Anda di halaman 1dari 3

PENGGUNAAN BUKU KESEHATAN IBU DAN

ANAK BAGI IBU HAMIL

Buku kesehatan ibu dan anak (KIA), diberikan oleh petugas kesehatan, begitu ibu
memeriksakan kehamilan pertama kali. Buku KIA berisikan info ibu hamil dan imunisasi
lengkap anak. Setiap ibu hamil harus memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Sebab
buku tersebut penting, untuk pemantauan kesehatan gizi serta imunisasi bagi ibu hamil dan
anaknya. Masih ada ibu hamil yang tidak memiliki buku KIA. Karena ketidak tahuan mereka
tentang buku tersebut. Hal ini jangan sampai terjadi. Buku KIA tidak hanya penting selama
masa kehamilan. Melainkan ketika sudah melahirkan. Sebab, didalam buku tersebut tertulis
imunisasi apa sajakah yang harus didapatkan oleh anak. Seperti halnya imunisasi dasar
lengkap. Sejak bayi hingga usia prasekolah. “Apabila anak tidak memiliki buku KIA, maka dia
juga tidak dapat menuntut hak nya. Untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap. Seperti yang
sudah tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 42 tahun 2013, tentang penyelenggaraan
imunisasi. Bahwa setiap anak berhak mendapatkan imunisasi”.
Tidak hanya harus dipenuhi oleh orang tuanya saja. Bahkan petugas medis, juga berkewajiban
memberikan imunisasi dasar lengkap kepada anak. Sesuai dengan yang sudah tertulis didalam
buku tersebut. Kini buku KIA telah direvisi. Revisi yang telah dilakukan terhadap buku ini,
antara lain masa penggunaan buku KIA yang lebih panjang, informasi layanan kesehatan yang
lebih banyak, serta penambahan imunisasi. Jika sebelumnya buku ini digunakan sejak ibu
hamil, sampai anak yang dilahirkan berusia 5 tahun. Kini menjadi sampai anak tersebut berusia
6 tahun. Serta terintegrasi dengan Program Anak Usia Dini (PAUD).
Buku KIA juga berisikan, lebih banyak tentang hak pelayanan kesehatan yang didapat. Oleh
ibu hamil selama masa kehamilan, ketika persalinan, dan masa nifas. Terkait dengan status gizi
dan stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang anak. Kemudian penambahan imunisasi
kepada bayi baru lahir, anak usia 29 hari sampai 6 tahun. Seperti Hib (Haemophilus Influenzae
Type b) dan IPV (inactivated polio vaccine). Menkes juga menyebutkan, bahwa buku ini akan
digunakan sebagai salah satu persyaratan pada Program Keluarga Harapan dan Jaminan
Kesehatan Nasional. Selain itu catatan buku KIA, juga menjadi salah satu syarat ketika anak
akan mendaftar sekolah. Sehingga setiap anak harus memiliki buku catatan imunisasi.
Buku KIA merupakan gabungan kartu-kartu kesehatan Ibu dan Anak, dimulai dari KMS ibu
hamil, KMS balita, Kartu Keluarga Berencana, Kartu perkembangan anak, dll. Buku KIA
digunakan juga sebagai alat untuk melakukan penyuluhan dan komunikasi yang efektif kepada
masyarakat, serta mudah digunakan.
Pada umumnya Buku KIA berisi kesehatan Ibu yang meliputi informasi ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, dan dilengkapi catatan pelayanan kesehatan ibu, riwayat ibu bersalin, rujukan serta
keterangan lahir, kesehatan anak yang meliputi informasi kesehatan anak, imunisasi, perawatan
balita dan KMS anak, cara merangsang perkembangan anak, dll, serta dilampiri catatan
pelayanan kesehatan anak.
Buku ini digunakan sebagai pelayanan yang berkesinambungan mulai dari rumah, posyandu,
poskesdes, pustu, puskesmas, serta rumah sakit. Dengan buku KIA pemeriksaan dapat
dilakukan dimana saja, mulai dari posyandu, poskesdes, pustu, puskesmas, rumah sakit dan
klinik-klinik swasta sesuai dengan registrasi kohort ibu hamil.
Tugas kita sebagai tenaga kesehatan memberikan buku KIA kepada setiap ibu hamil atau setiap
anak. Dan ingatkan pada ibu hamil untuk selalu membawa buku KIA kemana saja setiap pergi
ke pelayanan kesehatan.
Rendahnya akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas adalah salah
satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu maupun bayi. Namun dengan
buku KIA dan stiker P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) diharapkan
akan tercipta banyak tenaga kesehatan yang terampil dalam bidang klinis dan komunikasi.
Tenaga kesehatan yang terampil tentu akan dapat membantu ibu dan suami termasuk
keluarganya agar mampu membuat perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi
sehingga ibu dan bayi selamat. Dalam penanganan pasien gawat darurat buku KIA
memudahkan pasien rujukan mendapatkan pelayanan. Pertama pasien dibawa ke IGD, setelah
mendapatkan penanganan pasian bisa langsung dibawa ke ruang bersalin / ruang perawatan.
Sementara buku KIA digunakan untuk registrasi, ini karena buku KIA sudah memuat semua
informasi dan identitas ibu dan keluarga, serta catatan semua hal kesehatan ibu dan anak yang
menjadi pasien.
Selain itu buku KIA digunakan untuk memperoleh informasi penanganan sebelum dirujuk dan
selama perawatan rujukan. Catatan informasi tindakan yang diperoleh selama rujukan dapat
digunakan sebagai informasi saat pasian kembali ke tempat pelayanan yang merujuk
sebelumnya, dengan kata lain Buku KIA sangat efektif sebagai alat rujukan 2 arah. Pedoman
penyelenggaraan pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif 24 jam di rumah sakit
dapat dijadikan pedoman agar rumah sakit dapat memberikan pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif secara tetap, cepat, dan cermat terhadap ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi baru lahir bagi yang datang sendiri atau atas rujukan dari Puskesmas pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency dasar atau tempat yang lain sehingga upaya ini dapat
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Sesaat setelah bersalin petugas harus membimbing bayi untuk mencari puting susu ibunya,
aktifitas ini dikenal sebagai Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Kemudian berikan bayi suntikan
vitamin K untuk mencegah perdarahan, setelah itu berikan HB0 pada paha kiri, selanjutnya
agar bayi bertambah sehat anjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif sampai bayi berumur
6 bulan. Kanguru Mothercare atau perawatan metode kanguru adalah perawatan bayi dengan
kontak langsung kulit ibu dan bayi, ibu dapat memberikan panas tubuhnya kepada bayinya
sehingga suhu tubuh bayi stabil. Perawatan metode ini digunakan untuk bayi yang lahir dengan
berat badan lahir rendah/kurang dari 2500 gram. Setelah bayi lahir buku KIA masih dapat
digunakan untuk memantau tumbuh kembang anak mulai kapan jadwal imunisasi bayi sampai
sejumlah informasi tentang bagaimana menstimulasi perkembangan anak hingga nanti bayi
berusia 5 tahun.

Anda mungkin juga menyukai