Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PEMBUATAN PREPARAT SQUASH

AKAR BAWANG Allium cepa

DISUSUN OLEH:

Kelompok VI

Hanum Wulandari 18304241029

Gilang Sinata Era Yudha 18304241037

Khusnul Mutohharoh 18304241049

Erni Widiastuti 18304249005

Nabilah Zatil Afifah 18304244004

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
PEMBUATAN PREPARAT SQUASH

A. TUJUAN
Membuat preparat untuk mengamati pembelahan mitosis pada akar bawang
Allium cepa dan menghitung jumlah kromosomnya.
B. METODE
1. Alat dan Bahan
Dalam praktikum ini alat yang kami gunakan adalah gelas benda dan
penutupnya, kuas, cawan petri, botol sampel, mikroskop, pemanas (heater), lemari
pendingin, gunting, tusuk sate atau lidi dan peralatan gelas. Untuk bahan kami
menggunakan ujung akar Allium cepa, pewarna acetocarmin, larutan AAG, dan
alcohol.
2. Cara Kerja
Pertama bawang ditanam dalam medium air menggunakan gelas plastik dan
ditusuk menggunakan lidi atau tusuk sate (Gambar 1). Setelah tumbuh akar (kira-
kira 2-3 hari jika bawang sudah benar-benar kering dan bagus untuk ditanam)
(Gambar 2), akar tersebut digunting dan difiksasi dengan cara dimasukkan ke
dalam larutan AAG dan alcohol kemudian didiamkan dalam lemari pendingin
selama 12-24 jam (Gambar 3). Setelah itu, air rendaman fiksasi tersebut dibuang
dan diganti dengan larutan AAG 45% sampai akar terendam semua (Gambar 4).
Kemudian akar dipanaskan menggunakan heater selama 5-10 menit (Gambar 5).
Setelah panas, air tersebut kembali dibuang (Gambar 6) dan diganti dengan
pewarna Acetocarmin dan kembali direndam kira-kira 5-10 menit (Gambar 7).
Setelah direndam, salah satu akar bawang diambil (Gambar 8-9) lalu diletakkan di
gelas objek dan ditambahkan sedikit air kemudian ditutup dengan gelas penutup
(Gambar 10). Jika objek sudah lunak maka objek akan hancur dengan sendirinya
ketika sudah ditutup dengan gelas penutup. Jika belum hancur, dihancurkan
menggunakan ujung kuas yang tumpul lalu dicek di bawah mikroskop (Gambar
11).

Gambar 1. Bawang Gambar 2. Bawang Gambar 3. Akar bawang hasil


ditusuk dengan lidi telah tubuh akar fiksasi didiamkan dalam lemari
pendingin
Gambar 4. Akar direndam Gambar 5. Akar dipanaskan Gambar 6. Air hasil
dengan larutan AAG 45% menggunakan heater pemanasan dibuang

Gambar 7. Akar direndam Gambar 8. Pengambilan Gambar 9. Pengambilan


dengan pewarna Acetocarmin akar akar

Gambar 10. Akar ditaruh pada Gambar 11. Preparat akar


gelas benda hendak diamati pada mikroskop

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum yang berjudul pembuatan preparat squash akar bawang Allium cepa
yang telah dilakukan pada hari Selasa, 29 Oktober 2019 didapatkan hasil bahwa pada
penanaman bawang yang dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 08.00 WIB, terlihat semua
fase pada pembelahan mitosis, yaitu fase interfase, profase, metafase, anafase dan juga
telofase. Pada penanaman bawang yang dilakukan pada jam 08.00 WIB ini fase yang paling
sering muncul adalah interfase dan juga profase.

Gambar 12. Hasil pengamatan fase mitosis akar bawang merah (waktu tanam pukul 08.00 WIB)
dari kiri ke kanan yaitu interfase, profase, metafase, anaphase, dan telofase.
Pada penanaman bawang yang dilakukan pada pukul 09.00 WIB yaitu ditemukan
semua fase pembelahan mitosis pada penanaman bawang di jam tersebut, yaitu terdapat fase
interfase, profase metafase, anafase dan juga telofase. Sedangkan fase pembelahan mitosis
yang paling sering muncul adalah profase.

Gambar 13. Hasil pengamatan fase mitosis akar bawang merah (waktu tanam pukul 09.00 WIB)
dari kiri ke kanan yaitu interfase, profase, metaphase, anaphase, dan telofase.

Pada penanaman bawang yang dilakukan pada pukul 12.00 WIB, yaitu dengan
mengamati akarnya dengan metode squash ditemukan semua fase pada pembelahan mitosis,
yaitu interfase, profase, metafase, anafase dan juga telofase. Dan sedangkan fase yang sering
terlihat pada pengamatan ini yaitu profase.

Gambar 14. Hasil pengamatan fase mitosis akar bawang merah (waktu tanam pukul 12.00 WIB)
dari kiri ke kanan yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase.

