(SAP)
Materi penyuluhan : Menu makanan pencegahan stunting pada bayi balita
Pokok bahasan : Menu makanan stunting dan
Sasaran : Ibu-ibu bayi balita di RT/004 di Dusun Air Sakula
Hari/ Tanggal : Senin 9-12-2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Balai Dusun Air Sakula
1. LATAR BELAKANG
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak
sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek)
adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD
dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi
internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur
rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak
– anak lain seusianya (MCN, 2009).
Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur , ditandai
dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted
merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan
digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan
menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan
pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi
yang tidak memadai dan atau kesehatan.
Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting (tubuh pendek)
karena kurang gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat angka
kejadian stunting nasional mencapai 37,2 persen. Angka ini meningkat dari 2010
sebesar 35,6 persen (Rizma, 2016). Oleh karena itu dalam hal ini diperlukan
upaya pencegahan stunting salah satunya dengan penyuluhan bagaimana cara
mencegah stunting diberikan pada orangtua anak.
Pentingnya kebutuhan nutrisi bagi bayi balita stuting Semua jenis makanan
pada dasarnya semua penting bagi anak-anak yang mengalami stunting namun
berapa-berapa nutrisi yang berpengaruh bagi kesehatan anak-anak :
Protein
Tubuh membutuhkan proten untuk beragam fungsi. Diantaranya membangun
dan memperbaikin jaringan tubuh membentuk sistem kekebalan, menjadi
bahan baku dari enzim dan hormaon serta menunjang organ-0rgan vital
Protein adalah nutrisi yang amat penting untuk anak stunting yang
kekurangan protein tidak hanya terancam gagal tumbu, tetapi ljuga mudah
kehilangan masa otot,mengalami patah tulang serta terkena penyakit infeksi
Zat besi
Adalah meneral yang penting bagi kebutuhan anak. Meneral yang
berkaitan dengan sel darah merah untuk membawa oksigen dari paru-paru
ke seluru tubuh. Dengan begitu setiap organ dan jaringan tubuh bisa
berkembang sesuai fungsinya. Kekurangan zat besi menghambat
pertumbuhan dan menyababkan anemia. Jika tidak di tangani anemia
berkempanjangan bisa menghambat perkembangan mental
Zinc
Nutrisi lain tak kalah penting untuk anak stunting adalah zinc. zinc di
perlukan untuk kelangsungan pertumbuhan, pembentukan sel,
perkembangan sel menjadi jaringan dan organ tertentu pertama
melindungi anak. Kurangnya asupan zinc dapat memperparah kondisi
anak yang stunting tak hanya pertumbuhannya yang terhambat,
kekurangan zinc juga dapat membuat mereka mengalami gangguan
kognetif, serperti kesulitan belanjar,gangguan memori,serta sulit untuk
memutuskan perhatian
Kalsium dan vitamin D
Fungsi utama kalsium dan vitamin D adalah menjaga keseimbangan
tulang. Kalsium adalah komponen utama tulang, sementara vitamin D
membantu proses metabolisme kalsium. Selain itu kalsiumpun di
butuhkan untuk kesehatan sistem saraf, otot, dan jantung. Kedua nutrisi
ini sangat penting untuk anak stunting karena manfaatnya begitu luas
tanpa asupan gizi pun yang memadai anak stunting sangat ber resiko
mengalami masalah perkembangan tulang, kulit, kuku, serta gigi
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh dengan adanya
energi yang cukup, anak-anak stunting dapat beraktivitas secara leluasa
sehingga otak turus terpancing untuk belajar dan berinteraksi dengan
orang lain. Setiap nutrisi memiliki perang tersendiri untuk menunjang
pertumbuhan dan kesehatan anak stunting.anak-anak stunting
membutuhkan jenis nutrisi tetap protein, karbohidrat, kalsium, zat besi
dan zinc adalah 5 nutrisi yang tak boleh di lewatkan.
