Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Aritha (2013) kehamilan merupakan proses pembuahan

(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang

bayi. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39 sampai

40 minggu. Selama proses kehamilan akan terjadi berbagai perubahan fisiologis

baik pada ibu maupun pada janin dalam kandungan yang berkembang seiring

dengan bertambahnya usia kehamilan. Keadaan fisiologis ini sewaktu-waktu akan

berubah menjadi patologis apabila tidak dilakukan pengawasan yang tepat selama

kehamilan yang nantinya akan menyebabkan masalah, baik dalam kehamilan,

persalinan dan nifasnya, serta dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi

(Manuaba, 2006).

World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat 216 kematian

ibu setiap 100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan

tahun 2015. Jumlah total kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000 kematian

di seluruh dunia. Sedangkan di negara berkembang mencapai 239/100.000

kelahiran hidup, 20 kali lebih tinggi dibandingkan negara maju. Negara

berkembang menyumbang sekitar 90 % atau 302.000 dari seluruh total kematian

ibu yang diperkirakan terjadi pada tahun 2015. Indonesia termasuk salah satu

negara berkembang sebagai penyumbang tertinggi angka kematian ibu di dunia.

1
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2015 tergolong masih

cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain yaitu mencapai 305/100.00

kelahiran hidup, jika dibandingkan dengan AKI tahun 2014 sebesar 359/100.000

kelahiran hidup, jauh menurun jika dilihat dari jumlahnya dan masih jauh dari

target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 (70/100.000 kelahiran

hidup)(Kemenkes RI,2016).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo (2014), angka

kematian ibu di Provinsi Gorontalo dari kurun waktu 2010 hingga 2014

mengalami fluktuasi yakni sebanyak 40 ibu mati (177/100.000 KLH) di tahun

2010. Selanjutnya pada tahun 2011 meningkat sebanyak 49 ibu mati

(249.7/100.000 KLH), tahun 2012 turun menjadi 48 ibu (243.3/100.000 KLH),

hingga tahun 2013 meningkat lagi menjadi 52 ibu mati (251.7/100.000 KLH).

Sedangkan di tahun 2014 angka ini mengalami penurunan yakni sebanyak 39

kematian ibu (194.7/100.000 KLH). Dari data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

tahun 2014 didapatkan bahwa Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo

menempati peringkat pertama dan kedua dengan jumlah kematian ibu sebanyak

15 dan 8 ibu.

Kematian Ibu sebenarnya dapat dicegah dengan melaksanakan

pemeriksaan kehamilan minimal empat kali secara teratur sesuai pedoman

pemeriksaan kehamilan (WHO, 2007 : C-64). Ibu hamil di anjurkan untuk

melakukan pengawasan antenatal sedikitnya sebanyak 4 kali, yaitu satu kali pada

trimester I, satu kali pada trimester ke II, dan dua kali pada trimester III. Asuhan

Antenatal care (ANC) adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak

2
konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan. Tenaga kesehatan, khususnya bidan

akan menggunakan pendekatan yang berpusat pada ibu dalam memberikan asuhan

kepada ibu dan keluarganya dengan berbagai informasi untuk memudahkannya

membuat pilihan tentang asuhan yang ia terima (Marmi, 2011).

Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari

cakupan pelayanan antenatal. Peningkatan pelayanan kesehatan antenatal

dipengaruhi oleh pemanfaatan pengguna pelayanan antenatal. Kurangnya

cakupan kunjungan kehamilan ibu hamil disebabkan oleh keluarga tidak

mengetahui perlunya pemeriksaan kehamilan, kurangnya pengetahuan, mereka

hanya mengandalkan cara-cara tradisional,dan sikap ibu hamil tentang kunjungan

kehamilan sehingga ibu hamil dan keluarga tidak mengerti pentingnya keteraturan

pemeriksaan kehamilan, sulitnya transportasi berdampak terhadap pelayanan

kesehatan Antenatal care (ANC) (Prawirohardjo, 2005).

Faktor lainnya yang menjadi penyebab ibu hamil tidak memeriksakan

kehamilannya, diantaranya ketidak-tahuan ibu akan pentingnya periksa hamil,

sikap ibu hamil yang tidak peduli dengan kehamilannya atau belum adanya

perilaku sehat pada diri ibu dan keluarga (Siti Komariyah Medan, 2013).

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,

penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni : indera penglihatan,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga.

3
Adapun dampak apabila tidak melakukan kunjungan Antenatal Care yaitu

tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan pada ibu, kelainan fisik yang

terjadi pada saat persalinan tidak dapat terdeteksi secara dini, meningkatnya angka

mortalitas (jumlah/frekuensi kematian) dan morbiditas (kesakitan) pada ibu

(Saifudin, 2005).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 2018 didua Puskesmas

yakni Puskesmas Pilohayanga Kabupaten Gorontalo dan Puskesmas Kota Selatan

Kota Gorontalo didapatkan bahwa data jumlah ibu hamil yaitu masing-masing di

Puskesmas Pilohayanga berjumlah 60 ibu hamil dan di Puskesmas Kota Selatan

Berjumlah 469 ibu hamil.Selain mengumpulkan data peneliti juga melakukan

wawancara singkat didua puskesmas tersebut. Pada wawancara awal yang

dilakukan di Puskesmas Pilohoyanga pada 3 orang ibu hamil didapatkan bahwa

ketiga ibu hamil tersebut kurang mengetahui manfaat pemeriksaan kehamilan

serta kurang mengetahui minimal jumlah pemeriksaan kehamilan selama 9 bulan.

Sedangkan diwilayah kerja Puskesmas Kota Selatan didapatkan bahwa hanya 1

diantara 3 ibu hamil yang mengetahui manfaat pemeriksaan kehamilan serta

mengetahui minimal jumlah pemeriksaan kehamilan selama 9 bulan. Dari data

tersebut dapat diketahui bahwa ada perbedaan pengetahuan ibu hamil mengenai

pemeriksaan kehamilan dimana, di Puskesmas Pilohoyanga Kabupaten Gorontalo

pengetahuan ibu hamil lebih rendah dari pada pengetahuan ibu hamil di

Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang “Perbandingan Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kunjungan

4
Pemeriksaan Kehamilan DiWilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Pilohayanga dan

DiWilayah Kerja Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo” .

1.2 Identifikasi Masalah

1. Di Provinsi Gorontalo angka kematian ibu (AKI) tahun 2010 hingga 2014

mengalami fluktuasi yakni sebanyak 40 ibu mati (177/100.000KLH) di tahun

2010, pada tahun 2011 meningkat sebanyak 49 ibu mati (249.7/100.000 KLH),

tahun 2012 turun menjadi 48 ibu (243.3/100.000 KLH), hingga tahun

2013meningkat lagi menjadi 52 ibu mati (251.7/100.000 KLH), tahun 2014

menjadi sebanyak 39 kematian ibu (194.7/100.000 KLH).

2. Kematian ibu dapat dicegah dengan melaksanakan pemeriksaan kehamilan

sebanyak empat kali secara teratur dalam pengawasan antenatal care.

3. Faktor yang menjadi penyebab ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya

selama pelayanan antenatal care, salah satunya adalah kurang pengetahuan atau

ketidak-tahuan ibu akan pentingnya memeriksakan kehamilan.

1.3 Rumusan Masalah

Apakah ada “Perbandingan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang

kunjungan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja puskesmas kota selatan dan di

wilahayah kerja puskesmas pilohayanga” ?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi dan menganalisis perbandingan gambaran pengetahuan

ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja puskesmas

kota selatan dan di wilahayah kerja puskesmas pilohayanga ?

5
1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan

pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja puskesmas kota selatan dan di wilahayah

kerja puskesmas pilohayanga ?

1.5 Manfaat penelitian

1. Bagi Puskesmas

Diharapkan agar menjadi bahan rujukan dan tambahan referensi bagi

puskesmas untuk mengembangkan mutu pelayanan khususnya tentang tentang

pengetahuan ibu hamil pada kunjungan pemeriksaan kehamilan.

2. Bagi petugas kesehatan

Dapat dijadikan rujukan dalam memberikan informasi kepada ibu hamil

tentangkunjungan pemeriksaan kehamilan.

3. Bagi penelitian lain

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti mengenai pengetahuan ibu

hamil pada kunjngan pemeriksaan kehamilan.

6
BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan didefinisikan secara berbeda-beda oleh beberapa ahli, namun

pada prinsipnya memiliki inti yang sama. Wiknjosastro (2009), mendefinisikan

kehamilan sebagai suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma dan

ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal

adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT).

Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)

kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada

saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu

membentuk sel yang akan tumbuh.

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi

pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,

tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau

sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014).

Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari

konsepsi sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam dan

triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan. Faktor resiko pada ibu

hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak dan beberapa faktor

biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko

kesakitan dan kematian pada ibu hamil.

7
2.2.2 Tanda dan Gejala Awal Kehamilan
Tanda-Tanda Kehamilan Tanda-tanda kehamilan menurut (Hani, 2010).
yaitu:
1. Tanda tidak pasti hamil terdiri dari: Amenorea (berhentinya menstruasi),

Mual (nausea), muntah (emesis), Ngidam (menginginkan makanan tertentu),

Payudara tegang, Sering miksi , Konstipasi atau obstipasi.

Amenorhoe dapat muncul akibat gangguan endokrin : kelemahan dan

keletihan dapat merupakan tanda anemia atau infeksi ; dan mual dan muntah dapat

disebabkan oleh gangguan pada saluran cerna atau alergi. menandakan

kemungkinan kehamilan. Pada wanita sehat dengan haid teratur gejala ini sangat

penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Kadang - kadang

amenorhoe ini disebabkan oleh hal - hal lain diantaranya akibat menderita

penyakit TBC, typhus, anemia atau karena pengaruh psikis. Selain Nausea (Mual)

dan Emesis (muntah). Nausea terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan

sampai akhir triwulan pertama dan kadang - kadang disertai oleh muntah. Pada

umumnya, nausea sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini

lazim disebut morning sickness dalam batas tertentu, keadaan ini masih fisiologis,

namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan

disebut dengan hiperemesis gravidarum. Saat hamil, wanita akan merasakan hal

yang lain seperti menginginkan makanan atau minuman tertentu, hal tersebut akan

sering terjadi pada bulan - bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya

usia kehamilan. Mamae atau disebut dengan Payudara. Keadaan ini menjadi

tegang dan membesar, mamae tersebut disebabkan oleh pengaruh esterogen dan

progesteron yang merangsang duktus dan alveoli pada mamae sehingga glandula

8
montglomerynya tampak lebih jelas. Adapun pada saat Sering Miksi. Pada bulan

pertama, kehamilan ini tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan

kedua, umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari

rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin

mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing,

Sehingga Sering buang air kecil ini keadaannya akan terjadi kandung kencing.

Untuk Pigmentasi kulit, beberapa diantaranya Areola mamae ini menjadi lebih

hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Sedangkan daerah leher

menjadi lebih hitam dan linea alba. Keadaan ini pada pigmentasi kulit terjadi

pada kehamilan 12 minggu ke atas. Kadang – kadang tampak deposit pigmen

yang berlebihan pada pipi, hidung, dan dahi yang dikenal dengan kloasma

gravidarum (topeng kehamilan) menurut (Sulistyawati, 2009.

2. Tanda kemungkinan hamil adalah tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh

pemeriksa. Bila digabung dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda

kemungkinan memberi dugaan kuat adaanya kehamilan. Tanda-tanda objektif

meliputi pembesaran rahim, kontraksi Braxton Hicks dan souffle, ballottement,

dan hasil tes kehamilan yang positif.

3. Tanda pasti hamil Tanda pasti hamil meliputi:

a. Mendengar bunyi jantung janin dan desiran funik (dorongan darah janin

melalui tali pusat). Denyut jantung janin dapat didengar selambatnya pada minggu

kesepuluh dengan detektor nadi ultrasonografi janin, pada minggu ke-17 sudah

bisa didengar melalui stetoskop. Denyut jantung janin terdengar seperti detak

cepat jarum jam, berdenyut 120-160 kali per menit. Desiran funik jarang didengar,

9
secara alamiah denyut terdengar bersamaan dengan denyut janin tetapi memiliki

pantulan, bunyi berdesis.

b. Merasakan bagian-bagian janin. Bagian janinpaling cepat teraba pada minggu

kelima, tetapi biasanya baru teraba kemudian.

c. Melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau Skeleton janin pada gambaran

X-ray. USG telah berhasil dengan baik menentukan embrio paling cepat minggu

keenam. Skeleton janin diperlihatkan oleh X-ray paling cepat minggu ke-12.

d. Merasakan gerakan janin. Terkadang pada bulan keempat ibu mersakan

gerakan janin. Untuk menjadi tanda positif, gerakan ini harus dirasakan dan

ditentukan oleh pemeriksa.

e. Mencatat elektrokardiogram janin direkam dengan cara meletakkan elektroda

pada abdomen ibu. Pengamatan ini memberikan informasi berkelanjutan tentang

janin.

2.2.3 Proses Kehamilan

Menurut Manuaba (2010) proses kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari:

1) Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh hormon yang

kompleks.

2) Migrasi spermatozoa dan ovum

Ovum yang telah dilepaskan ditangkap oleh fimbrae, setelah itu ovum yang

tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus. Sebagian spermatozoa

10
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba.

Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita hidup selama tiga hari.

3) Konsepsi dan pertumbuhan zigot

Pertemuan inti ovum dan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi

dan membentuk zigot.

4) Nidasi pada uterus

Proses penanaman blastula yang disebut nidasi atau implantasi terjadi pada

hari ke-6 sampai ke-7 setelah konsepsi.

5) Pembentukan plasenta

Pada Blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga

bagian dari blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium.

Sel trofoblas menghancurkan edometrium sampai terjadi pembentukan plasenta

yang berasal dari vili korealis.

6) Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

2.2.4 Klasifikasi Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2011) Kehamilan diklasifikasikan dalam 3

trimester, yaitu:

1) Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu).

2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).

3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).

11
2.2 Antenatal Care (ANC)

2.2.1 Definisi

Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu

hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan

normal (Padila, 2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke

bidan atau dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk

mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Padila, 2014).

2.2.2 Standar Antenatal Care

Standar Kualitas Pelayanan Antenatal Standar kualitas pelayanan antenatal

yang diberikan kepada ibu hamil yaitu penimbangan berat badan dan pengukuran

tinggi badan, pengukuran tekanan darah, lingkar lengan atas (LiLA). Selain itu

dilakukan juga pengukuran tinggi fundus uteri, hitung denyut jantung janin (DJJ),

tentukan presentasi janin untuk memperkirakan usia kehamilan dan kesehatan

janin. Untuk mendukung kesehatan ibu dan janin diberikan juga imunisasi

Tetanus Toxoid (TT), pemberian tablet tambah darah/tablet besi (Fe), serta

pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, dan temu wicara

efektif (Kemenkes, 2013).

2.2.3 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan

Menurut Salmah (2005) tujuan pemeriksaan kehamilan adalah :

1. Mengkaji tingkat kesehatan dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap

dan melakukan uji skrining yang tepat.

12
2. Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisasi, nilai darah,

pertumbuhan dan perembangan janin yang digunakan sebagai standart untuk

perbandingan sesuai dengan kemajuan kehamilan.

3. Mengindentifikasi faktor resiko dengan mendapat riwayat detail dengan

kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta

keluarga.

4. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan

mendiskusikan adanya kekuatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan

kehamilan yang lalu, persalinan kelahiran atau puerperium.

5. Memberi anjuran kesehatan masyarakat dan upaya mempertahankan

kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan janinnya.

6. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra

dalam asuhan.

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan pelaksanaan Antenatal

care (ANC).

Pemeriksaan kehamilan dipengaruhi berbagai faktor seperti pengetahuan,

pendidikan, dukungan, usia dan paritas (Sarwono, 2007).

1. Pengetahuan

Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya

pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan

kehamilannya pada petugas kesehatan. Menurut Sobur (2005)

pengetahuan adalah hasil uapaya manusia dalam mencari kebenaran

tentang sesuatu, melalui suatu penelitian dengan berbagai persyaratan,

13
yang disusun secara sistematis, sehingga dapat dipelajari, disebarluaskan,

dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia.

2. Sosial budaya

Sosial budaya adalah hal-hal yang komplek yang mencakup pengetahuan,

kepercayaan, moral, hukum, adat-istiadat, kemampuan-kemampuan, serta

kebiasaan berevolusi dimuka bumi ini sehingga hasil karya, karsa dan

cipta dari masyarakat. Masyarakat kurang menyadari bahwa kurang

mengetahui beberapa tradisi dan sosial budaya yang bertentangan dari

segi kesehatan dimana hal ini tentunya berkaitan atau tidak terlepas dari

suatu pendidikan.

3. Ekonomi

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi

rendah keluarga rendah tidak mampu untu menyediakan dana bagi

pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan

tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energy dan protein (KEK)

hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan

kebutuhan energy dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.

4. Lingkungan

Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi

dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak

mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan

kehamilannya merupakan yang menghambat keteraturan kunjungan ibu

hamil memeriksakan kehamilannya. Perubahan sosial budaya terdiri dari

14
nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat

yang lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan

akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh

masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.

Tatanan budaya mempengaruhi dalam keputusan ibu hamil memeriksakan

kehamilan pada tenaga kesehatan.

5. Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan,

ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal

ini karena transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil.

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Definisi

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan itu terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan bersifat langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Pengetahuan merupakan tahap awal dalam adopsi perilaku baru

sebelum terbentuknya sikap terhadap objek baru yang dihadapinya (Notoatmodjo,

2010).

2.3.2 Cara Memperoleh Pengetahuan

15
Cara Memperoleh Pengetahuan (Notoatmodjo, 2010) Dari berbagai

macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan menjadi dua, yakni :

a.Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah

1) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara memperoleh kebenaran non

ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh

pengetahuan adalah melalui cara coba. coba atau dengan kata yang lebih

dikenal “trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam

waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan

sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh

mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam

memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak

jasanya, terutama dalam meletakan dasar-dasar mennemukan teoriteori

dalam berbagai cabang iilmu pengetahuan.

2) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah

penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926.

3) Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari,

banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh

orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau

tidak kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional

saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Para pemegang

otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu

16
pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam

penemuan pengetahuan.

4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik,

demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

karena itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa yang lalu.

5) Cara Akal Sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti

nasihat orang tuanya,atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman

fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit.

Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi

teori atau kebenaan, bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun

bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan

hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh

banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

6) Kebenaran Melalui Wahhyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu

kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

17
harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang

bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

7) Kebenaran secara Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat

sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran

atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya

karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang

sisitematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi

atau suara hati atau bisikan hati saja.

8) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat

manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia

telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui

induksi maupun deduksi.

9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-

pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. Proses berpikir

induksi berasal dari hasil pengamatan indra atau halhal yang nyata, maka

dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada

hal-hal yang abstrak.

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan pernyataan umum

yang ke khusus. Aristoteles (384-322SM) mengembangkan cara berpikir

18
deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme

merupakan suatu bentuk deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap

benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada

semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

b. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research

methodology). Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon

(1561-1626). Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang

diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yakni :

1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat

dilakukan pengamatan.

2) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

3) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang

berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

2.3.3 Tingkat pengetahuan

Menurut Kholid dan Notoadmodjo (2012) Tingkat Pengetahuan tedapat 6

tingkat pengetahuan, yaitu:

19
1) Tahu (Know) Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (Comprehension) Memahami adalah suatu kemampuan untuk

menjelaskan tentang suatu objek yang diketahui dan diinterpretasikan secara

benar.

3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk

mempraktekkan materi yang sudah dipelajari pada kondisi real

(sebenarnya).

4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau

menjelaskan suatu objek atau materi tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya.

5) Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan menghubungkan

bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.3.4 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang mempengaruhi

pengetahuan meliputi:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau

kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan (Budiman & Riyanto, 2013). Semakin tinggi

20
pendidikan seseorang maka semakin capat menerima dan memahami suatu

informasi sehingga pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi

(Sriningsih, 2011). Selain itu Menurut Notoatmodjo (2010) Faktor

pendidikan Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan

semakin mudah untuk menerima informasi tentang obyek atau yang

berkaitan dengan pengetahuan. Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari

informasi yang disampaikan oleh orang tua, guru, dan media masa.

Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, pendidikan

merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan

untuk pengembangan diri. Semakin tinggi tingkat 12 pendidikan seseorang,

maka akan semakin mudah untuk menerima, serta mengembangkan

pengetahuan dan teknologi menurut Notoatmodjo (2010).

2) Informasi/ Media Massa

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu. 11 Informasi diperoleh dari pendidikan

formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Semakin

berkembangnya teknologi menyediakan bermacam-macam media massa

sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat. Informasi

mempengaruhi pengetahuan seseorang jika sering mendapatkan informasi

tentang suatu pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan

21
wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi

tidak akan menambah pengetahuan dan wawasannya.

3) Sosial, Budaya dan Ekonomi Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan

tanpa penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk akan menambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga akan

menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu

sehingga status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Seseorang yang mempunyai sosial budaya yang baik maka pengetahuannya

akan baik tapi jika sosial budayanya kurang baik maka pengetahuannya

akan kurang baik. Status ekonomi seseorang mempengaruhi tingkat

pengetahuan karena seseorang yang memiliki status ekonomi dibawah rata-

rata maka seseorang tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang

diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan.

4) Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam

individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspons sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan

pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik

maka pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik.

5) Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri sendiri

sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang tentang suatu permasalahan

akan membuat orang tersebut mengetahui bagaimana cara menyelesaikan

permasalahan dari pengalaman sebelumnya yang telah dialami sehingga

22
pengalaman yang didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan apabila

medapatkan masalah yang sama.

6) Usia Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga

akan semakin membaik dan bertambah.

7) Budaya Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia memenuhi kebutuhan yang

meliputi sikapsikap kepercayaan.

2.3.5 Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dengan skala yg bersifat kualitatif.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau

angket yang menanyakan tentang suatu materi yang akan di ukur.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan berikut.

2.3.6 Kriteria Pengetahuan

Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Budiman & Riyanto (2013)

pengetahuan seseorang dibagi menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai

presentase sebagai berikut :

1) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥75%.

2) Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%.

3) Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya ≤55%.

23
2.4 Kerangka Berpikir

2.4.1 Kerangka Teori

Ibu hamil
Pengetahuan ibu
hamil tentang ANC

Antenatal Care

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Penetapan lokasi dan Waktu penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan diPuskesmas Pilohayanga Kabupaten

Gorontalo dan diPuskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo .

3.1.2 Waktu penelitian

24
Waktu penelitian direncanakan akan di laksanakan pada bulan Maret-April

2018.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

yang dianalisis secara deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan atau menganalisis satu atau lebih

variabel tanpa membuat perbandingan atau tanpa menghubungkan antara variabel

yang satu dengan variabel yang lain (Sulianto, 2014). Penelitian bertujuan untuk

mengetahui perbandingan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan

kunjungan diwilayah kerja puskesmas kabupaten gorontalo dan diwilayah kerja

puskesmas kota selatan kota gorontalo.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil

tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan.

3.4 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel
Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur kategori
Penelitian
Pengetahuan Pengetahuan Ibu ha Kuesione
Kunjungan mil tentang manfaat r
Kehamilan antenatal care
3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

25
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah

seluruh ibu hamil berkunjung dipuskesmas kabupaten gorontalo dan puskesmas

kota selatan kota gorontalo.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitian (Notoadmojo, 2010). Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan tehnik accidental sampling. Dimana pengambilan sampel

secara aksidental ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden

yang kebetulan ada atau tersedia disuatu dengan konteks penelitian

(Notoadmojo, 2010) . Adapun Kriteri responden dalam penelitian ini yaitu :

a. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

b. Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis

3.6 Tehnik Pengumpulan data

3.6.1 Sumber data

1. Dara Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari

responden melalui kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Puskesmas Kabupaten

Gorontalo dan Kota Selatan, yaitu data mengenai jumlah ibu hamil yang

digunakan sebagai pelengkap dan penunjang data primer.

3.6.2 Instrumen Penelitian

26
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner adalah bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item pertanyaan

yang dibuat berdasarkan indikator-indikator suatu variabel (Dharma, 2011).

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang

kunjungan pemeriksaan kehamilan di wiliayah kerja Puskesmas Kabupaten

Gorontalo dan di wilayah kerja puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo

1. Instrumen A : Kuesioner A berisi 8 pertanyaan mengenai data demokrafi

responden yang menanyakan nama, alamat, umur, pendidikan,

pekerjaan, ini kehamilan ke, pernah keguguran atau tidak,

jumlah anak yang dimiliki.

2. Instrumen B : Kuesioner B berisi 11 pertanyaan mengenai pengetahuan ibu

hamil

3.7 Metode Pengolahan Data

3.7.1 Tehnik Pengolahan Data

1. Editing

Editing adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali

apakah isian pada lembar pada pengumpulan data (kuesioner) sudah cukup baik

sebagai upaya menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut (Nasir,

2005).

2. Coding

Coding adalah Mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut

kriteria tertentu. Klasifikasi pada umumnya ditandai dengan kode tertentu yang

biasanya berupa angka (Nasir,2005).

27
3. Processing

Setelah data melalui tahap coding maka selanjutnya dimasukkan ke dalam

program atau software komputer untuk diproses atau diolah.

4. Cleaning

Apabila semua data telah selesai dimasukkan, maka perlu dicek kembali

untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan, kode, ketidaklengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut

pembersihan data.

3.7.2 Analisa Data


Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat. Analisa

univariat adalah analisa untuk memperoleh gambaran umum dengan cara

mendeskripsikan setiap variabel dalam penelitian untuk mendapatkan gambaran

distribusi frekuensi dan presentase dari pengetahuan ibu hamil. Setelah data

terkumpul peneliti akan mengolah data dengan memberi kuesioner dengan

menggunakan rumus :

P = f x 100%
N
Keterangan :

P = angka presentase

F = frekuensi jawaban

N = banyaknya responden

Etika Penelitian

28
Menurut Notoadmodjo (2012), masalah etika keperawatan yaitu apabila

dalam penelitian ini penulis menggunakan pasien sebagai responden (subjek).

Oleh karena iti untk melindungi keselamatan dan menjaga kerahasiaan responden

aspek etik yang digunakan dalam penelitian ini memperhatikan aspek autonomy,

confidentiality,justice,beneficience dan non maleficence.

1. Autonomy, menghormati harkat dan martabat manusia. Penelitian harus

dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Subjek

memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau menolak

penelitian.

Peneliti menjamin hak-hak responden dengan terlebih dahulu melakukan

informend concent sebelum melakukan wawancara rsponden berhak menolak

atau tidak bersedia menjadi subjek penelitian, tanpa adanya sangsi apapun.

Responden mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian.

2. Confidentiality,menghormati privasi dan kerahasiaan. Responden sebagai

subjek pnelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan

informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa penelitian menyebabkan

terbukanya informasi tentang subjek. Peneliti akan menjaga kerahasiaan

identitas responden dengan cara menggunakan nama samaran dalam bentuk

inisial, tidak menyebutkan identitas responden dalam penelitian.

3. justice, menghormati keadilan dan inkulisivitas , prinsip keterbukaan dalam

penelitian mengandung makna bahwa penelitian memberikan keuntungan dan

beban secara merata sesuai dengan kebutujan dan kemampuan responden.

29
Peneliti akan memperlakukan responden secara adil baik sebelum, selama dan

sesudah keikutsertaanya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi.

4. Beneficience, memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan.

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian dan

populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan.

Peneliti tidak akan menggunakan informasi yang telah diberikan oleh

responden untuk hal-hal yang dapat merugikan responden dalam bentuk

apapun.

5. Nonmaleficience, meminimalisir resiko/dampak yang merugikan bagi subjek

penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan tidak menimbulkan bahaya bagi responden,

berusaha melindungi subjek yang diteliti, terhindar dari bahaya atau

ketidaknyaman fisik atau mental.

30

Anda mungkin juga menyukai