Anda di halaman 1dari 8

667

Jurnal Produksi Tanaman


Vol. 4 No. 8, Desember 2016: 667-675
ISSN: 2527-8452

KAJIAN IKLIM MIKRO PADA POLA TANAM TUMPANGSARI TANAMAN


STROBERI (Fragaria sp.) DAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa) SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDUA TANAMAN

THE STUDY OF MICROCLIMATE ON INTERCROPPING OF STRAWBERRY


(Fragaria sp.) AND LETTUCE (Lactuca sativa) PLANTS AND ITS INFLUENCES
TO THE GROWTH AND RESULT OF BOOTH PLANTS
Bhakti Waluyo*), Ninuk Herlina dan Roedy Soelistyono

Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur
*)
Email: waluyo_bhakti@yahoo.com

ABSTRAK secara monoultur, (P6): Stroberi ditanam


secara monokultur, (P7): Selada ditanam 7
Kondisi cuaca saat ini sudah tidak menentu hari setelah stroberi, (P8): Selada ditanam
lagi. Sudah saatnya dipikirkan pertanian 14 hari setelah stroberi, (P9): Selada
dengan memperhitungkan iklim. Kondisi ditanam 21 hari setelah stroberi. Hasil
iklim harus diperhitungkan dengan me- penelitian menunjukkan bahwa bibit selada
lakukan sebuah penelitian kajian iklim mikro ditanam 21 hari sebelum penanaman bibit
untuk budidaya tanaman. Salah satu produk stroberi memiliki kondisi iklim mikro yang
pertanian yang prospektif untuk di- baik, Nilai Kesetaraan Lahan tertinggi,
kembangkan adalah komoditi hortikultura, jumlah buah terbanyak dan bobot komsumsi
terutama buah-buahan seperti stroberi. Nilai tertinggi tumpangsari tanaman selada
jual buah stroberi cukup tinggi, sehingga dengan stroberi Sedangkan bobot segar
banyak petani yang ingin mem- total buah per tanaman tertinggi yaitu bibit
budidayakannya. Tanaman stroberi di- selada ditanam 7 hari setelah penanaman
budidayakan secara monokultur. Budidaya bibit stroberi.
secara monokultur kurang efisien dalam
penggunaan lahan dan cahaya matahari. Kata Kunci : Iklim mikro, Tanaman Stroberi,
Dengan demikian, Penulis men- Tanaman Selada, Waktu Tanam.
gombinasikan tanaman stroberi dan selada
dengan pola tanam tumpangsari. Penelitian ABSTRACT
ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi
iklim mikro yang sesuai untuk tanaman Since the weather condition is not stable
stroberi dari pengaruh waktu tanam yang nowadays, climate-based agriculture is
berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil. considered to be applied. A research on
Penelitian dilaksanakan pada Maret sampai microclimate for plant cultivation needs to
dengan Agustus 2014, bertempat di be reckoned. Strawberry is prospective
Bumiaji, Kota Batu, pada ketinggian 890 m agricultural product in Indonesia. Although
dpl. Penelitian ini menggunakan RAK generally, it is planted monoculturally, the
(Rancangan Acak Kelompok) 9 perlakuan use of land and sun radiation is less
dengan tiga kali ulangan. (P1): Selada efficient. The solution is intercropping. Thus,
ditanam 21 hari sebelum stroberi, (P2): the researcher combined strawberry and
Selada ditanam 14 hari sebelum stroberi, lettuce plants by using intercropping. This
(P3): Selada ditanam 7 hari sebelum research aimed investigate the microclimate
stroberi, (P4): Selada ditanam bersamaan condition, which was appropriate strawberry
dengan stroberi, (P5): Selada ditanam with the best combination from the effect of
different planting time to the growth and
668

