, meskipun tidak kepatuhan petugas.
setiap waktu tapi pada saat itu peneliti Variabel pengawasan terhadap
menemukan di waktu puncak pasien. pelaksanaan tindakan flebotomi
Kemudian yang paling dominan menunjukkan tidak ada hubungan
adalah pada waktu tersebut juga ada dengan kepatuhan penerapan SOP, hal
beberapa petugas yang tidak ini sejalan dengan penelitian yang
menanyakan kondisi pasien, meskipun dilakukan oleh Fahrudin et al (2018)
dalam blanko permintaan sudah bahwa tidak ada hubungan yang
tertulis, tetapi dalam SOP seharusnya bermakna antara pengawasan dengan
petugas menanyakannya kembali kepatuhan terhadap SOP13. Sebagian

215
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VOLUME 11 NO 2

besar responden menyatakan bahwa penerapan standar operasional


pengawasan yang dilakukan oleh pihak prosedur pengambilan darah vena.
yang berwenang baik, dan dengan Faktor lingkungan kerja dalam
pengawasan yang baik menyebabkan penelitian ini tidak terdapat hubungan
petugaspun patuh, sehingga tidak dengan kepatuhan penerapan standar
diperoleh bahwa pengawasan operasional prosedur pengambilan
berhubungan dengan kepatuhan darah vena.
penerapan SOP.
Sarana prasarana yang DAFTAR RUJUKAN
digunakan menunjukkan tidak ada
hubungan dengan kepatuhan 1. Peraturan Menteri Kesehatan,
penerapan SOP. Dari hasil observasi 2010, Peraturan Menteri Kesehatan
langsung yang dilakukan oleh peneliti di Republik Indonesia Nomor
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik 411/MENKES/PER/III/2010, 57
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung halaman.
menunjukkan bahwa sarana prasarana 2. Goswami, Binita; Singha, Bhawna;
yang ada lengkap. Hal ini selaras Chawla, Ranjna; Mallika,
dengan penelitian yang dilakukan oleh Venkatesan., 2010, Evaluation of
Marlina (2010) Bahwa tidak ada Errors in a Clinical Laboratory: A
hubungan antara sarana prasarana One-Year Experience, 5 halaman.
dengan kepatuhan terhadap prosedur 3. EPA, 2007, Guidance for Preparing
yang berlaku. Sarana dan prasarana Standard Operating Procedure
yang baik akan menunjang petugas (SOPs), Washington DC : Office of
bekerja dengan optimal12. Enviromental, 60 halaman.
Dalam penelitian ini diperoleh 4. Bates, Simon; Holroyd, Justin.,
hasil bahwa tidak ada hubungan antara 2012, Human Factors that Lead to
lingkungan kerja dengan kepatuhan Non-Compliance with Standard
penerapan SOP, hal ini selaras dengan Operating Procedures, HSE Books.
penelitian yang dilakukan oleh Ulfa et al 5. Panggabean, Rohani, 2008,
bahwa tidak ada hubungan antara Hubungan Pengetahuan dan Sikap
lingkungan kerja dengan kepatuhan Petugas Laboratorium Terhadap
penerapan SOP. Lingkungan kerja Kepatuhan Menerapkan Standar
yang baik akan mendukung petugas Operasional Prosedur (SOP) di
bertindak positif dengan mematuhi Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun
peraturan atau standar yang berlaku14. 2008, Universitas Sumatera Utara.
6. Widiawati, Titin; Susanto; Suryanto,
SIMPULAN Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Petugas Laboratorium dengan
Salah satu variabel dari faktor Kepatuhan Menerapkan Standar
individu yang behubungan dengan Operasional Prosedur Laboratorium
kepatuhan penerapan standar di RSUD Panembahan Senopati
operasional prosedur pengambilan Bantul, RSU Rajawali Citra, 2
darah vena yaitu faktor beban kerja halaman.
responden. Variabel pengalaman, 7. Riyanto, Agus, 2011, Aplikasi
pelatihan, pengetahuan tidak terdapat Metodologi Penelitian Kesehatan,
hubungan dengan kepatuhan Yogyakarta : Nuha Medika, 216
penerapan standar operasional halaman.
prosedur pengambilan darah vena. 8. Mahyaningsih, Tina Irma, 2018,
Faktor organisasi yaitu Analisis Faktor-Faktor Pengambilan
pengawasan dan sarana prasarana Darah yang Berpengaruh terhadap
dalam penelitian ini tidak terdapat Kualitas Spesimen di Laboratorium
hubungan dengan kepatuhan RSUD Kota Bandung, Bandung :

216
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VOLUME 11 NO 2

Poltekkes Bandung Jurusan Analis


Kesehatan, 114 halaman.
9. Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas Kerja,
Bandung : CV. Mandar Maju,
halaman 39-45.
10. Putri, Kartika Dyah Sertiya; Denny,
Yustinus, 2014, Analisis Faktor
yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Menggunakan Alat
Pelindung Diri, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga,
13 halaman.
11. Arifuddin, Adhar; Napirah, Muh.
Ryman, 2015, Hubungan Disiplin
dan Beban Kerja dengan Kinerja
Perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Undata Palu, Jurnal
Kesehatan Tadulako, 10 halaman.
12. Marlina, Dewi, 2010, Analisa
Kepatuhan Petugas Terhadap Mutu
Laboratorium Sesuai ISO
17025:2005 di Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan Palembang
Tahun 2010, Jakarta : Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, halaman 8-9.
13. Fahrudin, Muhammad Afif; Jayanti,
Siswi; Widjasena, Baju, 2018,
Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kepatuhan Pelaksanaan
Standard Operational Procedure
(SOP) Pengemudi Bus Rapid
Transit (BRT) Koridor 1 Semarang,
Jurna Kesehatan Masyarakat : e-
Journal, 10 halaman.
14. Ulfa, Maria; Sarzuli, Tantri,
Pengaruh faktor Internal dan
Eksternal Terhadap Kepatuhan
Perawat dalam Melaksanakan
Standar Prosedur Operasional
Pemasangan Kateter di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II, Yogyakarta, 20
halaman.

217

Anda mungkin juga menyukai