Untuk contohnya dua massa yang saling dikaitkan dengan pegas yang saling
berinteraksi karena jika digerakkan oleh salah satu massa akan mengakibatkan
gerakan pada yang lain melalui pegas itu. Konsep untuk menyelesaikannya mirip
dengan konsep yang telah kita bahas pada penyelesaian persamaan differensial orde
dua, hanya jika kita ingin membahas cara yang lebih umum untuk
menyelesaikannya dengan konsep dalam aljabar linier.
๐ก0 . Sebelum kita lanjutkan pembahasan kita tentang ini, kita perlu mengingat
kembali tentang teori matrik dan alajabar linear. Matrik adalah obyek yang
memperbolehkan kita memanipulasi sistem dalam cara yang bagus dan effisien.
Matrik merupakan alat pelengkap dalam dunia matematika. Sebuah matrik dapat
dinayatakan dalam bentuk
๐11 ๐12 โฏ ๐1๐
๐21 ๐22 โฏ ๐2๐
๐ด= ( โฎ ) = (๐๐๐ )
๐๐1 ๐๐2 โฏ ๐๐๐
Yang merupakan matrik ๐ ๐ฅ ๐, m menyatakan banyaknya baris dan n menyatakan
banyak kolom. Konsep penting dari matrik adalah sebagai berikut
Tranpose
๐
๐ด๐ = (๐๐๐ ) = (๐๐๐ ) โ
1 5 1 2
Jika ๐ด = ( ) maka ๐ด๐ = ( )
2 3 5 3
Komplek Konjuget.
๐ดฬ
= ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
๐(๐๐) โ
๐ 5 โ๐ 3โ๐
Jika ๐ด = ( ) maka ๐ดโ = ( )
3+๐ 6 5 6
Tiga konsep tersebut diatas akan penting digunakan untuk menyelesaikan
persamaan diferensial. Akhirnya kita juga akan membahas tentang matrik kuadrat
๐ ๐ฅ ๐ dan sebuah vektor ๐ ๐ฅ 1 atau 1 ๐ฅ ๐. Kita juga mempunyai beberapa sifat
penting dari matrik tersebut.
1. A=B, jika ๐๐๐ = ๐๐๐ untuk setiap ๐ dan ๐
2. Matrik nol 0 jika ๐๐๐ = 0 untuk setiap ๐ dan ๐
3. Penjumlahan dan pengurangan AยฑB= (๐๐๐ ) ยฑ (๐๐๐ ) = (๐๐๐ ยฑ๐๐๐ )
๏ท Komutatif : A+B = B+A
๏ท Asosiatif : A+(B+C) = (A+B)+C
4. Perkalian dengan bilangan: ๐ผ๐ด = ๐ผ(๐๐๐ ) = (๐ผ๐๐๐ )
5. Perkalian matrik : AB=C dimana ๐๐๐ = โ๐๐=1 ๐๐๐ ๐๐๐
๏ท Distributif : A(B+C) =AB+AC
๏ท Asosiatif : (AB)C = A(BC)
๏ท Tidak Komutatif AB โ BA
โ ๐ ๐ฃ = โ๐๐=1 ๐ข๐ ๐ฃ๐
6. Vektor : ๐ข
๐ฃ1
๐ฃ 2
โ ๐ ๐ฃ = (๐ข1 ๐ข2 โฆ ๐ข๐ ) ( โฎ ) (๐ข1 ๐ฃ1 + ๐ข2 ๐ฃ2 + ๐ข3 ๐ฃ3 + โฆ + ๐ข๐ ๐ฃ๐ )
๐ข
๐ฃ๐
โ ๐๐ฃ = ๐ฃ๐๐ข
๐ข โ
โ ๐ (๐ฃ๐๐๐ฃ + ๐ค
๐ข โโ ) = ๐ฃ ๐ ๐ฃ + ๐ฃ ๐ ๐ค
โโ
โ )๐ = ๐ผ(๐ข
(๐ผ๐ข โ ๐ ๐ฃ) = ๐ข
โ ๐ (๐ผ๐ฃ)
โ , ๐ฃ ) = โ๐๐=1 ๐ข๐ โโ๐ฃโ๐ = ๐ข
Hasil kali dalam : (๐ข โ ๐๐ฃ
๏ท โ , ๐ฃ ) = (๐ฃ, ๐ฃ๐๐๐ฃ )
(๐ข
๏ท (๐ผ๐ข
โ , ๐ฃ ) = ๐ผ(๐ข
โ ,๐ฃ )
๏ท (๐ข
โ , ๐ผ๐ฃ ) = ๐ผ (๐ข
โ ,๐ฃ )
๏ท โ , ๐ฃ + ๐ค) = (๐ข
(๐ข โ , ๐ฃ ) + (๐ข
โ ,๐ค
โโ )
1
Panjang vektor : (๐ข โ )2 = โ๐๐=1 ๐ข๐ โโโ
โ ,๐ข ๐ข๐ = โ๐๐=1|๐ข๐ |
โ ,๐ข
Ortogonalitas : (๐ข โ)=0
7. Identitas I = (๐ฟ๐๐ )9๐ฟ๐๐ = 1 untuk ๐ = ๐ dan 0 untuk lainnya โ
AI=IA=A
8. Inversi : AB=I jika B=A-1 yang ada jika det (A) โ 0 (tak singular)
Sifat-sifat diatas akan merupakan hal yang penting untuk menyelesaikan sistem
persamaan differensial.
3.2 Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Kebebasan Liner
Definisi 3.1 (Anton, 2010 : 277)
Jika ๐ด matriks ๐ ร ๐, maka vector tak nol ๐ฅ dalam โ๐ disebut vector eigen dari ๐ด
jika ๐ด๐ฅ merupakan kelipatan scalar dari ๐ฅ, yaitu :
๐ด๐ฅ = ๐๐ฅ (1)
untuk scalar ๐.
Scalar ๐ disebut nilai eigen dari ๐ด dan ๐ฅ dinamakan vector yang bersesuaian dengan
scalar ๐.
Persamaan (1) dapat ditulis sebagai
๐ด๐ฅ = ๐/๐ฅ
(๐๐ผ โ ๐ด)๐ฅ = 0 (2)
dengan ๐ผ adalah matriks identitas.
Persamaan (2) memiliki solusi tak nol jika dan hanya jika
|๐๐ผ โ ๐ด| = 0 (3)
Persamaan (3) merupakan persamaan karakteristik dari matriks ๐ด dan scalar yang
memenuhi persamaan (3) adalah nilai eigen dari ๐ด.
|๐๐ผ โ ๐ด| = ๐๐ + ๐1 ๐๐โ1 + ๐2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐๐ .
Sehingga persamaan karakteristik ๐ด menjadi
๐๐ + ๐1 ๐๐โ1 + ๐2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐๐ = 0.
dengan ๐๐ โ โ, ๐ = 1,2,3, โฆ , ๐.
Contoh 2.1
1 โ1
Diberikan matriks A = [ ]
โ2 0
Tentukan nilai eigen, vector eigen dan solusi umum dari matriks A.
