Anda di halaman 1dari 59

A.

Data - data perencanaan

¨ Karakteristik Sungai

1. Lebar dasar sungai (b) = 14.7 m


2. Kemiringan dasar sungai ( I ) = 0.00033
3. Koefisien kekasaran Manning ( n ) = 0.04
4. Debit banjir rencana ( Q100 ) = 25 m³/dt
5. Bentuk tebing sungai

¨ Karakteristik Bendung

1. Elevasi dasar sungai lokasi bendung = 293


2. Elevasi sawah tertinggi = 295.9
3. Tinggi genangan = 0.15 m
4. Kehilangan tekanan
- Dari saluran tersier kesawah = 0.1 m
- Dari saluran induk tersier = 0.1 m
- Sepanjang saluran = 0.5 m
- Pada bangunan ukur = 0.5 m
- Pada bangunan pengambilan = 0.5 m
- Untuk eksploitasi = 0.5 m
5. Jenis tanah pada lokasi bendung : Gravel and sand
6. Bahan pembentuk tubuh bendung : Batu kali
7. Berat jenis bahan
- Batu kali = 2200 kg/m³
- Beton massa = 2300 kg/m³
- Beton bertulang = 2400 kg/m³
8. Luas daerah irigasi = 300 Ha
9. Kebutuhan air tanam = 1.5 l/dtk/ha
¨ Lain-lain

Data-data dan hal-hal lain yang diperlukan dapat dilengkapi dan ditentukan sendiri
dengan persetujuan asistensi tugas.

B. Lingkup Tugas

Dalam penyelesaian tugas irigasi II ( Perencanaan Bendung ) langkah-langkah yang harus dikerjakan
adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan lengkung debit sungai


2. perhitungan elevasi mercu
3. Perhitungan lebar sungai
4. Perhitungan tinggi air maksimum diatas mercu, koefisien debit, dan lebar efektif bendung
5. Perhitungan kolam olak (peredam energi)
6. Perhitungan tebal dan panjang apron
7. Perhitungan bangun-bangun pelengkap
8. Perhitungan stabilitas
9. Gambar perencanaan denah, potongan (minimal 3 potongan), detail (mercu bendung,
peredam energi, pintu pengambilan, pintu pembilas, dan lain-lain)
arus dikerjakan

bar efektif bendung

mercu bendung,
¨ Penentuan Lebar Dasar Sungai dan Bentuk Sungai

Elevasi Elevasi Jarak Jarak Elevasi


Patok Awal akhir Total ke Patok dicari
P1 67.243 67.79 0.32 0.04 67.722
P2 65.063 63.798 0.21 0.11 64.461
P3 62.903 62.118 0.51 0.42 62.764
P4 60.125 59.011 0.18 0.13 59.816
P5 50.439 49.373 0.17 0.04 49.624
P6 48.709 Elevasi pada garis kontur 48.709
P7 49.171 50.439 0.06 0.05 49.382
P8 52.041 53.048 5.97 0.99 52.881
P9 52.041 53.048 5.97 1.99 52.712
P10 52.041 53.048 5.97 2.99 52.544
P11 52.041 53.048 5.97 3.99 52.375
P12 52.041 53.048 5.97 4.99 52.206
¨ Penentuan Kemiringan Sungai

Dimana :

I = Kemiringan ( m )
SI = Jumlah Kemiringan
n = 10 ® Jumlah I

Patok Elevasi Elevasi Jarak Jarak Jarak Elevasi


Awal akhir Total ke Patok Perpatok dicari
P1 49 50 0.26 0.93 5000 46.423
P2 49 50 0.46 0.93 5000 47.978
P3 49 50 0.63 0.92 5000 48.540
P4 49 50 0.62 1.16 5000 48.129
P5 49 50 0.66 1.08 5000 48.364
P6 49 50 0.55 1.1 5500 49.000
P7 49 50 0.15 1.34 5000 41.067
P8 49 50 0.34 1.15 5000 46.618
P9 49 50 0.69 0.95 5000 48.623
P10 49 50 0.48 0.93 5000 48.063
P11 49 50 0.52 1.08 5000 47.923
SI =
Rata-Rata
Maka:
kemiringan sungai : 0.00033 m
Elevasi dasar sungai : 291 m

