Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap siswa berhak atas peluang untuk mencapai kinerja akademik yang
memuaskan. Akan tetapi realitas dalam kehidupan sehari-hari tampak dengan jelas
bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam banyak hal, serepti kemampuan
intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan
belajar yang terkadang sangat memcolok antara sisiwa yang satu dengan yang
lainnya.
Kita pun menyaksikan bahwa penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah
umumnya hanya ditujukan bagi para siswa yang memiliki kemampuan rata-rata,
sehingga siswa yang memiliki kemampuan lebih atau kurang cenderung terabaikan.
Praktik yang demikian, terkesan bahwa siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
rata (sangat pintar dan sangat bodoh atau idiot) kurang bahkan cenderung tidak
mendapatkan kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan
kapasitasnya. Dari sini kemudian timbul apa yang disebut dengan kesulitan belajar.
Kesulian belajar bisa dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi, rata-rata,
terlebih siswa yang berkemampuan rendah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masalah belajar ?
2. Apa saja jenis-jenis masalah belajar ?
3. Bagaimana faktor-faktor kesulitan belajar ?
4. Bagaimana upaya-upaya dalam mengatasi masalah belajar ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian masalah belajar
2. Untukmengetahui jenis-jenis masalah belajar
3. Untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar
4. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam mengatasi masalah belajar

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Belajar
Menurut Prayitno bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu
dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dalam lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Anita E, Wool Folk Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai
berikut: “belajar adalah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
“belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau prilaku sebagai hasil dari
pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan
lingkungannya”.
Menurut Garry dan Kingsley, “ belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti
luas), ditimbulkan atau diubah melalui prakter dan latihan”.
Dari definisi diatar Nampak bahwa belajar merupakan perubahan prilaku yang
disebabkan oleh karena individu mengadakan interaksi dengan lingkungan. Akan
tetapi ternyata tidak semua perubahanprilaku merupakan hasil belajar, artinya ada
perubahan prilaku yang dipandang sebagai bukan hasil belajar. Sedangkan menurut
Gagne banwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah
prilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Dari definisi masalah dan belajar , maka masalah belajar dapar diartikan
sebagai berikut: masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh
murud dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Kondisi
tertenu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-
kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan
bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murud-mirid yang
lambat dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murud-murud yang pandai atau
cerdas.

2
B. Jenis-jenis Masalah Belajar
Merujuk kepada pengertian masalah belajar diatas serta terhadap kriteria
keberhasilan belajar murid, maka jenis-jenis masalah belajar di sekolah dasar dapat
dikelompokkn kepada murid-murid yang mengalami yaitu:
1. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan memiliki
intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
2. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik
yang cukup tinggi atau memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki
IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi
kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik
yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan
atau pengajaran khusus.
4. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat
dalam beajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat dalam belajar, maka
seolah-olah tampak jera dan malas.
5. Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang
kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari dengan seharusnya, seperti suka
menunda-nunda tugas, mengulur-ulut waktu, membenci guru, tidak mau bertanya
untuk hal-hal yang tidak diketahui, dan sebagainya.
6. Sering tidak sekolah, yaitu mired-murud yang sering tidak hadir atau menderita
sakit dalam waktu yang cukup lamasehingga kehilangan sebagisn besar kegiatan
belajarnya.1

C. Faktor-faktor Kesulitan Belajar


Secara umum, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar adalah:
1. Faktor intern siswa yang mencakup segala keadaan yang muncul dari dalam siswa
sendiri. fakrot ini meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko fisik siswa,
yakni:
a. Yang bersifat kognitif seperti rendahnya kapasitas intelektual (intelegensi
siswa)
b. Yang bersifat afektif, antala lain labilnya emosi dan sikap

1
Mudasir, Psikologi Pendidikan, (Airmolek: STAI Nurul Falah,2015), hlm. 86-89

3
c. Yang bersifat psikomotor, antara lain seperti terganggunya alat-alat indra
penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga)
2. Faktor ekstern, mencakup segala keadaan yang berasal atau berada dari luar diri
siswa. faktor ini meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan siswa yang tidak
kondusif bagi terwujudnya aktifitas-aktivitas belajar. Yang termasuk ke dalam
faktor ini adalah:
a. Lingkungan keluarga, seperti ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan
ibu, dan rendahnya tingkat ekonomi keluarga
b. Lingkungan masyarakat, contohnya wilayah tempat tinggal yang kumuh,
teman sepermainan yang nakal
c. Lingkungan sekolah, seperti kondisi dan letak gudang sekolah yang buruk,
seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah
Selain faktor yang bersifat umum tersebut, kesulitan belajar juga bisa disebabkan
oleh faktor khusus. Termasuk ke dalam faktor ini adalah sidrom psikologi berupa
ketidakmampuan belajar. Sindrom berarti satuan gejala yang muncul sebagai
indicator adanya keabnormalan psikis, yang termasuk ke dalam learning disability
adalah:
1. Disleksia, yaitu ketidakmampuan belajar membaca
2. Disgrafia, yaitu ketidakmampuan belajar menulis
3. Diskalkulia, yaitu ketidakmampuan belajar matematika

Siswa yang mengalami sindrom-sindrom diatas, secara umum sebenarnya


memiliki potensi IQ yang normal, bahkan diantaranya ada yang memiliki
kecerdasan diatas rata-rata. Kesulitan belajar siswa yang memderita sindrom-
sindrom diatas mungkin hanya disebabkan oleh adanya gangguan ringan pada
otak.2

D. Upaya-upaya Dalam Mengatasi Masalah Belajar


1. Pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu entik pengajaran yang bersifat
menyembuhkan atau membetulkan, pengajaran yang membuat menjadi baik.
Pengajaran perbaikan merupakan merupakan bentuk khusus pengajaran yang
bermaksud untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik.