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4 Nomor 8, Desember 2016, hlm. 667-674

havest of strawberry plant. The research pada tahun 2010, dimana jumlah produksi
was held on March to August 2014 in tahun 2010 sebanyak 24.846 ton. Pada
Pandanrejo Village, Bumiaji, Batu City on umumnya, tanaman stroberi dibudidayakan
890 m above sea. It used Randomized secara monokultur. Namun, budidaya
Block Design that consisted of 9 treatments secara monokultur kurang efisien dalam
which was repeated 3 times. The treatments penggunaan lahan dan cahaya matahari.
are (P1): Lettuce was planted 21 days Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
before strawberry, (P2): Lettuce was planted budidaya tanaman secara tumpangsari.
14 days before strawberry, (P3): Lettuce Dengan demikian, penulis
was planted 7 days before strawberry, (P4): mengkombinasikan tanaman stroberi dan
Lettuce was planted together with selada dengan sistem tanam ini pada satu
strawberry, (P5): Lettuce was planted bidang lahan yang homogen. Keadaan iklim
monoculturally, (P6): Strawberry was mikro merupakan hal yang harus
planted monoculturally, (P7): Lettuce was diperhatikan dalam kondisi lingkungan
planted 7 days after strawberry, (P8): homogen pada sistem tanam ini, sehingga
Lettuce was planted 14 days after perlu dilakukan penelitian untuk mengatasi
strawberry, (P9): Lettuce was planted 21 permasalahan tersebut, yaitu dengan
days after strawberry. The result showed mengkaji iklim mikro pada waktu tanam
that P1 had good microclimate condition of yang berbeda pada tanaman sela yang
intercropping of both plants. Based on NKL tepat. Penelitian ini bertujuan untuk
calculation, P1 can increase the land mendapatkan kondisi iklim mikro yang
productivity. Besides, represented the sesuai untuk tanaman stroberi dengan
greatest number fruit and the highest weight kombinasi yang paling baik dari pengaruh
consumption after monoculturally planting. waktu tanam yang berbeda terhadap
The higest fresh weight of the fruit of each pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi.
plant after monoculturally planting was P7. Hipotesis yang diajukan ialah pola tanam
tumpangsari dengan waktu tanam yang
Keywords: Microclimate, Strawberry Plant, berbeda akan menghasilkan kondisi iklim
Lettuce Plant, Planting Time mikro tanaman stroberi yang berbeda.

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Sebagian besar pertanian di Penelitian ini dilaksanakan pada 17


Indonesia mengandalkan kondisi cuaca Maret sampai dengan 31 Agustus 2014,
untuk menunjang lahannya. Sedangkan bertempat di desa Pandanrejo, Bumiaji,
kondisi cuaca saat ini sudah tidak menentu Kota Batu, pada ketinggian 890 m dpl.
lagi. Sudah saatnya dipikirkan pertanian Penelitian ini menggunakan RAK
dengan memperhitungkan iklim. Dengan (Rancangan Acak Kelompok) 9 perlakuan
demikian, kondisi iklim benar-benar harus dengan tiga kali ulangan. (P1): Selada
diperhitungkan dengan melakukan sebuah ditanam 21 hari sebelum stroberi, (P2):
penelitian kajian iklim mikro untuk budidaya Selada ditanam 14 hari sebelum stroberi,
tanaman. Salah satu produk pertanian yang (P3): Selada ditanam 7 hari sebelum
prospektif untuk dikembangkan di Indonesia stroberi, (P4): Selada ditanam bersamaan
adalah komoditi hortikultura, terutama buah- dengan stroberi, (P5): Selada ditanam
buahan seperti stroberi. Nilai jual buah secara monoultur, (P6): Stroberi ditanam
stroberi cukup tinggi, sehingga banyak secara monokultur, (P7): Selada ditanam 7
petani yang ingin membudidayakannya. hari setelah stroberi, (P8): Selada ditanam
Selain nilai jual yang tinggi, produktivitas 14 hari setelah stroberi, (P9): Selada
tanaman stroberi juga terus meningkat. ditanam 21 hari setelah stroberi. Setiap
Menurut Badan Pusat Statistik (2011), perlakuan kombinasi diulang sebanyak 3
produksi stroberi di Indonesia tahun 2009 kali dan tiap-tiap perlakuan terdapat 44
sebesar 19.132 ton dan mengalami tanaman untuk petak monokultur tanaman
perkembangan produksi 29,87% (5.714 ton) stroberi dan selada. Sedangkan untuk petak
669

Bhakti Waluyo, dkk, Kajian Iklim Mikro....

tumpangsari 44 tanaman untuk tanaman mengurangi jumlah daun yang terbentuk.


