Anda di halaman 1dari 11

Difusi Inovasi Pendidikan

“Agen Perubahan”
Dosen Pengampu: Retno Widyaningrum, S.Sos.MM.

Disusun oleh Tim 9:


Nasiffah alawiyah (1101618022)
Nurul azkiya (1101618017)
Ridwan Akbar (1101618030)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 4
Agen Perubahan sebagai Penghubung.................................................................................................. 4
Urutan Peran Agen Perubahan ............................................................................................................. 6
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Agen Perubahan ............................................ 8
SIMPULAN ............................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 11
PENDAHULUAN
Sering kita mendengar kata perubahan (change) terutama ketika kita membahas hal-hal
berkaitan dengan upaya organisasi memperbaharui diri dalam situasi mengahadapi perubahan di
lingkungan strategi organisasi, dan setiap perubahan memerlukan orang/individu yang menjadi
pemandu proses berjalannya perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi maupun dalam
masyarakat, guna mencapai tujuan sebagaimana diharapkan.
Pengertian agen perubahan (The Change Agent) adalah individu atau seseorang yang
bertugas mempengaruhi target/sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan sesuai
dengan arah yang dikehendakinya. Agen perubahan menghubungkan antara sumber perubahan
(Inovasi, Kebijakan Publik dll) dengan sistem masyarakat yang menjadi target perubahan. Dengan
demikian komunikasi adalah alat strategi bagi tercapainya suatu perubahan dalam organisasi
maupun sistem sosial dalam masyarakat.
Ada berbagai profesi yang mungkin akan menjadi agen perubahan yang efektif dalam
organisasi atau masyarakat seperti pekerja sosial, consultant, widyaiswara, penjual barang & jasa
(sales), pekerja kesehatan dan lain-lain. Dari berbagai profesi tersebut, dalam menjalankan
perannya sebagai agen perubahan dengan cara memfasilitasi proses menyampaikan Inovasi dari
sumber inovasi kepada para target dari inovasi itu.
Proses inovasi itu sendiri tak lepas kaitannya dengan pengusaha perubahan, agen
perubahan, dan masyarakat. Kemajemukan masyarakat akan berdampak pada kesenjangan antara
pengusaha perubahan dengan masyarakat. Kesenjangan tersebut yang dapat menghambat proses
difusi inovasi itu sendiri. Peran agen perubahan seperti jembatan antara pengusaha perubahan
dengan masyarakat dan seperti pelumas agar inovasi bisa berjalan dengan lancar. Inovasi bisa saja
terhambat bahkan gagal tanpa adanya agen perubahan. Agen perubahan mampu memperdayakan
sesama agar turut serta menikmati manfaat inovasi. Kedua kaki agen perubahan berpijak diantara
pengusaha perubahan dengan masyarakat. Agen perubahan sangat urgen peranannya dalam
inovasi. Karena itu perlu pembahasan lebih jauh mengenai agen perubahan itu sendiri.
PEMBAHASAN
Agen Perubahan sebagai Penghubung
Banyak perbedaan dalam memutuskan bersama definisi dari agen perubahan. Guru-guru,
para konsultan, dokter umum, agen perluasan agrikultural, pekerja pengembangan, dan sales. Dari
kesemua agen perubahan tersebut memberikan suatu hubungan komunikasi antara sebuah sistem
sumber dari beberapa yang serupa dan sistem klien. Salah satu peran utama dari agen perubahan
adalah memfasilitasi aliran/arus inovasi dari agen perubahan sampai kepada pendengar/audiens
dari klien. Agar tipe komunikasi ini dapat efektif, inovasi harus diseleksi/dipilih agar cocok/sesuai
dengan kebutuhan klien. Agar pertalian/hubungan dapat berjalan efektif, feedback/umpan balik
dari sistem klien harus mengalir/mengarah sampai agen perubahan kepada perwakilan perubahan
dengan begitu dapat diatur program yang cocok dengan kebutuhan klien.
Agen perubahan mungkin saja tidak dibutuhkan dalam difusi inovasi jika didalamnya tidak
terdapat kemasyarakatan dan perbedaan teknis antara agen perubahan (change agency) dan sistem
klien. Sistem agen (agency) perubahan biasanya terdiri/tersusun dari individu-individu yang
memiliki derajat/tingkat yang tinggi dalam menghargai suatu difusi yang sedang didifusikan; agen
perubahan secara personal mungkin dapat berupa Ph.D dalam bidang agrikultur, science, atau
bidang-bidang teknik lainnya.
Pemimpin mereka (agen perubahan) mengetahui bahwa sulit bagi mereka untuk
mengkomunikasikan secara langsung suatu inovasi dengan klien. Mereka berbeda (heterophily)
dalam sub-kebudayaan bahasa, status sosio-ekonomi, kepercayaan dan nilai-nilai. Jurang pemisah
heterophily ini dari kedua sisi antara agen perubahan membuat peran konflik dan masalah yang
pasti dalam komunikasi. Sebagai jembatan/penengah dua sistem berbeda, agen perubahan adalah
sebuah figur/bentuk yang marginal/terpinggirkan dalam masing-masing dari dua dunia.
Sebagai tambahan untuk menghadapi masalah marginalitas sosial; agen-agen sosial harus
berhadapan dengan masalah-masalah dari kelebihan informasi (information overload), kondisi
dari individu atau sistem dimana input komunikasi yang berlebihan tidak dapat diproses dan
dimanfaatkan/digunakan dapat menuju kerusakan. Banyaknya volume informasi mengenai inovasi
mengalir/berasal dari agen perubahan (change agency) mungkin dapat mengatasi kapasitas agen
perubahan untuk memilih pesan yang paling relevan untuk sistem klien. Dengan pemahaman akan
kebutuhan dari klien-klien, seorang agen perubahan dapat secara selektif mengubah mereka hanya
menjadi informasi yang relevan.
Setiap inovasi adalah perubahan sosial, tetapi setiap perubahan sosial belum tentu inovasi.
Everett M Rogers, agen perubahan (the chage agent) adalah orang yang bertugas mempengaruhi
klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pengusaha perubahan
(change agency). Pekerjaan ini mencakup berbagai macam pekerjaan seperti guru, konsultan,
penyuluh kesehatan, penyuluh pertanian dan sebagainya. Semua agen perubahan bertugas
membuat jalinan komunikasi antara pengusaha perubahan (sumber inovasi) dengan sistem klien
(sasaran inovasi). Dalam kenyataannya pengusaha perubahan biasanya didirikan oleh orang-orang
ahli atau berpendidikan tinggi dalam bidang inovasi yang sedang didifusikan (digabungkan),
misalnya Doktor dalam pertanian, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Oleh karena terdapat
perbedaan pengetahuan yang sangat jauh dari klien, maka terjadi hambatan komunikasi. Bahkan
mungkin antara pengusaha perubahan dengan klien bukan hanya heterophily dalam bidang teknik
tetapi juga dalam bidang sosial-ekonomi, adat-istiadat, kepercayaan, dan sikap.
Agen perubahan justru menjalin hubungan dengan dua sistem inferensial (yang dapat
disimpulkan) dengan kemungkinan keduanya heterophily yaitu hubungan dengan pengusaha
perubahan dan juga dengan sistem klien. Dalam kamus besar bahasa Indonesia heterophily
merupakan suatu keadaan gambaran derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi dalam proses
komunikasi yang berbeda-beda dalam sifati-sifat tertentu. Agen perubahan harus dapat mengatasi
situasi tersebut dengan cara mengadakan seleksi informasi disesuaikan dengan masalah dan
kebutuhan klien. Dengan memahami kebutuhan klien, agen klien dapat membatasi informasi yang
disampaikan kepada klien, hanya yang relevan dengan kebutuhan.
Urutan Peran Agen Perubahan
Dalam melaksanakan tugasnya agen perubahan mempunyai peran-peran. Ada tujuh peran
agen perubahan yang dapat diidentifikasi dalam proses mengenalkan sebuah inovasi kepada suatu
sistem klien.
1. Membangkitkan kebutuhan untuk berubah
Seorang agen perubahan awalnya sering membantu klien menjadi sadar akan kebutuhan
untuk merubah sikap/tingkah laku mereka. Dalam tujuan untuk memulai proses perubahan, agen
perubahan mengusulkan alternatif baru dari masalah yang terjadi, menguraikan dengan baik dan