Gambar Penampang Sungai


80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
0.000
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000
Kemiringan
(I)
0.0003110368
0.000112284
0.000082130
0.0000469208
0.0001272727
0.0014424242
0.0011101961
0.0004011083
0.00011214
0.00002788

0.003773
0.0004

X y
5000 67.722
10000 64.461
15000 62.764
20000 59.816
25000 49.624
30500 48.709
35500 49.382
40500 52.881
45500 52.712
50500 52.544
55500 52.375
9

5
h(m)

0
0.000 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000

Q ( m³/det )

Dari grafik diperoleh nilai h untuk Q : 140 m³/det , yaitu :


Jadi tinggi muka air sebelum dibendung adalah 3.30
Sehingga elevasi muka air sebelum dibendung : 294.30
Column K

700.000 800.000 900.000 1000.000 1100.000

3.30 m
m
m
· Koefisien Debit ( Cd )

Pengecekan nilai Cd :

P = Tinggi mercu bendung

P = 3.1 m
H1 = 2.300 m
r = 0.5 x H1 , direncanakan
= 1.2 m
Jadi :
2 Þ = 1.33 ®

1.3 Þ = 1 ®

1.3 Þ = 0.993 ®

Maka:
Þ = 1.3 ( analisa )
Cd = 1.3 ( rencana )

· Sehingga Lebar Effektif Bendung

Be = 2.1864 - 0.24 x H1 Þ =
( Gambar 4.5, KP.02 hal 97 )

( Gambar 4.6, KP.02 hal 97 )

( Gambar 4.7, KP.02 hal 98 )


OK
( rencana )

2 m
· Dimensi Kolam Olak

* Tinggi blok muka / pemecehan aliran


d1 = y1 = 0.423 m

* Tinggi ambang ujung (n)

Þn= 2.8 m

* Tinggi blok halang (n3)


Þ n3 = 7.3 m

* Jarak antar blok muka dan blok halang

Þ L1 = 48.59 m

* Panjang kolam olak total

Þ L1 = 159.992 m

* Jarak kolam blok muka


d1 = 0.423 m

* Lebar blok halang

Þ 5.468

* Jumlah blok muka

Þ 2

* Lebar sisi blok halang

Þ 1.4581

* Jumlah blok halang

Þ
· Elevasi Dasar Kolam Olak

Data perenElevasi Mercu =


H1 = 294.09 m
= 2.3 m
2090.064 m
y1 =
0.423 m
maka:

Elevasi Dasar Kolam Olak = -1798.7 m


= 8.75

buah

1 buah
4.8 Desain Apron

Panjang dan tebal apron di belakang serta di depan bendung dirancang untuk menahan
gaya uplift dan mengurangi hydraulic.

Data perencanaan desain apron :

- Elevasi dasar sungai = 291 m


- Tinggi mercu = 3.09 m
- Nilai Hd = 1.738 m
- Tinggi loncatan air ( y2 ) = 59.256 m

* Elevasi air dihulu pada saat banjir = 295.828 m

* Elevasi air dihilir pada saat banjir = 350.256 m

* DH banjir = -54.428 m

* Elevasi air normal = 236.572 m

* Elevasi lantai hilir = 291 m

* DH air normal = -54.428 m

* Kondisi tanah = Pasir Kasar (Pasir Krikil)

Berdasarkan KP.02 halaman 126, dengan kondisi tanah dasar pasir kasar dapat
diketahui angka rembesan lane (CL) = 5

Dimana :

Cl ® Angka rembesan lane


Lv ® Jumlah panjang vertikal ( m )
LH ® Jumlah panjang horizontal ( m )
DH ® Beda tinggi muka air
Dianggap jalur vertikal memiliki daya tahan terhadap aliran 3x lebih kuat dari jalur horizontal.

