Anda di halaman 1dari 13

1

ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS (BMC)


PADA PT. KONBIS INDO

Oleh:
Agesti Hasna E D34160005
M. Kemal Al Ashri D34160018
Digsen Afriadi D34169002

PT. KONBIS INDO


Malang
Indonesia
2019
2
3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Value Proposition (Proporsi Nilai) ........................................................... 2
B. Customer Segments (Segmen Pelanggan) ................................................ 3
C. Channels (Saluran) ................................................................................... 3
D. Customer Relationship (Hubungan Pelanggan) ....................................... 4
E. Revenue Stream (Arus Pendapatan) ......................................................... 4
F. Key Resources (Sumber Daya Utama) ..................................................... 6
G. Key Activities (Aktivitas Utama) ............................................................. 7
H. Key Partners (Mitra Utama) ..................................................................... 7
I. Cost Structure (Struktur Biaya) ................................................................ 7
PENUTUP ............................................................................................................... 9
Simpulan .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
4
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Subsektor peternakan dalam mewujudkan program pembangunan peternakan


secara operasional diawali dengan pembentukan atau penataan kawasan melalui
pendekatan sistem dan usaha agribisnis. Pembangunan kawasan agribisnis berbasis
peternakan merupakan salah satu alternatif program terobosan yang diharapkan
dapat menjawab tantangan dan tuntutan pembangunan peternakan yaitu
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Suyudi et al. 2016).
Menurut Rahardi dan Hartono (2006), kondisi peternakan saat ini masih
menghadapi berbagai tantangan antara lain keterbatasan modal, usaha belum
mencapai skala ekonomis, masih bersifat tradisional, penggunaan teknologi belum
dilaksanakan secara terpadu serta adanya persaingan global terhadap produk impor.
Petani ternak merupakan subjek dari peternakan, sehingga kemampuan dan
pengalaman beternak memegang peranan yang penting dalam hal kemajuan sebuah
peternakan. Namun disisi lain sebagian besar dari peternak di daerah hanya lulusan
sekolah dasar, ini menunjukkan kelemahan dari kualitas sumberdaya manusianya.
Menurut Nuhung (2003), bahwa pendidikan petani yang sebagian besar (lebih dari
80%) tidak tamat sekolah dasar merupakan salah satu masalah mendasar dalam
pembangunan bidang pertanian. Kondisi diatas menyebabkan usaha peternakan
yang digeluti sejumlah petani ternak mengalami kesulitan dalam mengembangkan
sayap usahanya.
Permasalahan umum yang muncul dari uraian tersebut melahirkan suatu
potensi bisnis untuk membantu para petani yang kesulitan dalam mengembangkan
bisnis dibidang peternakan mereka. PT. KonBis Indo merupakan salah perusahaan
penyedia layanan konsultasi bisnis dibidang peternakan untuk membantu para
peternak mengembangkan usaha mereka sehingga kesejahteraan para peternak
dapat dicapai dan program pemerintahan disektor peternakan dapat terealisasi pula.
Layanan konsultasi yang disediakan oleh PT. KonBis Indo bercermin pada
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berpegang teguh terhadap
kesejahteraan dan keberhasilan usaha pemakai layanan. Dalam menjalankan
usahanya, PT. KonBis Indo perlu menyusun Business Modal Canvas sebagai
gambaran singkat, padat dan jelas dari bentuk usaha yang akan dijalankan sehingga
seluruh pelaku sektor dalam bisnis ini dapat bergerak sesuai dengan jati diri
perusahaan dan mampu menikmati manfaat yang dari usaha ini tanpa ada satu pihak
pun yang merasa dirugikan.
Osterwalder dan Pigneur (2015) menyatakan bahwa Business Model Canvas
adalah sebuah model bisnis yang mampu menggambarkan secara sederhana
bagaimana suatu organisasi memberikan dan menangkap nilai dari aktivitas bisnis
yang dilakukan untuk menghasilkan uang. Melalui BMC, PT. KonBis Indo akan
2