jelas pentingnya masalah tersebut untuk diatasi, dan meyakinkan klien bahwa mereka mampu
untuk menghadapi masalah tersebut. Agen perubahan menilai kebutuhan klien sangat penting pada
tahap ini dan juga mencoba membantu klien untuk mendapat kebutuhan yang lebih baik.
2. Memantapkan hubungan pertukaran informasi
Ketika kebutuhan akan perubahan dibuat/diciptakan, seorang agen perubahan harus
mengembangkan hubungan dengan kliennya. Agen perubahan dapat meningkatkan hubungan
dengan klien dengan sikap dapat dipercaya (credible), kompeten, dan terpercaya (trustworthy) dan
juga empati terhadap kebutuhan dan masalah klien. Klien harus menerima agen perubahan
sebelum mereka akan menerima inovasi yang dipromosikannya. Inovasi dinilai pada dasar
bagaimana agen perubahan itu dirasakan oleh klien.
3. Mendiagnosa masalah yang dihadapi
Agen perubahan bertanggungjawab untuk menganalisis masalah para klien untuk
menentukan mengapa alternatif yang ada tidak cocok dengan kebutuhan mereka. Dalam menuju
kesimpulan analisis, agen perubahan harus melihat situasi dengan empatik dari sudut pandang
klien. Disini agen perubahan akan mencoba untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi klien
dan mencoba menemukan inovasi yang paling tepat. Agen perubahan melihat masalah dengan
kacamata klien, artinya kesimpulan diagnosa harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien,
bukan berdasarkan pandangan pribadi agen perubahan.
4. Membangkitkan kemauan klien untuk berubah
Setelah agen perubahan mengeksplorasi/menyelidiki bermacam-macam kesempatan dari
tindakan yang dapat mengantarkan klien mencapai tujuan mereka, agen perubahan mencari cara
agar mereka tertarik dengan inovasi. Namun, cara yang digunakan harus tetap berorientasi pada
klien, artinya berpusat pada kebutuhan klien jangan terlalu menonjolkan inovasi (tersirat).
5. Mewujudkan kemauan dalam perbuatan
Agen perubahan mencoba untuk mempengaruhi sikap klien dalam menyesuaikan
saran/rekomendasi berdasarkan kebutuhan para klien. Jaringan interpersonal mempengaruhi dari
pengamatan jarak dekat yang paling penting pada tahap persuasi dan keputusan dalam proses
pengambilan keputusan inovasi. Agen perubahan dapat secara efektif menstabilkan perilaku baru
di kalangan sistem klien melalui penguatan pesan kepada klien yang sudah mengadopsi.
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif kalau dilakukan antar teman yang dekat dan sangat
bermanfaat kalau dimanfaatkan pada tahap persuasi dan tahap keputusan inovasi. Oleh kerena itu
dalam hal tindakan agen perubahan yang paling tepat menggunakan pengaruh secara tidak
langsung, yaitu dapat menggunakan pemuka masyarakat agar mengaktifkan kegiatan kelompok
lain.
6. Menjaga kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak berkelanjutannya inovasi
Agen perubahan mungkin secara efektif menstabilkan tingkah laku baru sampai menguatkan
pesan kepada klien yang telah mengadopsi, dengan demikian seperti “membekukan” tingkah
laku/sikap baru dari klien. Bantuan ini diberikan ketika seorang klien sedang berada pada tahap
implementasi atau konfirmasi dalam proses keputusan inovasi.
7. Mengakhiri hubungan ketergantungan
Tujuan akhir dari agen perubahan adalah untuk mengembangkan sikap memperbaharui diri
(self-renewing) dalam bagian dari klien. Ketika perubahan telah terjadi pada klien dan dipandang
telah stabil, maka seorang agen perubahan harus dapat menarik dirinya untuk keluar dari urusan
dengan mengembangkan kemampuan klien untuk menjadi change agent bagi dirinya sendiri.
Dengan kata lain, change agent berusaha untuk merubah sistem klien dari posisi mempercayai
change agent menjadi mempercayai dirinya sendiri atau seseorang dari kalangan mereka sendiri.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Agen Perubahan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen perubahan, berkenaan
dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Usaha Agen Perubahan