2
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), hlm. 143-144

4
Pengajaran perbaikan dapat dilakukan kepada seseorang atau sekelompok murid
yang mengalami masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan
dalam proses dan hasil belajar mereka.

Disbanding dengan pengajaran biasa, pengajaran perbaikan sifatnya lebih


khusus, karena bahan, metode dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat,
dan latar belakang masalah yang dihadapi murid. Disamping itu, bekerja dengan
murid-murid yang menghadapi masalah belajar banyak sedikitnya berbeda denga
murid yang mengikuti pelajaran di kelas biasa. Kalau di dalam kelas biasa unsur
emosional dapat dikurangi, sedangkan murid yang sedang mengalami masalah
belajar justru sebaliknya, ia mungkin dihinggapi perasaan takut, cemas, tidak
tentram, bingung, bimbang dan sebagainya.

2. Kegiatan pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan satu bentuk layanan yang diberikan kepada
seorang atau beberapa orang murid yang sangat cepat dalam belajar. Mereka
memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah dan
memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan
sebelumnya. Murid yang cepat belajar hamper selalu dapat mengerjakan tugas-
tugas lebih cepat dibandingkan dengan teman-temannya dalam waktu yang
ditetapkan.

Kecepatan belajar yang tinggi akan mempunyai dampak positif apabila


murid merasa dirinya diperhatikan dan dihargai atas keberhasilan dan
kemampuannya dalam belajar. Selanjutnya ian akan berusaha untuk mewujudkan
dirinya secara lebih baik sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Sebaliknyakecepatan belajar akan mempunyai dampak negative apabila murid
merasa kurang diperhatikan dan kurang dihargai. Mereka cenderung patah hati,
tidak bersemangat, jera dan sebagainya. Dalam hubungannya denganmurid-murid
lain, mereka mungkin menjadi murid yang mengganggu atau salah tingkah. Hal
ini mungkin akan dapat menimbulkan menurunnya prestasi belajar mereka.

3. Peningkatan motivasi belajar


Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas bila motor tidak ada,
maka aktivitas tidak akan terjadi motornya lemah, aktivitas yang terjadi pun lemah
pula. Motivasi berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh murid yang

5
sedang belajar itu sendiri. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa
tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, maka motivasi
belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi belar seperti itu disebut motivasi
intrinsik atau motivasi internal. Jadi munculnya motivasi intrinsik dalam belajar,
karena siswa ingin menguasai kemampuan yang terkandung di dalam tujuan
pembelajaran.
Motivasi intrinsik disebut pula motivasi murni, karena muncul dari dirinya.
Oleh karena itu sedapat mungkin guru harus berusaha memunculkan motivasi
intrinsik dikalagan para siswa pada saat mereka belajar, umpamanya dengan cara
menjelaskan kaitan tujuan pembelajaran dengan kepentingan dan kebutuhan
siswa.
4. Peningkatan keterampilan belajar
Prosedur dapat dilakukan diantaranya adalah dengan:
a. Membuat catatan waktu guru mengajar
b. Membuat ringkasan dari bahan yang dibaca
c. Mengerjakan latihan-latihan soal
5. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setiap murid diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.
Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya murid yang memiliki sikap dan
kebiasaan belajar yang tidak diharapkan. Apabila murid memiliki sikap dan
kebiasan belajar yang tidak baik dikhawatirkan murid tidak akan mencapai
prestasi belajar yang baik. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh
secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang
secara terencana, terutama oleh guru-guru, dan orang tua murid. Untuk itu murid
hendaknya dibantu dalam hal:
a. Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan baik
c. Mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah
d. Memilih tempat belajar yang baik
e. Belajar dengan menggunakan sumber belajar yang baik
f. Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan3

3
Op.,cit. Mudasir, hlm. 93-98

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari definisi masalah dan belajar , maka masalah belajar dapar diartikan sebagai
berikut: masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murud dan
menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Kondisi tertenu itu dapat
berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga
berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah
belajar ini tidak hanya dialami oleh murud-mirid yang lambat dalam belajarnya, tetapi
juga dapat menimpa murud-murud yang pandai atau cerdas.
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui kritikan dan
masukan bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua. Aamiin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mudasir. 2015. Psikologi Pendidikan. Airmolek: STAI Nurul Falah.

Tohirin. 2006. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta:PT. Raja


Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai