Ok! Bab 1 - Bab 5
Ok! Bab 1 - Bab 5
BAB I
(SNI 2456:2011)
(AASHTO T-49-68)
(ASTM D-8-71)
FAKULTAS TEKNIK | 1
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
b) Jarum Penetrasi
c) Cawan
FAKULTAS TEKNIK | 2
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
d) Stopwatch
b) Cairan gliserin
FAKULTAS TEKNIK | 3
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
FAKULTAS TEKNIK | 4
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
FAKULTAS TEKNIK | 5
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
8) Amati penuruan jarum penetrasi selama 5 detik, kemudian baca dan catat hasil
penurunan pada alat penetrometer.
9) Melakukan kembali langkah 7-9 dan lakukan kembali percobaan pada sampel ke
dua.
FAKULTAS TEKNIK | 6
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
T1
T4 T2
T3
T2 T5
T3 T4
T1 T1
*Sample 1* *Sample 2*
1.6 RUMUS
•
Keterangan:
Ai = penetrasi benda uji ke-i
n = jumlah benda uji
• Nilai penetrasi bitumen = rata-rata penetrasi – nilai toleransi
• Tabel nilai toleransi pada praktikum penetrasi bitumen
0-49 50-149 150-249 ≥250
Satuan
(mm) 2,0 4,0 12 20
1 200 220
2 204 219
3 209 220
4 209,5 220,5
5 208 210,5
1 = 206,1
220 + 219 + 220 + 220,5 + 210,5
2=
5
2 = 218
• Nilai toleransi
Sampel 1 = 206,1 – 12
FAKULTAS TEKNIK | 8
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
Sampel 1 = 194,1 mm
Sampel 2 = 218 – 12
Sampel 2 = 206 mm
1.9 KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian penetrasi bitumen pada sampel 1 dan 2 didapat
nilai toleransi masing – masing sampel yaitu, sampel 1 bernilai 194,1 mm dan sampel
2 bernilai 206 mm. Berdasarkan (SNI 2456:2011) nilai penetrasi yang diijinkan adalah
sebesar 60-79 mm. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel bitumen yang diuji
pada praktikum kali ini memiliki kualitas yang buruk dan tidak baik digunakan
sebagai bahan perkerasan jalan. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah sampel
tersebut direndam didalam Bak Perendam yang suhunya kurang dari 25°C dan aspal
bias saja sudah terkontaminasi dengan unsur atau zat lain.
FAKULTAS TEKNIK | 9
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
BAB II
(SNI-06-2441-1991)
(AASHTO T-228-68*)
(ASTM D-70-72)
FAKULTAS TEKNIK | 10
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
b) Timbangan
c) Obeng
FAKULTAS TEKNIK | 11
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
b) Gliserin
c) Air
FAKULTAS TEKNIK | 12
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
3. Timbang Piknometer ( W1 ).
4. Kemudian isi piknometer dengan air 200ml dan timbang kembali piknometer yang
telah terisi air (W2).
FAKULTAS TEKNIK | 13
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
7. Kemudian timbang piknometer yang berisi air dan bola aspal (W4).
FAKULTAS TEKNIK | 14
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
Uraian Hasil
Ket :
W1 : berat piknometer beserta penutup (gr)
W2 : berat piknometer beserta air (gr)
W3 : berat piknometer berisi aspal (gr)
W4 : berat piknometer berisi aspal dan air (gr)
FAKULTAS TEKNIK | 15
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
Rumus (!"#!$)
= (!&#!$)#(!'#!")
1 ($"",(#$)*)
= (&*&,*#$)*)#(")&#$"",() = 1,59 gr/cc
2.8 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Didapat nilai penetrasi/ berat jenis bitumen : 1,59 gr/cc
2. Menurut SNI 06-244-1991, sample yang digunakan pada kelompok kami memenuhi
syarat. Karena memiliki nilai 1,59 gr/cc dengan syarat minimal yaitu 1 gr/cc sehingga
dapat digunakan sebagai perkerasan jalan.
FAKULTAS TEKNIK | 16
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
BAB III
TITIK LEMBEK ASPAL
(SNI-06-2434-1991)
(AASHTO T.53.74)
(ASTM 0302.76)
FAKULTAS TEKNIK | 17
3.3 ALAT DAN BAHAN
3.3.1. ALAT PRAKTIKUM
a) Gelas ukur
b) Plat kuning
c) Plat kasa
f) Termometer
g) Stopwatch
FAKULTAS TEKNIK | 19
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
i) Air
FAKULTAS TEKNIK | 20
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
FAKULTAS TEKNIK | 21
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
4. Letakkan plat kasa diatas sumber pemanas. Tujuannya adalah sebagai perantara
antara gelas ukur dengan sumber pemanas.
FAKULTAS TEKNIK | 22
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
5. Masukkan bola baja kedalam cincin yang berisi bitumen dengan cara ditekan
diats permukaaan bitumen, kemudian masukkan plat kuning ke dalam gelas ukur
yang sudah berisi air
FAKULTAS TEKNIK | 23
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
7. Kemudian letakkan gelas ukur di atas sumber pemanas yang diatasnya sudah
terdapat plat kasa.