stroberi dan 33 tanaman untuk tanaman Hasil pengamatan suhu permukaan
selada. Sehingga kebutuhan bibit kedalaman 0 cm, pada pagi hari rata-rata
keseluruhan 352 tanaman untuk tanaman 16-26˚C. Terjadi fluktuasi suhu permukaan
stroberi dan 319 tanaman untuk tanaman mulai kedalaman 0-8 cm pengamatan. Suhu
selada. permukaan cenderung menurun hingga
pada kedalaman 8 cm atau 80 hst.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan suhu ini salah satunya
disebebkan oleh pertumbuhan tanaman.
Perlakuan tumpangsari dengan waktu Suhu tanah kedalaman 10 cm menunjukkan
tanam yang berbeda mempengaruhi kondisi nilai suhu yang lebih rendah dibandingkan
iklim mikro pada masing- masing perlakuan. dengan suhu permukaannya. Pada
Penanaman bibit selada 21 hari sebelum kedalaman 20 cm, suhu tanah cenderung
penanaman bibit stroberi mewakili kondisi lebih rendah. Hal ini dikarenakan adanya
fluktuasi iklim mikro yang paling mendekati pengaruh perlakuan terhadap tekanan yang
syarat tumbuh tumpangsari tanaman dihasilkan untuk menghantarkan panas ke
stroberi dan selada. Pada gambar 1, 2, 3 kedalaman tanah. Pada siang hari suhu
Menunjukkan pola perubahan suhu udara permukaan tanah meningkat, rata-rata suhu
ketinggian 0-20 yaitu tajuk bawah tanaman permukaan tanah adalah 25-27˚C, dan
stroberi dan 25-45 yaitu tajuk atas tanaman mengalami penurunan pada pengamatan
stroberi. Pada gambar 4, 5, 6 menunjukkan berikutnya dengan nilai rata-rata 22-25˚C.
pola perubahan suhu tanah pada Hasil pengamatan kelembaban pagi, siang
kedalaman 0, 10, dan 20. Sedangkan pada dan sore menunjukkan hasil yang berbeda-
gambar 7 menunjukkan pola perubahan beda. tanaman selada ditanam 14 hari
penerimaan intensitas radiasi matahari sebelum penanaman bibit stroberi
tanaman stroberi pada tajuk bawah 0-20 cm merupakan perlakuan yang memiliki
dan pada tajuk atas 25-45 cm.Gambar 8 kelembaban udara yang lebih rendah pada
menunjukkan pola perubahan penerimaan kelembaban pagi. Sedangkan pada siang
intensitas matahari tanaman selada pada dan sore tanaman selada ditanam 7 hari
tajuk bawah 0-15 cm dan tajuk atas 20-30 sebelum tanaman stroberi memiliki
cm. Perlakuan bibit selada ditanam 21 hari kelembaban lebih rendah dibandingkan
sebelum penanaman bibit stroberi dengan perlakuan lainnya. Kondisi ini dapat
merupakan suhu terendah yang dialami menyebabkan kandungan air tanah pada
pada tajuk atas dan bawah tanaman pola tanam tumpangsari sebelum pe-
stroberi. Hal ini dikarenakan kondisi nanaman tanaman utama lebih tinggi
lingkungan yang terjadi, selada sudah dengan sistem tanam monokultur dan
berumur 21 hari ketika stroberi ditanam. tumpangsari setelah penanaman tanaman
stroberi hanya tumbuh bersama-sama utama. Intensitas radiasi matahari selada
dengan selada selama seminggu, setelah tajuk atas dan bawah mengalami fluktuasi.
itu keadaan lingkungan sedikit terbuka Hal ini dikarenakan terjadi persaingan
seminggu kemudian setelah selada perebutan intensitas matahari puncak
dipanen. Suhu optimum terjadi pada siang dengan tanaman utama. Karena adanya
hari yang rata-rata mencapai 27-29 ˚C. tanaman sela, tajuk atas tanaman stroberi
Keadaan suhu ini masih baik untuk berbeda jauh dengan tajuk bawah. Hal ini
pertumbuhan tanaman stroberi yang menyebabkan tajuk paling atas
kebanyakan di tanaman di daerah sub mendapatkan intensitas cahaya matahari
tropis. Suhu udara menentukan laju difusi yang lebih tinggi. Bahkan pada beberapa
zat cair dalam tanaman, apabila suhu udara perlakuan dimana tanaman selada ditanam
turun maka kekentalan air naik, sehingga setelah tanaman stroberi, intensitas
kegiatan fotosintesisnya turun, demikian matahari yang didapatkan tanaman stroberi
pula penguapan airnya. Suhu udara yang mempengaruhi hasil tanaman. Semakin
rendah dapat mempengaruhi terjadinya lebar tajuk tanaman selada, maka semakin
pembungaan lebih cepat dan berarti kecil prosentase radiasi yang didapatkan
670