* Panjang Creep Line

No LV LH
1 2.5 1.5
2 1.5 4.5
3 3.5 1
4 3.5 1
5 1.5 1
6 1 1
7 2 1
8 1 1.8
9 1.5 2
10 1.5 1.5 ® Rencanakan
11 1.5 1.5
12 1.5 1.5
13 1.5 2.25
14 2.25 -
Jumlah 26.25 19.3

Angka rembesan untuk menentukan tekanan air (CW)


Harga minimum CL untuk pasir kasar = 5

® CL Banjir = -0.6 >

® CL Normal = -0.6 >


lur horizontal.

OK !!

5
4.9 Desain Pintu Pengambilan

Pintu pengambilan adalah pintu tempat masuknya air untuk dialirkan ke saluran primer.
Ukuran dari pintu harus sesuai dengan debit rencana saluran irigasi. Penyebaran sedimen
kearah vertikal memberikan ancang-ancang diambil beberapa langkah perencanaan untuk
membangun sebuah pengambilan yang dapat berfungsi dengan baik. Partikel-partikel yang
lebih halus di sungai diangkut dalam bentuk sedimen layang atau terbesar merata diseluruh
kedalaman aliran.
Bangunan pengambilan dilengkapi dengan pintu pengambilan dan bagian bebannya, terbuka
untuk menjaga jika terjadi muka air tinggi selama banjir. Besarnya bukaan pintu bergantung
kepada kecepatan aliran yang diijinkan kecepatan ini bergantung bahan ( ukuran butiran ) yang
dapat diangkat.
Kapasitas pengambilan harus sekurang-kurangnya 120% dari kebutuhan pengambilan guna
menambah fleksibilitas dan agar dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi selama umur proyek.

* Bangunan Pengambilan

Dengan :
QI = Debit rencana irigasi (m³/dt)
c = Koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan (c=1)
e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan
A = Luas daerah yang diairi ( Ha )
NFR = Kebutuhan air tanaman ( lt/det/Ha)

Data perencanaan :

c = 1 ( Rencana )
e = 0.65 ( Rencana )
A = 300 Ha
NFR = 1.5 lt/dt/Ha 0.0015 m³/dt/Ha

Sehingga:

Þ QI = 0.831 m³/dt > CEK !

* Tinggi Bukaan Pintu Pengambilan

Dengan :
QI = Debit Rencana Irigasi ( m³/dt)
m = Koefisien debit untuk bukaan dibawah permukaan air dengan
kehilangan tinggi energi kecil.
b = Lebar bukaan (m)
a = Tinggi bukaan (m)
g = Percepatan gravitasi ( 9.8 m/dt² )
z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan (m)

Data perencanaan :

QI = 0.831 m³/dt
m = 0.8
b = 2 m ( Rencana )
2 buah pintu pengambilan
g = 9.81 m/dt²
z = 0.2 m ( Rencana )

Þa= 0.262 m

Þ Qp = 1.662 m³/dt

Maka :

QI = 0.831 m³/dt < Qp = 1.662

4.10 Desain Pintu Pembilas

Air yang mengalir pada sungai yang akan dibendung banyak membawa sedimen.
Sungai sedimen ini tidak memasuki intake maka perlu diadakan pembilasan. Dalam pembilasan ini,
sedimen yang mengendap dibuang ke sungai utama. Untuk melaksanakan pembilasan ini diperlukan
bangunan pembilas.

Lebar Pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya 1/6 -1/10 dari Lebar bersih Bendung
(jarak antar pangkalnya) untuk sungai-sungai yang lebarnya kurang dari 100 m ( KP 02 , hal 88 ).

