Anda di halaman 1dari 19

SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PERSEPSI INTERPERSONAL

Natalia Erika Destianti (1151800146)

Dessy Natalia Rido (1151800141)

Cutia Mentari (1151800144)

Devinda Atma (1151800297)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PRODI ILMU KOMUNIKASI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Terimakasih, Tuhan Yesus Memberkati.

Surabaya, Oktober 2019

BEST REGARDS, Kelompok 5.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL i


DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................i

Kata pengantar.......................................................................................ii

Daftar isi.................................................................................................iii

BAB 1 - Pendahuluan

1.1 Absraksi……………………………………………………………1

1.2 Latar Belakang.................................................................................3

1.3 Rumusan masalah.........................................................................3

1.4 Tujuan.........................................................................................3

BAB 2 - Pembahasan

2.1 Definisi Persepsi Interpersonal..............................................…..4

2.2 Pengaruh Faktor-Faktor Situasional pada Persepsi


Interpersonal.........................………………………………………..4

2.3 Pengaruh Faktor-Faktor Personal pada Persepsi


Interpersonal..........…………………………………………………8

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL ii


2.4 Proses Pembentukan Kesan.........……………………………….10

2.5 Proses Pengelolaan Kesan..................……………………….….12

2.6 Pengaruh Persepsi Interpersonal pada Komunikasi


Interpersonal.....………………………………………………………13

BAB 3 - Penutup

3.1 Kesimpulan......…………………………………………………14

3.2 Daftar Pustaka.........……………………………………………15

3.3 Lampiran....…………………………………………………….15

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Abstrak

Pada tahun 1950-an, dikalangan psikolog social lahirlah istilah persepsi sosial yang didefinisi
sebagai “the role of socially generated influenceses the basic processes of perception” (Mc
David dan Harari , 1968;178). Akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an fokus penelitian
tidak lagi pada faktor-faktor sosial yang mempengaruhi persepsi, tetapi objek-objek dan
peristiwa-peristiwa sosial. Untuk tidak mengaburkan istilah dan untuk menggarisbawahi manusia
sebagai objek persepsi, dan disini digunakan istilah persepsi interpersonal. Persepsi pada objek
selain manusia kita sebut saja persepsi objek.

Ada empat perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi interpersonal, pertama pada objek,
stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-benda fisik, gelombang, cahaya, gelombang
suara, temperatur, dan sebagainya. Pada persepsi interpersonal stimuli mungkin sampai kepada
kita melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.

Kedua, bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek itu, kita tidak
meneliti sifat-sifat batiniah objek itu. pada persepsi interpersonal kita mencoba memahami apa
yang tanpak pada alat indera kita.

Ketiga, ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi terhadap kita, kitapun tidak
memberikan reaksi emosional padanya, dalam persepsi interpersonal, faktor-faktor personal
anda, dan karakteristik orang yang ditanggapi, serta hubungan anda dengan orang tersebut,
menyebabkan persepsi interpersonal sampai cenderung untuk keliru.

keempat, objek relatif tetap, sedangkan manusia berubah-ubah. persepsi interpersonal yang
berobjekan manusia, kemudia menjadi mudah salah. betapapun kita sulit mempersepsi orang
lain, kita masih dapat bergaul dengan mereka, masih dapat berkomunikasi dengan mereka, dan
masih dapat meduga perilaku mereka. Dari mana kita mendapat petunjuk orang lain? apa yang
menyebabkan kesimpulan kita bahwa X bersifat Y? Kita menduga karakteristik orang lain dari

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 1


petunjuk-petunjuk eksternal (eksternalcues) yang dapat di amati petunjuk-petunjuk itu adalah
deskripsi verbal dari pihak ketiga, petunjuk proksemik, kinesik, wajah, paralinguisik, dan
artifaktual. Selain yang pertama, yang lainnya boleh disebut sebagai, petunjuk non verbal (non
verbalcues). semua nya disebut faktor-faktor situasional.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 2


1.2 Latar Belakang

Interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik

seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain, maka makin besar kecenderungan kita untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi
interpersonal. Jika kita menyukai seseorang, maka kita cenderung melihat sesuatu dari diri
seseorang tersebut secara positif. Sebaliknya, jika kita tidak menyukai seseorang, maka kita
cenderung melihat sesuatu dari diri seseorang tersebut secara negative.

Pengaruh persepsi interpersonal akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa
persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru. Persepsi interpersonal juga akan
mempengaruhi komunikasi. Konsep diri merupakan factor yang sangat menentukan dalam
komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinnya.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi interpersonal terjadi?

2. Apa pengaruh-pengaruh yang di timbulkan dari persepsi interpersonal?

3. Bagaimana kesan terhadap suatu hal bisa terbentuk?

4. Apa pengaruh Persepsi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal?

5. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam komunikasi interpersonal?

1.4 Tujuan

Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Psikologi Komunikasi serta
meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang Psikologi Komunikasi.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 3


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Persepsi Interpersonal

Persepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari
seseorang (partner komunikasi), yang berupa pesan non verbal maupun verbal. Semua penafsiran
(mengenai suasana lingkungan, gambar, perilaku orang lain, benda) kita memiliki basis yang
sama yakni berdasarkan proses persepsi.

2.2 Pengaruh Faktor-Faktor Situasional pada Persepsi


Interpersonal

● Deskripsi Verbal

Menurut eksperimen Solomon E. Asch, bahwa kata yang disebutkan pertama akan mengarahkan
penilaian selanjutnya. Pengaruh kata pertama ini kemudian terkenal sebagai primacy
effect. Menurut teori Asch, ada kata-kata tertentu yang mengarahkan seluruh penilaian kita
tentang orang lain. Jika kata tersebut berada ditengah rangkaian kata maka disebut central
organizing trait.

Walaupun teori Asch ini menarik untuk melukiskan bagaiana cara orang menyampaikan berita
tentang orang lain mempengaruhi persepsi kita tentang orang itu, dalam kenyataan kita jarang
melakukannya. Jarang kita melukiskan orang dengan menyebut rangkaian kata sifat. Kita
biasanya mulai pada central trait, menjelaskan sifat itu secara terperinci, baru melanjutkan pada
sifat-sifat yang lain.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 4


● Petunjuk Proksemik

Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak daam menyamaikan pesan; istilah ini
dilahirkan oleh antroplog intercultural Eward T. Hall. Hall membagi jarak kedalam empat corak;
jarak public, jarak sosial, jarak personal, dan jarak akrab. Jarak yang dibuat individu dalam
hubungannya dengan orang lain menunjukkan tingkat keakraban di antara mereka. Betulkah kita
pun mempersepsi orang lain dengan melihat jaraknya dengan kita? Bagaimana penanggap
mentimpulkan sesuatu dari jarak interpersonal?

Pertama, seperti Edward T. Hall, kita juga menyimpulkan keakraban seorang dengan orang lain
dari jarak mereka, seperti yang kita amati. Kedua, erat kaitannya dengan yang pertama, kira
menangapi sifat orang lain dari cara orang itu membuat jarak dengan kita. Ketiga, caranya orang
mengatur ruang mempengaruhi persepsi kita tentang orang itu.

● Petunjuk Kinesik (Kinesic Cues)

Petunjuk kinesik adalah persepsi yang didasarkan kepada gerakan orang lain yang ditunjukkan
kepada kita. Beberapa penelitian membuktikan bahwa persepsi yang cermat tentang sifat-sifat
dari pengamatan petunjuk kinesik. Begitu pentingnya petunjuk kinesik, sehingga apabila
petunjuk-petunjuk lalin (seperti ucapan) bertentangan dengan petunjuk kinesik, orang
mempercayai yang terakhir. Mengapa? Karena petunjuk kinesik adalah yang paling sukar untuk
dikendalikan secara sadar oleh orang yang menjadi stimuli (selanjutnya disebut persona stimuli-
orang yang dipersepsi, lawan dari personal penanggap).

● Petunjuk Wajah

Diantara berbagai petunjuk non verbal, petunjuk fasial adalah yang paling penting dalam
mengenali perasaan persona stimuli. Ahli komunikasi non verbal, Dale G. Leather (1976:21),
menulis; “Wajah sudah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal. Inilah
alat yang sangat penting dalam menyampaikan makna. Dalam beberapa detik ungkapan wajah
dapat menggerakkan kita ke puncak keputusan. Kita menelaah wajah rekan dan sahabat kita

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 5


untuk perubahan-perubahan halus dan nuansa makna dan mereka,pada gilirannya, menelaah
kita”.

Walaupun petunjuk fasial dapat mengungkapkan emosi, tidak semua orang mempersepsi emosi
itu dengan cermat. Ada yang sangat sensitive pada wajah, ada yang tidak. Sekarang para ahli
psikologi sosial sudah menemukan ukuran kecermatan persepsi wajah itu dengan tes yang
disebut FMST-facial meaning sensitivity test (tes kepekaan makna wajah). Dengan tes ini,
kepekaan kita menangkap emosi pada wajah orang lain dapat dinilai skornya.

● Petunjuk Paralinguistik

Yang dimaksud paralinguistik ialah cara orang mengucapkan lambing-lambang verbal. Jadi, jika
petunjuk verbal menunjukkan aoa yang diucapkan, petunjuk paralinguistik
mencerminkan bagaimana mengucapkannya. Ini meliputi tinggi-rendahnya suara, tempo bicara,
gaya verbal (dialek), dan interaksi (perilaku ketika melakukan komunikasi atau obrolan). Suara
keras akan dipersepsi marah atau menunjukkan hal yang sangat penting. Tempo bicara yang
lambat, ragu-ragu, dan tersendat-sendat, akan dipahami sebagai ungkapan rendah diri atau …
kebodohan.

Dialek yang digunakan menentukan persepsi juga. Bila perilaku komunikasi (cara bicara) dapat
memberikan petunjuk tentang kepribadian persona stimuli, suara mengungkapkan keadaan
emosional.

● Petunjuk Artifaktual

Petunjuk artifaktual meliputi segala macam penampilan (appearance) sejak potongan tubuh,
kosmetik yang dipakai, baju, pangkat, badge, dan atribut-atribut lainnya. Bila kita mengetahui
bahwa seseorang memiliki satu sifat (misalnya, cantik atau jelek), kita beranggapan bahwa ia
memiliki sifat-sifat tertentu (misalnya,periang atau penyedih); ini disebut halo effect. Bila kita
sudah menyenangi seseorang, maka kita cenderung melihat sifat-sifat baik pada orang itu dan
sebaliknya.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 6


Selain berbagai petunjuk diatas, petunjuk verbal juga mempunyai peran. Yang dimaksud dengan
petunjuk verbal disini adalah isi komunikasi persona stimuli, bukan cara. Misalnya, orang yang
menggunakan pilihan kata-kata yang tepat, mengorganisasikan pesan secara sistematis,
mengungkapkan pikiran yang dalam dan komprehensif, akan menimbulkan kesan bahwa orang
itu cerdas dan terpelajar.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 7


2.3 Pengaruh Faktor-faktor Personal Pada Persepsi Interpersonal

Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga
pada hubungan interpersonal. Karena itu, keceramatan persepsi interpersonal akan sangat
berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita. Beberapa ciri-ciri khusus
penanggap yang ceramat adalah :

● Pengalaman

Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar
formal. Pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi.
Inilah yang menyebabkan seorang ibu segera melihat hal yang tidak beres pada wajah anaknya
atau pada petunjuk kinesik lainnya. Ibu lebih berpengalaman mempersepsi anaknya daripada
bapak. Ini juga sebabnya mengapa kita lebih sukar berdusta di depan orang yang paling dekat
dengan kita.

● Motivasi

Proses konstruktif yang banyak mewarnai persepsi interpersonal juga sangat banyak melibatkan
unsur-unsur motivasi.

● Kepribadian

Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara pertahanan ego. Proyeksi adalah
mengeksternalisasikan pengalaman subjektif secara tidak sadar. Orang melempar perasaan
bersalahnya pada orang lain. Maling teriak maling adalah contoh tipikal dari proyeksi. Pada
persepsi interpersonal, orang mengenakan pada orang lain sifat-sifat yang ada pada dirinya, yang
tidak disenanginya. Sudah jelas, orang yang banyak melakukan proyeksi akan tidak cermat
menanggapi persona stimuli, bahkan mengaburkan gambaran sebenarnya. Sebaliknya, orang
yang menerima dirinya apa adanya, orang yang tidak dibebani perasaan bersalah, cenderung
menafsirkan orang lain lebih cermat. Begitu pula orang yang tenang, mudah bergaul dan ramah

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 8


cenderung memberikan penilaian posoitif pada orang lain. Ini disebut leniency effect (Basson
dan Maslow, 1957).

Biar petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal membantu kita melakukan persepsi yang cermat,
beberapa factor personal ternyata mempersulitnya. Persepsi interpersonal menjadi lebih sulit lagi,
karena persona stimuli bukanlah benda mati yang tidak sadar. Menusia secara sadar berusaha
menampilkan dirinya kepada orang lain sebaik mungkin. Inilah yang disebut dengan Erving
Goffman sebagai self-presentation (penyajian diri).

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 9


2.4 Proses Pembentukan Kesan
● Stereotyping

Seorang guru ketika menghadapi murid-muridnya yang bermacam-macam, ia akan


mengelompokkan mereka pada konsep-konsep tertentu; cerdas, bodoh, cantik, jelek, rajin, atau
malas. Penggunaan konsep ini menyederhanakan bergitu banyak stimuli yang diterimanya.
Tetapi, begitu anak-anak ini diberi kategori cerdas, persepsi guru terhadapnya akan konsisten.
Semua sifat anak cerdas akan dikenakan kepada mereka. Inilah yang disebut stereotyping.

Stereotyping ini juga menjalaskan terjadinya primacy effect dan halo effect yang sudah kita
jelaskan dimuka. Primacy effect secara sederhana menunjukkan bahwa kesan pertama amat
menentukan; karena kesan itulah yang menentukan kategori. Begitu pula, halo effect. Persona
stimuli yang sudah kita senangi telah mempunyai kategori tertentu yang positif, dan pada
kategori itu sudah disimpan semua sifat yang baik.

● Implicit Personality Theory

Memberikan kategori berarti membuat konsep. Konsep “makanan” mengelompokkan donat,


pisang, nasi, dan biscuit dalam kategori yang sama. Konsep “bersahabat” meliputi konsep-
konsep raman, suka menolong, toleran, tidak mencemooh dan sebagainya. Disini kita mempunya
asumsi bahwa orang ramah pasti suka menolong, toleran, dan tidak akan mencemooh kita. Setiap
orang mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa yang berkaitan dengan sifat-sifat
apa. Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang ketika membuat kesan tentang
orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan, kerena itu disebut implicit personality
theory. Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua psikolog, amatir, lengkap dengan berbagi teori
kepribadian. Suatu hari anda menemukan pembantu anda sedang bersembahyang, anda menduga
ia pasti jujur, saleh, bermoral tinggi. Teori anda belum tentu benar, sebab ada pengunjung masjid
atau gereja yang tidak saleh dan tidak bermoral.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 10


● Atibusi

Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan
melihat pada perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne, 1979:56). Atribusi boleh juga
ditujukan pada diri sendiri (self attribution), tetapi di sini kita hanya membicarakan atribusi pada
orang lain. Atribusi merupakan masalah yang cukup poupuler pada dasawarsa terakhir di
kalangan psikologi sosial, dan agak menggeser fokus pembentukan dan perubahan sikap. Secar
garis besar ada dua macam atribusi: atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.

Fritz Heider (1958) adalah yang pertama menelaah atribusi kausalitas. Menurut Heider, bila kita
mengamati perilaku sosial, pertama-tama kita menentukan dahulu apa yang menyebabkannya;
factor situasional atau personal; dalam teori atribusi lazim disebut kausalitas eksternal dan
kausalitas internal (Jones dan Nisbett, 1972).

Bagaimana kita mengetahui bahwa perilaku orang lain disebabkan factor internal, dan bukan
factor eksternal? Menurut Jones dan Nisbett, kita dapat memahami motif persona stimuli dengan
memperhatikan dua hal. Pertama, kita memfokuskan perhatian pada perilaku yang hanya
memungkinkan satu atau sedikit penyebab. Kedua, kita memusatkan perhatian pada perilaku
yang menyimpang dari pola perilaku yang biasa.

Menurut teori atribusi dari Harold Kelly (1972), kita menyimpulkan kausalitas internal atau
eksternal dengan memperhatikan tiga hal: konsensus, –apakah orang lain bertindak sama seperti
penanggap; konsistensi – apakah penanggap bertindak yang sama pada situasi lain;
dan kekhasan (distinctiveness) –apakah orang itu bertindak yang sama pada situasi lain, atau
hanya pada situasi ini saja. Menurut teori Kelly, bila ketiga hal itu sangat tinggi, orang akan
melakukan atribusi kausalitas eksternal.

Sekarang bagaimana kita dapat menyimpulkan bahwa persona stimuli jujur atau munafik
(atribusi kejujuran-attribution of honesty)? Menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne (1979:70-
71), kita akan memperhatikan dua hal: (1) sejauh mana pernyataan orang itu menyimpang dari
pendapat yang popular dan diterima orang, (2) sejauh mana orang itu memperoleh keuntungan
dari kita dengan pernyataan itu.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 11


2.5 Proses Pengelolaan Kesan (Impression Management)

Kecermatan persepsi interpersonal dimudahkan oleh petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal,
dan dipersulit oleh factor-faktor personal penangkap. Kesulitan persepsi juga timbul karena
persona stimuli berusaha menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu untuk menimbulkan kesan
tertentu pada diri penangkap. Erving Goffman menyebut proses ini pengelolaan kesan
(Impression management).

Peralatan lengkap yang kita gunakan untuk menampilkan diri ini disebut front. Front terdiri dari
panggung (setting), penampilan (appearance), dan gaya bertingkah laku (manner). Panggung
adalah rangkaian peralatan ruang dan benda yang kita gunakan. Penampilan berarti
menggunakan petunjuk artifaktual. Gaya bertingkah laku menunjukkan cara kita berjalan, duduk,
berbicara, memandang, dan sebagainya.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 12


2.6 Pengaruh Persepsi Interpersonal Pada Komunikasi
Interpersonal

Perilaku kita dalam komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal.
Karena perspsi yang keliru, seringkali terjadi kegagalan dalam komunikasi. Kegagalan
komunikasi dapat diperbaiki bila orang menyadari bahwa persepsinya mungkin salah.
Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa persepsi kita
bersifat subjektif dan cenderung keliru. Kita jarang meneliti kembali persepsi kita. Akibat lain
dari persepsi kita yang tidak cermat ialah mendistorsi pesan yang tidak sesuai dengan persepsi
kita. Persepsi kita tentang orang lain cenderung stabil, sedangkan persepsi stimuli adalah
manusia yang selalu berubah. Adanya kesenjangan antara persepsi dengan realitas sebenarnya
mengakibatkan bukan saja perhatian selektif, tetapi juga penafsiran pesan yang keliru.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 13


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubunganyang diperolah,


dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan kata lain persepsi ialah
memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).

Interpersonal, yaitu komunikasi antara individu, faktor personal dan ssituasional mempengaruhi
seseorang dalam komunikasi.

Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga
pada hubungan interpersonal. Karena itu, keceramatan persepsi interpersonal akan sangat
berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita.

Konsep ini merupakan faktor, yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena
setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya “hubungan konsep
diri dengan perilaku mungkin dapat disimpulkan dengan ucapan para pengajur berpikiran positif:
“you don’t think what you are, you are what you think”

Komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep yang dimiliki oleh individu
masing-masing (positif atau negatif). sebagai peminat komunikasi kita mampu mengetahui
tanda-tanda konsep diri, yang positif dan negatif.

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 14


3.2 Daftar Pustaka
[1] Dr. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. edisi revisi cetakan pertama 2018 Bandung, PT Remaja
Rosdakarya "Psikologi Komunikasi " halaman 98 - 119

[2] http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/faktor-personal-yang-mempengaruhi.html

[3] Nina W Syam 2011. Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi Bandung Simbiosa rekatama
media

[4] http://anakatang.blogspot.com/2009/08/pengaruh-faktor-faktor-situasional-pada.html

3.3 Lampiran

MAKALAH PERSEPSI INTERPERSONAL 15

Anda mungkin juga menyukai