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4 Nomor 8, Desember 2016, hlm. 667-674

buah stroberi. Hal ini menyebabkan buah Gambar 4 Pola perubahan suhu tanah pagi
stroberi tidak membentuk sempurna. hari selada ditanam 21 hari sebelum
stroberi

60
Suhu Udara 07.00 WIB
Suhu Tanah 11.00 WIB
Ketinggian (cm)

30

Kedalaman Tanah
40
20

(cm)
20
10
0
18 19 20 21 0
Suhu (˚C) 16 18 20 22
Suhu (˚C)
Gambar 1 Pola perubahan suhu udara pagi
Gambar 5 Pola perubahan suhu tanah
hari selada ditanam 21 hari sebelum
siang hari selada ditanam 21 hari sebelum
stroberi
stroberi
Suhu Udara 11.00 WIB
60 Suhu Tanah 16.00 WIB
Ketinggian (cm)

30

Tanah (cm)
Kedalaman
40 20

20 10

0 0
22 24 26 28 26(˚C)
Suhu 21 31
Suhu (˚C)
Gambar 6 Pola perubahan suhu tanah sore
Gambar 2 Pola perubahan suhu udara hari selada ditanam 21 hari sebelum
siang hari selada ditanam 21 hari sebelum stroberi
stroberi

60
IRM Tanaman Stroberi
60 Suhu Udara 16.00 WIB
Ketinggian (cm)
Ketinggian (cm)

40 40

20 20

0 0
20 22 24 26 0 200 400 600
Suhu (˚C) Penerimaan cahaya (Lux)
Gambar 3 Pola perubahan suhu udara sore Gambar 7 Pola perubahan intensitas radiasi
hari selada ditanam 21 hari sebelum matahari pada selada yang ditanam 21 hari
stroberi sebelum stroberi

30
Suhu Tanah 07.00 WIB
Tanah (cm)
Kedalaman

20

10

0
16 18 20
Suhu (˚C) 22
671

Bhakti Waluyo, dkk, Kajian Iklim Mikro....