Penyelesaian :
a. Akan ditentukan nilai eigen matriks A
|๐๐ผ โ ๐ด| = 0
๐ 0 1 โ1
|[ ]โ[ ]| = 0
0 ๐ โ2 0
๐โ1 1
| |=0
2 ๐
๐2 โ ๐ โ 2 = 0
(๐ + 1)(๐ โ 2) = 0
Sehingga diperoleh nilai eigen matriks A adalah ๐1 = โ1 ๐๐๐ ๐2 = 2.
b. Akan ditentukan vector-vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen
dari matriks A
Untuk ๐1 = โ1
(๐๐ผ โ ๐ด)๐ฅ = 0
โ2 1 ๐ฅ1
[ ][ ] = 0
2 โ1 ๐ฅ2
โ2๐ฅ1 + ๐ฅ2 = 0
{
2๐ฅ1 โ ๐ฅ2 = 0
Persamaan โ2๐ฅ1 + ๐ฅ2 = 0 ekuivalen dengan 2๐ฅ1 = ๐ฅ2
Misalkan ๐ฅ1 = ๐ก ๐๐๐๐ ๐ฅ2 = 2๐ก
๐ฅ1 ๐ก 1
๐ฅ = [๐ฅ ] = [ ] = [ ] ๐ก
2 2๐ก 2
Diambil ๐ก = 1, maka diperoleh vector eigen yang bersesuaian dengan ๐1 =
1
โ1 adalah ๐ฅ = [ ]
2
Untuk ๐1 = 2
๐ฝ(๐ผ โ ๐ด)๐ฅ = 0
1 1 ๐ฅ1
[ ][ ] = 0
2 2 ๐ฅ2
๐ฅ + ๐ฅ2 = 0
{ 1
2๐ฅ1 + 2๐ฅ2 = 0
Persamaan 2๐ฅ1 + 2๐ฅ2 = 0 ekuivalen dengan ๐ฅ1 = โ๐ฅ2
Misalkan ๐ฅ2 = ๐ก ๐๐๐๐ ๐ฅ1 = โ๐ก
๐ฅ1 โ๐ก โ1
๐ฅ = [๐ฅ ] = [ ] = [ ] ๐ก
2 ๐ก 1
Diambil ๐ก = 1, maka diperoleh vector eigen yang bersesuaian dengan ๐1 =
โ1
2 adalah ๐ฅ = [ ]
1
Bukti :
(a) โ (b). Karena ๐ด dapat didiagonalisasi, maka terdapat matriks yang mempunyai
invers. Misalkan
๐11 โฏ ๐1๐
๐=[ โฎ โฑ โฎ ]
๐๐1 โฏ ๐๐๐
sehingga ๐ โ1 ๐ด๐ = ๐ท adalah matriks diagonal, dimana
๐1 โฏ 0
๐ท=[โฎ โฑ โฎ]
0 โฏ ๐๐
maka,
โบ ๐๐โ1 ๐ด๐ = ๐๐ท
โบ ๐ด๐ = ๐๐ท
๐11 โฏ ๐1๐ ๐1 โฏ 0 ๐1 ๐11 โฏ ๐1 ๐1๐
๐ด๐ = [ โฎ โฑ โฎ ][ โฎ โฑ โฎ]=[ โฎ โฑ โฎ ] (6)
๐๐1 โฏ ๐๐๐ 0 โฏ ๐๐ ๐1 ๐๐1 โฏ ๐๐ ๐๐๐
Jika dimisalkan ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ menyatakan vector-vektor kolom ๐, maka bentuk (6)
kolom-kolom ๐ด๐ yang berurutan ๐1 ๐1 , ๐2 ๐2 , โฆ , ๐๐ ๐๐ . Akan tetapi kolom-kolom
dari hasil kali ๐ด๐ adalah ๐ด๐1 , ๐ด๐2 , โฆ , ๐ด๐๐ , sehingga diperoleh
๐ด๐1 = ๐1 ๐1 , ๐ด๐2 = ๐2 ๐2 , โฆ , ๐ด๐๐ = ๐๐ ๐๐ (7)
Karena ๐ mempunyai invers, maka vector-vektor kolomnya tidak bernilai nol, jadi
berdasarkan definisi 3.1, ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ adalah nilai-nilai eigen ๐ด, dan ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ,
adalah vector-vektor eigen yang bersesuaian. Karena ๐ mempunyai invers maka
diperoleh bahwa ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ bebas linear. Jadi ๐ด memiliki ๐ vector eigen bebas
linear.
(b) โ (a). Karena ๐ด memiliki ๐ vector eigen bebas linear misalkan ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐
maka terdapat nilai eigen yang bersesuain yaitu ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ , dan misalkan
๐11 โฏ 0
๐=[ โฎ โฑ โฎ ]
0 โฏ ๐๐๐
adalah matriks yang vector-vektor kolomnya adalah ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ . Karena
๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ merupakan vector eigen dari matriks ๐ด dan kolom-kolom dari hasil
kali ๐ด๐ adalah ๐ด๐1 , ๐ด๐2 , โฆ , ๐ด๐๐ maka
๐ด๐1 = ๐1 ๐1 , ๐ด๐2 = ๐2 ๐2 , โฆ , ๐ด๐๐ = ๐๐ ๐๐
sehingga diperoleh
๐1 ๐11 โฏ ๐1 ๐1๐ ๐11 โฏ ๐1๐ ๐1 โฏ 0
๐ด๐ = [ โฎ โฑ โฎ ]=[ โฎ โฑ โฎ ][ โฎ โฑ โฎ ] = ๐๐ท (8)
๐1 ๐๐1 โฏ ๐๐ ๐๐๐ ๐๐1 โฏ ๐๐๐ 0 โฏ ๐๐
dimana ๐ท adalah matriks diagonal yang mempunyai nilai eigen ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ pada
diagonal utamanya. Karena vector-vektor kolom dari ๐ bebas linear, maka ๐
mempunyai invers. Jadi (8) dapat dituliskan kembali sebagai ๐ โ1 ๐ด๐ = ๐ท dengan
๐ด dapat didiagonalisasi.
Contoh 2.2
Carilah matriks ๐ yang mendiagonalkan
1 0 0
๐ด = [0 1 1]
0 1 1
1 0
Vector eigen yang bersesuaian dengan matriks ๐ด adalah ๐1 = [0], ๐2 = [โ1], dan
0 1
0
๐3 = [1]
1
Akan ditunjukkan {๐1 , ๐2 , ๐3 } bebas linear. Berdasarkan definisi 3.3 substitusikan
๐1 , ๐2 , ๐๐๐ ๐3 pada persamaan (7) sehingga diperoleh
1 0 0
๐1 [0] + ๐2 [โ1] + ๐3 [1] = 0 (9)
0 1 1
atau secara ekuivalen menjadi
๐1 0
[โ๐2 + ๐3 ] = [0]
๐2 + ๐3 0
Jadi ๐1 = 0, ๐2 = 0, ๐3 = 0 merupakan satu-satunya penyelesaian dari (9),
sehingga {๐1 , ๐2 , ๐3 } bebas linear dan didapat
1 0 0
๐ = [0 โ1 1]
0 1 1
Akan dibuktikan ๐ โ1 ๐ด๐ adalah matriks diagonal
1 1
0 โ
2 1 2 0 0 1 0 0
โ1
๐ ๐ด๐ = 1 0 [0
0 1 1] [0 โ1 1]
1 01 1 1 0 1 1
[0 2] 2
0 0 0 1 0 0
โ1
โบ ๐ ๐ด๐ = [0 1 1] [0 โ1 1]
0 1 1 0 1 1
0 0 0
โ1
โบ ๐ ๐ด๐ = [0 1 0]
0 0 2
1 0 0
Jadi, ๐ = [0 โ1 1] akan mendiagonalkan A.
0 1 1
3.3 Sistem Persamaan Diferensial
Untuk menggunakan teknik aljabar linier yang telah kita pelajari pada bagian
terdahulu, kita perhatikan sistem persamaan diferensial
๐ฅ = P(t) ๐ฅ + ๐(t),
Dimana P(t) dan ๐(t) kontinu pada suatu interval I. Seperti pada bab-bab terdahulu,
jika ๐(t) โ 0 maka kita mempunyai kasus tak homogen dan dika dan ๐(t)=0 kita
mempunyai kasus homogen. Teorema berikut dapat dikemukakan untuk solusi
homogen.
Teorema. Jika vektor-vektor ๐ฅ(1), ๐ฅ(2), . . . , ๐ฅ(n) adalah solusi-solusi yang bebas
linier dari persamaan diferensial homogen untuk semua titik di I, maka setiap sousi
โโ
= c1๐ฅ (1) + c2๐ฅ(2) + . . . + c3๐ฅ(n) ,
Tepat dalam satu cara. Vektor-vektor ๐ฅ(1), ๐ฅ(2), . . . , ๐ฅ(n) membentuk himpunan solusi
fundemental yang membangun solusi โโ
(t). Dua hal penting yang perlu dicatat
dengan himpunan solusi fundemental diatas. Pertama, kita definisikan kembali
matrik Wronkian:
W [๐ฅ(1), ๐ฅ(2), . . . , ๐ฅ(n)] = det (X) โ 0,
Dimana X adalah suatu matrik yang entri kolomnya adalah ๐ฅ(1), ๐ฅ(2), . . . , ๐ฅ(n) dan
yang mempunyai determinan tidak nol untuk sebuah himpunan yang bebas linear
dari solusi-solusi. Yang kedua bahwa solusi
โ (t0) = c1๐ฅ(1) + c2๐ฅ(2) + . . . + c3๐ฅ(n) = X๐ = ๐โ,
โ
Dimana t0 dan ๐โ adalah suatu kondisi awal yang dapat dibalik untuk menentukan
c1. Karena determinan dari X tidak nol, maka kita dapat menemukan X-1 sedemikian
sehingga
๐ = X-1 ๐โ,
Dan vektor ๐ tunggal yang dijamin dari teorema diatas. Kita kembali lagi pada
permasalahan untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial. Untuk mudahnya
kita perhatikan konstanta koeffisien matrik A yang diberikan dengan
๐ฅ = A๐ฅ,
Kita perkenalkan konsep tentang setimbang (equilibrium) yakni terjadi jika ๐ฅ= 0.
Jadi kita akan dapatkan
A๐ฅ = 0โ ๐ฅ = A-10 = 0
oleh karena det (A) โ 0. Jadi titik asal adalah titikasal adalah titik equilibrium dari
sistem persamaan diferensial linear dengan koefisien konstan. Sistem yang paling
seerhana, yaitu kita dapat memikirkan sistem 1 ร 1(n=1)
xโ = ax โ x =ceat.
Penyelesaian diatas sangatlah mudah (trivial) yang telah kita bahas secara detail
diawal pembahasan. Kasus yang sedikit agak sulit yaitu tentang perilaku nontrivial
yang diberikan dalam sistem 2 ร 2. Dalam kasus ini kita akan menunjukkan
terdapat cara yang mudah untuk menjelaskan perilaku dinamic dengan
menggunakan phase-portrait dalam sebuah analisis phase- plane. Kita mulai
dengan mengingat bahwa sistem persamaan diferensial rde 2 ร 2 dapat dinyatakan
kembali dalam persamaan diferensial orde dua. Hal tersebut membeerikan movivasi
kepada kita untuk menebak solusi nya dalam bentuk
๐ฅ = A๐ฅ โ ๐ฅ = ๐ฃeฮปt.
Dengan fakta ๐ฅ = ฮป๐ฃeฮปt, kita dapatkan
A๐ฃ = ฮป๐ฃ,
Yang merupakan masalah nilai eigen. Hanya dengan mengkondisikan ๐ฃ โ 0 untuk
mensyaratkan
det(A โ ฮปI) dapat dibalik maka kita dapatkan ๐ฃ = 0. Berikut contoh untuk
memperjelas bagaimana sebenarnya teknik menyelesaikan sistem persamaan
diferensial tersebut.
1 1
Contoh 1. Selesaikan ๐ฅ = ( ) ๐ฅ.
4 1
Jawab. Masalah diatas diselesaikan dengan pertama mencoba solusinya
๐ฅ = ๐ฃeฮปt
Yang memberikan masalah eigen
1โฮป 1
( )๐ฃ =0.
4 1โฮป
Agar kita mempunyai solusi yang tak trivial (nontrivial) ๐ฃ, kita syaratkan bahwa
determinan matriks haruslah nol. Jadi kita dapatkan
1โฮป 1
| | = (1 โ ฮป)( 1 โ ฮป) โ 4 = ฮป2 โ2ฮป โ3
4 1โฮป
= (ฮป โ 3)(ฮป + 1) = 0.
Jadi kita peroleh nilai eigen
ฮป = 3 dan ฮป = -1
Vektor-vektor eigennya dapat diketemukan dari persamaan diatas. Kita akan
dapatkan
1โ3 1 โ2 1 ๐ฃ1
ฮป=3:( )๐ฃ=( )( )=0,
4 1โ3 4 โ2 ๐ฃ2
yang akan memberikan -2v1 + v2 = 0 sehingga
โโโโโโโโโโ 1
๐ฃ (โ1) = c1 ( )
2
Vektor eigen yang kedua ditentukan dari bentuk
1+1 1 2 1 ๐ฃ1
ฮป = -1 : ( )๐ฃ=( )( )=0
4 1+1 4 2 ๐ฃ2
yang akan memberikan -2v1 + v2 = 0 sehingga
โโโโโโโโโโ 1
๐ฃ (โ1) = c1 ( )
โ2
Jadi solusi umumnya dapat dinyatakan sebagai
1 1
๐ฅ = c1 ( ) ๐ 3๐ก + c2 ( ) ๐ โ๐ก ,
2 โ2
Dimana konstanta c1 dan c2 ditentukan dari kondisi awalnya. Kita akan tunjukkan
bahwa wronskiannya tidaklah nol. Kita punyai
3๐ก
โโโโโโโ
W [๐ฅ ๐ฅ (2) ] = ( ๐ 3๐ก
(1) , โโโโโโโ ๐ โ๐ก ) โ det (W) = -4e2t โ 0,
2๐ โ2๐ โ๐ก
Dan vektor-vektor โโโโโโโ
๐ฅ (1) dan โโโโโโโ
๐ฅ (2) membentuk sebuah himpunan yang fundamental
dari solusi-solusinya. Perilaku dari solusi tersebut dapat lebih jelas dianalisa dari
phase-pale potrait yang merupakan gambar dari x1 terhadap x2 yang merupakan
fungsi waktu.
Menunjukkan perilaku dari solusi dan karakteristik perilaku solusi sepanjang vektor
sepanjang โโโโโโโ
๐ฃ (1) solusi menurun seperti e-t . Perilaku seperti ini yang mempunyai dua
nilai eigen rill yang berbeda tanda selalu akan membentuk perilaku sebuah saddle
โ3 โ2
Contoh 2. Selesaikanlah ๐ฅ = ( ) ๐ฅ.
โ2 โ2
Jawab. Kita sekali lagi mencoba solusinya dalam bentuk
๐ฅ = ๐ฃ e ฮปt ,
Yang memberikan masalah nilai eigen
โ3 โ ฮป โ2 ) ๐ฃ = 0 .
(
โ2 โ2 โ ฮป
Kita temukan nilai-nilai eigen dari determinan dari persamaan diatas, yakni
โ3 โ ฮป โ2 | = (โ3 โ ฮป)( โ2 โ ฮป) โ 2 = ฮป2 +5ฮป +4 = (ฮป + 4)(ฮป + 1) = 0.
|
โ2 โ2 โ ฮป
Jadi kita peroleh nilai-nilai eigen
ฮป = -4 dan ฮป = -1
Vektor-vektor eigennya dapat diketemukan dari persamaan diatas. Kita dapatkan
ฮป = โ4 : (
โ3 + 4 โ2 ) ๐ฃ = ( 1 โ2) (๐ฃ1) = 0
โ2 โ2 + 4 โ2 2 ๐ฃ2
yang akan memberikan v1 = โโ2 dan v2 = 1 sehingga eigen vaktornya
โโโโโโโโโโ 1
๐ฃ (โ1) = c1 ( )
โ2
Vaktor eigen yang kedua ditentukan dari bentuk
ฮป = -1 : (
โ3 + 1 โ2 ) ๐ฃ = (โ2 โ2 ) (๐ฃ1) = 0.
โ2 โ2 + 1 โ2 โ1 ๐ฃ2
Yang akan memberikan v1 =1 dan v2 =โ2 sehingga vektor eigennya
โโโโโโโโโโ 1
๐ฃ (โ1) = c2 ( )
โ2
Jadi solusi umumnya dapat dinyatakan sebagai
1
๐ฅ = c1 (โ2) e-4t + c2 ( ) e-t ,
1 โ2
Dimana konstanta c1 dan c2 ditentukan dari kondisi awalnya. Sehingga tidak seperti
dalam contoh terdahulu, dalam hal ini kedua nilai eigen-eigen rill dan negatif. Ini
akan menghasilkan titik node pada equilibrium di titik asal. Perilaku dari solusi
dapat dilihat pada gambar (5.3) . Seperti juga pada contoh sebelumnya bahwa nilai
egen dan vektor eigen memegang peranan penting dalam menentukan perilaku
phase-plane.
3.4 Akar - Akar Kompleks dan Berulang
3.4.1 Akar Kompleks
Definsi:
๐๐ฆ โฒโฒ + ๐๐ฆ โฒ + ๐๐ฆ = 0 (1)
Dimana a, b dan c adalah bilangan real.Pada bagian pengantar pada sistem
dan matriks kita menemukan bahwa jika kita mencari solusi dari bentuk ๐ฆ =
๐ ๐ , dimana r harus menjadi akar dari persamaan karakteristik
๐๐ 2 + ๐๐ + ๐ = 0 (2)
Jika akar r1 dan r2 adalah real dan berbeda, yang teradi saaat diskriminan
๐ 2 = 4๐๐ adaah ppositif, maka solusi umum dari persamaan (1) adalah
๐ก ๐ก
๐ฆ = ๐1 ๐ ๐ 1 + ๐2 ๐ ๐ 2 (3)
Misalkan sekarang bahwa ๐ 2 = 4๐๐ adalah negative. Kemudian akar
persamaan (2) adalah konjungsi bilangan kompleks, kita menunjukkan
dengan
๐1 = ๐ + ๐๐, ๐2 = ๐ โ ๐๐ (4)
Dimana ๐ dan ๐adalah bilangan real. Ekspresi yang sesuai untuk y adalah
๐ฆ1 (๐ก) = exp[(๐ + ๐๐)๐ก], ๐ฆ2 (๐ก) = exp[(๐ โ ๐๐)๐ก] (5)
Pertama โ tama di eksplorasi apa yang diamksud dengan ungkapan- ungkapan
ini. Yang melibatkan fungsi eksponensial untuk eksponen kompleks. Sebagai
contoh, jika ๐ = โ1, ๐ = 2, dan ๐ก = 3, maka dari persamaan (5)
๐ฆ1 (3) = ๐ โ3+6๐ (6)
Formula Euler: Untuk lebih memhami persamaan (5) diberikan definisi dari
fungsi eksponensial kompleks. Tentu saja, didefinisikan untuk mengurangi
ke fungsi eksponensial akrab nyata ketika eksponen nyata. Ada beberapa cara
untuk mencapai definisi ini dari fungsi eksponensial. Di sini kita
menggunakan metode yang didasarkan pada seri terbatas, alternative
diuraikann dalam soal. Ingat dari kalkulus bahw aderet Taylor untuk
๐ ๐ก tentang ๐ก = 0
๐ก๐
๐ ๐ก = โโ
๐=0 ๐! , โโ<๐ก <โ (7)
Dimana kit atelah memisahkan jumlah tersebut menjadi bagian โ bagian nyata
dan imajiner, memanfaatkan fakta bahwa ๐ 2 = โ1, ๐ 3 = โ๐, ๐ 4 = 1, dan
sebagainya. seri pertama dalam persamaan (8) justru deret Taylor untuk cos t
tentang t=0 dan yang kedua adalah deret Taylor utnuk sin t tentang t=0.
Dengan demikian kita memiliki
๐ ๐๐ก = cos ๐ก + ๐ sin ๐ก (9)
Persamaan (9) dikenal sebagai Rumus Euler dan sangat penting
hubungannya dengan matematika. Sementara derivasi persamaan (9)
didasarkan pada asumsi yang belum diverivikasi bahwa seri (7) dapat
digunakan umtuk kompleks serta nilai real dari variable independen,, dengan
menggunakan derivasi ini hanya untuk membuat persamaan (9) tampak lebih
mudah dipahami. Setiap kali kita menulis ๐ ๐ , ini berarti ekspresi dari sisi kana
persamaan (9). Ada beberapa variasi formula Euler yang perlu juga
diperhatikan. Jika kita mengganti t dengan โt dalam persamaan (9) dan ingat
bahwa cos (-t) = cos t dan sin(-t)= -sin t, maka didapatkan
๐ โ๐๐ก = cos ๐ก โ ๐ sin ๐ก (10)
Lebih lanjut, jika t diganti dengan ยตt dalam persamaan (9), maka kita
memperoleh versi umum dari Rumus Euler, yaitu:
๐ ๐๐๐ก = cos ๐๐ก + ๐ sin ๐๐ก (11)
Selanjutnya, kita ingin memperluasdefinisi dari fungsi eksponensial
komplekas ke dalam fungsi eksponen untuk (๐ + ๐๐)๐ก. Karena kita ingin sifat
biasa fungsi eksponensial untuk bertahan selama eksponen kompleks, agar
exp[(๐ + ๐๐)๐ก] memenuhi
๐ (๐+๐๐)๐ก = ๐ ๐๐ก ๐ ๐๐๐ก (12)
Kemudian, dengan menggantikan ๐ ๐๐๐ก dari persamaan (11), kita memperoleh
๐ (๐+๐๐)๐ก = ๐ ๐๐ก (๐๐๐ ๐๐ก + ๐ sin ๐๐ก)
= ๐ ๐๐ก ๐๐๐ ๐๐ก + ๐๐ ๐๐ก sin ๐๐ก (13)
Kita mengambil persamaan (13) sebagai definisi exp[(๐ + ๐๐)๐ก]. Nilai dari
fungsi eksponensial dengan eksponen kompleks yang real dan imajiner,
bagian yang diberikan oleh ketentuan di sisi kanan dari persamaan (13).
Perhatikan bahwa nyta dan bagian imajiner exp[(๐ + ๐๐)๐ก]disajikan
seluruhnya dalam hal yang nyata nilai fungsi. Misalnya , kuantitas dalam
persamaan (6) memiliki nilai
๐ โ3+6๐ = ๐ 3 cos 6 + ๐๐ โ3 6 โ
0.0478041 โ 0.0139113๐ (14)
Juga berlaku untuk nilai โ nilai kompleks r.
Solusi bernilai real. Fungsi ๐ฆ1 (๐ก)dan ๐ฆ2 (๐ก), yang diberikan oleh persamaan
(5) dan dengan makna yang diucapkan oelh persamaan (3),, merupakan solusi
dari persamaan (1) ketika akar persamaan karakteristiknya (2) adalah
bilangan kompleks ๐ ยฑ ๐๐. Sayangnya solusi y1 dan y2 merupakan fungsi
kompleks bernilai, sedangkan pada umumnya kita kan lebih suka untuk
memiliki real dihargai solusi, jika mungkin, karenapersamaan differensial
sendiri memiliki koefisien nyata. Solusi tersebut dapat ditemukan
sebagaimana konsekuensi dari
Teorema 3.4.1 yang menyatakan
Jika y1 dan y2 adalah solusi dari persamaan (1) maka setiap kombinasi linear
dari y1 dan y2 juga solusi.
