Anda di halaman 1dari 18

0

ASUHAN KEBIDANAN
TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG
DI BPS PAINI
DESA NGUJO KALITIDU BOJONEGORO

DOSEN PEMBIMBING :

PEMBIMBING LAHAN : PAINI

PEMBIMBING AKADEMIK :WIWIK MUHIDAYATI, SST.

DISUSUN OLEH :

SUHARLINA
NIM. 08.02.035

AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
BOJONEGORO
2011
1

LETAK SUNGSANG

A. PENGERTIAN
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri.

B. KLASIFIKASI
1. Letak bokong (Frauk breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas.
2. Letak sungsang sempurna (complete breech)
Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong (letak bokong
kaki sempurna)
3. Letak sungsang tidak sempurna (incomplete breech)
Adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga
kaki atau lutut, terdiri dari :
a. Kedua kaki : Letak kaki sempurna
Satu kaki : Letak kaki tidak sempurna.
b. Kedua lutut : Letak lutut sempurna
Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna.

C. FREKUENSI
Dua setengah sampai tiga persen dimana 75% adalah complete breech
presentation dan 25% adalah incomplete breech presentation. Di Rumah Sakit
Pirngadi, Medan 4,4% dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung 4,6%.

D. ETIOLOGI
Pada kehamilan sampai kurang 32 minggu, jumlah air ketuhan relatif lebih
banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa, dengan
demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh
dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong
2

dengan kedua tungkai yang berlipat lebih besar dari pada kepala, maka
bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri.
Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya ialah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosepalus,
plasenta previa dan panggul sempit, kelainan uterus, plasenta yang terletak di
daerah kornu fundus uteri.

E. DIAGNOSIS
Diagnosis letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar, dibagian
bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat. Yakni kepala
dan kepala teraba di fundus uteri. Selain itu ibu juga merasakan penuh
dibagian atas dan gerakannya terasa lebih banyak dibagian bawah. Denyut
jantung jann pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi, dari
pada umbilicus. Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar
tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah
berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila ada keraguan, harus
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi, setelah
ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan
adanya sakrum, kedua tuberosisiskii, dan anus. Bisa dapat diraba kaki, maka
harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada
tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan
panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan.

F. MEKANISME PERSALINAN
Bokong masuk ke dalam rongga panggul dengan garis pangkal pada
melintang atau miring, setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran paksi
dalam, sehingga di pintu bawah panggul garis panggul pada menempati
diameter anteposterior dan tronkanter depan berada dibawah simfisis.
Kemudian terjadi leksi lateral pada badan janin, sehingga trokunter belakang
melewati perineum dan lahirlah seluruh bokong diikuti oleh kedua kaki,
3

setelah bokong lahir terjadi putaran paksi luar dengan perut janin berada di
posterior yang memungkinkan bahu melewati pintu atas panggul dengan garis
terbesar bahu melintang atau miring. Terjadi putaran paksi dalam pada bahu,
sehingga bahu depan berada di bawah simfisis dan bahu belakang melewati
perineum. Pada saat tersebut kepala masuk ke dalam rongga panggul dengan
sutura sagitalis melintang atau miring.
Dalam rongga panggul terjadi putaran paksi dalam kepala sehingga
muka memutar ke posterior dan oksiput ke arah simpisis. Dengan suboksiput
sebagai hipomoklion, maka dagu, mulut, hidung, dahi dan seluruh kepala
lahir berturut-turut melewati perineum. Ada perbedaan nyata antara kelahiran
janin dalam prosentasi kepala dan kelahiran janin dalam letak sungsang. Pada
prosentase kepala yang lahir lebih dahulu ialah bagian janin yang terbesar,
sehingga bila kepala telah lahir, kelahiran badan tidak memberi kesulitan.
Sebaliknya pada letak sungsang, berturut-turut lahir bagian-bagian yang
makin lama makin besar dimulai dari lahirnya bokong, bahu dan kemudian
kepala. Dengan demikian meskipun bokong dan bahu telah lahir, hal tersebut
belum menjamin bahwa kelahiran kepala juga berangsur-angsur berlangsung
dengan lancar.
 Tahapan persalinan sungsang :
 Tahap pertama
Fase lambat yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusar (skapula
depan).disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong
yaitu bagian janin yang tidak berbahaya.
 Tahap kedua
Fase cepat yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut,Disebut
fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk PAP sehingga
kemungkinan tali pusat terjepit ,oleh karena itu fase ini harus segera
diselesaikan dan tali pusat segera di longgarkan.bila mulut sudah lahir
janin dapat bernafas lewat mulut.
Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan:
 Klasik /Deventer
 Mueller
 Loevset
 Bickenbach
4