panen buah stroberi lambat yaitu berturut-


40
IRM Tanaman Selada turut 85, 90, dan 100 hari. Sedangkan tanpa
Ketinggian (cm)
naungan memiliki umur berbunga, berbuah
30 dan panen lebih cepat yaitu berturut-turut
20
63, 77, dan 85 hari. Pada Tabel 1
menunjukkan bahwa jumlah total buah per
10 tanaman dan bobot segar total buah
mengalami perbedaan sangat nyata.
0
Stroberi yang ditanam secara monokultur
0 200 400 600 800
Penerimaan cahaya (Lux) mempunyai jumlah total buah per tanaman
Gambar 8 Pola perubahan intensitas radiasi dan bobot segar total buah tertinggi yaitu
matahari pada selada yang ditanam 21 hari berturut-turut 35 buah dan 134,49 gram.
sebelum stroberi Sedangkan tanaman selada yang ditanam
bersamaan dengan tanaman stroberi
Penanaman selada sebagai menghasilkan jumlah total buah per
tanaman sela pada berbagai waktu tanam tanaman dan bobot segar total buah yang
dalam sistem tumpangsari memberikan paling kecil yaitu berturut-turut 7 buah dan
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan 50, 52 gram, jika dibandingkan dengan
hasil tanaman utama, yaitu stroberi. Tinggi perlakuan lainnya. Hal ini sejalan dengan
tanaman stroberi lebih rendah dibanding penelitian Kesumawati et al (2011) yang
dengan penanaman stroberi secara mengemukakan pada jumlah buah dan
monokultur. Selain itu, jumlah daun stroberi bobot segar buah per tanaman
pada sistem tanam tumpangsari lebih menunjukkan bahwa perlakuan tanpa
sedikit dibandingkan dengan penanaman naungan cenderung memberikan hasil yang
stroberi secara monokultur. Hal ini lebih baik daripada perlakuan satu lapis
dikarenakan adanya tanaman selada yang naungan dan dua lapis naungan, walaupun
bertajuk lebar mempengaruhi proses secara statistik tidak berbeda. Pada hasil
pertumbuhan jumlah daun tanaman stroberi. penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan
Sehingga semakin lama waktu tanam tumpangsari dapat memperlambat umur
tanaman selada maka semakin rendah berbunga, berbuah, dan panen pertama
jumlah daun tanaman stroberi. Secara serta menurunkan hasil produksi tanaman
umum, pada semua parameter pengamatan stroberi. Bibit selada ditanam 7 hari setelah
pertumbuhan tanaman stroberi pada sistem penanaman bibit stroberi) memiliki hasil
tumpangsari dengan selada mengalami produksi dari perlakuan tumpangsari yang
penurunan hasil pada beberapa perlakuan. lain yaitu bobot segar buah 113 gram.
Begitu pula dengan hasil tanaman selada Penanaman tanaman selada
akan mengalami penurunan hasil pada sebagai tanaman sela pada berbagai waktu
beberapa perlakuan. Hasil penelitian tanam dalam sistem tumpangsari
menunjukkan bahwa umur berbunga, umur memberikan pengaruh nyata terhadap
berbuah, dan panen pertama tanaman pertumbuhan dan hasil tanaman selada.
stroberi mengalami perbedaan yang nyata. Peubah pertumbuhan yaitu diameter tajuk
Stroberi yang ditanam secara monokultur tanaman selada waktu tanam tanaman
mempunyai umur berbunga, berbuah, dan selada berpengaruh nyata pada diameter
panen pertama tercepat yaitu berturut- turut tajuk tanaman selada dimulai dari
63, 70, dan 76 hari. Sedangkan tanaman pengamatan minggu ke-2 hingga ke-4.
selada yang ditanam bersamaan dengan Diameter tajuk tanaman yang ditanam
tanaman stroberi) mempunyai umur tumpangsari lebih rendah daripada tanaman
berbunga, berbuah, dan panen pertama selada yang ditanam secara monokultur.
yang lebih lama yaitu berturut-turut 88, 95, Pada tabel 2 hasil panen pada semua
dan 103 hari, jika dibandingkan dengan perlakuan waktu tanam tanaman selada
perlakuan lainnya. Hal ini sejalan dengan memberikan pengaruh nyata terhadap
penelitian Kesumawati, et all (2011) yang komponen hasil yaitu bobot segar dan bobot
mengemukakan pengaruh naungan konsumsi tanaman selada. Tanaman selada
memberikan waktu berbunga, berbuah dan
672

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4 Nomor 8, Desember 2016, hlm. 667-674

yang ditanam secara monokultur memiliki seluas 1,49 kali lebih besar untuk
bobot segar dan konsumsi selada yang penanaman monokultur stroberi dan selada
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman agar mendapatkan hasil tumpangsari
selada ditanam bersamaan dengan tersebut. Palaniappan (1985 dalam
tanaman stroberi, dengan rata-rata hasil Setiawan, 2007) menyatakan bahwa pada
tertinggi berturut-turut yaitu 110.33 gram, pola tanam tumpangsari hasil masing-
dan 103.70 gram dan terendah yaitu masing jenis tanaman dapat mengalami
berturut-turut 54.83 gram dan 49.00 gram. penurunan dibandingkan jika ditanam
Pada Tabel 3 hasil perhitungan NKL (nilai tunggal, namun karena diimbangi oleh
kesetaraan lahan) menunjukkan bahwa adanya hasil tanaman yang lainnya
sistem tanam tumpangsri stroberi dan sehingga secara keseluruhan hasil tanaman
selada mampu meningkatkan produktivitas lebih tinggi dibandingkan hasil tunggalnya.
lahan pada beberapa perlakuan. Nilai NKL Pada P4, P8, dan P9 memiliki nilai NKL
berdasarkan bobot konsumsi (layak pasar) kurang dari satu. Hal ini dikarenakan P4
tertinggi terdapat pada perlakuan selada memiliki waktu tanam yang bersamaan,
ditanam 21 hari sebelum penanaman bibit sehingga menimbulkan persaingan unsur
stroberi yaitu 1,49. Nilai NKL 1,49 hara dan penerimaan intensitas radiasi
menunjukkan bahwa diperlukan lahan matahari.

