PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. ASN bertugas menjalankan kebijakan yang
dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian serta digaji sesuai dengan
peraturan perundangan-undangan yaitu UU No.5 Tahun 2014 tentang
ASN.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai ASN berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. PNS mempunyai peranan penting dalam
menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional. Dengan
demikian, diperlukan PNS yang profesional dan berintegritas, yaitu
yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga
mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Salah satu pembinaan yang dapat dilakukan untuk membentuk
PNS yang profesional dan berintegritas yaitu dengan pendidikan dan
pelatihan dasar sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara (LAN) Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Aparatur Sipil Negara
(CASN) Golongan III. Pelatihan dasar ini dilaksanakan agar peserta
mampu menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi (ANEKA) yang akan diaktualisasikan di satuan kerja masing-
masing.
Kegiatan aktualisasi yang dapat dilakukan di unit kerja
puskesmas salah satunya adalah di bidang penyakit tidak menular,
yaitu hipertensi. Hipertensi adalah suatu kondisi tekanan darah diatas
1
130 untuk tekanan sistol dan diatas 80 untuk tekanan diastol.
Hipertensi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu denyut jantung,
volume darah, dan resistensi pembuluh darah. Faktor faktor diatas
dipengaruhi oleh usia , pola makan, gaya hidup dan kondisi tubuh.
Hipertensi adalah faktor resiko penyakit jantung, penyakit ginjal
dan stroke. Privalensi Hipertensi di dunia sebanyak 40%. Hipertensi
berperan penting terhadap 55% kematian dunia yang disebabkan
karena penyakit jantung. berdasarkan data terakhir didapatkan bahwa
dari seluruh pasien hipertensi hanya 16 % pasien hipertensi yang
berobat secara teratur ke puskesmas Karangrejo. Sebagian besar
pasien hipertensi datang apabila merasakan keluhan saja..
Dengan demikian penulis melakukan aktualisasi dengan
melaksanakan program peningkatan jumlah pasien hipertensi yang
mendapat pengobatan secara teratur. Dengan dilaksanakannya
program ini diharapkan mampu menurunkan tingkat mortalitas dan
disabilitas akibat komplikasi dari penyakit hipertensi pada khususnya
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya,
sehingga tercapai visi puskesmas yaitu terwujudnya pelayanan
kesehatan yang bermutu untuk mencapai masyarakat sehat dan
mandiri
2
nilai Anti korupsi sesuai dengan prinsip yang ada pada Undang-
Undang Aparatur Sipil Negara.
2. Manfaat
Manfaat penulisan laporan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai saran pelaksana kebijakan publik kepada pimpinan.
b. Sumbang saran untuk mengoptimalkan pelaksanaan program
penyakit tidak menular khususnya penyakit hipertensi.
c. Sebagai salah satu syarat mengikuti pelatihan dasar cpns.
C. RUANG LINGKUP
3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. Profil Organisasi
Puskesmas Karangrejo adalah salah satu puskesmas induk
di Kota Metro . Puskesmas Karangrejo termasuk wilayah
kecamatan Metro Utara. Luas wilayah kelurahan karangrejo
772Ha2, dengan ketinggian 40 m dari Permukaan air laut (m/dpl),
kondisi iklim tropis dengan curah hujan 1960 mm/tahun, dansuhu
rata-rata 35° (derajat celcius). dimana terdapat 2 musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau.
4
2. Struktur Organisasi
Pj. Jaringan
Pj. UKM Pj.
Pj. UKM Esensial Pelayanan
Pengembangan UKP.Kefarmasian
Puskesmas
Pelayanan
Pelayanan Pelayanan Kes.
Pelayanan P3M Kesehatan Pelayanan Gizi Kefarmasian
Puskesmas Indra PTM
Olahraga
VCT
5
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktif
dalam membudayakan PHBS
3. Meningkatkan kemampuan dan kualitas sumberdaya tenaga
kesehatan di puskesmas.