 Tahap ketiga
Fase lambat yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala
lahir.Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang
bertekanan tinggi (uterus),ke dunia luar yang lebih rendah sehingga kepala
harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya
perdarahan intra kranial (adanya ruptura tentorium serebelli).
Cara /teknik melahirkan kepala:
 Mauriceau (Veit-Smellie)
 Najouks
 Wigand martin-winckel
 Prague terbalik
 Cunam piper
1. CARA KLASIK
- Prinsipnya ialah melahirkan lengan belakang lebih dahulu karena lengan
belakang berda di ruangan yang lebih luas (sakrum),baru kemudian
melahirkan lengan depan yang berada di bawah simfisis.tetapi bila lengan
depan sukar di lahirkan maka lengan depan diputar menjadi lengan
belakang yaitu dengan memutar bahu ke arah belakang dan baru lengan
belakang dilahirkan.
- Kedua kaki janin di pegang dengan tangan kanan penolong pada
pergelangan kakinya ke arah atas sejauh mungkin sehingga perut janin
mendekati perut ibu.
- Untuk melahirkan lengan depan ,pegangan pada pergelangan kaki janin di
ganti dengan tangan tangan penolong dan ditarik curam ke bawah
sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
- Bila lengan depan sukar dilahirkan maka harus di putar menjadi lengan
belakang.gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkam dengan
kedua tangan penolonhsedemikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan
penolong terletak dipunggungdan sejajar dengan sumbu badan janin
sedang jari-jari lainmencengkam dada.putaran diarahkan keperut dan dada
janinsehingga lengan depan terletak dibelakang kemudian lengan belakang
dilahirkn dengan teknik tersebut di atas.
2. CARA MUELLER
- Prinsipnya ialah melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan
ekstraksi baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.
5

- Bokong janin di pegang secara femuro-pelviks(duimbekken greep)yaitu


kedua jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari
telunjuk pada krista iliaka dan jari-jari lain mencengkam paha bagian
depan.dengan pegangan ini badan janin ditarik curam kebawah sejauh
mungkin samapi bahu depan tampak dibawah simfisis dan lengan depan
dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.
- Setelah bahu depan dan lengan depan lahir maka badan janin yang masih
dipegang secara femuro-pelviks di tarik ke atas sampai bahu belakang
lahir.bila bahu belakang tidak lahir dengan sendirinya maka lengan
belakang dilahirkan dengan mengait lenganbawah dengan kedua jari
penolong.
3. CARA LOEVSET
- Prinsipnya ialah memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak
balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang
sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir di bawah simfisis.
- Badan janin di pegang secara femuro-pelviks dan sambil dilakukan traksi
curam ke bawah badan janin di putar setengah lingkaran sehingga bahu
belakang menjadi bahu depan,kemudian sambil dilakukan traksi,badan
janin di putar kembali ke arah yang berlawanan setengah
lingkaran,sedemikian seterusnya bolak balik sehinga bahu belakang
tampakdi bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.
- Bila lengan janin tidak dapat lahir dengan sendirinya maka lengan janin ini
dapat dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan jari penolong.
4. CARA MAURICEAU
- Tangan penolong yang sesuai dengan muka janindi masukkan ke dalam
jalan lahir.jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan
jari keempat mencengkam fosa kanina sedang jari lain mencengkam
leher.badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong yang lain
mencengkam leher janin dari arah punggung.
- Kedua tangan penolonh menarik kepala janin curam ke bawah sambil
seorang asisten melakukan ekspresi kristeller.tenaga tarikan terutama
dilakukan oleh tangan penolong yang mencengkam leher janin dari arah
punggung,bila suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut
6