Data perencanaan :

B= 14.1864 m
Qp = 1.662 m³/dt
g= 9.81 m/dt²

® b= 2.3644 m

® b= 1.41864 m
Digunakan b=L= 10 m

¨ Dimensi Pintu Pembilas

* Debit rencana tiap meter leber

Þ q= 0.166 m³/dt

* Kecepatan Pembilas

Kecepatan rencana yang diperlukan selama pembilasan dapat diambil = 3,0 m/dt
(KP. 04, hal.134), dan besarnya kecepatan hendaknya selalu dibawah kecepatan
kritis, karena superkritis akan mengurangi efektifitas proses pemilihan (KP. 02, hal. 148)

* Kecepatan kritis dan Kedalaman Kritis

§ Kedalaman Kritis

Þ hc = 0.141 m

§ Kecepatan Kritis

Þ Vc = 1.178 m/dt

Jadi :

Vc = 1.178 m/dt < Vc(desain) =

§ Kemiringan Lantai Penguras

Untuk mempertahankan kecepatan yang ada maka kemiringan lantai penguras


hendaknya dihitung dengan menggunakan rumus manning:

Dimana :
V= Kecepatan pada saat pembilas (m/dt)
R= Jari-jari hidrolis (m)
I= Kemiringan dasar saluran
Pada saat R=hc, maka V=Vc

Data perencanaan :
V= 1.178 m/dt
R= 0.141 m
n= 0.04

I1/2 = 0.174 Þ I = 0.0302

4.11 Desain Tinggi Jagaan

Tinggi jagaan pada bangunan pelimpah atau bendung direncanakan menghindari


adanya limpasan ombak maupun benda-benda padat yang terapung pada aliran.
Tinggi jagaan adalah jarak vertical dari muka air sampai keujung dinding.
Perhitungan untuk memperoleh tinggi jagaan digunakan rumus:

Dimana :
Fb = Tinggi jagaan (m)
V= Kecepatan aliran (m/dt)
d= Kedalaman air (m)

· Tinggi Jagaan pada Upstream Bendung

V = Vo = 1.47 m/dt
d = Hd = 1.738 m

Fb = 0.61 m

· Tinggi Jagaan pada Penampang 1

V = V1 = 202.502 m/dt
d = y1 = 0.423 m

Fb = 1.09 m
· Tinggi Jagaan pada Kolam Olak

V = V2 = 1.446 m/dt
d = y2 = 59.256 m

Fb = 0.64 m

4.12 Desain Kantong Lumpur

Kantong Lumpur adalah suatu bangunan pelengkap yang mempunyai fungsi :


untuk mengendapkan lumpur yang masuk ke saluran. Kantong Lumpur ditempatkan
dibelakang pintu intake kemudian hasil pembilas Lumpur dibuang melalui saluran buang.

Langkah- langkah perencanaan berdasarkan “Petunjuk Teknis Perencanaan


Irigasi” hal 60 adalah sebagai berikut :

1. Menentukan ukuran partikel,


2. Menentukan volume kantong lumpur yang diperlukan,
3. Membuat perkiraan awal luas rata-rata permukaan kantong Lumpur dengan rumus :

Dimana ;
L= Panjang kantong (m)
B= Lebar rata-rata profil pembawa (m)
Q= Kebutuhan pengambilan rencana (m³/dt)
W= Kecepatan endap partikel rencana (m/dt)

4.Menentukan kemiringan energi dikantong lumpur selama eksploitasi normal,

Dimana ;
Vn= Kecepatan rata-rata selama eksploitasi (m/dt)
Ks = Koefisien kekasaran
Rn = Jari-jari hidrolis
In = Kemiringan energi
An = Luas penampang basah (m²)
Qn = Kebutuhan pengambilan (m³/dt)

5. Menentukan kemiringan energi selama pembilasan dengan kolam dalam keadaan


kosong dengan rumus Manning :
Dimana ;
Vn= Kecepatan rata-rata selama pembilas (m/dt)
Ks = Koefisien kekasaran Manning
Rn = Jari-jari hidrolis
In = Kemiringan energi
An = Luas penampang basah (m²)
Qn = Debit untuk membilas (m³/dt)
As = Luas penampang basah (m²)

6. Menentukan dimensi kantong lumpur


Perencanaan sebagai berikut :

· · Ukuran partikel rencana

Dimisalkan sample yang diambil pada kali sedimen rata-rata berukuran = 7x10-6 .
Sedimen itu terangkut oleh aliran sungai sebagai sedimen layang.

· Diasumsikan bahwa air yang dielakkan mengandung 0,5% sedimen yang harus
diendapkan dalam kantong lumpur (KP.02 hal 136).