FAKULTAS TEKNIK | 24
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
Kiri Kanan
Waktu
Suhu Suhu
(menit) Keterangan Keterangan
(˚C) (°C)
0 menit 26 ˚C Suhu awal 26 ˚C Suhu awal
Belum terjadi penurunan Belum terjadi penurunan
1 menit 26 ˚C bitumen 26 ˚C bitumen
Belum terjadi penurunan Belum terjadi penurunan
2 menit 26 ˚C bitumen 26 ˚C bitumen
Belum terjadi penurunan Belum terjadi penurunan
3 menit 26.5 ˚C bitumen 26.5 ˚C bitumen
Belum terjadi penurunan Belum terjadi penurunan
4 menit 27.5 ˚C bitumen 27.5 ˚C bitumen
Belum terjadi penurunan Belum terjadi penurunan
5 menit 29 ˚C bitumen 29 ˚C bitumen
Belum terjadi penurunan Belum terjadi penurunan
6 menit 30 ˚C bitumen 30 ˚C bitumen
Belum terjadi penurunan Belum terjadi penurunan
7 menit 31.8 ˚C bitumen 31.8 ˚C bitumen
Belum terjadi penurunan Belum terjadi penurunan
8 menit 33 ˚C bitumen 33 ˚C bitumen
Belum terjadi penurunan Belum terjadi penurunan
9 menit 35 ˚C bitumen 35 ˚C bitumen
FAKULTAS TEKNIK | 25
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
FAKULTAS TEKNIK | 26
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
3.6 KESIMPULAN
• Menurut standar SNI 06-2434-1991 bitumen memiliki titik lembek pada suhu 48°C - 58°C.
• Pada praktikum kali ini didapat titik lembek pada cincin bitumen kiri mengalami titk
lembek pada suhu 51°C pada waktu 17 menit 22 detik dan pada cincin bitumen kanan
mengalami titik lembek pada suhu 51.5°C pada waktu 17 menit 39 detik.
• Dari hasil praktiku yang didapat, bitumen yag digunakan memenuhi standar dari SNI 06-
2434-1991, sehingga baik digunakan untuk perkerasan jalan.
FAKULTAS TEKNIK | 27
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
BAB IV
(SNI 06-2433-1991)
(AASHTO T-48-74*)
(ASTM D-92-52)
FAKULTAS TEKNIK | 28
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
3. Plat Pemanas
FAKULTAS TEKNIK | 29
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
4. Sumber Pemanas
5. Korek Api
6. Stopwatch
FAKULTAS TEKNIK | 30
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
1. Bitumen
FAKULTAS TEKNIK | 31
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
FAKULTAS TEKNIK | 32
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
5) Mengamati suhu aspal sampai 100°C kemudian memercikkan gas yang ada pada
korek api, ini dilakukan untuk memantik api diatas sampel aspal pada suhu
tersebut. Karena tidak terjadi percikan api maka melakukan ulang memercikkan
api diatas sampel aspal setiap kenaikan 17°C sampai batas 175°C.
FAKULTAS TEKNIK | 33
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
Waktu (menit
Suhu (°C) Keterangan
ke-)
0 90 ˚C Suhu awal
FAKULTAS TEKNIK | 34
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
FAKULTAS TEKNIK | 35
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
FAKULTAS TEKNIK | 36
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
4.6 KESIMPULAN
• Menurut metode pengujian SNI 06-2443-1991, bitumen yang baik digunakan dan
sesuai dengan standar ialah jika bitumen mengalami nyala singkat dan mencapai titik
nyala pada suhu 175°C.
• Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, bahan uji yang digunakan merupakan
jenis bitumen yang kurang baik untuk dijadikan bahan perkerasan jalan karena tidak
sesuai dengan standar. Bahan uji yang digunakan tidak mengalami percikan api pada
setiap kenaikan suhu 17°C sampai dengan suhu maksimal 175°C.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai titik nyala Bitumen adalah Pengaturan nyala
api, Kecepatan pemanasan, dan Ketelitian dalam pembacaan suhu dan waktu.
FAKULTAS TEKNIK | 37
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
BAB V
KELEKATAN ASPAL PADA BATUAN
(SNI 2439:2011)
(AASHTO T 182-84:2002)
FAKULTAS TEKNIK | 38
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
3. Timbangan
4. Obeng
FAKULTAS TEKNIK | 39
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
1. Aspal
FAKULTAS TEKNIK | 40
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
1. Siapkan semua alat dan bahan. Untuk agregat dipakai agregat lolos saringan ¼
seberat 100 gram yang telah dioven sebelumnya. Untuk aspal diambil dari hasil
uji titik bakar pada praktikum sebelumnya. Siapkan pula air sebanyak 500 ml.
2. Timbang plastik sebagai alas perletakan aspal supaya tidak mudah menempel
pada alat timbang. Dan timbang juga agregat kasar sesuai ketentuan yakni 100
gram
FAKULTAS TEKNIK | 41
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
4. Setelah agregat dan aspal tercampur dengan rata kemudian oven selama 2 jam
pada suhu 60°C.
5. Setelah dioven, keluarkan agregat dan aspal tersebut dari oven lalu aduk untuk
menurunkan suhu nya menjadi suhu ruangan
6. Setelah agregat dan aspal cukup dingin tambahkan air sebanyak 400 ml
7. Amati persentase jumlah aspal yang terlepas dari agregat dan yang tidak terlepas
dari agregat.
FAKULTAS TEKNIK | 42
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN JALAN
5.5 PERHITUNGAN
;;<.>
= ;;?.>
x 100%
= 94.93 %
5.6 KESIMPULAN
• Setelah dilakukan percobaan, dapat diamati bahwa persentase kelekatan agregat terhadap
aspal kurang dari 95%.
• Hal ini menunjukkan bahwa kelekatan agregat terhadap aspal yang diuji belum memenuhi
syarat SNI 06-2439-1993 yaitu minimal 95%.
FAKULTAS TEKNIK | 43