lahir dagu,mulut,hidung,mata,dahi,ubun-ubun besar dan akhirnya


lahirlahseluruh kepala janin.
5. CARA NAUJOKS
- Teknik ini dilakukan bila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak
dapat di masukkan kedalam mulut janin.kedua tangan penolong menarik
bahu curam kebawah dan bersamaan dengan itu seorang asisten
mendorong kepala janin ke arah bawah .
6. PRAGUE TERBALIK
- Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada dibelakang
dekat sakrum dan muka janin menghadap simfisis.satu tangan penolong
mencengkam leher dari arah bawah dan punggung janin diletakkan pada
telapak tangan penolong.tangan penolong yang lain memegang kedua
pergelangan kaki,kaki janin ditarik keatas bersamaan dengan tarikan pada
bahu janin sehingga perut janin mendekati perut ibu,dengan laring sebagai
hipomoklion kepala janin dapat dilahirkan.
7. CARA CUNAM PIPER
- Cunan piper dibuwatkhusus untuk melahirkan kepala janin pada letak
sungsang ehingga mempunyai bentuk khusus yaitu :
1.Daun cunam berfenestra,yang mempunyai lengkungan panggul yang
agak mendatar (baik untuk pemasangan yang tinggi)
2.Tangkainya panjang ,melengkung ke atas dan terbuka,keadaan ini dapat
menghindari kompresi yang berlebihan pada kepala janin.
- Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kakidan kedua lengan
janin diletakkan di punggung janin.kemudian badan janin dielevasi ke
atas sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
- Pemasangan cunam pada after coming bead tekniknya sama dengan
pemasangan cunan pada letak belakang kepala,hanya pada kasus ini cunam
di masukkan dari arah bawah yaitu sejajar dengan pelipatan paha belakang
setelah suboksiput tampak di bawah simfisis maka cunam dielevasi ke atas
dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion,berturut-turut lahir
dagu,mulut,muka,dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.

A. KOMPLIKASI
1. Komplikasi presentasi bokong pada janin
7

a. Prolaps tali pusat.


b. Trauma pada bayi akibat tangan mengalami extensi, kepala
mengalami extensi, pembukaan serviks belum lengkap disporposi
chepalopelvic.
c. Asfiksia karena prolaps tali pusat, kompresi tali pusat pelepasan
placenta, kepala macet.
d. Perlukaan atau trauma pada organ abdomen atau leher.
e. Patah tulang leher.
2. Komplikasi pada ibu
a. Pelepasan placenta.
b. Perlukaan vagina atau serviks.
c. Endometriosis.

ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. ”R” HAMIL TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG
DI BPS PAINI DESA NGUJO-KALITIDU BOJONEGORO
8

I. PENGKAJIAN
Tanggal: 07 Juni 2010 , Jam: 17.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. Y
Umur : 31 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : tidak dikaji
Alamat : Desa Ngujo kalitidu, Bojonegoro.
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak kedua usia kehamilan 8 bulan, dan ibu
mengatakan sering merasakan sesak di perut bagian atas
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis (mis. Jantung, Asma), bawaan,
menular dan tidak pernah operasi apapun.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita kronis (mis. Jantung, Asma, DM),
bawaan, menular dan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat haid
9

Menarche : 14 tahun
Siklus haid : 28-30 hari
Lama haid : 6 hari, jumlah sedang (2 kali ganti pembalut).
Karakteristik : Cair kadang menggumpal, warna merah segar.
Dysmenorhoe : tidak pernah.
Dysfungsi blooding : tidak pernah.
Flour Albus : tidak pernah.
HPHT : 23 – 09 - 2010
TTP : 30 – 06 – 2010
6. Riwayat perkawinan
Kawin : 1 kali
Lama perkawinan : 14 tahun
Umur pertama kawin : 17 tahun
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Umur Tempat Umur
No Cara Partus Penolong URI BBL JK Keadaan Nifas
hamil Partus Sekarang
1. 9 bulan Rumah Spontan Dukun Lengkap 3000 gr Pr Baik 13 tahun Normal
2. Hamil ini - - - - - - - -

8. Riwayat kehamilan sekarang


Trimester I : Ibu mengatakan telat haid 2 bulan, periksa ke bidan, PP test
(+) mendapatkan Fe, B6.
Trimester II : Ibu mengatakan telah merasakan gerakan janin pada usia
kehamilan 4 bulan, periksa ke bidan 2x, mendapat Fe, TT 4,
dan kalk
Trimester III : Ibu mengatakan gerakan janin semakin kuat memeriksakan
kehamilannya dan mendapatkan Fe dan kalk.
9. Riwayat KB
Ibu sebelumnya pernah menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3
bulan selama 12 tahun.
10

10. Pola kebiasaan sehari-hari


Pola Sebelum hamil Selama hamil
Nutrisi Makan 3 x/hari, porsi sedang Makan 4 x/hari porsi kecil terdiri
terdiri dari nasi, lauk dan sayur. dari nasi, lauk, sayur dan buah.
Minum air putih  5-6 gelas/hari. Minum air putih  8-10 gelas/hari
Eliminasi BAK :  5-6 x/hari, warna kuning BAK :  6-7 x/hari, warna kuning
jernih, keluhan tidak ada. jernih, keluhan tidak ada.
BAB :  1 kali/hari, konsistensi BAB :  1 kali/hari, konsistensi
lunak, warna kuning lunak, warna kuning
kecoklatan kecoklatan.
Istirahat Ibu tidur siang  1 jam/hari, ibu Ibu tidur siang  1-2 jam/hari, ibu
tidur malam  6 jam/hari. tidur malam  7-8 jam/hari.
Kebersihan Ibu mandi 2 x/hari, setiap mandi Ibu mandi 2x/hari, setiap mandi,
diri ganti pakaian dalam, gosok gigi 3 ganti pakaian dalam 2 x/hari, gosok
x/hari, keramas 2 x/minggu. gigi 3 x/hari, keramas 3x/minggu.
Aktivitas Mencuci, mengepel, menyapu dan Masih melakukan aktifitas seperti
memasak. biasa seperti membersihkan rumah
dan memasak.
Seksual 1-2 x/mgg. 1 x/mgg- jarang.
Kebiasaan Ibu tidak merokok, tidak minum Ibu tidak merokok, tidak minum
alkohol dan tidak kecanduan alkohol dan tidak kecanduan
narkoba. narkoba.
Rekreasi Menonton televisi dan Jalan-jalan Suka menonton televisi
mendengarkan radio. dan mendengarkan radio.

11. Riwayat PsikoSosial


Psiko : Ibu, suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilannya.
Sosial : Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga sekitar baik.
12. Latar belakang sosial budaya
Dalam keluarga klien tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu, dan ibu
mengadakan acara 7 bulanan kehamilan.
13. Data spiritual
Ibu menjalankan ibadahnya dengan ta’at.
14. Data Pengetahun
11

Ibu mengatakan sedikit mengerti tentang kehamilan dari pengalaman yang


lalu dan dari bidan.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB/TB : 58 Kg/ 155 Kg
Lila : 25 cm
TTV Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Suhu : 37,2 ˚ C
Nadi : 80 x/menit.
Respirasi : 21 x/menit.
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak ada luka ataupun massa, warna rambut hitam,
tidak rontok,tidak berketombe.
Muka : Tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada
oedem.
Mata : Konjungtiva merah mudah, sklera putih, konjungtiva
merah muda.
Hidung : Tidak ada pembesaran polip, tidak ada pengeluaran sekret.
Mulut : Mukosa mulut bersih, tidak stomatitis, tidak ada karies
dentis, tidak ada pembesarann tonsil.
Leher : Tidak terlihat adanya pembesaran kelenjar thyroid maupun
vena jugularis.
Dada : Pernafasan normal, teratur, payudara membesar simetris
ada hiperpigmentasi areola dan papilla mammae, papilla
bersih dan menonjol.
12

Perut : Membesar ke arah bujur sesuai usia kehamilan, ada strie


gravidarum livide, ada linea nigra, tidak ada luka bekas
operasi.
Vulva : Tidak dikaji.
Anus : Tidak dikaji.
Ekstremitas : Tidak ada oedem, tidak ada varices.
b. Palpasi
Leher : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid maupun
vena jugularis.
Dada : Tidak teraba adanya massa ataupun nyeri tekan kolostrum
belum keluar.
Perut :
Leopold I : TFU pertengahan pusat dengan processus xifoideus (31
cm), pada fundus teraba bulat, keras, dan melenting
(kepala).
Leopold II : Pada sisi kanan perut ibu teraba keras, panjang dan ada
tahanan seperti papan (punggung) dan pada sisi kiri perut
ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).
Leopold III : Diatas symphisis teraba bulat, lunak, kurang melenting
(bokong).
Leopolod IV : Bagian bawah janin belum masuk PAP.
Ekstremitas : Tidak ada oedem maupun varices.