Tabel 1 Rerata Jumlah Buah Total Dan Bobot Segar Total Buah Akibat Perbedaan Waktu
Tanam
Perlakuan Jumlah buah total Bobot segar total buah
(buah.tan⁻¹) (gram.tan⁻¹)
Selada ditanam 21 hari sebelum stroberi 29.03 d 82.09 a
Selada ditanam 14 hari sebelum stroberi 22.57 d 82.82 b
Selada ditanam 7 hari sebelum stroberi 15.33 c 67.43 c
Selada ditanam bersamaan dengan stroberi 7.17 b 50.52 d
Stroberi ditanam secara monokultur 34.80 f 134.49 d
Selada ditanam 7 hari setelah stroberi 27.03 e 113.08 e
Selada ditanam 14 hari setelah stroberi 22.07 cd 72.01 e
Selada ditanam 21 hari setelah stroberi 9.73 a 40.26 f
BNT 5 % 2.82 20.22
KK (%) 0.65 0.33
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji BNJ 5 %.

Tabel 2 Rerata Bobot Segar Dan Komsumsi Tanaman Selada Pada Berbagai Waktu Tanam
Bobot segar selada Bobot konsumsi selada
Perlakuan
(gram) (gram)
Selada ditanam 21 hari sebelum stroberi 107.10 f 99.80 e
Selada ditanam 14 hari sebelum stroberi 89.63 e 82.33 d
Selada ditanam 7 hari sebelum stroberi 82.13 d 75.73 c
Selada ditanam bersamaan dengan stroberi 54.83 ab 49.00 a
Selada ditanam secara monokultur 110.33 f 103.70 e
Selada ditanam 7 hari setelah stroberi 64.03 c 57.50 b
Selada ditanam 14 hari setelah stroberi 57.17 b 50.63 a
Selada ditanam 21 hari setelah stroberi 53.37 a 47.70 a
BNT 5% 3.25 3.40
KK (%) 1.67 2.01
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji BNJ 5 %.
673

Bhakti Waluyo, dkk, Kajian Iklim Mikro....

Tabel 3 Rerata Nilai Kesetaraan Lahan (NKL) Akibat Perbedaan Waktu Tanam TanamanSelada
Perlakuan NKL
P1: Bibit selada ditanam 21 hari sebelum bibit stroberi 1.49
P2: Bibit selada ditanam 14 hari sebelum bibit stroberi 1.22
P3: Bibit selada ditanam 7 hari sebelum bibit stroberi 1.03
P4: Bibit selada ditanam bersamaan dengan bibit troberi 0.59
P7: Bibit selada ditanam 7 hari setelah bibit stroberi 1.21
P8: Bibit selada ditanam 14 hari setelah bibit stroberi 0.89
P9: Bibit selada ditanam 21 hari setelah bibit stroberi 0.60

