Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYELUHAN

(SAP)
Materi penyuluhan : Menu makanan pencegahan stunting pada bayi balita
Pokok bahasan : Menu makanan stunting dan
Sasaran : Ibu-ibu bayi balita di RT/004 di Dusun Air Sakula
Hari/ Tanggal : Senin 9-12-2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Balai Dusun Air Sakula

1. LATAR BELAKANG
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak
sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek)
adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD
dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi
internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur
rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak
– anak lain seusianya (MCN, 2009).
Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur , ditandai
dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted
merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan
digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan
menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan
pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi
yang tidak memadai dan atau kesehatan.
Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting (tubuh pendek)
karena kurang gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat angka
kejadian stunting nasional mencapai 37,2 persen. Angka ini meningkat dari 2010
sebesar 35,6 persen (Rizma, 2016). Oleh karena itu dalam hal ini diperlukan
upaya pencegahan stunting salah satunya dengan penyuluhan bagaimana cara
mencegah stunting diberikan pada orangtua anak.
Pentingnya kebutuhan nutrisi bagi bayi balita stuting Semua jenis makanan
pada dasarnya semua penting bagi anak-anak yang mengalami stunting namun
berapa-berapa nutrisi yang berpengaruh bagi kesehatan anak-anak :
 Protein
Tubuh membutuhkan proten untuk beragam fungsi. Diantaranya membangun
dan memperbaikin jaringan tubuh membentuk sistem kekebalan, menjadi
bahan baku dari enzim dan hormaon serta menunjang organ-0rgan vital
Protein adalah nutrisi yang amat penting untuk anak stunting yang
kekurangan protein tidak hanya terancam gagal tumbu, tetapi ljuga mudah
kehilangan masa otot,mengalami patah tulang serta terkena penyakit infeksi

 Zat besi
Adalah meneral yang penting bagi kebutuhan anak. Meneral yang
berkaitan dengan sel darah merah untuk membawa oksigen dari paru-paru
ke seluru tubuh. Dengan begitu setiap organ dan jaringan tubuh bisa
berkembang sesuai fungsinya. Kekurangan zat besi menghambat
pertumbuhan dan menyababkan anemia. Jika tidak di tangani anemia
berkempanjangan bisa menghambat perkembangan mental

 Zinc
Nutrisi lain tak kalah penting untuk anak stunting adalah zinc. zinc di
perlukan untuk kelangsungan pertumbuhan, pembentukan sel,
perkembangan sel menjadi jaringan dan organ tertentu pertama
melindungi anak. Kurangnya asupan zinc dapat memperparah kondisi
anak yang stunting tak hanya pertumbuhannya yang terhambat,
kekurangan zinc juga dapat membuat mereka mengalami gangguan
kognetif, serperti kesulitan belanjar,gangguan memori,serta sulit untuk
memutuskan perhatian
 Kalsium dan vitamin D
Fungsi utama kalsium dan vitamin D adalah menjaga keseimbangan
tulang. Kalsium adalah komponen utama tulang, sementara vitamin D
membantu proses metabolisme kalsium. Selain itu kalsiumpun di
butuhkan untuk kesehatan sistem saraf, otot, dan jantung. Kedua nutrisi
ini sangat penting untuk anak stunting karena manfaatnya begitu luas
tanpa asupan gizi pun yang memadai anak stunting sangat ber resiko
mengalami masalah perkembangan tulang, kulit, kuku, serta gigi

 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh dengan adanya
energi yang cukup, anak-anak stunting dapat beraktivitas secara leluasa
sehingga otak turus terpancing untuk belajar dan berinteraksi dengan
orang lain. Setiap nutrisi memiliki perang tersendiri untuk menunjang
pertumbuhan dan kesehatan anak stunting.anak-anak stunting
membutuhkan jenis nutrisi tetap protein, karbohidrat, kalsium, zat besi
dan zinc adalah 5 nutrisi yang tak boleh di lewatkan.

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan dan demontrasi diharapkan
orangtua anak dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara
menyiapkan menu sehat untuk mencegah stunting.

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan ibu-ibu dapat
mengetahui tentang:
1) Konsep Stunting
2) Menyiapkan isi piring anak stunting
3) Menu makanan pada anak pencegah stunting
3. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : penyuluhan dan simulasi pembuatan menu sehat
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet, Simulasi
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Dusun Air Sakula
b. Hari/Tanggal : Senin, 9-12-2019
4. Materi dan Pemateri :
5. Peserta : Ibu-ibu Dusun Air Sakula
6. Waktu : 30 menit

4. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Kegiatan Mahasiswa Kegiatan klien Media
Kegiatan
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab Tanya jawab
( 5 menit) 2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan maksud dan 2. Mendengarkan
tujuan penyuluhan keterangan
4. Menggali pengetahuan peserta penyaji
tentang materi yang akan 3. Menyampaikan
disampaikan pengetahuan
tentang materi
yang
disampaikan
Penyajian dan 1. Defenisi Stunting - Memperhatikan
diskusi 2. Penyebab stunting - Mendengarkan 1. Leaflet
( 20 menit) 3. Dampak stuntig keterangan 2. simulasi
4. Cara mencegah stunting penyaji
5. Menu makanan pada anak
pencegah stunting (simulasi)

Penutup 1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab


(5 menit) kembali materi yang telah pertanyaan,
disampaikan pada peserta memperhatikan dan
2. Menyimpulkan kembali materi menjawab salam
yang telah disampaikan
3. Memberi salam penutup

5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
pihak masyarakat Dusun Air Sakula
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan
dengan benar melalui pertanyaan lisan meliputi pengertian stunting, cara
mencegahnya, zat gizi yang berperan menghindari stunting (75%), dan
menu apa saja yang perlu di siapkan
MATERI PENYULUHAN

A. Konsep Stunting
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak
sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek)
adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit dibawah
median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional.
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau
keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain
seusianya (MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur,
ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan
kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak.
Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa
lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan
menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan
pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi
yang tidak memadai dan atau kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier
yang gagal untuk mencapai potensi genetic sebagai akibat dari pola makan yang
buruk dan penyakit (ACC/SCN, 2000).
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan
atau kurang dari minus dua standar deviasi dibawah rata-rata standar atau keadaan
dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain
seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang
kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang
dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.

B. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu
proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang
siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak
dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak
langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami
intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang
gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang,
dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit
untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya
stunted (Allen and Gillespie, 2001).
Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja
seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana
faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor
utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut :
 Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi
dalam makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan
air).
 Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
 Riwayat penyakit.
Lancet “Maternal and Child Nutrition” Series tahun 2004 memuat satu
konsep model faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan atau
disability dan kematian.
• Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek
lebih dipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin,
kekurangan asupan zat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan
protein.
• Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi terutama
kalori dan protein dan infeksi penyakit.
• Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu
penyebabnya tingginya infeksi pada bayi yang mengakibatkan
kekurangan gizi akut dan kematian.
• Kekurangan gizi mikro disamping menyebabkan kekurangan gizi kronis
juga menyebabkan disability, yang meningkatkan risiko kematian
• Faktor-faktor kemiskinan, sosial budaya dan politik, meningkatnya infeksi
penyakit, ketahanan pangan dan tidak optimalnya cakupan dan kualitas
pelayanan merupakan merupakan faktor yang secara bersama-sama
maupun secara sendiri-sendiri berpengaruh pada keadaan gizi ibu hamil,
kekurangan gizi mikro, asupan energy yang rendah dan tidak optimalnya
pemberian Air Susu Ibu.

C. Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga
prestasi belajar menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Bila
mencari pekerjaan, peluang gagal tes wawancara pekerjaan menjadi besar dan
tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat penghasilan rendah (econo]m
ic productivity hypothesis) dan tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan.
Karena itu anak yang menderita stunting berdampak tidak hanya pada fisik yang
lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan prestasinya
kelak setelah dewasa, sehingga akan menjadi beban negara. Selain itu dari aspek
estetika, seseorang yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih menarik dari
yang tubuhnya pendek.
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko
meningkatnya angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik
yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie,
2001). Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini
akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan sulit diperbaiki.
Masalah stunting menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu
panjang, yaitu kurang energi dan protein, juga beberapa zat gizi mikro.
D. Cara Mencegah Stunting
1. Mencegah Stunting pada Balita
Berbagai upaya telah kita lakukan dalam mencegah dan menangani
masalah gizi di masyarakat. Memang ada hasilnya, tetapi kita masih harus bekerja
keras untuk menurunkan prevalensi balita pendek sebesar 2,9% agar target MD’s
tahun 2014 tercapai yang berdampak pada turunnya prevalensi gizi kurang pada
balita kita.
Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan
bertambahnya umur, namun pertambahan tinggi badan relatif kurang sensitif
terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Jika terjadi gangguan pertumbuhan
tinggi badan pada balita, maka untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan
optimalnya masih bisa diupayakan, sedangkan anak usia sekolah sampai remaja
relatif kecil kemungkinannya. Maka peluang besar untuk mencegah stunting
dilakukan sedini mungkin. dengan mencegah faktor resiko gizi kurang baik pada
remaja putri, wanita usia subur (WUS), ibu hamil maupun pada balita. Selain itu,
menangani balita yang dengan tinggi dan berat badan rendah yang beresiko terjadi
stunting, serta terhadap balita yang telah stunting agar tidak semakin berat.
Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam
kandungan dengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil,
artinya setiap ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi,
mendapatkan suplementasi zat gizi (tablet Fe), dan terpantau kesehatannya. Selain
itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI saja sampai umur 6 bulan
(eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI)
yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain mendapat makanan cukup
gizi, juga diberi suplementasi zat gizi berupa kapsul vitamin A.
Kejadian stunting pada balita yang bersifat kronis seharusnya dapat dipantau dan
dicegah apabila pemantauan pertumbuhan balita dilaksanakan secara rutin dan
benar. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat
strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan, sehingga dapat
dilakukan pencegahan terjadinya balita stunting.
Bersama dengan sektor lain meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan dan
penyediaan sarana prasarana dan akses keluarga terhadap sumber air terlindung,
serta pemukiman yang layak. Juga meningkatkan akses keluarga terhadap daya
beli pangan dan biaya berobat bila sakit melalui penyediaan lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan.
Peningkatan pendidikan ayah dan ibu yang berdampak pada pengetahuan
dan kemampuan dalam penerapan kesehatan dan gizi keluarganya, sehingga anak
berada dalam keadaan status gizi yang baik. Mempermudah akses keluarga
terhadap informasi dan penyediaan informasi tentang kesehatan dan gizi anak
yang mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap keluarga juga merupakan
cara yang efektif dalam mencegah terjadinya balita stunting.

2. Penanggulangan dan pencegahan Stunting pada Anak


a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak
janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan
periode emas (seribu hari pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan
gizi diprioritaskan pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari
selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang
dilahirkannya.
b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan
masalah kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak
langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh dan ketersediaan air
minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh faktor
penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu kelembagaan,
politik dan ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan,
teknologi, serta kependudukan.
c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi
dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan
spesifik) dan secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK,
pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT,
pemberian vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan
inisiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif, pemberian vitamin A,
pemantauan pertumbuhan, imunisasi dasar, pemberian MP-ASI.
Sedangkan kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait seperti
penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan lapangan
kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar), dll
d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang
optimal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth
Reference Study (MGRS) Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar
standar pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan
oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-
ASI. Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak perlu
mendapat asupan gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan
lingkungan.
e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari
pertama kehidupan, meliputi :
1) Pada ibu hamil
 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik
dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan
yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus
atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu
diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.
 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90
tablet selama kehamilan.
 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
2) Pada saat bayi lahir
 Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi
lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja
(ASI Eksklusif)
3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
 Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi
berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul
vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh
setiap rumah tangga.
f. Pencegahan stunting
1) Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan
berat badan secara teratur dan terus menerus
2) Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk
mengganti ASI sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI,
terutama pada usia dibawah empat bulan
3) Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan
upaya mengikutsertakan para anggota keluarga yang sudah cukup
umur untuk bekerja dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang
terarah dan efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah
pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan kewirausahaan
4) Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada
masyarakaat, terutama para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat
besi yang diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan
dengan kegiatan posyandu.

E. Menu Makana sehat pencegah stunting pada Anak

Pemenuhan gizi harian sangat penting untuk anak, mulai dari masa balita,
batita, hingga usia sekolah. Pasalnya, pertumbuhan anak terus berkembang hingga
usia sekolah. Di usia sekolah anak akan mulai belajar mandiri, bertemu dengan
teman-teman lain, hingga memilih makanannya sendiri. Kalau sudah begini, ada
baiknya Ibu mulai mengajarkan pada anak tentang makanan sehat dan membantu
memberikan pengertian tentang jajanan sekolah yang tidak sehat.

Lebih lanjut, anak-anak membutuhkan berbagai macam asupan gizi


seimbang, karena anak sudah mulai memiliki aktivitas fisik seperti olahraga dan
ekstrakurikuler di sekolah. Berikut beberapa menu makanan sehat untuk anak
sekolah yang bisa Ibu masukan dalam menu bekal harian anak, seperti:

1. Sayuran dan Buah-buahan

Makanan sehat untuk anak-anak berikutnya adalah sayur dan buah-


buahan. Sayuran-sayur seperti bayam, mentimun, pare, brokolin, wortel,
kembang kol dan buncis dan untuk buah-buah yang tinggi akan serat yang
baik untuk anak-anak seperti alpukat, apel, pir, strawberry, pisang, Memenuhi
jumlah kebutuhan serat harian anak baik untuk sistem pencernaannya.
Pasalnya, banyak penyakit yang bermunculan jika sistem pencernaan anak
terganggu.

Ibu bisa memberikan anak jus buah utuh tanpa memberikan gula untuk
pemenuhan serat anak. Jika anak belum bisa minum jus tanpa gula, Ibu bisa
memberikan jus dengan madu. Kacang-kacangan juga tinggi akan serat, ibu
bisa memberikan sop dan omelet dengan kacang pada menu sarapan anak
sebelum anak berangkat sekolah atau aktivitas lain

Lebih lanjut, sereal dari gandum juga tinggi serat yang baik untuk
kalori anak. Sereal akan membuat anak kenyang lebih lama.

2. Susu

Pemenuhan nutrisi harian untuk anak usia sekolah sangat penting.


Makanan sehat untuk anak sekolah berikutnya adalah susu atau produk olahan
susu seperti keju dan yogurt. Susu mengandung kalsium yang baik untuk
pertumbuhan tulang dan gigi anak. Terlebih, kalsium membantu menguatkan
tulang dan gigi anak saat usia sekolah.
Beberapa makanan yang mengandung kalsium berasal dari susu, keju,
dan yogurt. Akan tetapi, terdapat beberapa sayuran hijau dan beberapa
makanan yang sudah difortifikasi memiliki kandungan kalsium yang tinggi. Ibu
bisa memberikan sereal gandum dengan susu untuk sarapan anak dan
memberikan keju sehabis anak pulang sekolah.

3. Ayam,Telur, dan Makanan Laut

Ayam, telur, dan makanan laut merupakan menu makanan sehat untuk
anak sekolah. Ketiga makanan tersebut merupakan sumber protein yang
tinggi. Protein memiliki peran untuk pertumbuhan sel di dalam tubuh,
pemenuhan asupan protein tentu baik untuk pertumbuhan dan kesehatan anak.
Selain ayam, makanan laut, dan telur, beberapa makanan yang mengandung
protein adalah beberapa kacang-kacangan, gandum, dan sayuran.

Ibu bisa memberikan roti gandum dengan telur untuk sarapan anak Ibu
dan jangan ragu untuk memberikan ikan laut seperti ikan salmon untuk menu
makan siang karena salmon memiliki kandungan Omega-3 yang baik untuk
kesehatan jantung anak. Selain beberapa menu makanan untuk anak sekolah di
atas, Ibu tetap harus memenuhi kebutuhan gizi hariannya. Ibu bisa memberikan
susu Bebelac 4 sebagai pelengkap asupan nutrisi yang dapat memenuhi
kebutuhan serat harian anak dan dapat menjaga sistem pencernaan si Kecil.

Susu ini terbuat dari minyak ikan yang mengandung Omega-3 dengan
asam a-linolenat serta Omega-6 yang disertai asam linoleate yang berfungsi
untuk perkembangan dan pertumbuhan anak serta DHA yang lebih mudah
dicerna oleh anak dibanding sumber DHA lainnya. Bebelac sudah dilengkapi
dengan FOS: GOS 1:9 untuk memenuhi serat dan membantu memelihara
fungsi saluran pencernaan si Kecil. Terlebih, susu ini juga memiliki kandungan
13 vitamin dan 7 mineral dengan zat besi, zinc, vitamin A, Iodium serta
kalsium. Hasilnya, anak akan tumbuh pintar dan sehat.

 Ada istilah “Isi Piringku”: beda usia beda kebutuhannya


Makan bukan sekadar kenyang, namun juga harus memenuhi
kebutuhan nutrisi tubuh. Kementerian Kesehatan telah mengenalkan
panduan makan sehat melalui metode ‘Isi piringku’ yang dapat menjadi
acuan sajian sekali makan.
Keragaman makanan dalam satu piring merupakan hal yang tak bisa
ditawar, mencakup protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral seimbang.
Mengapa konsumsi pangan beragam penting? Tak lain karena tidak ada
satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh. Dalam satu porsi sajian, sayur-sayuran dan buah-buahan
disarankan porsinya adalah separuh bagian piring. Separuh bagian piring
lainnya dapat diisi dengan karbohidrat dan protein.

 Aturan pembagian makanan dalam ‘Isi Piringku’ adalah:


Setengah porsi piring makan, terdiri dari sayur dan buah-buahan dengan
beragam jenis dan warna.
1) Seperempat piring makan diisi dengan protein. Bisa diisi ikan,
ayam atau kacang-kacangan. Batasi konsumsi daging merah
ataupun daging olahan.
2) Seperempat piring makan dipenuhi dengan karbohidrat dari biji-
bijian utuh, nasi merah, gandum utuh, atau pasta. Hati-hati dalam
pemilihan sumber karbo, misalnya roti atau beras putih karena
kandungan gulanya tergolong tinggi.
Lengkapi dengan sedikit minyak sehat, seperti minyak zaitun, minyak
kedelai, minyak jagung, dan minyak kanola. Sebaiknya hindari minyak yang
mengandung lemak jenuh atau kolesterol tinggi. Konsumsi air putih yang
cukup, namun batasi susu serta produk turunannya. Batasi konsumsi susu
hingga 2 gelas per hari, jus sekitar satu gelas per hari, dan hindari minuman
dengan kandungan gula tinggi. Meski panduan ‘Isi piringku’ ini dapat
diterapkan pada hampir semua kalangan, namun tidak untuk anak-anak di
bawah usia 2 tahun karena mereka membutuhkan asupan nutrisi berbeda.
Demikian juga untuk orang yang perlu menjalani pola makan khusus karena
memiliki kondisi medis tertentu.
 ‘Isi piringku’ untuk anak bawah dua dan tiga tahun (baduta dan balita).

Anak (1-2 tahun)


Anak di atas 1 tahun umumnya sudah boleh diberi makanan
keluarga. Ada sejumlah aturan pemberian makan untuk anak usia 12-24
bulan, yaitu:
1) Hindari memberikan makanan yang dapat mengganggu organ
pencernaan, seperti makanan terlalu berbumbu tajam, pedas, terlalu
asam atau berlemak.
2) Berikan makanan yang bisa dipegang (finger snack) misalnya
potongan sayuran rebus atau buah untuk melatih keterampilan
dalam memegang makanan sekaligus merangsang pertumbuhan
gigi.
3) Pemberian ASI masih tetap diteruskan sampai anak berumur dua
tahun.
Ibu harus memperhatikan frekuensi pemberian makan untuk si
Kecil, yaitu 3-4 kali sehari makanan keluarga + 1-2 kali sehari makanan
selingan atau bergantung pada nafsu makan anak + pemberian ASI.
Jumlah setiap kali makan: Semangkuk penuh berukuran 250 ml.
Batita (2-3 tahun)
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia tahun 2013,
anak usia 2-3 tahun butuh 1125 kilo kalori. Bagi kebutuhan kalori tersebut
menjadi 5 kali makan dengan pembagian 2 kali snack (rata-rata 100-150
kilo kalori setiap makan snack) dan 3 kali makan besar. Anak usia 2-3
tahun setiap makan besar harus menghabiskan sekitar 300 kilo kalori dan
100 kilo kalori camilan. Berikut ini contoh menu yang bisa diberikan
untuk anak 2-3 tahun dalam 1 porsi makan besar dan snacknya:
1) Karbohidrat, bisa berupa nasi 5-6 sendok makan atau roti tawar 1
lembar. Protein berupa setengah potong ayam ukuran sedang atau
daging sapi giling 2-5 sendok makan.
2) Untuk sayur, berikan brokoli 2-3 sendok makan atau jagung manis 2
sendok makan, untuk buah berikan apel setengah ukuran sedang atau
pisang 1 ukuran sedang. Untuk susu atau produk turunannya, berikan
susu 1 gelas atau yogurt 1 gelas kecil.
3) Sedangkan untuk snack berikan biskuit 3 keping sedang atau cokelat
2-4 potong.
DAFTAR PUSTAKA

Adinda. 2014. Masalah Gizi penyebab Stunting (Pendek).


(http://adindascabiosa.blogspot.co.id/2014/04/-masalah-gizi-penyebab-
stunting.html). Diakses pada tanggal 24 April 2016.
Laporan Tahuna Unicef Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Unicef
Indonesia.Oktober 2012.
Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan
Dasar 2013.
Rizma. 2016. 8,8 Juta Anak Indonesia Bertubuh Kerdil.(
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/26/o1k24o385-
88-juta-anak-indonesia-bertubuh-kerdil-part1). Diakses pada tanggal 20
Maret 2016.
http://www.depkes.go.id/article/view/17103100004/sehat-berawal-dari-piring-
makanku.html
https://www.healthychildren.org/English/ages
stages/toddler/nutrition/Pages/Feeding-and-Nutrition-Your-Two-Year-
Old.aspx
http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-anak-0-2-tahun/

Anda mungkin juga menyukai