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan dan demontrasi diharapkan
orangtua anak dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara
menyiapkan menu sehat untuk mencegah stunting.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan ibu-ibu dapat
mengetahui tentang:
1) Konsep Stunting
2) Menyiapkan isi piring anak stunting
3) Menu makanan pada anak pencegah stunting
3. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : penyuluhan dan simulasi pembuatan menu sehat
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet, Simulasi
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Dusun Air Sakula
b. Hari/Tanggal : Senin, 9-12-2019
4. Materi dan Pemateri :
5. Peserta : Ibu-ibu Dusun Air Sakula
6. Waktu : 30 menit
4. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Kegiatan Mahasiswa Kegiatan klien Media
Kegiatan
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab Tanya jawab
( 5 menit) 2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan maksud dan 2. Mendengarkan
tujuan penyuluhan keterangan
4. Menggali pengetahuan peserta penyaji
tentang materi yang akan 3. Menyampaikan
disampaikan pengetahuan
tentang materi
yang
disampaikan
Penyajian dan 1. Defenisi Stunting - Memperhatikan
diskusi 2. Penyebab stunting - Mendengarkan 1. Leaflet
( 20 menit) 3. Dampak stuntig keterangan 2. simulasi
4. Cara mencegah stunting penyaji
5. Menu makanan pada anak
pencegah stunting (simulasi)
5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
pihak masyarakat Dusun Air Sakula
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan
dengan benar melalui pertanyaan lisan meliputi pengertian stunting, cara
mencegahnya, zat gizi yang berperan menghindari stunting (75%), dan
menu apa saja yang perlu di siapkan
MATERI PENYULUHAN
A. Konsep Stunting
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak
sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek)
adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit dibawah
median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional.
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau
keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain
seusianya (MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur,
ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan
kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak.
Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa
lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan
menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan
pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi
yang tidak memadai dan atau kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier
yang gagal untuk mencapai potensi genetic sebagai akibat dari pola makan yang
buruk dan penyakit (ACC/SCN, 2000).
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan
atau kurang dari minus dua standar deviasi dibawah rata-rata standar atau keadaan
dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain
seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang
kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang
dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.
B. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu
proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang
siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak
dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak
langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami
intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang
gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang,
dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit
untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya
stunted (Allen and Gillespie, 2001).
Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja
seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana
faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor
utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut :
Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi
dalam makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan
air).
Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
Riwayat penyakit.
Lancet “Maternal and Child Nutrition” Series tahun 2004 memuat satu
konsep model faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan atau
disability dan kematian.
• Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek
lebih dipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin,
kekurangan asupan zat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan
protein.
• Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi terutama
kalori dan protein dan infeksi penyakit.
• Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu
penyebabnya tingginya infeksi pada bayi yang mengakibatkan
kekurangan gizi akut dan kematian.
• Kekurangan gizi mikro disamping menyebabkan kekurangan gizi kronis
juga menyebabkan disability, yang meningkatkan risiko kematian
• Faktor-faktor kemiskinan, sosial budaya dan politik, meningkatnya infeksi
penyakit, ketahanan pangan dan tidak optimalnya cakupan dan kualitas
pelayanan merupakan merupakan faktor yang secara bersama-sama
maupun secara sendiri-sendiri berpengaruh pada keadaan gizi ibu hamil,
kekurangan gizi mikro, asupan energy yang rendah dan tidak optimalnya
pemberian Air Susu Ibu.
C. Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga
prestasi belajar menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Bila
mencari pekerjaan, peluang gagal tes wawancara pekerjaan menjadi besar dan
tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat penghasilan rendah (econo]m
ic productivity hypothesis) dan tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan.
Karena itu anak yang menderita stunting berdampak tidak hanya pada fisik yang
lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan prestasinya
kelak setelah dewasa, sehingga akan menjadi beban negara. Selain itu dari aspek
estetika, seseorang yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih menarik dari
yang tubuhnya pendek.
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko
meningkatnya angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik
yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie,
2001). Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini
akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan sulit diperbaiki.
Masalah stunting menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu
panjang, yaitu kurang energi dan protein, juga beberapa zat gizi mikro.
D. Cara Mencegah Stunting
1. Mencegah Stunting pada Balita
Berbagai upaya telah kita lakukan dalam mencegah dan menangani
masalah gizi di masyarakat. Memang ada hasilnya, tetapi kita masih harus bekerja
keras untuk menurunkan prevalensi balita pendek sebesar 2,9% agar target MD’s
tahun 2014 tercapai yang berdampak pada turunnya prevalensi gizi kurang pada
balita kita.
Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan
bertambahnya umur, namun pertambahan tinggi badan relatif kurang sensitif
terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Jika terjadi gangguan pertumbuhan
tinggi badan pada balita, maka untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan
optimalnya masih bisa diupayakan, sedangkan anak usia sekolah sampai remaja
relatif kecil kemungkinannya. Maka peluang besar untuk mencegah stunting
dilakukan sedini mungkin. dengan mencegah faktor resiko gizi kurang baik pada
remaja putri, wanita usia subur (WUS), ibu hamil maupun pada balita. Selain itu,
menangani balita yang dengan tinggi dan berat badan rendah yang beresiko terjadi
stunting, serta terhadap balita yang telah stunting agar tidak semakin berat.
Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam
kandungan dengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil,
artinya setiap ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi,
mendapatkan suplementasi zat gizi (tablet Fe), dan terpantau kesehatannya. Selain
itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI saja sampai umur 6 bulan
(eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI)
yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain mendapat makanan cukup
gizi, juga diberi suplementasi zat gizi berupa kapsul vitamin A.
Kejadian stunting pada balita yang bersifat kronis seharusnya dapat dipantau dan
dicegah apabila pemantauan pertumbuhan balita dilaksanakan secara rutin dan
benar. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat
strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan, sehingga dapat
dilakukan pencegahan terjadinya balita stunting.
Bersama dengan sektor lain meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan dan
penyediaan sarana prasarana dan akses keluarga terhadap sumber air terlindung,
serta pemukiman yang layak. Juga meningkatkan akses keluarga terhadap daya
beli pangan dan biaya berobat bila sakit melalui penyediaan lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan.
Peningkatan pendidikan ayah dan ibu yang berdampak pada pengetahuan
dan kemampuan dalam penerapan kesehatan dan gizi keluarganya, sehingga anak
berada dalam keadaan status gizi yang baik. Mempermudah akses keluarga
terhadap informasi dan penyediaan informasi tentang kesehatan dan gizi anak
yang mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap keluarga juga merupakan
cara yang efektif dalam mencegah terjadinya balita stunting.
Pemenuhan gizi harian sangat penting untuk anak, mulai dari masa balita,
batita, hingga usia sekolah. Pasalnya, pertumbuhan anak terus berkembang hingga
usia sekolah. Di usia sekolah anak akan mulai belajar mandiri, bertemu dengan
teman-teman lain, hingga memilih makanannya sendiri. Kalau sudah begini, ada
baiknya Ibu mulai mengajarkan pada anak tentang makanan sehat dan membantu
memberikan pengertian tentang jajanan sekolah yang tidak sehat.
Ibu bisa memberikan anak jus buah utuh tanpa memberikan gula untuk
pemenuhan serat anak. Jika anak belum bisa minum jus tanpa gula, Ibu bisa
memberikan jus dengan madu. Kacang-kacangan juga tinggi akan serat, ibu
bisa memberikan sop dan omelet dengan kacang pada menu sarapan anak
sebelum anak berangkat sekolah atau aktivitas lain
Lebih lanjut, sereal dari gandum juga tinggi serat yang baik untuk
kalori anak. Sereal akan membuat anak kenyang lebih lama.
2. Susu
Ayam, telur, dan makanan laut merupakan menu makanan sehat untuk
anak sekolah. Ketiga makanan tersebut merupakan sumber protein yang
tinggi. Protein memiliki peran untuk pertumbuhan sel di dalam tubuh,
pemenuhan asupan protein tentu baik untuk pertumbuhan dan kesehatan anak.
Selain ayam, makanan laut, dan telur, beberapa makanan yang mengandung
protein adalah beberapa kacang-kacangan, gandum, dan sayuran.
Ibu bisa memberikan roti gandum dengan telur untuk sarapan anak Ibu
dan jangan ragu untuk memberikan ikan laut seperti ikan salmon untuk menu
makan siang karena salmon memiliki kandungan Omega-3 yang baik untuk
kesehatan jantung anak. Selain beberapa menu makanan untuk anak sekolah di
atas, Ibu tetap harus memenuhi kebutuhan gizi hariannya. Ibu bisa memberikan
susu Bebelac 4 sebagai pelengkap asupan nutrisi yang dapat memenuhi
kebutuhan serat harian anak dan dapat menjaga sistem pencernaan si Kecil.
Susu ini terbuat dari minyak ikan yang mengandung Omega-3 dengan
asam a-linolenat serta Omega-6 yang disertai asam linoleate yang berfungsi
untuk perkembangan dan pertumbuhan anak serta DHA yang lebih mudah
dicerna oleh anak dibanding sumber DHA lainnya. Bebelac sudah dilengkapi
dengan FOS: GOS 1:9 untuk memenuhi serat dan membantu memelihara
fungsi saluran pencernaan si Kecil. Terlebih, susu ini juga memiliki kandungan
13 vitamin dan 7 mineral dengan zat besi, zinc, vitamin A, Iodium serta
kalsium. Hasilnya, anak akan tumbuh pintar dan sehat.