Secara khusus mari kita membentuk jumlah dann kemudian perbedaan y1 dan
y2. Kami memiliki
๐ฆ1 (๐ก) + ๐ฆ2 (๐ก) = ๐ ๐๐ก (cos ๐๐ก + ๐ sin ๐๐ก) + ๐ ๐๐ก (cos ๐๐ก โ ๐ sin ๐๐ก)
= 2๐ ๐๐ก cos ๐๐ก
Dan
๐ฆ1 (๐ก) โ ๐ฆ2 (๐ก) = ๐ ๐๐ก (cos ๐๐ก + ๐ sin ๐๐ก) โ ๐ ๐๐ก (cos ๐๐ก โ ๐ sin ๐๐ก)
= 2๐๐ ๐๐ก sin ๐๐ก
Oleh karena itu, mengabaikan pengganda konstan 2 dan 2i, masing - masing
telah diperoleh sepasang solusi bernilai real
๐ข(๐ก) = ๐ ๐๐ก cos ๐๐ก , ๐ฃ(๐ก) = ๐ ๐๐ก sin ๐๐ก (15)
Amati u dann v hanya bagian real dan imajiner, masing โ masing y1. Dengan
perhitungan langsung dapat ditunjukkan bahwa Wronskian dari u dan v
adalah
๐(๐ข, ๐ฃ)(๐ก) = ๐๐ 2๐๐ก (16)
Dengan demikian, selama ๐ โ 0, Wronskian W tidak nol, jadi u dan v
membentuk dasar himpunan solusi. ( tentu saja jika ๐ = 0, maka akar adalah
nyata dan diskusi dalam bagiann tidak berlaku). Akibatnya,
Definisi
jika akar persamaankarakteristik yang bilangan kompleks ๐ยฑ
๐๐, dengan ฮผ โ 0, maka solusi umum dari persamaan (1) adalah
๐ฆ = ๐1 ๐ ๐๐ก cos ๐๐ก + ๐2 ๐ ๐๐ก sin ๐๐ก, (17)
Dimana c1 dan c2 adalah konstanata sembarang. Perhatikan bahwa solusi (17)
dapat ditulis segera seteh niai โ niai ๐ dan ๐ diketahui.
Contoh.
Tentukanlah solusi umum dari
๐ฆ โฒโฒ + ๐ฆ โฒ + ๐ฆ = 0 (18)
Persamaan karakteristiknya adalah
๐2 + ๐ + 1 = 0
Dan akarnya
1
โ1ยฑ(1โ4) โ2 1 โ3
๐= = โ2ยฑ๐
2 2
1 โ3
Jadi, ๐ = โ 2 dan ๐ = , sehingga solusi umum dari peramaa (18) adalah
2
๐ก ๐ก
๐ฆ = ๐1 ๐ โ โ2 cos (โ3๐กโ2) + ๐2 ๐ โ โ2 sin (โ3๐กโ2) (19)
Dan
๐๐ก ๐๐ก ๐๐ก
๐ ๐2
๐ฆ โฒโฒ = ๐ฃ โฒโฒ (๐ก)๐ โ2๐ โ ๐ ๐ฃ โฒ (๐ก)๐ โ2๐ + 4๐2 ๐ฃ(๐ก)๐ โ2๐ (15)
(16)
๐๐ก
Untuk membatalkan faktor exp (โ 2๐), adalah nol dan memenuhi
Karena W(y1,y2)(t) tidak boleh nol, solusi y1 dan y2 diberikan oleh persamaan
(19) adalah seperangkat dasar solusi. Selanjutnya, persamaan (18) adalah
solusi umum dari eprsamaan (1) ketika akar persamaan karakteristik adalah
sama. Dengan kata lain, ada satu solusi eksponensial sesuai dengan akar
berulang, sementara solusi kedua diperoleh dengan mengalikan solusi
eksponensial dengan t.
Definisi 1 :
Himpunan dari n penyelesaian yang bebas linear dari ๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก) dalam suatu interval I,
{ x1, x2, . . ., xn} disebut himpunan penyelesaian fundamental dalam I yang berkaitan dengan matriks
๐ฅ(๐ก) didefinisikan oleh
๐ฅ(๐ก) = [x1(t), x2(t), . . ., xn(t)]
Disebut sebagai matriks fundamental dari sistem ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ
Jika ๐ฅ(๐ก) adalah matriks fundamental dari (2), maka penyelesaian linear dari sistem
tersebut dapat ditulis ๐ฅ(๐ก) = ๐ฅ(๐ก)๐, dimana c =[c1, c2, . . ., xn]T
Misalkan x1(t), x2(t), . . ., xn(t) adalah penyelesaian dari ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam interval I,
dapat ditunjukkan bahwa jika W [x1, x2, . . ., xn] (t) โ 0 untuk suatu titik dalam I,
maka penyelesaian itu adalah bebas linear dalam I
Teorema 2 :
Jika x1(t), x2(t), . . ., xn(t) adalah penyelesaian yang bebas linear dari ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam interval I,
W [x1, x2, . . ., xn] (t) โ 0 maka untuk setiap titik dalam I.
Bukti :
Akan lebih mudah untuk menyatakan suatu pernyataan yang setara, jika
๐พ[๐๐ , ๐๐ , . . . , ๐๐ ](๐) = ๐ untuk suatu ๐ก0 dalam I., maka ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , . . . , ๐ฅ๐ adalah
bergantung secara linier. Jika ๐พ[๐๐ , ๐๐ , . . . , ๐๐ ](๐) = ๐, maka vector-vektor
๐ฅ1 (๐ก0 ) , . . . , ๐ฅ๐ (๐ก0) adalah bergantung linier dalam ๐
๐ . Jadi berakibat ada skalar
๐1 , ๐2 , . . . , ๐๐ tidak semuanya nol.
Sedemikian sehingga:
๐1 ๐ฅ1 (๐ก0 ) + ๐2 ๐ฅ2 (๐ก0 ), +. . . , +๐๐ ๐ฅ๐ (๐ก0 ) = 0 (3)
Misalkan:
๐ฅ1 (๐ก) = ๐1 ๐ฅ1 (๐ก) +. . . +๐๐ ๐ฅ๐ (๐ก) (4)
Dari (3) dan (4) serta teorema 2, yaitu ada penyelesaian yang tunggal untuk MNA
๐ฅ โฒ = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) ๐ฅ(๐ก0 ) = 0
Kita pasti punya penyelesaian ๐ฅ(๐ก) = 0 dan juga oleh karena ketunggalan
penyelesaian,
maka: ๐1 ๐ฅ1 (๐ก) +. . . +๐๐ ๐ฅ๐ (๐ก) = 0
yang tidak semua ๐๐ bernilai nol, ini memberikan kenyataan bahwa fungsi ๐ฅ1 , . . . , ๐ฅ๐
adalah bergantung linier dalam I.
jadi untuk mendapatkan apakah {๐ฅ1 (๐ก), ๐ฅ2 (๐ก), . . . , ๐ฅ๐ (๐ก)} bentuk himpunan
fundamental penyelesaian ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam interval I, dapat dihitung dari wronskian
untuk suatu titik ๐ก0 dalam I.