Sebagai indikator untuk mengetahui kegigihan (besarnya) usaha agen perubahan
ialah: jumlah klien yang dihubungi untuk berkomunikasi, banyaknya waktu yang digunakan
untuk berpartisipasi di desa (tempat tinggal) klien dibandingkan dengan waktu di kantor
atau di rumah sendiri, banyaknya keaktifan yang dilakukan dalam proses difusi inovasi,
ketepatan memilih waktu untuk berkomunikasi dengan klien dan sebagainya. Makin banyak
jumlah klien yang dihubungi, makin banyak waktu yang digunakan di tempat tinggal klien,
makin banyak keaktifan yang dilakukan dalam proses difusi dan makin tepat agen
perubahan memilih waktu untuk berkomunikasi dengan klien, dikatakan makin gigih atau
makin besar usaha klien untuk kontak dengan klien. Dari berbagai bukti dirumuskan
generalisasi bahwa Keberhasilan agen perubahan berhubungan positif dengan besarnya
usaha mengadakan kontak dengan klien.
2. Pengusaha Perubahan Versus Orientasi pada klien
Sebagaimana telah kita ketahui posisi agen perubahan berada ditengah-tengah antara
pengusaha perubahanan dan sistem klien. Agen perubahan harus
mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada pengusaha perubahanan, tetapi dilain
pihak ia juga harus bekerja bersama dan untuk memenuhi kepentingan klien. Agen
perubahan akan mengalami kesukaran jika apa yang diminta oleh pengusaha perubahan
tidak sesusai dengan kebutuhan klien. Namun demikian agen perubahan akan berhasil
melaksanakan tugasnya jika ia mampu untuk mengambil kebijakan dengan lebih
berorientasi pada klien. Agen perubahan harus menunjukan keakraban dengan klien,
memperhatikan kebutuhan klien, sehingga memperoleh kepercayaan yang tinggi dari klien.
Dengan dasar hubungan yang baik itu agen perubahan dapat mengambil kebijakan
menyesuaikan kebutuhan klien dengan kemauan pengusaha Perubahanan. Tetapi jika agen
perubahan tidak berorientasi pada pengusaha perubahanan, maka akan dianggap lawan
oleh klien dan sama sekali tidak dapat mengadakan kontak atau komunikasi. Dari berbagai
bukti hasil pengamatan dan penelitian dirumuskan generalisasi (9-2) “Keberhasilan agen
perubahan berhubungan positif dengan orientasi pada klien dari pada orientasi pada
pengusaha perubahanan”.
3. Sesuai dengan kebutuhan klien
Salah satu tugas agen perubahan yang sangat penting dan sukar melaksanakannya
ialah mendiagnosa kebutuhan klien. Banyak terbukti usaha difusi inovasi gagal karena tidak
mendasarkan kebutuhan klien, tetapi lebih mengutamakan pada target inovasi sesuai
kehendak pengusaha perubahanan. Sebagai contoh, disebuah desa suku Indian, mendapat
dana dari pemerintah untuk membangun irigasi agar dapat meningkatkan hasil
pertaniannya. Tetapi sangat dibutuhkan orang di desa itu tendon air untuk minum, karena
mereka harus berjalan sejauh 3 km untuk mendapatkan air sungai. Maka akhirnya penduduk
membangun waduk air bukan di sawah tetapi didekat desa dan menggunakan air itu untuk
minum bukan untuk irigasi. (Rogers, 1983, hal 320).
Dari berbagai bukti itu, dirumuskan generalisasi (9-3) “Keberhasilan agen perubahan
berhubungan positif dengan kesesuaian program difusi dengan kebutuhan klien”.
4. Empati dari Agen Perubahan
Seperti telah kita ketahui bahwa empati akan mempengaruhi efektifitas komunikasi.
Komunikasi yang efektif akan mempercepat diterimanya inovasi. Generalisasi (9-4)
“Keberhasilan agen perubahan berhubungan positif dengan empatik terhadapat klien”.
Perlu diperhatikan bahwa makin banyak perbedaan antara agen perubahan dengan
klien makin sukar agen perubahan menunjukan empatik. Untuk mengatasi hal ini biasanya
diadakan pemilihan calon agen perubahan dipilihkan orang yang mempunyai latar belakang
kehidupan sesuai dengan klien dimana agen perubahan akan bekerja.
SIMPULAN
Setiap inovasi adalah perubahan sosial, tetapi setiap perubahan sosial belum tentu inovasi.
Everett M Rogers, Agen perubahan (the chage agent) adalah orang yang bertugas mempengaruhi
klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pengusaha
perubahanan (change agency). Peran agen perubahan seperti jembatan antara pengusaha
perubahan dengan masyarakat dan seperti pelumas agar inovasi bisa berjalan dengan lancar.
Inovasi bisa saja terhambat bahkan gagal tanpa adanya agen perubahan. Proaktif dan outstanding
result, itulah seharusnya agen perubahan. Orang yang proaktif adalah orang yang memiliki
kepekaan dan inisiatif yang tinggi terhadap sesuatu masalah. Asal hal tersebut mengacu kepada
kebenaran dan kemajuan. Pribadi yang bisa bekerja melebihi target yang ditetapkan. Itulah pribadi
yang outstanding result. Kedua kaki agen perubahan berpijak diantara pengusaha perubahan
dengan masyarakat.

Seorang agen perubahan adalah seorang individu yang mempengaruhi keputusan inovasi
klien yang arah dianggap diinginkan oleh agen perubahan. Perubahan agen menghadapi dua
masalah utama: (1) keterpinggiran sosial mereka, karena posisi mereka berada di tengah-tengah
antara agen perubahan dan sistem klien, dan (2) informasi yang berlebihan, keadaan seseorang
atau suatu sistern di mana input komunikasi berlebihan tidak dapat diproses dan digunakan,
menyebabkan kerusakan. Tujuh peran agen perubahan adalah:

(1) Membangkitkan kebutuhan untuk berubah


(2) Memantapkan hubungan pertukaran informasi
(3) Mendiagnosa masalah yang dihadapi
(4) Membangkitkan kemauan klien untuk berubah
(5) Mewujudkan kemauan dalam perbuatan
(6) Menjaga kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak berkelanjutannya inovasi
(7) Mengakhiri hubungan ketergantungan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi agen perubahan, yaitu sebagai berikut:


1. Usaha Agen Perubahan
2. Pengusaha Perubahan Versus Orientasi pada klien
3. Sesuai dengan kebutuhan klien
4. Empati dari Agen Perubahan
5. Homophily dengan klien
6. Kontak agen perubahan dengan klien yang berstatus lebih rendah
7. Pembantu para-profesional
8. Kepercayaan klien terhadap agen perubahan (credibility)
9. Profesional semu
10. Pemimpin opini
11. Kemampuan klien untuk menilai inovasi

DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim. (1988). Inovasi pendidikan. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Rogers, E. M. (1983). Diffusion of innovation. New York: The Free Press.
Sadida, D. (2011). Agen perubahan. Diakses pada tanggal 25 Maret 2014 pukul 10.40
melalui http://sadidadalila.wordpress.com/2011/05/22/agen-perubahan/

Anda mungkin juga menyukai