Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

DI SUSUN OLEH :
AHMAD ZARKAZI (1211600231)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
1. Feedback Control: Pengendalian feedback (umpan balik) dilakukan setelah kegiatan
selesai. Pengendalian berfungsi memberikan umpan balik yang dapat digunakan untuk
membuat rencana masa depan yang lebih baik. Misal: respon positif/negatif pelanggan
digunakan sebagai bahan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan.
Dasar dari proses pengendalian adalah proses perencanaan. Hasil dari sebuah perencanaan
adalah misi, objektif, atau anggaran operasional yang secara keseluruhan akan di sertai
oleh sistem pengendalian. Sebuah sistem pengendalian manajemen yang baik seharusnya
dapat membantu dalam proses pembuatan keputusan dan memotivasi setiap individu dalam
sebuah organisasi agar melakukan keseluruhan konsep yang telah ditentukan. Sistem
pengendalian manajemen meramalkan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap level
aktifitas, anggaran evaluasi kinerja dan motivasi karyawan.
Perencanaan strategi adalah proses pembuatan keputusan- keputusan mengenai tujuan
organisasi yang di pandang tidak cocok, penentuan garis besar strateg organisasi, serta
keputusan pengkombinasian dan pengguanaan sumber- sumber yang di miliki perusahaan
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
2. Feed Forward Control: Feedforward control sering juga disebut pengendalian awal,
merupakan pelaksanaan kegiatan pengendalian sebelum aktivitas kerja dimulai.
Pengendalian ini memastikan bahwa arah yang ditentukan sudah benar serta sumber daya
yang tepat untuk mencapainya sudah tersedia. Feedforward control dirancang untuk
mengantisipasi timbulnya masalah potensial serta mengambil tindakan pencegahan untuk
menghindari terjadinya permasalahan tersebut (Schermerhorn, 1998). Pengendalian feed
forward (pendahuluan) didesain untuk mengantisipasi masalah yang mungkin muncul dan
mengambil tindakan pencegahan.Pengendalian ini memastikan bahwa tujuan dan
sumberdaya yang tepat telah disediakan sebelum pekerjaan dimulai. Misal: pemilihan
supplier yang andal untuk menghindari rendahnya kualitas bahan baku.

3. Preventive Controls: Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya


suatu kesalahan. Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan
sebelum kejadian itu terjadi. Pengendalian pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau
personil melaksanakan perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi: kejujuran,
personil yang kompeten, pemisahan fungsi, review pengawas dan pengendalian ganda.
Sebagaimana pepatah mengatakan: “lebih baik mencegah daripada mengobati” demikian
pula dengan pengendalian. Pengendalian pencegahan jauh lebih murah biayanya dari pada
pengendalian pendeteksian. Ketika dirancang ke dalam sistem, pengendalian pencegahan
memperkirakan kesalahan yang mungkin terjadi sehingga mengurangi biaya perbaikannya.
Namun demikian, pengendalian pencegahan tidak dapat menjamin tidak terjadinya
kesalahan atau kecurangan sehingga masih dibutuhkan pengendalian lain untuk
melengkapinya. Untuk itu, pengendalian pencegahan perlu dilengkapi dengan
pengendalian deteksi dan pengendalian koreksi.
Pengendalian untuk pencegahan fungsinya adalah mencegah timbulnya suatu masalah
sebelum permasalahan tersebut muncul. Mempekerjakan personil akuntansi yang
berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai, dan secara efektif
mengendalikan akses fisik atas aset, fasilitas dan informasi, merupakan pengendalian
pencegahan yang efektif. Oleh karena tidak semua masalah mengenai pengendalian dapat
dicegah.

Anda mungkin juga menyukai