Jika ๐พ[๐๐ , ๐๐ , . . . , ๐๐ ](๐ก0 ) โ ๐, maka penyelesaian bebas linier dalam I, sebaiknya
jika ๐พ[๐๐ , ๐๐ , . . . , ๐๐ ](๐ก0 ) = ๐ maka penyelesaian nya adalah bergantung linier
dalam I.
Contoh:
0 ๐ 2๐ก 3๐ โ2๐ก
1. Diketahui: ๐ฅ1 (๐ก) = ( 0 ) , ๐ฅ2 (๐ก) = ( ๐ 2๐ก ), ๐ฅ3 (๐ก) = (โ3๐ โ2๐ก ) adalah
๐๐ก 3๐ 2๐ก ๐ โ2๐ก
himpunan fundamental dari penyelesaian system PD ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam
(โโ, โ), dimana
0 2 0
๐ด = [2 0 0]
1 2 1
Penyelesaian umum sisten linier nonhomogen merupakan jumlah
penyelesaian umum dari system homogeny yang berakitan dan penyelesiaan
partikulir system nonhomogen itu, seperti direbikan berikut ini:
Teorema 3:
Misalkan ๐๐ , ๐๐ , . . . , ๐๐ adalah penyelesaian yang bebas linier dari system PD homogen
๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) dalam I, dan misalkan x =๐ฅ๐ adalah penyelesaian pertikulir dari
system non homogen ๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) + ๐(๐ก) dalam I, maka setiap penyelesaian dari
๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) + ๐(๐ก)dalam I adalah ๐ฅ(๐ก) = ๐1 ๐ฅ1 (๐ก) +. . . +๐๐ ๐ฅ๐ (๐ก) + ๐ฅ๐
Bukti :
Jika ๐ฅ = ๐ฅ๐ adalah penyelesaian di ๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) + ๐(๐ก) dalam I, maka
diperoleh ๐ฅโฒ๐ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ๐ + ๐(๐ก) (5)
Sekarang misalkan ๐ฅ = ๐(๐ก) adalah penyelesaian lain dari system
๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) + ๐(๐ก) dalam I, maka
๐ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐(๐ก) + ๐(๐ก) (6)
โฒ
Dari (5) dan (6) didapatkan (๐ โ ๐ฅ๐ ) = ๐ด(๐ โ ๐ฅ๐ ),
Jadi fungsi vector ๐ฅ = ๐ โ ๐ฅ๐ adalah penyelesaian yang berkaitan dengan
system homogen ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam I. oleh karena ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , . . . , ๐ฅ๐ membangun
ruang penyelesaian dalam system, memberikan
๐ โ ๐ฅ๐ = ๐1 ๐ฅ1 +. . . +๐๐ ๐ฅ๐ , ๐1 , . . . , ๐๐ adalah scalar r
konsekuensinya ๐ = ๐1 ๐ฅ1 +. . . +๐๐ ๐ฅ๐ + ๐ฅ๐
Berdasarkan Teorema 3, yaitu penyelesaian system linier non homogeny
pertama harus dicari penyelesian umum dari system homogen yang terkait.
Selanjutnya, dikonsentrasikan lebih dahulu pembahasan penyelesaian dari
system homogen yang dilanjutkan pembahasan teknik memperoleh
penyelesaian partikulir dari system linier non homogen.
3.5.2 Penyelesaian system PD homogen
Perhatikan system homogen: ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ (7)
dimana An x n adalah matrik dengan elemen bilangan real konstan. Misalkan
๐ฅ = ๐ ๐๐ก ๐ฃ, ๐ = skalar (8)
๐ฃ = ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐
Adalah penyelesaian system PD (7) sehingga
๐ฅ โฒ = ๐ e๐ t ๐ฃ
karena ๐ฅ = e๐ t ๐ฃ adalah penyelesaian (7) jika dan hanya jika
๐e๐ t ๐ฃ = e๐ t ๐ด๐ฃ
hal ini mengakibatkan, jika dan hanya jika
ฮป๐ฃ = ๐ด๐ฃ
akan tetapi hal ini memberikan kenyataan ฮป haruslah nilai eigen dari yang berpautan
dengan vector eigen v.
konsekuensinya, dapat dibuktikan teorema berikut:
Teorema 4:
Misalkan An x n matriks dengan elemen real konstan dan ฮป nilai eigen dari A yang
berhubungan dengan vector eigen v. maka
๐ฅ(๐ก) = e๐ t ๐ฃ adalah penyelesaian dari system PD linier ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam suatu
intelval.
Sebagai catatan: nilai-nilai eigen ada tiga kemungkinan, pertama nilai-nilai eigen
real dan berbeda, yang kedua nilai eigen konjugate dan ketiga nilai eigen real namun
ada yang kembar.
3.5.3 Sistem linier dengan koefisien konstan homogen: Matriks koefisisen non
detective(tidak cacat)
Suatu matriks Koefisien dikatakan non detective jika diperoleh suatu nilai eigen
yang real berbeda atau konjugate kompleks atau diperoleh nilai eigen ada yang
kembar sebanyak m tapi diperoleh sejumlah m vector eigen pula. Sedangkan jika
diperoleh vector eigen yang kurang dari sejumlah nilai eigen yang kembar maka
dikatakan matriks koefisien defective.
Sebagai ilustrasi untuk matriks dengan koefisien non detective diberikan contoh-
contoh dibawah ini untuk suatu linier homogen.
๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ
dimana An x n matrisk dengan koefisien real dan konstan
contoh 1
Selesaikanlah ๐ฅ1 โฒ = 2๐ฅ1 + ๐ฅ2
๐ฅ2โฒ = โ3๐ฅ1 โ 2๐ฅ2 , dalam (โโ, โ)
Jawaban :
2 1
Sistem tersebut dapat ditulis dalam bentuk ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dengan ๐ด = [ ]
โ3 โ2
Nilai eigen diperoleh dari det(๐ด โ ๐ I) = 0
2โ๐ 1
| |=0
โ3 โ2 โ ๐
๐2 โ 4 + 3 = 0
๐ = ยฑ1
Untuk ๐ = 1 maka system PD yang terbentuk adalah
(๐ด โ ๐I)๐ฃ = 0
1 1 ๐ฃ1
( ) (๐ฃ ) = 0 ekuivalen dengan persamaan
โ3 โ3 2
1 1 ๐ฃ1
( )( ) = 0
0 0 ๐ฃ2
1
Maka penyelesaian system persamaan linier : ๐ฃ = ๐ ( )
โ1
1
Sehingga vector eigen yang terkait dengan ๐ = 1 adalah ๐ฃ = ( )
โ1
1
Jadi ๐ฅ1 (๐ก) = ๐ ๐ก ( ) adalah penyelesaian dari system PD
โ1
untuk ๐ = โ1, system PD nya adalah
3 1 ๐ฃ1 0
( ) (๐ฃ ) = ( )
โ3 โ1 2 0
3 1 ๐ฃ1
( )( ) = 0
0 0 ๐ฃ2
1
๐ฃ = ๐ ( )
โ3
Akibatnya penyelesaian yang kedua adalah
1
๐ฅ2 (๐ก) = ๐ ๐ก ( )
โ3
Selanjutnya wronskin dari penyelesaian itu adalah
๐ก
๐[๐ฅ1 , ๐ฅ2 ](๐ก) = ๐๐๐ก [ ๐ ๐ก ๐ โ๐ก ] = [ 1 1
] = โ2 โ 0, ๐ก โ ๐ผ
โ๐ โ3๐ โ๐ก โ1 โ3
akibatnya๐ฅ1 , ๐ฅ2 bebas linier dalam I, yang memberikan penyelesaian umum
dari PD diatas adalah
๐ฅ(๐ก) = ๐1 ๐ฅ1 + ๐2 ๐ฅ2
1 1
= ๐1 ๐ ๐ก [ ] + ๐2 ๐ โ๐ก [ ]
โ1 โ3
Secara umum untuk mendapatkan penyelesaian PD linier dari matriks An x n dengan
matriks koefisien konstan akan didapat n penyelesaian yang bebas linier. Kita telah
bahas contoh dengan nilai eigen dan vector eigen yang mana n buah penyelesaian
yang bebas linier yang diperoleh dari matriks A yang mempunyai n buah eigen
vector yang bebas linier. Hal yang sama jika nilai eigen dan vector eigen adalah
kompleks diperoleh dengan cara yang sama untuk mendapatkan penyelesaian dari
system yang nilai eigennya adalah real.
Teorema 5
Misalkan Anxn matrik dengan elemen real dan konstan. Jika A mempunyai
vektor eigen-vektor eigen ๐ฃ1, ,..., ๐ฃ๐ yang berkaitan dengan๐1, . . . , ๐2 (tak perlu
berbeda) maka fungsi vektor yang didefinisikan oleh
๐ฅ๐ = ๐ ๐๐๐ก ๐ฃ๐ , ๐ = 1,2, . . . , ๐
untuk semua t, adalah penyelesaian yang bebas linier dari dalam suatu interval.
Penyelesaian umum dari sistem PD ini adalah
๐ฅ(๐ก) = ๐1 ๐ฅ1 +. . . +๐๐ ๐ฅ๐
Bukti.
Kita sudah menunjukkan Dari teorema 4, bahwa setiap xk yang memenuhi x'
= Ax untuk semua t. Selanjutnya
๐[๐ฅ1 , ๐ฅ2 , . . . , ๐ฅ๐ ] = ๐ (๐1 +๐2 +. . .+๐๐ )๐ก
, det[๐ฃ1 , ๐ฃ2 , . . . , ๐ฃ๐ ] โ 0
(karena vektor eigen merupakan vektor yang bebas linier) dan karenanya
penyelesaian tersebut adalah bebas linier untuk suatu interval.
Untuk kasus ketika nilai eigen adalah konjugate komplek, penyelesaian sistem
x' = Ax yang berkaitan kasus tersebut, teorema 3 menjamin juga untuk yang
konjugate komplek.
Lemma 1 :
Misalkan u(t) dan v(t) menyatakan fungsi vektor yang bernilai real jika
๐ฅ(๐ก) = ๐ข(๐ก) ยฑ ๐๐ฃ(๐ก) adalah penyelesaian konjugate komplek dari x' = Ax,
maka x=u(t) dan x=v(t) adalah penyelesaian-penyelesaian yang bernilai real
dari x' = Ax
Bukti:
Misalkan ๐ฅ(๐ก) = ๐ข(๐ก) ยฑ ๐๐ฃ(๐ก) adalah penyelesaian dari x' = Ax, didapat
[๐ข(๐ก) ยฑ ๐๐ฃ(๐ก)]โฒ = ๐ด[๐ข(๐ก) ยฑ ๐๐ฃ(๐ก)]
menurut lemma 1, mengakibatkan dua penyelesaian yang bernilai real dari sistem x'
= Ax, diberikan oleh
yang mana himpunan semua penyelesaian yang bernilai real yang diapat adalah
bebas linier untuk suatu interval.
Teorema 6 :
Diberikan sistem PD linier ๐ฅโฒ = ๐ด๐ฅ, dimana A matriks dengan elemen konstan. Misalkan m
banyaknya nilai eigen yang kembar bernilai ฮป dan k adalah banyaknya vektor eigen yang bebas
linier yang berkaitan dengan ฮป, maka :
1. m = 2, k = 1. Ada dua penyelesaian bebas linier dari sistem ๐ฅโฒ = ๐ด๐ฅ yang diberikan oleh
๐ฅ1 = ๐ ฮปt (๐ฃ1 + ๐ก๐ฃ2 ).
๐ฃ0 adalah vektor eigen yang berkaitan dengan ฮป
๐ฃ1 ๐๐๐ ๐ฃ2 dberikan oleh (๐ด โ ฮปI)๐ฃ2 = 0
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ1 = ๐ฃ2
Contoh :
Selesaikan sistem PD ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dimana
0 1
1. A = [ ]
โ9 6
6 โ8 โ1
2. A = [ ] jika kondisi awal diberikan oleh ๐ผ(0) = [ ]
2 โ2 1
Penyelesaian :
0 1
1. A = [ ]
โ9 6
|๐ด โ ฮปI| = | โฮป 1
|
โ9 6 โ ฮป
0 = ฮป2 โ 6ฮป + 9
ฮป1,2 = 3
untuk ฮป = 3 diperoleh vektor eigen dari sistem linier
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ = 0
โ3 1
[ ] ๐ฃ = 0 โ ๐ฃ2 = 3๐ฃ1
โ9 3 0
1
โด ฬ
ฬ
ฬ
๐ฃ0 = ๐ ( )
3
1
Penyelesaian pertama : ๐ฅ1 = ๐ 3๐ก ( )
3
Sedangkan ๐ฃ1 diperoleh dari sistem linier (๐ด โ ฮปI)๐ฃ1 = ๐ฃ2 dengan
1
mengambil ๐ฃ2 = ๐ ( ) dan pilih ๐ = 1.
3
โ3 1 1
( )๐ฃ = ( )
โ9 3 1 3
โ3 1 1
( | ) โ โ3๐ฃ1 + ๐ฃ2 = 1 ๐๐ก๐๐ข ๐ฃ2 = 1 + 3๐ฃ1
0 00
0 0
Jadi ๐ฃ1 = ๐ ( ), untuk ๐ = 1 โ ๐ฃ1 = ( )
1 1
0 1
๐ฅ2 = ๐ 3t [( ) + ๐ก ( )]
1 3
1 0 1
PUPD : ๐ฅ = ๐1 ๐ 3t ( ) + ๐1 [( ) + ๐ก ( )] ๐ 3t
3 1 3
6 โ8
2. A = [ ]
2 โ2
|๐ด โ ฮปI| = |6 โ ฮป โ8
| = (ฮป โ 2)2
2 โ2 โ ฮป
Nilai eigen : ฮป1,2 = 2
2
Untuk ฮป = 2 diperoleh vektor eigen ๐ฃ0 = ๐ ( )
1
2
Penyelesaian pertama yang bebas linier adalah ๐ฅ1 = ๐ 2๐ก ( )
1
Penyelesaian kedua diperoleh dari vektor eigen dengan memasangkan ๐ฃ2 =
๐ฃ0
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ1 = ๐ฃ2 ,
4 โ8 2
( ) ๐ฃ1 = ( )
2 โ4 1
2๐ฃ1 โ 4๐ฃ2 = 1 โ 2๐ฃ1 = 1 + 4๐ฃ2
1
๐ฃ1 = ๐ ( โ2)
0
1 4
ambil ๐ = 2 โ vektor eigen ๐ฃ1 = ( ) untuk ๐ฃ0 โฒ = ( )
0 2
1 4
๐ฅ2 = ๐ 2t [( ) + ๐ก ( )]
0 2
2 1 + 4๐ก
๐ฅ = ๐1 ๐ 2t ( ) + ๐2 ๐ 2t [ ]
1 2๐ก
โ1
Untuk ๐ฅ(0) = [ ]
1
โ1 2 1
PUPD : [ ] = ๐1 [ ] + ๐2 [ ]
1 1 0
โ1
Sehingga ๐ฅ(0) = [ ] jika dan hanya jika ๐1 = 1 dan ๐2 = โ3
1
2 1 + 4๐ก โ(1 + 12๐ก)
PPPD : ๐ฅ(๐ก) = ๐ 2t ( ) โ 3๐ 2t [ ] = ๐ 2t [ ]
1 2๐ก 1 โ 6๐ก
Hal terakhir dari bagian ini adalah secara umum untuk kasus nilai
eigen yang mempunyai nilai kembar berorde tinggi diberikan teorema
berikut.
Teorema 7
Misalkan ฮป adalah nilai eigen dari Anxn yang kembar sebanyak m, dan
misalkan dimensi yang berkaitan dengan nilai eigen adalah k , maka ada m buah
penyelesaian yang bebas linier dari sistem PD ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ yang diberikan oleh :
1 ๐
๐ฅ๐+1 (๐ก) = ๐ ฮปt [๐๐(๐+1)โ + ๐ก๐๐(๐+1)โ +โฏ+ ๐ก ๐๐(๐+3)โ ]
2 2+1 ๐! 2
๐ = 0,1, . . . , ๐ โ ๐
Teorema 8
Jika sistem PD๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ mempunyai penyelesaian
1 2 1
๐ฅ = ๐ ฮปt [๐ฃ0 + ๐ก๐ฃ1 + ๐ก ๐ฃ2 + โฏ + ๐ก ๐ ๐ฃ๐ ]
2! ๐!
maka ๐ฃ0 , ๐ฃ1 , . . . , ๐ฃ๐ diberikan oleh
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ๐ = 0
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ๐โ1 = ๐ฃ๐
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ0 = ๐ฃ1
Definisi 1
Dengan setiap persamaan diferensial tak homogeny, ada satu pautan persamaan
diferensial homogen yang ditentukan oleh
โ๐๐=0 ๐๐ (๐ฅ)๐ฆ (๐) = 0 (3)
Definisi 2
Jika n fungsi-fungsi ๐ฆ1 , ๐ฆ2 , โฆ , ๐ฆ๐ membentuk system fundamental penyelesaian
untuk persamaan diferensial homogen (3), maka fungsi ๐ฆโ yang ditentukan oleh
๐ฆโ = ๐1 ๐ฆ1 + ๐2 ๐ฆ2 + โฏ + ๐๐ ๐ฆ๐ (4)
Dimana ๐๐ konstanta sebarang, disebut penyelesaian homogen.
Jika, dengan cara apapun, kita mendapatkan suatu fungsi yang memenuhi
persamaan (2), kita katakana fungsi itu sebagai fungsi khusus dari persamaan (2)
dan dinyatakan oleh ๐ฆ๐.
Teorema 1
Jika ๐ฆ1 , ๐ฆ2 , โฆ , ๐ฆ๐ membentuk sistem fundamental penyelesaian, dan jika yp suatu
penyelesaian khusus dari persamaan (2), maka penyelesaian umum dari
persamaan 2) ditulis dalam bentuk
๐ฆ = ๐ฆโ + ๐ฆ๐ = ๐1 ๐ฆ1 + ๐2 ๐ฆ2 + โฏ + ๐๐ ๐ฆ๐ + ๐ฆ๐ (5)
Contoh :
๐ฅ 2 4๐ฅ 23
๐ฆ๐ (๐ฅ) = โ โ โ
3 9 27
Maka, solusi umum adalah
๐ฅ 2 4๐ฅ 23
๐ฆ(๐ฅ) = ๐ฆ๐ (๐ฅ) + ๐ฆโ (๐ฅ) = โ โ โ + ๐1 ๐ ๐ฅ + ๐2 ๐ โ3๐ฅ .
3 9 27
2. Variasi Parameter
Seperti metode koefisien taktenta, metode variasi parameter, digunakan
untuk mencari penyelesaian khusus persamaan diferensial takhomogen
๐๐ (๐ฅ)๐ฆ (๐) + ๐๐โ1 (๐ฅ)๐ฆ (๐โ1) + โฏ + ๐1 (๐ฅ)๐ฆ โฒ + ๐0 (๐ฅ)๐ฆ = ๐(๐ฅ) (1)
Dengan fungsi ๐(๐ฅ) berbentuk ๐ฅ ๐ผ , ๐ ๐ฝ๐ฅ , ๐๐๐ ๐พ๐ฅ, sin ๐ฟ๐ฅ, atau kombinasinya.
Teorema 1
Jika ๐ฆ1 , ๐ฆ2 , โฆ , ๐ฆ๐ membentuk sistem fundamental untuk Persamaan (2), dan
jika fungsi-fungsi ๐ข1 , ๐ข2 , โฆ , ๐ข๐ memenuhi system persamaan
๐ฆ1 ๐ข1โฒ + ๐ฆ2 ๐ข2โฒ + โฏ + ๐ฆ๐ ๐ข๐โฒ = 0,
๐ฆ1 ๐ข1โฒ + ๐ฆ2 ๐ข2โฒ + โฏ + ๐ฆ๐ ๐ข๐โฒ = 0,
๐ฆ1 ๐ข1โฒ + ๐ฆ2 ๐ข2โฒ + โฏ + ๐ฆ๐ ๐ข๐โฒ = 0,
-
(3)
๐ฆ1 (๐โ2) ๐ข1โฒ + ๐ฆ2 (๐โ2) ๐ข2โฒ + โฏ + ๐ฆ๐ (๐โ2) ๐ข๐โฒ = 0
๐(๐ฅ)
๐ฆ1 (๐โ2) ๐ข1โฒ + ๐ฆ2 (๐โ2) ๐ข2โฒ + โฏ + ๐ฆ๐ (๐โ2) ๐ข๐โฒ = ๐
๐ (๐ฅ)
Teorema 2
Misalkan bahwa ๐ฆ1 , ๐ฆ2 , โฆ , ๐ฆ๐ membentuk sebuah himpunan fundamental
penyelesaian untuk persamaan
๐๐ (๐ฅ)๐ฆ (๐) + ๐๐โ1 (๐ฅ)๐ฆ (๐โ1) + โฏ + ๐1 (๐ฅ)๐ฆ โฒ + ๐0 (๐ฅ)๐ฆ = 0
Maka suatu penyelesaian khusus persamaan
๐๐ (๐ฅ)๐ฆ (๐) + ๐๐โ1 (๐ฅ)๐ฆ (๐โ1) + โฏ + ๐1 (๐ฅ)๐ฆ โฒ + ๐0 (๐ฅ)๐ฆ = ๐(๐ฅ)
Diberikan oleh
๐
๐(๐ฆ1 , โฆ , ๐ฆ๐ ; ๐ ) ๐(๐ฅ)
๐ฆ๐ (๐ฅ) = โ ๐ฆ๐ (๐ฅ) ๐๐
๐(๐ฆ1 , โฆ , ๐ฆ๐ ; ๐ ) ๐๐ (๐ฅ)
๐=1
0.
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial
๐ฆ" + ๐ฆ = csc ๐ฅ
Penyelesaian :
Penyelesaian homogen berbentuk ๐ฆโ = ๐1 sin ๐ฅ + ๐2 cos ๐ฅ . Fungsi-fungsi ๐ข1
dan ๐ข2 ditentukan dari sistem persamaan
sin ๐ฅ๐ข1โฒ + cos ๐ฅ๐ข2โฒ = 0
Jadi,
๐ข1โฒ = cos ๐ฅ csc ๐ฅ โ ๐ข1 = ๐๐|sin ๐ฅ|
๐ข2โฒ = โ1 โ ๐ข2 = โ๐ฅ
Maka diperoleh ๐ฆ๐ = [๐๐|sin ๐ฅ|] sin ๐ฅ + (โ๐ฅ) cos ๐ฅ, dan bentuk penyelesaian
umumnya
๐ฆ = ๐ฆโ + ๐ฆ๐ = [๐1 + ๐๐|sin ๐ฅ|] sin ๐ฅ + (๐2 โ ๐ฅ) cos ๐ฅ