Penanaman benih selada 21 hari sebelum hari sebelum penanaman bibit stroberi
penanaman tanaman stroberi dapat mampu meningkatkan produktifitas lahan.
digunakan sebagai acuan saat tanam Perlakuan tersebut menunjukkan jumlah
tanaman selada untuk meningkatkan hasil buah terbanyak dan bobot konsumsi
produksi dan pendapatan pada pola tanam tertinggi setelah penanaman secara
tumpangsari antara tanaman selada dan monokultur. Sedangkan bobot segar total
stroberi. Sedangkan untuk meningkatkan buah per tanaman tertinggi setelah
hasil tanaman stroberi penanaman benih penanaman secara mnokultur yaitu bibit
selada 7 hari setelah penanaman tanaman selada ditanam 7 hari setelah penanaman
stroberi yang di rekomendasikan dan bibit stroberi.
penanaman benih selada 21 hari sebelum
penanaman tanaman stroberi, untuk DAFTAR PUSTAKA
tanaman selada.
Asandhi, A.A. 2008. Pengaturan Waktu
KESIMPULAN Tanam Kentang Dan Ubi Jalar Dalam
Tumpangsari Kentang Dan Ubi Jalar
Bibit selada ditanam 21 hari di Dataran Medium. J. Hortikultura
sebelum penanaman bibit stroberi memiliki 8(3): 1170-1171.
kondisi iklim mikro yang mendekati syarat Islami, T. 1999. Manipulasi Tajuk Tanaman
tumbuh untuk tumpangsari tanaman selada Jagung Terhadap Hasil Tanaman
dengan stroberi. Menurut perhitungan NKL, Jagung Dan Ubi Jalar Dalam Pola
bibit selada ditanam 21 hari sebelum Tumpang Gilir. Agrivita 21 (1): 20-24.
penanaman bibit stroberi mampu Karima, S.S. 2013. Pengaruh Saat Tanam
meningkatkan produktifitas lahan. P1 juga Jagung Dalam Tumpangsari
menunjukkan jumlah buah terbanyak dan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Dan
bobot konsumsi tertinggi setelah Brokoli (Brassica oleracea L.
penanaman secara monokultur. Sedangkan var.botrytis) J. Produksi Tanaman 3
bobot segar total buah per tanaman tertinggi (1): 87-92.
setelah penanaman secara mnokultur yaitu Kesumawati, Elly. 2012. Pengaruh
bibit selada ditanam 7 hari setelah Naungan Dan Varietas Terhadap
penanaman bibit stroberi. Kondisi iklim Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
mikro yang baik untuk tumpangsari tanaman Stroberi (Fragaria sp.) Di Dataran
stroberi dan selada yaitu suhu udara 16- Rendah J. Pertumbuhan dan hasil
27˚C. Suhu tanah kedalaman 0 cm yaitu 16- tanaman. Agrivita 1 (16): 14-21.
27˚C, kedalaman 10 cm yaitu 17-26˚C, Mariani, S.M. 2009. Pengaruh Intensitas
kedalaman 20 cm yaitu 17-27˚C. Naungan dan Kombinasi Pemupukan
Kelembaban udara yang baik yaitu 63-96%. N dan P Terhadap Pertumbuhan,
Sedangkan untuk intensitas penerimaan Produksi Simplisia Serta Kandungan
cahaya untuk tanaman stroberi yaitu Andrographolida Pada Sambiloto
berkisar 283-568 lux dan untuk tanaman (Andrographis paniculata). Makalah
selada yaitu 383-606 lux. Menurut Seminar Departemen Agronomi dan
perhitungan NKL, bibit selada ditanam 21 Hortikultura, IPB. Bogor.
674

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4 Nomor 8, Desember 2016, hlm. 667-674

Saraswari, Desi. Budiman. S. 2005. Jagung Dan Kacang Hijau Terhadap


Berkebun Stroberi Secara Komersial. Sistem Olah Tanah Dan Pemberian
Penebar Swadaya. Depok Pupuk organik. J. Agronomika 1 (3):
Setiawan. 2007. Pertumbuhan dan Hasil 13-18.
Tumpangsari Kacang Hijau dan Tjasyono, B. H.K. 2004. Klimatologi.
Jagung pada Saat Panen Jagung Penerbit ITB. Bandung.
Berbeda. J. Ilmu Pertanian. 1 (15): 7- Utami, T. 2013. Respon Pertumbuhan Dan
17. UMY Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Sudaryono. 2004. Pengaruh Naungan Pada Berbagai Waktu Tanam Pak
Terhadap Perubahan Iklim Mikro Choy (Brassica chinensis L.) Dalam
Pada Budidaya Tanaman Tembakau Sistem Tanam Tumpang Sari. J.
Rakyat. J. Teknologi Lingkungan. Pertumbuhan dan hasil tanaman 1
P3TL-BPPT.5 (1): 56-60. (16) : 6-11.
Syaiful A.S, A.Yassi, dan N. Rezkiani.
2011. Respon Tumpangsari Tanaman

Anda mungkin juga menyukai