· Volume kantong lumpur V bergantung pada jarak waktu pembilasan. Jarak waktu
pembilasan atau pembersihan biasanya diambil jarak waktu 1 atau 2 minggu
(KP.02 hal 145).

Dimana :
Qn = Kebutuhan pengambilan rencana (m³/dt)
T= Waktu pembilas, direncanakan dengan melakukan pembilasan
diambil 1 minggu

V= 502 m³

· Luas rata-rata permukaan kantong lumpur

Dari grafik hubungan antara kecepatan W dengan diameter partikel d,


kecepatan endap bisa diketahui (KP. 02 hal 143)
Apabila :
Diameter partikel (d) = 0,07 mm dan partikel berupa pasir alamiah, sehingga
faktor bentuk (fb) = 0,7 mm, maka berdasarkan grafik 7.4 hal 143 pada KP.02.
diperoleh kecepatan endap partikel :

W = 4mm = 0.004 m
maka :
Qn = 1.662 m³/dt
W= 0.004 m
Vn= 0.4 m/dt
n= 0.04

Þ LB = 415.3846 m²

Karena LB > 8, maka LB = 8

LxB= 415.38
8xBxB= 415.38
B² = 51.923
B= 7.206 @ 7.5 m

L= 60 m

· Menetukan kemiringan energi (In)

Kecepatan aliran (Vn) tidak boleh kurang dari 0.30 m/dt, guna mencegah
tumbuhnya vegetasi (KP. 02 hal 142). Digunakan Vn = 0.40 m/dt.

* Luas penampang basah (An) Þ An= 4.154 m²

* Dengan harga B= 7.5 m, maka kedalaman air (hn) adalah :

Þ hn = 0.6 m

* Direncanakan kemiringan talud = 2 :1 ,maka lebar dasarsaluran (bn)

Þ bn = 5.838 m

* Keliling basah (Pn)

Pn = 7.835

* Jari-jari hidrolis (Rn)

Þ Rn = 0.53 m

* Jadi kemiringan energi In, jika saluran terbuat dari batu kali

Þ In = 0.0005969
7. Menentukan kemiringan energi selama pembilasan (Is)

Penentuan Is pada saat pengambilan, kantong lumpur dalam keadaan kosong


kecepatan rata-rata yang diperlukan selama pembilasan untuk pasir kasar
Vs = 1,5 m/dt (KP. 02 hal 146).

* Maka debit untuk pembilas Qs ( KP.02 hal 146 )

= 1.994 m³/dt

* Luas penampang basah pada saat pembilas (As)

= 1.329 m²

* Lebar dasar kolam (bs)

5.838 m

* As = bs x hs

Þ hs = 0.228 m

* Keliling penampang basah pada saat pembilas (Ps)

Þ Ps = 6.294 m

* Jari -jari hidrolis

Þ Rs = 0.211 m

Untuk pembilas, koefisien kekasaran digunakan 40, maka kemiringan saluran pada saat
pembilas :

= 0.02865

Pada saat pembilas harus diusahakan kecepatan aliran dalam kondisi subkritis (Fr <1), hal
ini untuk menghindari tergerusnya saluran akibat kecepatan air.

Fr = 0.669 < 1 Ok

* Panjang sand trap


Volume sand trap yang diperlukan = 502 m³

* Rumus volume sand trap

1.329 L pers.a (misal )


0.0281 L
0.082 L² pers. b (misal)

Dengan trial and error

a b L V (m/dt ) Vd (m/dt )
132.923 819.0205 100 952 502
199.385 1842.796 150 2042 502
265.846 3276.082 200 3542 502
281.797 3681.006 212 502 502
398.769 7371.185 300 7770 502

Jadi L = 212 m

SKETSA KEMIRINGAN SAND TR

hn = 1.1 m
hs = 0.455 m

L=
mur proyek.
m³/dt OK

pembilasan ini,
an ini diperlukan
KP. 02, hal. 148)

(analisa)

3 Ok

lantai penguras
uran = 7x10-6 .

yang harus

n. Jarak waktu
@ 6 m

SKETSA KANTONG LUMPUR

1
hn= 1.1m
0,5

Hs=0.2m

bn=12 m
bn=12 m

B=15 m

iringan saluran pada saat

ondisi subkritis (Fr <1), hal


pers. b (misal)

ETSA KEMIRINGAN SAND TRAP

In = 0.0000716
h = Is*L - In*L = 0.714
Is = 0.00344 m

212 m
UMPUR

0,5
BAB V ANALISA STABILITAS LERE
5.1 Langkah - Langkah Perhitungan.

Untuk mengetahui keamanan dari tubuh harus diadakan analisa stabilitasnya. Dalam analisa
bendung dilakukan kontrol terhadap :
1. Guling
2. Geser
3. Daya dukung tanah

\ Analisa stabiltas bendung ini ditentukan oleh gaya-gaya yang bekerja di bendung meliputi :
1. Tekanan Air (w)
2. Benban Mati/berat bangunan (G)
3. Tekanan Lumoeur/ sedimen (PL)
4. Tekanan Tanah (P)
5. Tekanan Up Lift (U)

\ Dan dalam perhitungannya, ditinjau dengan 2 keadaan, yaitu :


1. Keadaan Normal
2. Keadaan Ekstream/Gempa

\ Rumus-rumus dalam analisa stabilitas :


1. Stabilitas terhadap guling (Berdasarkan KP. 02, hal 122) :
a. Untuk keadaan Normal :

b. Untuk keadaan Ekstream/Gempa :

dimana :
SF = Angka keamanan
S MT = Jumlah momen penahan
S Mg = Jumlah momen guling

2. Stabilitas terhadap geser :

· Keadaan Normal =
· Keadaan gempa =

dimana :
SF = Angka keamanan
ƒ = Koefisien geser : tg F
SV = Jumlah gaya vertikal
C = kohesi tubuh bendung = 0 (ton/m2)
F = Sudut geser dalam tanah ( ˚ )

3. Stabilitas Daya dukung tanah :

dimana :
e = Eksentrisitas akibat beban yang bekerja
SM = SMt - SMg (ton)
SV = Jumlah gaya - gaya vertikal
B = Lebar dasar pondasi vertikal (m)
A = Luas dasar pondasi (m2)
σ = Daya dukung yang diijinkan (t/m2 )

\ Dasar Perhitungan pembebanan dapat diuraikan sbb :


1. Tekanan air (P)
a. Tekanan Air Statis :

dimana :
Pw = Tekanan air statis (ton)
ϒw = Berast jenis air (ton/m3)
H = Kedalam air (m)
Y = Jarak tekan (Pw) dari dasar dalam (m)

b. Tekanan Air dinamis :

dimana :
Pd = Tekanan air statis (ton)
ϒw = Berast jenis air (ton/m3)
Kh = Koefisien gempa horizontal (0.15)
H = Kedalam air (m)
Y = Jarak tekan (Pw) dari dasar dalam (m)

c. Berat air sendiri :

G = ϒw x V
dimana :
G = Berat air (ton)
ϒw = Berat jenis air (ton/m3)
V = Volume air

2. Berat Sedimen (PL) :

dimana :
Ps = Tekanan sedimen
Cs = Koefisien tekanan tanah
H = Tinggi sedimen
ϒsat = Berat jenis tanah jenuh air (ton/m3)
3. Berat Sendiri Bangunan (G) :

Gt = G1 + G2
Gt = ϒb x V

dimana :
V = Volume Bangunan (m3)
ϒb = Berat jenis bahan bangunan
Gn = Berat sendiri

4. Perhitungan Tekanan Tanah :

Sketsa Tekanan Tanah

Rumus :
dimana :
Pa = Tekanan tanah
ϒt = Berat jenis tanah (ton/m3)
H = Tinggi tanah
Ka = Koefisien tekanan tanah aktif
F = Sudut geser dalam tanah ( ˚ )

5. Tekanan Up Lift :

Rumus :
dimana :
Pu = Tekanan Up Lift
m = Berat jenis tanah (ton/m3)
H = Tinggi air
A = Luas Penampang Permeter lebar

6. Gaya akibat pengaruh gempa :


a. Berat Sendiri :

dimana :
We = Berat akibat gempa (ton)
W = Berat bahan (ton)

b. Tekanan Tanah :

dimana :
Pa' = Tekanan Tanah akibat gempa (ton)
ϒt = Berat jenis tanah (ton/m3)
H = Tinggi tanah (m)
Ka' = Koefisien tekanan pada kedalaman gempa

dimana :
α = Sudut Inklinasi material
ϴ = tg-1 K
Cv = Koefisien gempa arah vertikal = 0
K = Ch/(1-Cv)
Ch = Koefisien gempa arah horizontal = 0,15
F = Sudut geser dalam tanah ( ˚ )

5.1 Perhitungan
Data - data yang diperoleh bedasarkan KP. 02, dengan kondisi tanah Pasir Krikil
adalah :
· Rembesan Lane (CL) =

· Sudut geser dalam (ϴ) =

· Pasangan batu kali =

· Koefisien Geser (f) =

· Berat Volume tanah jenuh (ϒsat) =

· Berat Volume tanah (ϒt) =

Data Teknis :

A. Kondisi Normal

Tabel Gaya Vertikal dan Horizontal

GAYA-GAYA VERTIKAL
Kondisi Normal
Dimensi
Notasi
H (m) P (m)
G1=W1 Segitiga 0.170 0.460
G2=W2 Segitiga 0.170 0.760
G3=W3 Persegi 0.500 1.220
G4=W4 Persegi 9.050 1.000
G5=W5 Segitiga 0.500 0.780
G6=W6 Persegi 5.550 1.000
G7=W7 Segitiga 1.050 1.000
G8=W8 Persegi 6.000 1.000
G9=W9 Segitiga 1.470 1.000
G10=W10 Persegi 3.530 1.000
G11=W11 Segitiga 2.030 1.000
G12=W12 Persegi 3.540 1.000
G13=W13 Segitiga 1.500 0.770
G14=W14 Persegi 3.000 0.770
G15=W15 Segitiga 2.000 1.050
G16=W16 Persegi 1.000 1.050
B. Kondisi Banjir

Tabel 1 Gaya Vertikal

Kondisi Banjir
Dimensi
Notasi
H (m) P (m)
G17 = W17 Persegi 1.910 0.460
G18 = W18 Persegi 0.150 0.760
G19 = W19 Segitiga 0.160 0.760
G20 = W20 Segitiga 0.330 0.330
G21 = W21 Persegi 0.460 0.920
G22 = W22 Persegi 0.460 1.450
G23 = W23 Persegi 0.460 1.780
G24 = W24 Persegi 0.460 2.260
G25 = W25 Persegi 0.460 1.690
G26 = W26 Persegi 0.230 1.960
G27 = W27 Segitiga 0.230 1.890

- Penyelesaian :

A. Kondisi Normal

Tabel Gaya Vertikal dan Momen Tahanan


Gaya Lengan Momen
Notasi (ton) (m) (m.t)
G1 0.086 6.470 0.557
G2 0.142 6.130 0.871
G3 1.342 6.210 8.334
G4 19.910 6.320 125.831
G5 0.429 5.390 2.312
G6 12.210 5.320 64.957
G7 1.155 4.460 5.151
G8 13.200 4.320 57.024
G9 1.617 3.480 5.627
G10 7.766 3.320 25.783
G11 2.233 2.480 5.538
G12 7.788 2.320 18.068
G13 1.271 1.560 1.982
G14 5.082 1.430 7.267
G15 2.310 0.700 1.617
G16 2.310 0.540 1.247
Total 78.851 Total 332.167

Tabel Gaya - Gaya yang Bekerja pada Bendung Kondisi Normal

Gaya Lengan Momen


Notasi (ton) (m) (m.t)
Pw 2.610 5.230 13.650
Ps 4.905 5.230 25.652
Pd 2.044 5.230 10.688
Pa1 1.103 0.740 0.816
Pa2 0.368 1.290 0.474
Pa3 0.490 0.310 0.152
Pa4 0.245 0.630 0.154
Total 11.763 Total 51.586
Pp1 7.752 0.740 5.736
Pp2 1.938 1.290 2.500
Pp3 1.938 0.630 1.221
Total 9.690 Total 8.237

Maka dapat :
SMT = 459.141 (Momen Tahanan)
SH= 8.211 (Horizontal)
S MG = 91.881 (Momen Guling)
SV= 72.713 (Vertikal)

B. Kondisi Banjir

Tabel Gaya Vertikal dan Momen Tahanan


Gaya Lengan Momen
Notasi (ton) (m) (m.t)
G17 0.879 6.570 5.772
G18 0.114 5.950 0.678
G19 0.061 5.850 0.356
G20 0.054 5.490 0.299
G21 0.423 5.040 2.133
G22 0.667 4.150 2.768
G23 0.819 3.150 2.579
G24 1.040 2.150 2.235
G25 0.777 1.270 0.987
G26 0.451 0.440 0.198
G27 0.217 0.154 0.080
Total 5.502 Total 18.086

Maka dapat :
SMT = 511.651 (Momen Tahanan)
SH= 8.211 (Horizontal)
S MG = 126.305 (Momen Guling)
SV= 78.215 (Vertikal)
LITAS LERENG

alisa

SF > 2,00
SF > 1,25
erja
+ G3 + ....... + Gn
5

35 ˚

2.2 (t/m3)

0.4

1.9

Tabel Gaya - Gaya yang Bekerja pada Bendung Kondisi Normal

GAYA HORIZONTAL GAYA VERTIKAL


Kondisi Normal Dimensi
Notasi
H P (m) H (m)
Notasi
(m) Pu1 6.820 1.000
Pw 5.220 Pu2 6.820 1.000
Ps 5.220
Pd 5.220
Pa1 4.500
pa2 1.500
Pa3 2.000
Pa4 1.000
Pp1 2.500
Pp2 2.000
Pp3 1.000
Pu1 1.738
Pu2 5.220
Tabel Gaya Horizontal dan Momen Tahanan
Gaya Lengan Momen
Notasi (ton) (m) (m.t)
W1 0.039 8.660 0.339
W2 0.065 8.650 0.559
W3 0.610 8.300 5.063
W4 9.050 3.500 31.675
W5 0.195 8.220 1.603
W6 5.550 5.170 28.694
W7 0.525 7.340 3.854
W8 6.000 4.000 24.000
W9 0.735 6.500 4.778
W10 3.530 3.400 12.002
W11 1.015 4.210 4.273
W12 3.540 1.770 6.266
W13 0.578 2.530 1.461
W14 2.310 0.520 1.201
W15 1.050 0.650 0.683
W16 1.050 0.500 0.525
Total 35.841 Total 126.974

Gaya Momen Gaya


Notasi Notasi
(ton) (m.t) (ton)
Pu1 4.092 7.111896 Hu1 4.092
Pu2 2.046 10.68012 Hu2 2.046
Total 6.138 17.792 Total 6.138

Kondisi Normal
Kontrol Stabilitas
a . Momen Guling
SF = 4.997 > 1.5 ok

b . Gaya Geser
SF = 3.542 > 2 ok

Tabel Gaya Horizontal dan Momen Tahanan


Gaya Lengan Momen
Notasi (ton) (m) (m.t)
W17 0.879 9.500 8.347
W18 0.114 8.790 1.002
W19 0.061 8.660 0.527
W20 0.054 8.770 0.478
W21 0.423 8.500 3.597
W22 0.667 7.690 5.129
W23 0.819 6.430 5.265
W24 1.040 6.680 6.945
W25 0.777 2.950 2.293
W26 0.451 1.280 0.577
W27 0.217 1.220 0.265
Total 5.502 Total 34.424

Kondisi Banjir
Kontrol Stabilitas :
a . Momen Guling
SF = 4.051 > 1.5 ok

b . Gaya Geser
SF = 3.810 > 2 ok
Momen
(m.t)
24.252
24.279
48.531

Anda mungkin juga menyukai