c. Auskultasi
Djj (+) 145 x/menit terdengar jelas 2 jari diatas pusat disebelah kanan linea
nigra.
13

DJJ (+)

d. Perkusi
Refleks patella ka/ki : (+) / (+)
e.Pemeriksaan panggul luar
Tidak dikaji
f. Pemeriksaan panggul dalam
Tidak dikaji
g. Pemeriksaan penunjang
Darah : Hb = 11 gr%
Urine : Reduksi (-)
Proteinuri (-)
Kesimpulan :
a. Ibu hamil
b. GIIP1001
c. Usia kehamilan 37-38 minggu.
d. Intra uterine.
e. Janin tunggal.
f. Janin hidup.
g. Letak sungsang, belum masuk PAP, Punggung kanan.
h. Keadaan panggul normal.
i. Keadaan umum ibu baik.

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Diagnosa : Ibu hamil GIIP1001 dengan usia kehamilan 37- 38 minggu dengan
letak sungsang.
Masalah : merasakan sesak diperut bagian atas
Kebutuhan : penyuluhan penyebab sesak diperut bagian atas
14

II. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


- Letak sungsang permanen

III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


- Reposisi letak janin menjadi letak kepala dengan posisi knee chest.

IV. INTERVENSI
Diagnosa : GIIP1001usia kehamilan 37-38 minggu dengan letak sungsang.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama  30 menit,
diharapkan ibu dapat mengerti tentang penjelasan yang
diberikan petugas dengan kriteria ibu dapat mengulang
seluruh/sebagian penjelasan yang diberikan petugas.
Intervensi
1. Lakukan pendekatan kepada ibu.
Rasional : Menjalin keperawatan dengan ibu agar ibu lebih kooperatif.
2. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu.
Rasional : Agar ibu mengetahui kondisi diri dan janinnya.
3. Jelaskan dan ajarkan pada ibu mengenai posisi knee chest.
Rasional : Membantu reposisi letak janin.
4. Jelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda persalinan.
Rasional : Agar ibu lebih kooperatif.

5. Jelaskan pada ibu mengenai persiapan persalinan.


Rasional : Agar ibu mengetahui kebutuhan yang perlu dipersiapkan
menjelang persalinan.
6. Anjurkan ibu melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi.
Rasional : Untuk memantau kondisi ibu dan janin.
7. Lakukan kolaborasi dengan dr.SpOG bila letak janin tidak berubah.
15

Rasional : Untuk penanganan yang lebih internsif / lanjut.

V. IMPLEMENTASI
Tanggal 07 Juni 2010 Jam 17.30 WIB
1. Melakukan pendekatan kepada ibu,dengan cara memperkenalkan diri,
bersikap ramah dan sopan.
2. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu
dan janin baik, namun posisi janin dalam keadaan sungsang.
3. Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu mengenai posisi knee chest
untuk merubah posisi janin dari letak sungsang menjadi letak kepala
yaitu dengan cara sikap menungging, kedua kaki di tekuk, dada
menempel ke kasur.
4. Menjelaskan tentang tanda-tanda persalinan.
a. Perut kenceng-kenceng dan mules yang teratur, timbul semakin
sakit, sering dan semakin lama.
b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
c. Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput
ketuban.
5. Menjelaskan pada ibu mengenai persiapan persalinan.
a. Merencanakan tempat persalinan.
b. Dana / biaya.
c. Transportasi.
d. Pakaian ibu dan bayi.
e. Pengambilan keputusan.
6. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu
lagi untuk mengetahui adakah perubahan dari letak janin.
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter OBGYN bila letak janin tidak
berubah agar mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
16

VI. EVALUASI
Tanggal 07 Juni 2010 , Jam 17.45 WIB
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dan memahami penjelasan dari bidan.
O : ibu mengatakan sudah mengerti dan mampu mempraktekkan sendiri
posisi knee chest dengan benar.
A : GIIP1001 usia kehamilan 37-38 minggu dengan letak sungsang.
P : Anjurkan ibu untuk ANC 1 minggu lagi dan anjurkan ibu untuk
mempraktekkan sendiri dengan benar dirumah.

Mengetahui

Mahasiswa

(SUHARLINA)

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

( PAINI) (WIWIK MUHIDAYATI, SST)

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Wiknjosastro Hanifa. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
17

Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bidan Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai