Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PADA RANTAI

SUPLAI INDUSTRI BIODIESEL BERBAHAN


BAKU MINYAK KELAPA SAWIT

ROBERTIKALSIUS JOMAN
41117065

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu bahan pokok untuk
kehidupan manusia, misalnya bensin untuk kendaraan bermotor, solar untuk
mesin diesel, minyak tanah untuk memasak. Bahan bakar minyak termasuk
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Persediaan energi fosil sebagai
bahan baku dari BBM sangat terbatas dan diperkirakan akan habis dalam kurun
beberapa tahun mendatang. Oleh karena itu akan dibutuhkan energi alternatif
sebagai pengganti dari BBM tersebut. Energi alternatif mulai banyak
dikembangkan, termasuk di Indonesia. Indonesia yang luas dan berada di iklim
tropis mempunyai keuntungan besar untuk memanfaatkan potensi energi dari
tanaman dan ternak, atau yang dikenal sebagai bioenergi.
Salah satu jenis bioenergi adalah biodiesel. Biodiesel merupakan bahan
bakar yang terdiri dari campuran monoalkyl ester dari rantai panjang asam
lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan
terbuat dari sumber yang dapat diperbaharui seperti minyak sayur atau lemak
hewan. Setelah melewati proses transesterifikasi lipid untuk mengubah minyak
dasar menjadi ester yang diinginkan, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang
mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya
dalam banyak kasus.

Pada tahun 2006, pemerintah Indonesia telah mengembangkan rencana


strategik untuk keamanan energi yang diumumkan sebagai kebijakan energi
nasional (Peraturan Presiden No. 5 / 2006) sebagai respon kebijakan atas
kenaikan harga bahan bakar pada tahun 2005. Kebijakan Energi Nasional
bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan
pasokan energy dalam negeri. Pemerintah juga memiliki tujuan lain untuk
mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi fosil. Kebijakan Energi
Nasional mendeklarasikan target bauran energi nasional dengan proporsi biofuel
termasuk biodiesel di dalamnya, mencapai minimal 5% pada tahun 2025.
(Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2006)

Pada sisi lingkungan, kelemahan dari biodiesel meliputi tingginya input


energi yang tinggi, peningkatan pembukaan hutan, dan peningkatan intensitas
agrikultural (peningkatan penggunaan air, pupuk kimia, dan pestisida). Minyak
sawit merupakan instrumen yang kuat untuk pengembangan ekonomi dan sosial,
namun juga berkaitan dengan pencabutan hak milik tanah dari komunitas lokal,
eksploitasi buruh, penebangan hutan, dan polusi. Pengembangan biodiesel
berbahan baku minyak sawit telah menjadi perdebatan yang kontroversial.
Di sisi lain, kebutuhan untuk menjadikan biodiesel sebagai energi
alternatif harus didukung oleh aspek keberlanjutan dalam pengembangan
bioenergi ini. Keberadaan energi alternatif sebagai suatu solusi haruslah
merupakan sebuah solusi jangka panjang yang mengusahakan biodiesel yang
berkelanjutan dan bukan merupakan sebuah solusi sementara dalam rangka
mencari energi alternatif sementara untuk dapat menanggulangi persediaan fosil
yang menurun namun tidak berdampak baik bagi ekonomi, sosial dan
lingkungan. Oleh karena itu untuk dapat mengupayakan aspek keberlanjutan itu,
perlu dilakukan Analisis yang mendalam mengenai rantai suplai industri
biodiesel ini dalam bidang lingkungan, ekonomi, dan sosial.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Mengevaluasi dampak lingkungan dari seluruh siklus hidup dari


biodiesel?
2. Apa dampak dari suplai industri biodiesel berbahan baku minyak kelapa sawit?

3. Bagaimana Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi dampak lingkungan


sepanjang siklus hidup dari biodiesel?
1.3.Tujuan Penelitian

1. Mengevaluasi dampak lingkungan dari seluruh siklus hidup dari biodiesel


2. Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi dampak dampak lingkungan sepanjang
sikslus hidup dari biodiesel

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Adapun peneliti sebelumnya Yaitu : Ika Esterina (26 Juni 2009) yang membahs tentang
“KAJIAN LINGKUNGAN FISIK DAN LINGKUNGAN SOSIAL DIKAWASAN
KEMANG FOOD FESTIFAL DAN KAWASAN SABANG”
Bahwa lingkungan Lingkungan fisik meliputi segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia. Hal tersebut meliputi elemen yang hidup maupun elemen yang mati, meliputi
elemen yang alami, maupun elemen yang buatan. Lingkungan fisik dapat berupa tanah
tempat kita berpijak, udara yang kita hirup, air di bumi ini, tanaman dan hewan di
sekeliling kita, bahkan segala sesuatu yang manusia bangun seperti rumah, jalan,
bangunan, dan sekolah.
Dalam konteks pengamatan ini, saya mengambil ruang publik yang berada di luar sebagai
latar lingkungan fisik. Ruang publik merupakan gambaran ruang terdekat yang dinamis
yang sering ditemui atau dilalui manusia. Di ruang publik interaksi antara lingkungan fisik
dan manusia dapat ditemui dan teramati dengan mudah. Carr dan Rivlin (1992)
mengungkapkan, “Public Space is the stage upon which the communal life unfolds”
(Windyaswari, 2003, p. 181).
Jacobs (1985) mengungkapkan hal-hal yang dapat dilihat di ruang luar dapat menjadi
suatu indikator dari lingkungan fisik, memberitahu kondisi lingkungan melalui sebuah
pengamatan. Bangunan, bentang darat, tata guna bangunan dan lahan, elemen-elemen
bangunan, dan area komersial merupakan bagian dari lingkungan fisik yang dapat diamati.
Melalui pengamatan dapat diperoleh pemahaman umum kualitas lingkungan fisik.
Bangunan dapat memberikan
Adapun kesamaan dan perbedaan dari penilitian ini antara lain :
Sama – sama mengkaji tentang lingkungan lingkungan.
Kemudian perbedaannya adalah dalam metode yang digunakan dalam
melakukan penelitian ini.

TINJAUAN TEORITIS

Anda mungkin juga menyukai