Pada penanaman bawang yang dilakukan pada pukul 15.00 WIB yaitu dengan
mengamati pertumbuhan akarnya dengan menggunakan metode squash yaitu ditemukan fase
pembelahan mitosis, yaitu sebagai berikut hanya ditemukan profase, interfase dan juga
telofase. Dari ketiga fase yang ditemukan tersebut, fase yang sering ditemukan atau fase yang
paling dominan adalah interfase.

Gambar 15. Hasil pengamatan fase mitosis akar bawang merah ( waktu tanam pukul 15.00 WIB)
dari kiri ke kanan yaitu interfase, profase, dan telofase

Pada penanaman bawang yang dilakukan pada pukul 16.00 WIB yaitu dengan
mengamati pertumbuhan akarnya dengan menggunakan metode squash yaitu ditemukan fase
pembelahan mitosis, yaitu sebagai berikut yaitu profase, anafase dan juga metafase. Dan fase
yang sering terlihat pada pengamatan ini adalah profase.
Gambar 16. Hasil pengamatan fase mitosis akar bawang merah ( waktu tanam pukul 16.00 WIB)
dari kiri ke kanan yaitu profase, anaphase, dan telofase

Pada penanaman bawang yang dilakukan pada pukul 20.00 WIB yaitu dengan
mengamati pertumbuhan akarnya dengan menggunakan metode squash yaitu ditemukan fase
pembelahan mitosis yaitu hanya interfase dan juga profase saja. Sedangkan fase yang sering
muncul adalah interfase.

Gambar 17. Hasil pengamatan fase mitosis akar bawang merah ( waktu tanam pukul 20.00 WIB)
dari kiri ke kanan yaitu interfase dan profase

Pada setiap pengamatan yang dilakukan, kebanyakan fase yang terlihat dalam
pengamatan tersebut adalah profase dan interfase, hal ini menunjukkan bahwa pembelahan
yang terjadi pada pengamatan tersebut terjadi dengan baik dan pada setiap pengamatan
ditemukan fase yang berbeda-beda (Ratnawati, 2019), serta ditemukan pula fase yang tidak
lengkap pada pengamatan tersebut. Hal itu disebabkan karena persebaran yang terjadi pada
pembelahan tersebut tidak rata sehingga tidak semua pembelahan terlihat.

Pembelahan mitosis sel menurun ditunjukkan dengan jumlah sel-sel dalam tahap
profase menurun. Fase-fase mitosis Allium menunjukkan bahwa indeks mitosis meningkat
saat jumlah sel dalam profase menurun dan metafase meningkat (Abidin, 2014). Sesuai
dengan pengamatan yang telah dilakukan, aktivitas pembelahan sel yang paling aktif yaitu
pada pagi hari yaitu pukul 08.00-12.00 karena pada jam tersebut, tahap pembelahan yang
ditemukan yaitu lengkap mulai dari tahap interfase sampai tahap telofase (Abidin, 2014).
D. KESIMPULAN
Proses pembuatan preparat untuk mengamati pembelahan mitosis pada akar
bawang Allium cepa dengan metode squash yaitu diawali dengan penumbuhan akar
bawang dengan cara merendam bagian bawah bawang di dalam air selama 24 jam atau
lebih, kemudian akar yang telah tumbuh diambil bagian ±1cm yang kemudian difiksasi
dengan larutan AAG dan alkohol selama 12 jam atau lebih. Setelah itu rendaman akar
diganti dengan larutan AAG 45% yang kemudian dipanaskan dan diwarnai dengan
Acetocarmin. Setelah proses pewarnaan, bagian paling ujung dari akar diambil dan
diletakan pada gelas benda dan ditekan perlahan untuk menghasilkan preparat yang dapat
diamati dibawah mikroskop.

.E. DISKUSI

1. Apakah semua fase pembelahan mitosis (interfase, profase, metafase, anafase dan
telophase) dapat diamati ?
Jawab : Tidak, semua fase pembelahan mitosis hanya dapat diamati pada preparat
akar bawang merah dengan waktu tanam pukul 08.00 WIB, 09.00 WIB, dan 12.00
WIB. Sedangkan pada preparat akar bawang merah dengan waktu tanam pukul
15.00 WIB dan 16.00 WIB hanya 3 fase yang dapat diamati, serta pukul 20.00
WIB hanya 2 fase yang dapat diamati.
2. Sel-sel pada fase apakah yang paling banyak dijumpai pada pengamatan ?
Jawab : Fase yang paling banyak dijumpai pada pengamatan adalah fase interfase
dan profase.

F. DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Achmad Zainal. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan Media
Pembelajaran Preparat Mitosis. Jurnal. Vol.3. No.3. Agustus 2014.

Ratnawati, dkk. 2019. Diktat Petunjuk Praktikum Mikroteknik Jurusan Pendidikan


Biologi. Yogyakarta : FMIPA UNY.

Anda mungkin juga menyukai