6
Nilai-nilai organisasi yang diterapkan Puskesmas
Karangrejo berpedoman pada tatanan nilai “SINERGI” yang
merupakan nilai organisasi Puskesmas Karangrejo. Adapun
makna dari nilai-nilai tersebut adalah :
a. Santun
Dalam menjalankan tugas harus menggunakan tutur kata
yang santun sehingga menimbulkan kenyamanan bagi
pasien.
b. Ikhlas
rasa keikhlasan sehingga menimbulkan ketulusan dalam
pelayanan..
c. Nyaman
Puskesmas dengan situasi yang nyaman memberikan
ketenangan bagi orang yang berada di dalamnya.
d. Empati
Pelayanan yang disertai rasa empati akan dirasakan
maksimal
e. Ramah
Keramahan dalam pelayanan akan menyebakan kenyaman
bagi para pasien
f. Gigih
Kegigihan akan menimbulkan semangat yang pantang
menyerah dalam menghadapi berbagai macam persoalan.
g. Inovatif
Kemampuan inovatif dapat memberikan solusi dalam
memecahkan masalah
7
4. Tugas dan Fungsi Dokter Puskesmas Karangrejo
Fungsi :
Membantu Kepala Puskesmas dalam pelayanan kesehatan
umum
8
B. ANALISIS ISU
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN ISU
Setelah bekerja selama satu minggu dan mempelajari profil serta
program-program Puskesmas Karangrejo, penulis menemukan
beberapa isu yang perlu ditindaklanjuti terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Identifikasi Isu pada Puskesmas Karangrejo
No. Penilaian Total
Identifikasi Isu Ranking
U S G skor
1. Penemuan kasus baru TB rendah 4 3 3 10 2
2. Pasien hipertensi yang mendapat 4 4 3 11 1
pengobatan secara teratur masih
rendah
3. Orang yang dengan gangguan jiwa 3 4 3 10 3
yang mendapat pengobatan masih
rendah
4. Penggunaan papan informasi sebagai 3 3 3 9 4
media edukasi pasien belum optimal
Kriteria penetapan:
Urgency Seriousness Growth
5 : Sangat mendesak 5 : Sangat berpengaruh 5 : Sangat berdampak
4 : Mendesak 4 : Berpengaruh 4 : Berdampak
3 : Cukup mendesak 3 : Cukup Berpengaruh 3 : Cukup Berdampak
2 : Tidak mendesak 2 : Tidak Berpengaruh 2 : Tidak Berdampak
1 : Sangat tidak mendesak 1 : Sangat tidak Berpengaruh 1 : Sangat tidak Berdampak
9
Isu yang dipilih adalah Pasien hipertensi yang mendapat
pengobatan secara teratur masih rendah. Isu ini dari sisi Urgency,
Seriousness, dan Growth tergolong mendesak, sangat berpengaruh
dan sangat berdampak, karena jika tidak segera diselesaikan akan
mengakibatkan peningkatan angka mortalitas dan disabilitas akibat
komplikasi.
Hipertensi adalah faktor resiko penyakit jantung, penyakit ginjal
dan stroke. Privalensi Hipertensi di dunia sebanyak 40%. Hipertensi
berperan penting terhadap 55% kematian dunia yang disebabkan
karena penyakit jantung.
Setelah ditentukan prioritas isu yang terpilih, yaitu “pasien
hipertensi yang mendapat pengobatan secara teratur masih rendah “,
selanjutnya dibuat rancangan kegiatan pemecahan masalah yang
dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan kegiatan, dan berkontribusi
bagi misi organisasi dan memberikan penguatan pada nilai-nilai
organisasi yang dituangkan dalam matrix kegiatan aktualisasi. Upaya
peningkatan jumlah pasien hipertensi yang mendapat pengobatan
secara teratur di Puskesmas Karangrejo ini harus berjalan agar
menurunkan tingkat mortalitas dan disabilitas akibat komplikasi dari
penyakit hipertensi
10
D. NILAI-NILAI DASAR PROFESI
Sebagai upaya untuk mendukung reformasi birokrasi dan mengarahkan cita-
cita Good Governance, maka Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut
senantiasa mampu mengembangkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Dengan merujuk pada pasal 10 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014,
secara empiris ASN melalui nilai-nilai dasar tersebut harus mampu berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat bangsa.
Setiap ASN memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesional kelas
dunia, tidak parsial dalam pelaksanaan tugas, memperoleh kesejahteraan
dan mengembangkan nilai-nilai kebijaksanaan selaras dengan semangat
yang termuat dalam UU Nomor 5 Tahun 2014.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki
makna yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah suatu kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas
vertikal ( pertanggung jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi
11
akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas
program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat
akuntabilitas berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan
Laporan Kinerja. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel,
ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
d. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
12
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-
nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar
memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai
negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat.
