Anda di halaman 1dari 6

MODUL I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Penginderaan Jarak Jauh


Penginderaan jauh adalah ilmu, seni dan teknik untuk mengumpulkan
informasi tentang obyek dan gejala dengan alat perekam tanpa kontak fisik
dengan obyek dan gejala tersebut. Alat perekam tersebut meliputi kamera,
detector inframerah, scanner, penerima frekuensi gelombang mikro dan sistem
radar (Bates dan Jackson, 1987: 560, Lillesand dan Kiefer, 1979).
Citra Penginderaan Jauh adalah citra atau gambaran rekaman suatu obyek
atau gejala hasil penginderaan jauh. Geologi Citra Penginderaan Jauh (foto)
adalah studi geologi dengan bantuan bantuan citra penginderaan jauh (foto).
Sedangkan interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan
atau citra dengan maksud mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya
obyek tersebut (Estes dan Simonett, 1975, lihat Sutanto 1986:7).
Di dalam mengidentifikasi (mengenali) obyek yang tergambar pada citra, ada
tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan yaitu deteksi, identifikasi dan analisis.
Deteksi ialah pangamatan atas adanya obyek. Identifikasi ialah upaya mencirikan
obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup Pada
tahap analisis dikumpulkan keterangan lebih lanjut (Lintz Jr. dan Simonett.
1976, lihat Sutanto 1935:7). Untuk menilai arti pentingnya obyek, diperlukan
bekal ilmu pengetahuan yang cukup memadai pada disiplin tertentu.
Citra atau citra penginderaan jauh adalah gambaran rekaman suatu obyek
biasanya berupa gambaran pada foto yang dibuatkan dengan cara optik, elektro–
optik, optik mekanik elektro pada umumnya. Ia digunakan bila radiasi
eletromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak
langsung direkam pada film (Simonett et al, 1983, lihat Sutanto 1986: 6).
Berdasarkan semua uraian di atas maka dapat didefenisikan bahwa
Interpretasi Citra untuk survei geologi adalah perbuatan mendeteksi,
mengidentifikasi dan menganalisis obyek pada permukaan bumi yang terekam
pada citra dengan tujuan mengetahui keadaan geologinya serta arti pentingnya
obyek tersebut.
Keadaan geologinya yang dapat diamati terutama keadaan geomorfologi
litologi dan struktur geologi. Dengan mengetahui keadaan geologi tersebut di atas
maka akan dapat diketahui pula keadaan geologi yang lain seperti stratigrafi
hidrogeologi, lingkungan geologi dan sebagainya.
Foto udara merupakan citra yang sudah lama digunakan dalam mempelajari
geologi. Oleh karena itu ilmu yang sudah lama berkembang adalah Foto geologi
(Photo geology) atau sering yang pula dengan Aerogeology.
Hasil interpretasi dari suatu citra adalah peta geologi dan laporannya. Peta
geologi adalah peta yang menyajikan :
a. Distribusi macam dan pelamparannya satuan batuan.
b. Umur atau urut-urutan pembentukan tiap satuan batuan yang disajikan dalam
keterangan atau legenda.
c. Elemen struktur geologi.
1. Jurus dan kemiringan lapisan batuan (lipatan)
2. Kekar
3. Sesar
d. Profil (penampang melintang) geologi.
Peta geologi yang menggunakan peta topografi bergaris sebagai peta dasar
keadaan geomorfologi juga diketahui pola yang kontur dan yang penyaluran.
Kadang-kadang peta geologi dibuat untuk tujuan khusus, misalnya :
 Untuk bidang Teknik Sipil peta geologi perlu disertai informasi mengenai sifat
teknik batuan dan tanah serta lokasi bahan bangunan Peta ini bisa disebut Peta
Geologi Teknik.
 Untuk perencanaan pengembangan wilayah peta geologi perlu disertai
informasi mengenai lokasi sumber daya mineral dan batuan serta informasi
mengenai lokasi daerah rentan bencana alam Peta ini biasa disebut Peta
Geologi Lingkungan.

PENGINDERAAN JARAK JAUH 2


1.2. Sistem Penginderaan Jarak Jauh
Penginderaan jauh dengan menggunakan tenaga matahari dinamakan
penginderaanjauh sistem pasif. Penginderaan jauh sistem pasif menggunakan
pancaran cahaya, hanya dapat beroperasi pada siang hari saat cuaca cerah.
Penginderaan jauh sistem pasif yang menggunakan tenaga pancaran tenaga
thermal, dapat beroperasi pada siang maupun malam hari.
Citra mudah pengenalannya pada saat perbedaan suhu antara tiap objek cukup
besar. Kelemahan penginderaan jauh sistem ini adalah resolusi spasialnya
semakin kasar karena panjang gelombangnya semakin besar.
Penginderaan jauh dengan menggunakan sumber tenaga buatan disebut
penginderaan jauh sistem aktif. Penginderaan sistem aktif sengaja dibuat dan
dipancarkan dari sensor yang kemudian dipantulkan kembali ke sensor tersebut
untuk direkam. Pada umumnya sistem ini menggunakan gelombang mikro, tapi
dapat juga menggunakan spektrum tampak, dengan sumber tenaga buatan berupa
laser.
Penginderaan jauh yang menggunakan Matahari sebagai tenaga alamiah
disebut penginderaan jauh sistem pasif, sedangkan yang menggunakan sumber
tenaga lain (buatan) disebut penginderaan jauh sistem aktif. Tenaga elektro
magnetik pada penginderaan jauh sistem pasif dan sistem aktif untuk sampai di
alat sensor dipengaruhi oleh atmosfer.
Atmosfer mempengaruhi tenaga elektromagnetik yaitu bersifat selektif
terhadap panjang gelombang, karena itu timbul istilah “Jendela atmosfer”, yaitu
bagian spectrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Adapun jendela
atmosfer yang sering digunakan dalam penginderaan jauh ialah spektrum tampak
yang memiliki panjang gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer.
Spektrum elektromagnetik merupakan spektrum yang sangat luas, hanya
sebagian kecil saja yang dapat digunakan dalam penginderaan jauh, itulah
sebabnya atmosfer disebut bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Hal ini
karena sebagian gelombang elektromagnetik mengalami hambatan, yang
disebabkan oleh butir – butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas.
Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan.

PENGINDERAAN JARAK JAUH 3


Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan jauh
Spektrum/saluran panjang gelombang. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
jumlah tenaga matahari untuk sampai kepermukaan bumi adalah:
a. Waktu (jam atau musim)
Faktor waktu berpengaruh terhadap banyak sedikitnya energi matahari untuk
sampaike bumi. Misalnya pada siang hari jumlah tenaga yang diterima lebih
banyak dibandingkan dengan pagi.
b. Lokasi
Lokasi ini erat kaitannya dengan posisinya terhadap lintang geografi dan
posisinya terhadap permukaan laut. Misalnya di daerah khatulistiwa jumlah
tenaga yang diterima lebih banyak dari pada daerah lintang tinggi.
c. Kondisi cuaca
Kondisi cuaca mempengaruhi adanya hambatan di atmosfer. Misalnya saat
cuaca berawan jumlah tenaga yang diterima lebih sedikit dari pada saat cuaca
cerah.

1.3. Pembagian Citra Penginderaan Jarak Jauh


Dalam interpretasi geologi yang biasa digunakan adalah:
1. Foto udara
2. Citra Landsat
3. Citra Ikonos
4. Citra Inframerah Thermal

1.3.1. Foto udara


Allum (1966: 4) menyebutkan bahwa untuk pekerjaan Geologi Teknik
yang baik digunakan adalah foto udara berskala 1 : 50.000, untuk pekerjaan
geologi rinci (detail) yang baik adalah foto udara berskala 1 : 20.000 dan
untuk pemetaan geologi regional digunakan foto udara berskala 1 : 40.000
atau yang lebih kecil.

PENGINDERAAN JARAK JAUH 4


1.3.2. Citra Landsat
Citra Landsat (Land satellite) berskala 1 : 250.000, 1 : 200.000 atau 1 :
100.000 digunakan untuk penjelajahan cepat di daerah yang luas.

1.4. Aplikasi Dalam Bidang Geologi


Penginderaan jarak jauh sangat bermanfaat dalam bidang geologi. Ilmu
penginderaan jarak jauh merupakan suatu awal dalam melakukan suatu kegiatan
explorasi pada suatu daerah. Penginderaan jarak jauh juga sangat membantu para
geologist dalam pengambilan data di lapangan, hal ini dikarenakan ilmu
penginderaan jarak jauh dapat memberikan hampir 50% data suatu daerah tanpa
langsung terjun kelapangan.
Dalam ilmu kebumian aplikasi pengindraan jarak jauh dapat dikategorikan
dalam beberapa kategori yaitu : Aplikasi untuk atmosfer, hidrosfer, litosfer-
geosfer, biosfer, lingkungan, kriosfer, dan sistem pengumpulan data.
Bidang bahasannya sangat bervariasi sesuai dengan disiplin ilmu kebumian
antara lain : archeology, kartografy, geology, (survey sumber daya mineral)
(perkotaaan, pertanian, survey tanah, kelembaban tanah dan evavotranspirasi,
prediksi hasil, infentarisasi hutan), teknik sipil (studi lokasi, sumber daya air)
study pantai (erosi perubahan garis pantai, batimentri, sedimentasi pemantauan
pencemaran. Oseanografi (suhu permukaan, geoid, topografi bawah permukaan,
angin, sirkulasi pemantauan pencemaran), meteorology (pelacakan sistem cuaca,
peramalan cuaca, pengukuran profil atsmosfer, klasifikasi awan).

PENGINDERAAN JARAK JAUH 5


DAFTAR PUSTAKA

http://penginderaanjarak.blogspot.co.id/.
https://skepticalinquirer.wordpress.com/2015/07/05/1645/.
PENUNTUN PRAKTIKUM GEOLOGI PENGINDRAAN JARAK JAUH,
disusun oleh Ir. Azhari Fitrah N. MT.
http://www.bpadjogja.info/public/article/120/a993f9ea56c9580ff07f271a12e7a62
b.pdf
https://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/06/citra-landsat/
https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/10/05/penginderaan-jauh-dan-
aplikasinya-2-aplikasi-penginderaan-jauh/
http://surveyor-surta.blogspot.co.id/2015/01/tugas-mapmgps-manfaat-inderaja-
disusun_15.html

PENGINDERAAN JARAK JAUH 6

Anda mungkin juga menyukai