Pedoman SUTT - SUTET Final
Pedoman SUTT - SUTET Final
Pedoman SUTT - SUTET Final
SUTT - SUTET
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 8
BAB I ............................................................................................................................ 8
KOMPONEN & FUNGSI DAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) ............. 8
BAB II ......................................................................................................................... 67
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Selama ini pemeliharaan sarana instalasi listrik yang dilaksanakan di PT PLN (Persero)
mengacu pada Buku Pedoman Pemeliharaan Sistem Tenaga Tahun 1984 sesuai
SE_032 /PST/1984 beserta revisi-revisinya dan petunjuk pemeliharaan pada manual
books masing-masing peralatan yang masih menggunakan pola Pemeliharaan Berbasis
Waktu (Time Based Maintenance). Seiring dengan perjalanan waktu, perkembangan
teknologi dan dimulainya penerapan pola Pemeliharaan Berbasis Kondisi (Condition
Based Maintenance) di PT PLN (Persero), maka dirasa perlu adanya Buku Pedoman
Pemeliharaan dan Asesmen Kondisi Peralatan Sistem Tenaga baru yang dapat
mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi.
Buku Pedoman Pemeliharaan dan Asesmen Kondisi Peralatan Sistem Tenaga ini
mencakup Komponen dan Fungsi Peralatan, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),
Pedoman Pemeliharaan SUTT / SUTET dan Evaluasi Hasil Pemeliharaan sebagai dasar
asesmen kondisi peralatan serta Rekomendasi untuk acuan tindak lanjut kondisi
peralatan. Dengan terbitnya buku ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari
kegiatan pemeliharaan itu sendiri serta merubah pola pemeliharaan di PT PLN (Persero)
yang tadinya menggunakan Time Based Maintenance 80% dan Corrective Maintenance
20% menjadi pola pemeliharaan yang menggunakan Time Based Maintenance 40%,
Condition Based Maintenance 50% dan Corrective Maintenance 10% sehingga
mempunyai nilai lebih untuk menjadi sistem pemeliharaan yang berstandar nasional.
BAB I
KOMPONEN & FUNGSI DAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA)
SUTT / SUTET
I.1 PRIMARY
2. Insulation / Isolasi
3. Structure / Struktur
4. Junctions / Penghubung
Komponen yang termasuk dalam fungsi pembawa arus adalah komponen SUTT /
SUTET yang berfungsi dalam proses penyaluran arus listrik dari Pembangkit ke GI /
GITET atau dari GI / GITET ke GI / GITET lainnya.
Sebagai media pembawa arus pada SUTT / SUTET dengan kapasitas arus
sesuai spesifikasi atau ratingnya yang direntangkan lewat tiang-tiang SUTT / SUTET
melalui insulator-insulator sebagai penyekat konduktor dengan tiang.
Pada tiang tension, konduktor dipegang oleh strain clamp / compression dead end
clamp, sedangkan pada tiang suspension dipegang oleh suspension clamp.
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu memiliki
sifat sifat sebagai berikut :
1. Konduktivitas tinggi
4. Ekonomis
Gambar 1 : Konduktor
1. Daya Hantar :
Konduktor ACCC dapat menyalurkan arus dua kali lipat dibanding
Konduktor biasa / konvensional.
Core/Inti yang lebih ringan memungkinkan penambahan luas
aluminium sampai 28 % tanpa penambahan berat.
2. Mengurangi Losses
Pada kondisi beban sama mengurangi losses 30 sampai 40%
dibanding konduktor dengan diamater dan berat yang sama
3. Kekuatan Berat
Hybrid Carbon Composite Core lebih kuat dan lebih ringan dari steel
core / inti baja
Ada 2 jenis teknik penyambungan konduktor penghantar ACSR, TACSR & ACCC, yaitu
:
1. Sambungan dengan puntiran (sekarang sudah jarang dipergunakan)
2. Sambungan dengan press
Sambungan konduktor penghantar dengan press terdiri dari :
a. Selongsong steel, berfungsi untuk menyambung steel atau bagian
dalam konduktor penghantar ACSR & TACSR.
b. Selongsong aluminium berfungsi untuk menyambung aluminium atau
bagian luar konduktor penghantar ACSR & TACSR.
c. Selongsong steel, berfungsi untuk menyambung Composite Carbon
dalam konduktor penghantar ACCC.
d. Selongsong aluminium berfungsi untuk menyambung aluminium atau
bagian luar konduktor penghantar ACCC.
(a) (b)
(c)
(d)
Jumper Conductor
Konduktor
Jarak Jumper conductor dengan tiang diatur sesuai tegangan operasi dari SUTT /
SUTET konduktor pada tiang tension SUTET umumnya dipasang counter weight
sebagai pemberat agar posisi dan bentuk konduktor penghubung tidak berubah. Pada
tiang tertentu perlu dipasang insulator support untuk menjaga agar jarak antara
konduktor penghubung dengan tiang tetap terpenuhi.
Untuk menjaga jarak dan pemisah antar Jumper Conductor pada konfigurasi 2 konduktor
atau 4 konduktor perlu dipasang twin spacer ataupun quad spacer.
1. Ceramic Insulator
2. Non – ceramic insulator
3. Isolasi udara ( ground clearance ) disekitar kawat penghantar.
1. Karakteristik elektrik
2. Karakteristik mekanik
1. Insulator keramik
b. Insulator Polymer.
Insulator polymer dilengkapi dengan mechanical load-bearing fiberglass rod,
yang diselimuti oleh weather shed polimer untuk mendapatkan nilai kekuatan
eletrik yang tinggi.
Komponen utama dari insulator polymer yaitu :
a. End fittings
b. Corona ring(s)
c. Fiberglass-reinforced plastic rod
d. Interface between shed and sleeve
e. Weather shed
1. Insulator piring
Insulator long rod adalah insulator porselen atau komposit yang digunakan
untuk beban tarik.
1. “I” string
2. “V” string
4. Single string
Komponen utama dari Fungsi structure pada sistem transmisi SUTT / SUTET
adalah Tiang (Tower). Tiang adalah konstruksi bangunan yang kokoh untuk menyangga
/ merentang konduktor penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi
manusia dan lingkungan sekitarnya dengan sekat insulator.
Tiang penegang disamping menahan gaya berat juga menahan gaya tarik
dari konduktor-konduktor saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Ekstra
Tinggi (SUTET). Tiang penegang terdiri dari :
Tiang sudut adalah tiang penegang yang berfungsi menerima gaya tarik
akibat perubahan arah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Ekstra
Tinggi (SUTET).
4. Tiang transposisi
Yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua saluran
transmisi yang membutuhkan ketinggian yang lebih rendah untuk alasan tertentu
(bandara, tiang crossing). Tiang ini dibangun di bawah saluran transmisi
eksisting.
Yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang berbeda
tegangan operasinya.
1. Tiang pole
A. Tiang
Tiang adalah bagian utama dari tiang pole yang berfungsi sebagai
penopang dari palang dan insulator. Untuk pemakaian pada saluran dengan
jarak rentang yang panjang (menyeberang sungai, lembah dan sebagainya),
digunakan tiang khusus yang konstruksi dan dimensinya dibuat lebih besar
serta lebih kuat dari pada jenis tiang yang standar.
Tiang baja terbuat dari high steel yang berpenampang poligonal atau bulat,
sedangkan tiang beton terbuat dari beton pra-tekan berpenampang bulat.
B. Palang (travers)
Bahan palang terbuat dari bahan baja mutu ASTM A-572 dengan minimum
Grade 50 dan digalvanis.
I.1.3.3 Pondasi
Jenis pondasi :
Stub adalah bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan
dengan pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi. Bagian atas
stub muncul dipermukaan tanah sekitar 0,5 sampai 1 meter dan dilindungi
semen serta dicat agar tidak mudah berkarat.
• Level titik hubung stub dengan kaki tower tidak boleh beda 2 mm
(milimeter).
Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari
proyeksi keatas tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di
luar stub tergantung pada jenis tower.
1. Suspension Clamp
4. Socket clevis
5. Bolt clevis
Gambar 45 : Shackle
1. Triangle plate
Gambar 51 : Shackle
5. Adjuster plate
1.2. SECONDARY
1. Protection
1.2.1. PROTECTION
Protection SUTT / SUTET adalah pengaman instalasi dari gangguan petir,
getaran / stres mekanis yang ditimbulkan oleh angin, ancaman / kemungkinan gangguan
akibat manusia, gangguan dari luar (tertabrak pesawat udara, terjun payung dan lain –
lain) dan juga pengaman dari urat konduktor putus.
Jika tegangan lebih surja petir tiba di GI, maka tegangan lebih tersebut akan merusak
isolasi peralatan GI. Oleh karena itu, perlu dibuat alat pelindung agar tegangan surja
yang tiba di GI tidak melebihi kekuatan isolasi peralatan GI.
1.2.1.1.1 Kawat Ground Steel Wire (GSW ) / Optic Ground Wire (OPGW)
Kawat GSW / OPGW adalah media untuk melindungi konduktor fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang di atas konduktor fasa dengan sudut perlindungan
yang sekecil mungkin, dengan anggapan petir menyambar dari atas konduktor. Namun,
jika petir menyambar dari samping maka dapat mengakibatkan konduktor fasa
tersambar dan dapat mengakibatkan terjadinya gangguan.
Kawat GSW
Konduktor / OPGW
tanah
Kawat GSW / OPGW terbuat dari baja yang sudah digalvanis, maupun sudah dilapisi
dengan aluminium. Pada SUTET yang dibangun mulai tahun 1990an, di dalam ground
wire difungsikan fiber optic untuk keperluan telemetri, teleproteksi maupun
telekomunikasi yang dikenal dengan OPGW (Optic Ground Wire), sehingga mempunyai
beberapa fungsi.
Jumlah Kawat GSW / OPGW pada SUTT maupun SUTET paling sedikit ada satu buah
di atas konduktor fasa, namun umumnya dipasang dua buah. Pemasangan satu buah
konduktor tanah untuk dua penghantar akan membuat sudut perlindungan menjadi
besar sehingga konduktor fasa mudah tersambar petir.
Pada tipe tower tension, pemasangan Kawat GSW / OPGW dapat menggunakan dead
end compression dan protection rods yang dilengkapi helical dead end . Sedangkan
pada tipe tower suspension digunakan suspension clamp untuk memegang kawat GSW
/ OPGW.
Untuk menjaga hubungan Kawat GSW dan OPGW dengan tower, maka pada
ujung travers Kawat GSW / OPGW dipasang jumper GSW yang dihubungkan ke kawat
GSW. Kawat penghubung terbuat dari kawat GSW yang dipotong dengan panjang yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
Jumper GSW pada tipe tower tension dipasang antara tower dan Kawat GSW / OPGW
serta antar dead end compression atau protection rods yang dilengkapi helical dead end
kawat GSW / OPGW. Hal ini dimaksudkan agar arus gangguan petir dapat mengalir
langsung ke tower maupun antar kawat GSW / OPGW. Sedangkan pada tipe tower
suspension, Jumper GSW dipasang pada tower dan disambungkan ke kawat GSW /
OPGW dengan klem penghubung (pararel grup, wire clipe) ataupun dengan
memasangnya pada suspension clamp kawat GSW / OPGW..
Alat pelindung proteksi petir yang paling sederhana adalah arcing horn.
Arcing horn berfungsi memotong tegangan impuls petir secara pasif (tidak mampu
memadamkan follow current dengan sendirinya). Arcing horn terpasang pada SUTT /
SUTET yaitu :
Arcing
horn
1. Back flashover,
2. Flash over
Gambar 61 : TLA
Komponen utama dari TLA
1. Clamp
2. Corona ring
Peran korona ring adalah untuk mendistribusikan gradien medan listrik dan
menurunkan nilai maksimum di bawah ambang batas corona, mencegah debit
korona.
3. Insulator Housing
Adalah tabung yang terbuat dari aluminium yang dilapisi insulator. Tabung
ini merupakan ruang untuk material metal oksida pembentuk TLA. Biasanya
insulator pelapis yang digunakan adalah tipe siikon, karena memiliki bobot yang
ringan.
4. Disconnector
Adalah alat yang dipasangkan pada TLA sisi tidak bertegangan yang diteruskan
ke konduktor grounding. Disconnector akan bekerja memutuskan, apabila
kondisi TLA sudah rusak.
5. Grounding
Adalah alat ukur untuk mengetahui data arus bocor dan data petir yang
melewati TLA tersebut. Untuk mengetahui data petir dan data TLA tersebut maka
diperlukan download data arus petir (Leakage Current) dan arus bocor (Leakage
Current)
Pada tiang SUTT / SUTET yang berlokasi di daerah petir tinggi biasanya
dipasang konduktor penghubung. Bahan yang dipakai untuk konduktor penghubung
umumnya sama dengan bahan kawat GSW / OPGW. Konduktor penghubung ini
berfungsi sebagai media berjalannya surja petir dengan nilai induktansi yang lebih
rendah dari pada induktansi tower agar arus petir yang menyambar kawat GSW / OPGW
maupun tower SUTT / SUTET dapat langsung disalurkan ke tanah.
Konduktor
Penghubung
Konduktor Tanah ke
tanah
1. Electroda bar, yaitu suatu rel logam yang ditanam di dalam tanah.
Pentanahan ini paling sederhana dan efektif, dimana nilai tahanan tanah
adalah rendah.
2. Electroda plat, yaitu plat logam yang ditanam di dalam tanah secara
horisontal atau vertikal. Pentanahan ini umumnya untuk pengamanan
terhadap petir.
3. Batang pentanahan.
1.2.1.2 Pengaman Dari Getaran / Stres Mekanis yang ditimbulkan oleh angin
1.2.1.2.1 Spacer
(a) (b)
Komponen ini berfungsi sebagai peredam getaran pada titik titik terminasi
antara konduktor dan insulator.
Gambar 67 : Damper
Komponen ini berfungsi untuk memberi tanda bagi pilot pesawat dan nakoda
kapal tentang keberadaan saluran transmisi SUTT / SUTET. Bola rambu dipasang di
kawat GSW / OPGW.
Adalah rambu peringatan berupa lampu terhadap lalu lintas udara, berfungsi
untuk memberi tanda kepada pilot pesawat terbang bahwa terdapat konduktor saluran
transmisi. Jenis lampu penerbangan adalah sebagai berikut :
b. Repair Sleeve
1.2.1.5 MONITORING
1.2.1.5.1 Plat informasi tower
Model kegagalan (failure modes) sendiri adalah setiap kejadian yang menyebabkan
functional failure (ketidakmampuan suatu aset untuk dapat bekerja sesuai fungsinya sesuai
unjuk kerja yang dapat diterima pemakai). Sedangkan Effects Analysis mengacu kepada
pembelajaran konsekuensi-konsekuensi dari kegagalan tersebut. Penyebab kegagalan
(failure causes) adalah semua kesalahan (errors) atau cacat / ketidaksempurnaan (defects)
dalam proses, design, atau barang yang dapat terjadi atau nyata terjadi.
FMEA diperkenalkan secara formal di awal tahun 1940 oleh Angkatan Bersenjata Amerika
untuk keperluan militer. Dalam FMEA, kegagalan diprioritaskan berdasarkan seberapa
seriuskah konsekuensi yang diakibatkannya, frekuensi terjadinya, dan kemudahan dalam
DEFINISIKAN TENTUKAN
TENTUKAN SUB TENTUKAN
FUNGSI UTAMA FUNCTIONAL
FMEA START SISTEM & KOMPONEN &
DARI SISTEM/ FAILURE &
FUNGSINYA SUB KOMPONEN
PERALATAN FAILURE MODES
Komponen adalah bagian / unsur dari keseluruhan / suatu sistem, dan sub
komponen sistem adalah beberapa bagian / beberapa unsur yang menunjang
suatu sistem
PRIMARY
CURRENT CARYING
INSULATION STRUCTURE JUNCTION
(PEMBAWA ARUS)
Bare Conductor Suspension
1 1 Ceramic Insulator 1 Bracing Tower 1
OHL Clamp
Conductor Joint Non-Ceramic
2 2 2 Mur & Baut Tower 2 Strain clamp
(Midspan Joint) Insulator
Isolasi Udara
(Ground Clearance) Dead End
3 Jumper Joint 3 3 Pondasi Tower 3
di sekitar kawat Compresion
penghantar
Jumper
4 4 Socket Clavis
Conductor
5 Bolt Clevis
6 Triangle Plate
Triangle Plate
7
Link
8 Square Plate
9 Shackle
10 Turn Buckle
11 Link Adjuster
13 Extension Link
16 Joint GSW
SECONDARY
PENGAMAN
DARI GETARAN/ PENGAMAN PENGAMAN DARI
KEMUNGKINAN
PENGAMAN STRESS DARI ANCAMAN
PENGAMAN DARI
DARI MEKANIS YANG / KEMUNGKINAN GANGGUAN DARI
URAT
GANGGUAN DITIMBULKAN GANGGUAN LUAR (PESAWAT
KONDUKTOR
TERBANG, TERJUN
PETR OLEH ANGIN AKIBAT
PUTUS
DAN MANUSIA PAYUNG, KAPAL
GUNCANGAN DLL.
Kawat GSW
1 1 Spacer 1 ACD 1 Bola Rambu 1 Repair Sleeve
dan OPGW
Konduktor Counter
3 Sambungan 3 Weight
Jumper Vibration
4 GSW 4 Damper
Arching
5 Horn
6 TLA*
SECONDARY
Tangga Panjat
a. Primary
2. Insulation (Isolasi)
3. Structure (Struktur)
4. Junction (Penghubung)
b. Secondary
1. Protection
2. Monitoring
BAB II
PEDOMAN PEMELIHARAAN SUTT / SUTET
KEADAAN : OPERASI
JUNCTION (PENGHUBUNG)
Periksa kondisi konduktor tanah apakah
normal, korosi, hilang, rantas atau putus
Periksa kondisi peredam getaran (vibration
damper) apakah normal, korosi, lepas atau
hilang
Periksa kondisi Dead end compression joint
apakah normal korosi atau bengkok
Periksa kondisi Suspension / strain clamp
apakah normal atau korosi
Periksa kondisi Sackle suspension / strain
clamp apakah normal atau korosi
Periksa kondisi Armour rod apakah normal,
mekar atau putus
Periksa kondisi Joint box konduktor apakah
normal, korosi atau hilang
Periksa kondisi Konduktor yang turun ke joint
box apakah normal, putus atau hilang
PROTECTION
Periksa apakah ada benda asing (binatang,
benang, sampah layangan) yang tersangkut
Periksa kondisi peredam getaran (vibration
damper) apakah normal atau bergeser
Periksa kondisi Konduktor tanah apakah
Konduktor tanah ( EW, GSW, OPGW)
normal, korosi, rantas atau putus
Periksa kondisi armour rod apakah normal,
mekar, putus atau tidak lengkap
Periksa kondisi Joint box konduktor optic
apakah normal atau hilang
MONITORING
Periksa kondisi baut panjat (step bolt)
Baut panjat (step bolt)
apakah normal, korosi atau hilang
Periksa kondisi plat tanda penghantar
apakah normal, korosi, pudar, kendor, salah
pasang, rusak atau hilang
Plat Informasi Tower Periksa kondisi Ball sign apakah normal,
bergeser atau hilang
Periksa kondisi Lampu aviasi apakah normal
pecah, mati, rusak atau hilang
KEADAAN : OPERASI
INSULATION /ISOLASI
Ceramics Isulations Periksa kondisi Insulator apakah normal,
kotor, flashover atau pecah
Periksa kondisi ikatan Insulator apakah
normal, korosi atau bengkok
Periksa kondisi pin insulator apakah normal,
korosi atau tidak lengkap.
Periksa posisi renceng insulator apakah
normal atau miring.
Periksa apakah ada benda asing (binatang,
benang, layang-layang, balon, sampah) atau
tersangkut insulator.
Isolasi udara (Ground Clearence ) Periksa jarak bebas SUTT / SUTET (fasa ke
fasa & fasa ke tanah) menggunakan Ranging
Meter, apakah sesuai ketentuan yang
berlaku (Lampiran Peraturan Menteri
Pertambangan & Energi Nomor :
01.P/47/MPE/1992 Tanggal : 7 Februari
1992) dan peliharalah
STRUCTURE / STRUKTUR
Periksa kondisi Halaman tower apakah
normal, kotor, ada pohon / semak belukar
atau dimanfaatkan orang lain
Halaman tower Periksa kondisi Patok batas apakah normal,
tertimbun atau hilang.
Periksa kondisi Halaman tower apakah
normal, ada jalan longsor atau banjir
Periksa kondisi Stub apakah normal, korosi,
Stub
tertimbun tanah, tergenang air, bengkok
Periksa kondisi Kopel pondasi apakah
Pondasi normal, patah, bengkok, retak, amblas atau
tertimbun tanah
JUNCTION / PENGHUBUNG
Periksa kondisi suspension clamp apakah
normal, retak atau pecah
Periksa kondisi baut suspension clamp
apakah normal, korosi, kendor atau tidak
lengkap
Periksa kondisi strain clamp apakah normal,
korosi, retak, pecah atau tidak lengkap
Periksa temperature baut strain clamp
apakah normal atau tinggi menggunakan
thermovisi camera.
Periksa kondisi dead end compression
apakah normal, retak, atau bengkok.
Priksa kondisi baut dead end compression
apakah normal, korosi atau tidak lengkap.
Periksa temperature dead end compression
apakah normal atau tinggi menggunakan
thermovisi camera
Periksa kondisi socket clavis, bolt clavis,
triangle plate, triangle plate link, square plate,
PROTECTION
Periksa apakah ada benda asing (binatang,
benang, sampah layangan) yang tersangkut
Periksa kondisi peredam getaran (vibration
damper) apakah normal atau bergeser
Periksa kondisi Konduktor tanah apakah
normal, korosi, rantas atau putus
Konduktor tanah ( EW, GSW, OPGW)
Periksa kondisi armour rod apakah normal,
mekar, putus atau tidak lengkap
Periksa kondisi Joint box konduktor optic
apakah normal atau hilang
Periksa kondisi konduktor yang turun ke Joint
box apakah normal, putus atau hilang
Periksa kondisi konduktor penghubung
Konduktor penghubung Konduktor
Konduktor tanah apakah normal, mekar,
tanah
rantas, putus atau lepas
Periksa kondisi Arcing horn apakah normal,
Arcing horn
korosi, kendor, tidak simetris atau lepas
Periksa kondisi Konduktor penghubung
Konduktor penghubung Konduktor Konduktor tanah ke tanah apakah normal,
tanah ke tanah korosi, kendor, lepas, rantas, putus atau
hilang.
Periksa kondisi Pentanahan (grounding)
apakah normal, korosi, kendor, rantas, lepas
atau putus.
Pentanahan (Grounding)
Periksa nilai pentanahan (grounding) apakah
normal atau tinggi menggunakan earth
tester.
Periksa kondisi jumper TLA apakah dalam
TLA (Transmision line Arester)
kondisi normal atau lepas
MONITORING
Periksa kondisi baut panjat (step bolt)
Baut panjat (step bolt)
apakah normal, korosi, kendor atau hilang
Periksa kondisi plat tanda penghantar
apakah normal, korosi, pudar, kendor, salah
pasang, rusak atau hilang
Plat Informasi Tower Periksa kondisi Ball sign apakah normal,
bergeser atau hilang
Periksa kondisi Lampu aviasi apakah normal
pecah, mati, rusak atau hilang
Sinar infra merah atau infrared (disingkat IR) sebenarnya adalah bagian dari
spektrum radiasi gelombang elektromagne. IR mempunyai panjang gelombang antara
750 nm hingga 100 µm (lihat grafik spektrum).
Adalah photo detector yang sensitif terhadap radiasi sinar infra merah. Dua jenis
utama detektor ini adalah jenis thermal dan photonic. Sebagai contoh sbb :
Tabel 15 : Detektor infra merah
Scanning yaitu pengukuran secara menyeluruh disekitar obyek. Metode ini juga
sering disebut thermography.
Gambar 79 : Thermovisi
salah satu contoh alat yang digunakan di PLN
Tingginya suhu dapat dilihat pada skala warna. Bila suhu tertinggi yang terekam
masih dibawah yang diijinkan, maka evaluasi foto dianggap normal. Namun bila
terjadi pemanasan lebih setempat, sehingga terdapat perbedaan suhu yang
signifikan (dari gradasi warna) antar bagian peralatan, berapapun besarnya maka
keadaan ini harus segera ditangani, karena pasti terjadi penyimpangan.
Partial discharge (PD) adalah kejadian breakdown listrik pada suatu bagian
kecil dari sistim isolasi listrik yang berbentuk cair atau padat, akibat stres tegangan
listrik. Selama kejadian PD, tidak ada jembatan langsung antara 2 elektroda.
Sedangkan korona, dalam astronomi adalah plasma "atmosphere" dari matahari
atau benda angkasa. Dalam ilmu listrik, korona adalah partial discharge yang
bersinar dari konduktor dan insulator, karena ionisasi dari udara, kea medan listrik
melewati batas kritis (24-30 kV/cm).
- Gap discharge
- Korona ring yang rusak, hilang atau pemasangannya yang tidak sesuai
- Batang yang terbuka dan terkarbonasi
- Sambungan yang rusak
- Lubang yang menembus lapisan
UV beam splitter
UV lens UV camera
CCD camera
Menurut IEC 1211 tahun 1994, Insulator of Ceramic Material or Glass for
Overhead Lines with a Nominal Voltage Greater than 1000 V – Puncture Testing, definisi
Puncture test adalah tes dengan memberikan tegangan impulse pada piring insulator.
Namun, definisi puncture test dilapangan adalah pengukuran distribusi potensial antar
keping insulator dalam satu renceng dengan menggunakan alat Pekerjaan Dalam
Keadaan Bertegangan (PDKB) yang dikenal sebagai Transmision Tester, sehingga
pekerjaannya pun harus dilaksanakan secara PDKB.
Distribusi potensial pada keping insulator dalam satu renceng memang tidak
merata, hal ini diakibatkan adanya arus bocor insulator dari sisi konduktor bertegangan
ke sisi menara. Arus bocor inilah yang dimanfaatkan oleh Transmision Tester untuk
mendapatkan besaran tegangan setiap keping insulator.
ITECE dapat melakukan pengecekan daya elektrik dan melakukan cek visual insulator
dalam waktu bersamaan secara live, sehingga didapatkan 2 (dua) pelaporan hasil
pekerjaan, yaitu pelaporan daya elektrik insulator dan pelaporan visual insulator.
Ruang lingkup ITECE adalah:
1. SUTET 500kV Tension dan Suspension
2. SUTT 150kV Tension dan Suspension
3. SUTT 70kV Tension dan Suspension
Tower
y = 5 - 10 m y = 5 - 10 m P C E Kawat
Probe P Probe C Grounding
Alat ukur
Tower
Nilai pentanahan tiang harus dibuat sekecil mungkin agar tidak menimbulkan
tegangan tiang yang tinggi yang pada akhirnya dapat mengganggu sistem
penyaluran. Batasan nilai pentanahan tiang sebagai berikut :
Untuk pemeliharaan TLA maka kita perlu mengetahui data arus bocor dan
data petir yang melewati TLA tersebut. Untuk mengetahui data petir dan data TLA tersebut
maka diperlukan Download data arus petir (Leakage Current) dan arus bocor (Leakage
Current) pada ACM (Arrester Condition Monitoring) yang terpasang pada TLA.
(a)
(b)
(c)
Gambar 92 : (a) file notepad download data arus petir (b) tabel arus petir
(c) Grafik dari tabel leakage current / arus bocor
KEADAAN : OPERASI
INSULATION /ISOLASI
STRUCTURE
Halaman tower -
Stub -
Pondasi -
Bracing(Leg, Common body, Body, -
Traverse)
JUNCTION / PENGHUBUNG
Strain clamp Uji Thermovisi
Dead end compression Uji Thermovisi
Ball and pin insulator Kadet/Itece, Corona detector
PROTECTION
Konduktor tanah ( EW, GSW, OPGW)
Konduktor penghubung Konduktor
tanah
Arcing horn
Konduktor penghubung Konduktor
tanah ke tanah
Pentanahan (Grounding) Uji Resistansi pentanahan Tower
TLA (Transmision line Arester) Download TLA
MONITORING
Baut panjat (step bolt)
Plat Informasi Tower
INSULATION /ISOLASI
Ceramics Isulations Uji mekanik dan elektrik (contoh)
Non Ceramics Isulations Uji mekanik dan elektrik (contoh)
Isolasi udara (Ground Clearence ) -
STRUCTURE
Halaman tower -
Stub -
Pondasi -
Bracing(Leg, Common body, Body, -
Traverse)
JUNCTION (Sambungan) Uji mekanik dan elektrik (contoh)
MONITORING
Baut panjat (step bolt) -
-
Plat Informasi Tower -
Bila diketahui kondisi peralatan masih baik, maka peralatan dapat dioperasikan
kembali; namun bila diketahui telah terjadi kerusakan yang memerlukan perbaikan,
maka perlu ditindaklanjuti dengan Corrective Maintenance.
II.1.4.1 PLANNED
II.1.4.2 UNPLANNED
BAB III
1. Evaluasi Level 1
2. Evaluasi Level 2
3. Evaluasi Level 3
PERALATAN SASARAN
EVALUASI / AKIBAT
YANG DIPERIKSA PEMERIKSAAN
INSULATION /ISOLASI
Ceramics Isulations Piring insulator pecah, Penurunan Level BIL dan
retak & flash Creepage Distance pada
insulator
Pin ikatan insulator tidak Penurunan mechanical
lengkap atau aus strength pada renceng
insulator
Ikatan insulator korosi Penurunan mechanical
strength pada renceng
insulator
Piring insulator kotor Penurunan Level BIL dan
Kerapatan korona tinggi Creepage Distance pada
insulator
Kondisi Insulator miring Penurunan mechanical
strength pada traves
STRUCTURE
Halaman tower kotor, ada Mengganggu saat ada
Halaman tower pohon / semak belukar pekerjaan pemeliharaan
PROTECTION
Ada benda asing Terjadi hubung singkat fasa
(binatang, benang, ke ground
sampah layangan) atau
Konduktor tanah tersangkut
( EW, GSW, Peredam getaran Konduktor tanah rantas atau
OPGW) (vibration damper) putus
bergeser
Konduktor tanah rantas Terjadi hubung singkat fasa
atau putus ke ground
Konduktor tanah korosi Konduktor tanah putus
2. Membandingkan hasil ukur dengan hasil ukur objek lain yang sama disekitarnya
(objek tetangga)
Pada suhu operasinya, peralatan listrik yang rusak atau bekerja dalam kondisi
tidak normal akan memberikan hasil ukur yang berbeda dengan peralatan listrik lain
yang sama disekitarnya. Perbedaan hasil ukur ini (Δt), dikelompokkan menjadi 3
(tiga) kategori, yaitu :
Temuan adanya
korona
Apakah pada Ya
peralatan kritis?
Tidak
Corona pada Ya Tipe material
Tidak
lokasi kritis? peralatan?
Tidak
Apakah bisa rusak
oleh corona?
Kekhawatiran akan
implikasi gangguan suara, Ya
sinyal radio&televisi?
Ya
Pengawasan High Penjadwalan
untuk indikasi pemeliharaan atau
Pemeliharaan
lanjutan penggantian
atau penggantian
Pemeliharaan
secepatnya
atau penggantian
secepatnya
INTENSITAS KORONA :
Tabel 20 : Standar evaluasi pengujian korona
(iii) Jika ada beberapa insulator yang rusak, bandingkan hasil pengukuran
dengan hasil pengukuran string lain pada penghantar yang sama untuk
melihat deviasi bentuk kurva.
Pentanahan tiang berfungsi untuk mengalirkan arus dari konduktor tanah akibat
sambaran petir, oleh karena itu nilai pentanahan tiang harus dibuat sekecil mungkin agar
tidak menimbulkan tegangan tiang yang tinggi yang pada akhirnya dapat mengganggu
sistem penyaluran. Batasan nilai pentanahan tiang sebagai berikut :
70 kV ≤ 5 Ohm
Pentanahan (Grounding) 150 kV ≤ 10 Ohm
275 kV / 500 kV ≤ 15 Ohm
Gambar 96 : Hasil Download data TLA (salah satu contoh peralatan terpasang di Transmisi
PLN)
BAB IV
REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN SUTT / SUTET
Adalah tindak lanjut dari hasil pemeliharaan rutin mingguan (Ground Patrol), 5
tahunan atau lebih sesuai kebutuhan (Climb Up Inspection) sebagai tindakan
pencegahan terjadinya kelainan / unjuk kerja rendah pada peralatan saat menjalankan
fungsinya atau kerusakan. Rekomendasi hasil pemeliharaan rutin berpedoman kepada
pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan.
Tabel 22 : Rekomendasi hasil pemeliharaan rutin
PERALATAN
SASARAN PEMERIKSAAN REKOMENDASI
YANG DIPERIKSA
CURRENT CARRYING/PEMBAWA ARUS
Konduktor penghantar Penggantian
rantas, putus atau mekar
Andongan konduktor tidak Sagging ulang
normal
Peredam getaran (vibration Penggantian
damper) lepas atau hilang
Peredam getaran (vibration Pengencangan
damper) bergeser
Bare Conductor
Peredam getaran (vibration Penggantian
OHL
damper) korosi
(termasuk ACSR ,
Spacer bengkok atau patah Penggantian
TACSR & ACCC)
Klem spacer lepas atau Penggantian
hilang
Spacer bergeser atau Pengencangan
kendor
Ada benda asing (binatang, Pembersihan
benang, layang-layang,
balon, sampah) atau
tersangkut
JUNCTION / PENGHUBUNG
suspension clamp retak Penggantian
atau pecah
Baut suspension clamp Penggantian
korosi, kendor atau tidak
lengkap
strain clamp korosi, retak, Penggantian
pecah atau tidak lengkap
temperature baut strain Penggantian
clamp tinggi
dead end compression Penggantian
retak, atau bengkok.
baut dead end compression Penggantian
korosi atau tidak lengkap.
temperature dead end Penggantian
compression tinggi
socket clavis, bolt clavis, Penggantian
triangle plate, triangle plate
link, square plate,
turnbucle, link juster, link
bolt socket, extension link,
adjuster plate mengalami
korosi. Penggantian
ball and pin insulator korosi,
bengkok atau tidak lengkap
PROTECTION
Ada benda asing (binatang, Pembersihan
benang, sampah layangan)
atau tersangkut
Peredam getaran (vibration Pengencangan
damper) bergeser
Konduktor tanah Konduktor tanah rantas Penggantian
( EW, GSW, atau putus
OPGW) Konduktor tanah korosi Penggantian
Armour rod mekar, putus Penggantian
atau tidak lengkap
Joint box konduktor optic Penggantian
hilang
Penggantian
MONITORING
Baut panjat (step bolt) Perbaikan
kendor
Baut panjat (step bolt) Penggantian
Baut panjat (step
hilang, bengkok, patah atau
bolt)
kurang panjang dratnya
Baut panjat (step bolt) Penggantian
korosi
Plat tanda penghantar Perbaikan
kendor
Plat tanda penghantar Perbaikan
salah pasang
Plat tanda bahaya kendor, Penggantian
pudar, korosi, rusak atau
hilang
Plat tanda penghantar Perbaikan
Plat Informasi
pudar Penggantian
Tower
Plat tanda penghantar Penggantian
korosi
Plat tanda penghantar Perbaikan
rusak atau hilang Penggantian
Ball sign bergeser Penggantian
Ball sign pecah atau hilang
Lampu aviasi pecah, mati,
rusak atau hilang
PERALATAN YANG
HASIL UKUR REKOMENDASI
DIPERIKSA
DAFTAR PUSTAKA
SPLN 121 : 1996, “Konstruksi Saluran Udara Tegangan Tinggi 70 kV dan 150 kV Dengan
Tiang Beton/Baja”, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), 1996.
Wadell, Brian C., “Transmission Line Design Handbook”, Norwood : Artech House Inc,
1991.
Bayliss C. R. and Hardy B. J., “Transmission and Distribution Electrical Engineering Third
Edition”, USA : Elsevier Ltd, 2007.