Pancasila justru mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari
kehidupan masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan yang
dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif,
13
yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif),
membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan
persaudaraan.
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan
diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan
kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki
kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan
kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran
masyarakat.
b. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke
dalam berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-
nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara
menjalankan fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam
keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan
bangsa Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal
akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani
satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan karakter
dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah
geopolitik nyata.
d. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi
pertama , badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang
memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada di
masyarakat. Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa
menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu
14
golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan landasan
kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa
mencapai kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua
pihak.
e. Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri
bangsa menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi
masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan keadilan.
Keadilan sosial juga merupakan perwujudan imperative etis dari
amanat pancasila dan UUD 1945.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nila-nilai yang dianut.
Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada
perbedaan antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi
yang baik atau benar. Sedangkan moral mengacu pada kewajiban
untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Etika
juga dipandang sebagai karakter atau etos
individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-
hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.
15
Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
2. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
3. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
4. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
5. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
6. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
7. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
8. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
9. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
16
pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri
sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi
kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan
untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang
berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut
jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya
diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan
juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
17
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi
dan menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan
dalam mengevaluasi kualitas pelayan yaitu :
a) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
18
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya
kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial
tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana
masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan
membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak
akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang
lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
19
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk
melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan
sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
20
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk
hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang
menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar
bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena
hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari
harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak
akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang
semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman
kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan
menuntut untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya.
21
D. MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI
Tabel 2. Rancangan Aktualisasi Upaya Meningkatkan Jumlah Pasien Hipertensi Yang Mendapat Pengobatan Secara
Teratur Di Puskesmas Karangrejo Dalam Rangka Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar Yang Bermutu
Dan Profesional
22
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
sesuai kebutuhan yaitu
menyelenggarakan
Antikorupsi : pelayanan kesehatan
Melakukan tugas dasar yang bermutu
memeriksa dengan dan profesional
penuh tanggung
jawab
2. Melakukan Mendata jumlah Data nama Akuntabilitas : Dengaan Melakukan Kegiatan kunjungan
kunjungan rumah pasien hipertensi pasien yang melakukan kunjungan kunjungan rumah rumah ini diharapkan
kepada pasien yang memiliki memiliki sesuai kondisi pasien pasien hipertensi dapat meningkatkan
penderita keterbatasan fisik keterbatasan , meningkatkan pelayanan publik
hipertensi yang Menjadwalkan untuk kesehatan pasien yang responsif,
memiliki kunjungan ke mengakses Nasionalisme : sehingga mendukung mudah dan murah,
keterbatasan rumah pasien posyandu melakukan kunjungan pencapaian Visi serta aksesibel.
berobat ke Melakukan Dokumentasi rumah meskipun Puskesmas
puskesmas pemeriksaan foto letaknya jauh Karangrejo yaitu
Memberikan obat kunjungan Terwujudnya
rumah Etika Publik : Pelayanan Kesehatan
Melakukan kunjungan yang Bermutu untuk
dan pemeriksaan Mencapai Masyarakat
dengan sopan , Sehat dan Mandiri
serta Misi Puskesmas
Komitmen Mutu : yaitu
Memberikan obat menyelenggarakan
sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
23
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dasar yang bermutu
Antikorupsi : dan profesional
Melakukan
tugas
memeriksa
dengan penuh
tanggung jawab
24
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
penyuluhan berisi dasar yang bermutu
materi yang dan profesional
bermanfaat bagi
pasien
Antikorupsi :
Melakukan
penyuluhan
dengan penuh
tanggung jawab
25
No. Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansial Masa terhadap visi misi nilai Organisasi
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7
sopan , Sehat dan Mandiri
serta Misi Puskesmas
Komitmen Mutu : yaitu
Memberikan edukasi menyelenggarakan
sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
pasien dasar yang bermutu
dan profesional
Antikorupsi :
Memberikan
edukasi dengan
penuh tanggung
jawab
26
E. Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi
27