melihat bisnis secara garis besar namun setiap elemen yang terkait dengan bisnis
akan terlihat lengkap dan rinci. Evaluasi terhadap masing-masing elemen akan
memudahkan analisis terhadap apa yang dirasa kurang tepat, dan pada akhirnya
perusahaan dapat mengambil langkah untuk mencapai tujuan bisnis.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan Business Modal Canvas PT. KonBis Indo adalah
memaparkan dan menjelaskan secara menyeluruh aktivitas bisnis yang akan
dilakukan sehingga para pelaku bisnis dapat menentukan arah gerak perusahaan dan
kebijakan perusahaan yang dikeluarkan sehingga memiliki keunggulan dalam
bersaing serta menyediakan ruang untuk mendukung kesejahteraan para pengguna
layanan PT. KonBis Indo.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Value Proposition (Proporsi Nilai)


Proporsisi nilai menggambarkan bagaimana customer dapat beralih dari
satu perusahaan ke perusahaan lain melalui produk atau layanan
yang ditawarkan oleh perusahaan berbeda dengan kompetitornya. Beberapa
elemen yang dapat memberikan kontribusi di dalam menciptakan suatu nilai
bagi customer antara lain newness, performance, customization, getting the job
done, design, brand/status, price, cost reduction, risk reduction, accessabilty dan
convenience/usability (Osterwalder et al. 2010). Value proposition adalah alasan
yang membuat pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Value
proposition dapat memecahkan masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan
pelanggan. Setiap value proposition terdiri dari gabungan produk atau jasa tertentu
yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik yang manfaatnya dapat
ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.
PT. Konbis Indo sebagai perusahaan yang berfokus pada bidang pelayanan
jasa konsultan, berusaha memberikan penawaran terbaik kepada konsumen. Dalam
hal ini terdapat beberapa hal yang menjadi fokus pelayan kami guna menigkatkan
kepuasan pelanggan kami. Di era perkembangan teknologi 4.0 yang sangat dinamis
dan fleksibel ini, kami menawarkan pelayanan berbasis digital, seperti cloud server
storage yang akan memudahkan konsumen dalam mengakses data perusahaan
dimana saja dan kapan saja serta dalam meningkatkan kerahasiaan perusahaan
karena menggunakan tingkat sekuritas terbaik dan membuat efisien data perusahaan
konsumen kami. Kemudian dalam meningkatkan kualitas konsumen, kami
menggaet mitra mitra kerja yang sudah berkompeten dalam masing masing bidang
3

keahlian nya yang sudah profesional serta agar dalam meningkat kepuasan melalui
pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan kami memberikan layanan
konsultasi yang sangat fleksibel, melalui tatap muka langsung di kantor ataupun via
video call online yang sebelumnya telah dibuat perjanjian sebelumnya. Sebagai
perusahaan yang fokus di bidang jasa, kami berusahaa memberikan harga yang
kompetitif dan sesuai kemampuan yang kami berikan. Konsumen dapat memilih
paket harga yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

B. Customer Segments (Segmen Pelanggan)


Segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar menjadi kelompok
customer yang berbeda berdasarkan kesamaan ciri dan kebutuhan yang akan
mengarahkan mereka di dalam menanggapi suatu produk yang ditawarkan dan
program pemasaran secara seragam (Mullin dan Walker 2010). Segmen pelanggan
menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau
atau dilayani oleh perusahanan. Pelanggan adalah inti dari setiap model bisnis.
Tanpa pelanggan (yang memberikan keuntungan), tidak ada satupun perusahaan
yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Dalam rangka memenuhi
kepuasan pelanggan, perusahaan mengelompokkan pelanggan-pelanggan ke
beberapa segmen yang berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, kesamaan
perilaku, dan lain-lain (Osterwalder dan Pigneur 2015). Model bisnis dapat
diterapkan dalam berbagai perusahaan baik kecil maupun besar. Suatu kelompok
pelanggan dapat disebut sebagai segmen pasar apabila:
1. Memerlukan pelayanan (value propositions) yang tersendiri karena
permasalahandan kebutuhan secara khusus.
2. Dicapai dan dilayani dengan saluran distribusi (channels) yang berbeda.
3. Perlu pendekatan (customer relationship) yang berbeda.
4. Memberikan profitabilitas yang berbeda.
5. Mempunyai kemampuan bayar yang berbeda sesuai dengan persepsi
terhadap nilai yang mereka terima.
Segmen pelanggan yang menjadi pangsa pasar dari PT. Konbis Indo adalah
pihak peternakan, instansi pemerintahan, perusahaan start up yang berfokus di
bidang peternakan. Fokus PT. Konbis Indo berada pada konsumen disektor
peternakan. Segmen pelanggang utama yang diharapkan oleh PT. KonBis Indo
adalah para peternak dari hulu hingga hilir yang ingin mengembangkan usaha atau
bisnis mereka.

C. Channels (Saluran)
Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua
kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemilikannya
dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai oleh
produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik
4

berpindahnya hak (penguasaan) hingga pemindahan barang maupun hanya


pemindahan hak kepemilikannya (Mahmudi et al. 2018).
Promosi dan pengembangan bisnis merupakan cara yang digunakan untuk
memberikan dan menawarkan value proposition yang dimiliki PT. KonBis
Indonesia kepada konsumen. Cara ini bisa bermacam-macam tergantung dari
segmen konsumen mana yang ingin kita tuju. Channels ini adalah salah satu hal
yang sangat perlu diperhatikan, karena jika tidak tepat kita tidak dapat mendapatkan
konsumen yang kita inginkan. Channels yang kami gunakan untuk menarik
konsumen adalah dengan memilih lokasi strategis bagi para calon pelanggan. Tiga
hal yang menjadi fokus kami yaitu awarness seperti melaui media iklan TV, Iklan,
dan mengikuti kegiatan pameran, indirect promotion melalui layanan call center,
dan media sosial serta direct promotion yaitu menggunakan fasilitas home center.

D. Customer Relationship (Hubungan Pelanggan)


Customer relationship adalah wadah untuk terus berhubungan dan semakin
mempererat hubungan dengan konsumen kami. Oleh karena itu, PT. Konbis Indo
berkomitmen dalam menjaga hubungan harmonis pada setiap konsumen. Terdapat
beberapa hal yang berusaha kami lakukan diantaranya sistem layanan konsumen
agar konsumen kami yang membutuhkan saran dan pertanyaan dapat segera
mendapatkan informasi atas pertanyaannya. Pelatihan tambahan dilakukan guna
meningkatkan kapasitas diri bagi para konsumen kami agar siap menghadapi dunia
bisnis, pelatihan yang diberikan dapat digolongkan menjadu dua jenis, yaitu
pelatihan yang bersifat general dan spesifik. Pelatihan general adalah pelatihan
ilmu-ilmu dasar yang menjadi kemampuan dasar sehingga wajib dimiliki bagi
setiap konsumen kami dan pelatihan spesifik adalah pelatihan yang berfokus pada
ranah bisnis yang konsumen kami kerjakan. Harga promo yang diberikan kepada
para konsumen setia kami dimaksudkan untuk membuat dan meningkatkan
kenyamanan konsumen serta kepercayaan konsumen sehingga konsumen mampu
menikmati sustainability dari pelayanan kami.

E. Revenue Stream (Arus Pendapatan)


Revenue streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-
masing segmen pasar atau dengan kata lain revenue streams adalah pemasukan
yang biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari
pelanggannya. Jika kepuasan pelanggan adalah jantung dari sebuah model bisnis,
maka revenue streams adalah pembuluh arterinya (Osterwalder dan Pigneur 2015).
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2009) Model bisnis dapat dibentuk dari dua
macam revenue streams, yaitu:
1. Pendapatan didapatkan dari satu kali transaksi.
2. Pendapatan yang didapatkan berulang kali yang dihasilkan dari pembayaran
berkelanjutan baik untuk memberikan value proposition kepada pelanggan
ataupun tidak menyediakan dukungan pasca pembelian.
5

Terdapat beberapa cara untuk mendapatkan revenue streams, yaitu:

1. Penjualan Aset (Asset Sale).


Pemahaman yang umum dari asset sale didapatkan dari penjualan produk
perusahaan yang berupa barang atau jasa. Pendapatan yang dihasilkan dari
penjualan aset sudah menjadi praktik bisnis yang lazim.

2. Biaya Pemakaian (Usage Fee)


Revenue stream ini didapatkan dari penggunaan jasa pelayanan. Apabila jasa
pelayanan yang digunakan semakin banyak maka pelanggan akan membayar lebih
mahal. Perusahaan-perusahaan dalam berbagai industri jasa akan mengutamakan
aliran pendapatan ini.

3. Biaya Langganan (Subscription Fees)


Revenue stream ini didapatkan dengan cara menyediakan pelayanan untuk
pembelian berkelanjutan dalam suatu periode tertentu. Misalnya, suatu perusahaan
memberikan member card kepada pelanggan yang loyal sehingga pelanggan dapat
menikmati fasilitas lebih dari perusahaan.

4. Sewa (Lending/ Renting/ Leasing)


Revenue stream ini didapatkan dari memperbolehkan seseorang untuk
mendapatkan hak eksklusif menggunakan aset perusahaan dalam periode waktu
tertentu. Kaidah dasar dari aliran pendapatan ini adalah adanya harta tetap (fixed
asset) yang berwujud secara fisik yang dimiliki oleh perusahaan, dan dapat
dimanfaatkan oleh pelanggannya sebagai kompensasi pembayaran sewa. Dalam hal
ini, pemberi pinjaman memiliki keuntungan yaitu dapat memperoleh pendapatan
berulang kali.

5. Lisensi (Licensing)
Revenue stream ini didapatkan dari pemberian pelanggan suatu ijin untuk
menggunakan hak kekayaan intelektual yang dilindungi secara hokum dengan
imbalan biaya lisensi. Lisensi memperbolehkan pemegang lisensi untuk
mendapatkan pendapatan tanpa harus membuat produk atau
mengkomersialisasikan jasa.

6. Biaya Komisi (Brokerage Fees)


Revenue stream ini didapatkan dari hasil pelayanan intermediasi antara dua
atau lebih pihak. Aliran pendapatan ini umumnya diperoleh dari perusahaan
maupun perorangan yang menerapkan model bisnis keagenan.
6

7. Iklan (Advertising)
Revenue stream ini didapatkan dari biaya yang dikeluarkan untuk periklanan
produk, jasa, ataupun brand. Pada umumnya, industri media dan event organizer
memiliki keuntungan yang besar pada periklanan.

8. Donasi (Donation)
Aliran pendapatan donasi ini tercipta dari penerimaan sejumlah uang ataupun
produk berwujud yang dapat dinilai dengan satuan uang dari individu ataupun
organisasi yang dikenal dengan sebutan “donor”, menggantikan terminologi umum
yang disebut dengan pelanggan.

Revenue streams yang dihasilkan dari PT. KonBis Indo adalah pendapatan
yang didapatkan berulang kali yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan baik
untuk memberikan value proposition kepada pelanggan ataupun tidak menyediakan
dukungan pasca pembelian. Hal tersebut didasarkan pada prinsip perusahaan
KonBis Indo yang menerima pembayaran secara bertahap sesuai dengan jasa
konsultasi yang dipilih oleh costumer. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan
pula pendapatan yang dihasilkan berasal dari satu kali tranksasi.
Salah satu cara untuk mendapatkan revenue streams pada PT. KonBis
Indonesia adalah melalui biaya pemakaian jasa konsultasi (Usage Fee). Usage fee
yang dihasilkan oleh PT. KonBis Indo akan semakin banyak apabila semakin
banyak pemakai yang menggunakan jasa pelayanan konsultasi. Ketersediaan
pilihan paket layanan konsultasi akan meningkatkan usage fee yang dibayarkan.
Semakin tinggi usage fee yang bayarkan maka pilihan pelayanan yang disediakan
akan semakin rinci dan lengkap.

F. Key Resources (Sumber Daya Utama)


Osterwalder dan Pigneur (2015) menyatakan bahwa key resources
menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis
dapat berfungsi. Setiap model bisnis memerlukan sumber daya utama. Sumber daya
utama ini membuat sebuah perusahaan dapat membentuk dan menawarkan value
propositions, mendapatkan pasar, mengawasi hubungan dengan segmen-segmen
pasar, dan mendapatkan penghasilan. Key resources dapat berupa benda fisik,
finansial, intelektual, maupun manusia. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2015)
Key resources dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Fasilitas (Physical)
Dalam kategori ini termasuk aset-aset fisik misalnya fasilitas pabrik,
bangunan, mesin dan peralatan, sistem, sistem penjualan, dan jaringan distribusi.

2. Intelektual (Intellectual)
Sumberdaya intelektual meliputi brands, pengetahuan, paten dan hak cipta,
partnerships, dan database pelanggan yang merupakan komponen yang penting
7

dalam membuat model bisnis yang kuat. Sumberdaya intelektual sangat sulit untuk
dibangun namun saat telah berhasil dibangun dapat memberikan nilai tambah yang
sangat bagus.

3. Manusia (Human)
Setiap bisnis memerlukan sumber daya manusia, namun manusia adalah aset
yang sangat penting dalam model bisnis.

4. Finansial (Financial)
Beberapa model bisnis membutuhkan sumberdaya finansial dan atau jaminan
finansial, misalnya uang tunai, kredit, kebutuhan-kebutuhan lain untuk memenuhi
kebutuhan sumberdaya perusahaan.

Sumber daya yang digunakan untuk membangun dan mengembangkan PT.


KonBis Indo adalah mitra kerja, sumber daya manusia, dan teknologi. Mitra kerja
yang digunakan adalah mitra kerja yang kompeten dibidangnya misalnya ahli susu,
ahli daging ataupun ahli lainnya. Sumber daya manusia yang dimaksud yaitu
karyawan-karyawan yang bekerja di PT. KonBis Indo, membantu dibagian
administrasi, marketing, dan pengecekan. Teknologi yang digunakan berguna
untuk membantu keberlangsungan hidup PT. Konbis Indo. Teknologi yang
digunakan banyak menunjang kegiatan pelayanan dan kegiatan bisnis yang akan
ditawarkan sesuai dengan value propositions yang mengedepankan teknologi 4.0.

G. Key Activities (Aktivitas Utama)


Aktivitas utama yang dilakukan agar PT. Konbis Indo yaitu melakukan
pelayanan konsultasi yang nyaman. Aktivitas lainnya yaitu pengecekan rutin demi
mencari solusi dari suatu permaslahan. Pemasaran selalu dilakukan untuk
menyebarluaskan informasi tentang keberadaan PT. Konbis Indo. Aktivitas terakhir
yaitu adanya pelatihan sebagai bentuk penyelesaian permasalahan.

H. Key Partners (Mitra Utama)


PT. Konbis Indo dibantu oleh banyak elemen. Elemen-elemen ini lebih
mengarah kepada terbentuknya wisata peternakan. Mitra kerja dari PT. Konbis Indo
diantaranya yaitu peternak yang ahli, konveksi, pengrajin souvenir, dinas
pariwisata, kementrian lingkungan hidup untuk pembukaan lahan, instansi
pemerintah, UMKM, dan wirausahawan yang bergerak dibidang makanan.

I. Cost Structure (Struktur Biaya)


Osterwalder dan Pigneur (2015) mengatakan bahwa ada dua macam model
bisnis Cost Structure yaitu berdasarkan biaya dan berdasarkan nilai tambah:
8

1. Cost-driven
Model bisnis cost-driven fokus pada minimisasi biaya dimanapun minimisasi
biaya dapat dilakukan. Pendekatan ini fokus pada pembuatan dan pengawasan
struktur biaya yang paling murah, menggunakan value propositions yang murah,
memaksimakan otomatisasi, dan outsourcing yang luas.

2. Value-driven
Beberapa perusahaan kurang peduli dengan biaya implikasi dari model bisnis
tertentu dan fokus pada pembentukan nilai tambah karena segmen pasar yang dituju
adalah segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga. Value proposition dan
tingkat layanan pribadi yang tinggi biasanya mencirikan model bisnis ini.

Osterwalder dan Pigneur (2015) Cost Structure memiliki beberapa


karakteristik, antara lain:

1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya tetap sama meskipun volume barang atau jasa yang
dihasilkan naik atau turun. Contohnya adalah gaji, sewa, dan fasilitas manufaktur
secara fisik. Beberapa bisnis seperti perusahaan manufaktur dicirikan oleh
tingginya proporsi biaya tetap.

2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi secara proporsional dengan volume
barang atau jasa yang dihasilkan. Beberapa bisnis seperti festival musik ditandai
dengan tingginya proporsi biaya variabel.

3. Skala Ekonomi
Skala ekonomi adalah keuntungan biaya karena outputnya bertambah. Perusahaan
yang lebih besar misalnya mendapatkan keuntungan dengan cara menurunkan
tingkat pembelian massal. Hal ini dan faktor-faktor lainnya menyebakan biaya rata-
rata per unit turun pada saat kenaikan output.

4. Economies of Scope
Struktur biaya yang mengandalkan economies of scale memanfaatkan volume

PT. Konbis Indo dalam menjalankan bisnisnya harus menghitung dan


menyiapkan sejumlah uang untuk biaya pengeluaran. Biaya pengeluaran meliputi
biaya penelitian, baik untuk penelitian tentang cara penyelesaian masalah atau
penggunaan teknologi. Selanjutnya biaya pemasaran, untuk menyebarluaskan
informasi tentang bisnis ini. Biaya lainnya yaitu gaji karyawan dan biaya
akomodasi yaitu biaya untuk dilakukannya pengecekan rutin dan pelayanan yang
dilakkan diluar kantor.
9

PENUTUP

Simpulan

PT. KonBis Indo merupakan salah satu perusahaan konsultasi bisnis berfokus
pada bidang peternakan. PT. KonBis Indo telah menyusun Business Modal Canvas
dengan terperinci dan sesuai yang ditujuankan. Value proposition yang ditawarkan
memiliki perbedaan besar dengan perusahaan serupa. PT. KonBis Indo
mengandalkan basis digital dengan key resources yang kompeten dibidangnya
dalam membantu para costumer segment untuk mengembangkan usaha atau bisnis
dan program mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Mahmudi H, Rizan M, Santoso B. 2018. Remodeling bisnis PT Sasakura Indonesia


dengan menggunakan Business Model Canvas (BMC). Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia. 9(2): 352-373.
Mullin JW, Walker. 2010. Marketing Management: A Strategic Decision Making
Approach.7th Ed. New York (US): Mc Graw Hill.
Nuhung I A. 2003. Membangun Pertanian Masa Depan. Semarang (ID): Aneka
Ilmu.
Osterwalder A, Pigneur Y. 2015. Business Model Generation. Jakarta (ID): PT Elex
Media Komputindo.
Osterwalder A et al. 2010. Business Model Generation. New York (US): John
Wiley & Sons Inc.
Osterwalder A, Pigneur Y. 2009. Business Model Generation: A Handbook for
Visionaries, Game Changers, and Challengers. Self-Published.
Rahardi F, Hartono R. 2006. Agribisnis Peternakan. Ed ke-10. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Suyudi, Nuryaman H, Erfan. 2016. Strategi dan model pengembangan usaha
peternakan sapi rancah. Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan. 1(2): 25-36.

Anda mungkin juga menyukai